PRICE
(4113500291)
(4113500288)
(4113500155)
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas saya ucapkan kepada Allah
STW, karena dengan bimbinganNya maka saya bisa menyelesaikan makalah PRICE ini
dengan tepat waktu.
Makalah ini dibuat dengan berbagai referensi dalam jangka waktu tertentu sehingga
menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya. Saya mengucapkan terima
kasih kepada pihak terkait yang telah membantu saya dalam menghadapi berbagai tantangan
dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Karena setiap manusia tidak luput dari tempatnya salah dan keliru. Oleh karena
itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita
semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................
iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
12
13
16
BAB IV PENUTUP...................................................................................................
18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kira-kira berapa rupiah kita harus jual barang ini? Pertanyaan seperti ini seringkali
dimajukan oleh para eksekutif yang bertanggungjawab atas penetapan harga produk atau jasa
yang dipasarkan. Pertanyaan di atas lebih tepat jika ditanyakan sebagai berikut, Berapa kirakira orang bersedia membayar barang ini? atau Berapa seharusnya kita minta untuk produk
ini? Pertanyaan ini akan sesuai dengan keadaan umum (generalization) bahwa harga-harga
selalu dalam taraf percobaan. Harga tidak lain hanyalah sebuah tawaran atau sebuah
eksperimen untuk menguji denyut nadi pasar. Jika konsumen menerima tawaran berarti harga
itu sudah tepat. Jika mereka menolak maka biasanya harga akan cepat diganti atau bila perlu
produk bisa ditarik dari peredarannya. Karena itu sebelum memusatkan perhatian pada
penentuan harga, para eksekutif harus memahami makna dan pentingnya harga dan mereka
harus menentukan sasaran penetapan harga (pricing goals).
Para eksekutif pemasaran juga perlu memahami aspek-aspek psikologi penetapan
harga. Misalnya, konsumen sangat tergantung pada harga sebagai indikator kualitas sebuah
produk terutama pada waktu mereka harus membuat keputusan beli sedangkan informasi yang
dimiliki tidak lengkap. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa persepsi konsumen terhadap
kualitas produk sering berubah-ubah seiring dengan perubahan yang terjadi pada harga. Jadi
semakin tinggi harga suatu produk makin tinggi pula kualitas produk yang dipersepsi oleh
konsumen. Konsumen mempunyai persepsi seperti ini pada waktu mereka tidak memiliki
petunjuk lain dari kualitas produk selain harga. Padahal persepsi kualitas dapat dipengaruhi
pula oleh reputasi toko, periklanan, dan variabel-variabel lainnya.
1.2 Perumusan Masalah
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pentingnya Harga
Dalam Perekonomian
Banyak yang menganggap penetapan harga (pricing) sebagai kunci dari kegiatan
system perdagangan bebas kapitalistis. Harga pasar sebuah produk mempengaruhi upah,
sewa, dan laba. Artinya, harga sebuah produk mempengaruhi biaya faktor-faktor produksi
tenaga kerja, tanah, modal, dan kewiraswastaan. Jadi harga adalah alat pengukur dasar sebuah
system ekonomi karena harga mempengaruhi alokasi faktor-faktor produksi. Upah kerja yang
tinggi
memikat
tenaga
kerja,
tingkat
bunga
yang
tinggi
menarik
modal,
dan
industri. Pemasar menambahkan harga pada alat-alat pemasaran mereka yang agresif,
bersama dengan promosi dan perencanaan produk baru.
2.4 Sasaran Penetapan Harga
Setiap tugas pemasaran terutama penetapan harga harus diarahkan ke tercapainya
suatu tujuan. Dengan kata lain, manajemen harus menentukan lebih dahulu sasaran penetapan
harga (pricing objective) sebelum menetapkan harganya itu sendiri. Walaupun terdengarnya
logis, namun hanya sedikit perusahaan yang secara sadar atau terang-terangan menentukan
sasaran penetapan harga.
Sasaran penetapan harga dibagi menjadi tiga: berorientasi pada laba, berorientasi pada
penjualan, atau berorientasi pada usaha mempertahankan status quo.
sesuai dengan tujuan perusahaan dan tujuan program pemasarannya. Sebagai ilustrasi,
misalnya tujuan perusahaan adalah meningkatkan laba investasi yang saat ini sebesar 15%
menjadi 20% pada akhir periode tiga tahun. Untuk menyesuaikanny, dalam periode yang
sama sasaran penetapan harga harus mencapai tingkat persentase tertentu dari laba investasi.
Jadi, tidak logis apabila sasaran penetapan harga justru terarah pada mempertahankan pangsa
pasar perusahaan atau menstabilkan harga.
Melalui pemilihan target laba atau memaksimalkan laba, manajemen memusatkan perhatian
pada usaha tercapainya laba. Sasaran pada laba bisa dalam jangka pendek atau jangka
panjang.
mengurangi laba sampai ketingkat yang normal. Di dalam situasi pasar sulit ditemukan
praktek ketamakan laba dalam satu periode yang cukup lama.
Produk pengganti akan selalu tersedia, pembelian bisa tertunda dan persaingan bisa
meningkat untuk mengendalikan harga. Seandainya harga mulai meningkat terlalu tinggi dan
masukan tetap saja terbatas, kemarahan masyarakat juga dapat membuat skala berimbang
kembali. Jika kondisi masyarakat dan pendapat masyarakat tidak langsung berfungsi, campur
tangan pemerintah bisa segera meredakan situasi.
Sasaran memaksimalkan laba kemungkinan bisa lebih menguntungkan perusahaan dan
masyarakat jika dipraktekkan dalam jangka waktu yang panjang. Penetapan harga yang tidak
didasarkan pada proyeksi laba-rugi pada bulan-bulan yang akan datangsering memberi akibat
yang merugikan bagi perusahaan. Namun, apabila dipraktekkan dalam jangka panjang sasaran
memaksimalkan laba harus menghasilkan alokasi
dengan keinginan masyarakat. Perusahaan yang efisien akan berkembang, perusahaan yang
tidak efisien menghilang. Laba menarik modal baru. Harga-harga cenderung tetap normal, dan
penawaran barang cukup untuk memenuhi permintaan pasar.
volume penjualan, alih-alih pada laba. Dalam situasi seperti ini, sasaran penetapan harga bisa
diarahkan pada peningkatan volume penjualan, mempertahankan pangsa pasar perusahaan
atau meningkatkannya.
Meningkatkan Volume Penjualan
Sasaran penetapan harga biasanya dinyatakan dalam persentase kenaikan volume
penjualan selama periode tertentu, katakanlah satu tahun atau tiga tahun. Para pengecer
mendayagunakan sasaran semacam ini sewaktu mereka berusaha meningkatkan penjualan
tahun lalu dalam persentase tertentu.
Namun demikian, meningkatkan volume penjualan mungkin bisa atau tidak taat azas dengan
konsep pemasaran yang menganut volume penjualan yang menguntungkan. Di satu segi,
sasaran perusahaan bisa meningkatkan volume penjualan tetapi dengan tetap mempertahankan
tingkat labanya.
Di segi lain, manajemen bisa memutuskan untuk meningkatkan volume penjualannya melalui
strategi potongan harga atau strategi penetapan harga lainnya yang agresif-dengan
menanggung kerugian. Dalam hal ini, manajemen bersedia menanggung rugi jangka pendek
diikuti oleh kalangan industri yang mempunyai standar produk yang tinggi dan pemuka
industri yang disegani.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetuan Harga
Dengan mengetahui sasaran yang sebenarnya, para eksekutif dapat langsung menuju
ke inti manajemen harga penentuan harga dasra sebuah produk atau jasa. Harga dasar (base
price) atau harga tercatat (list price) adalah harga per satu unit produk yang ditetapkan setelah
produk selesai diproduksi. Harga dasar merupakan harga sebelum ditambah biaya pengiriman
barang, potongan pembelian karena membeli dalam jumlah yang besar, atau modifikasi
lainnya yang tercakup dalam strategi penetapan harga.
Prosedur umum yang ditempuh untuk menetapkan harga produk baik yang baru
maupun yang sudah jalan biasanya sama. Hanya saja untuk produk yang sudah jalan
prosedurnya agak rumit, karena harga pasti atau selisih harga yang tipis bisa ditentukan oleh
pasar. Sedangkan untuk produk baru yang sulit adalah membuat keputusan-keputusan yang
diperlukan sepanjang proses penetapan harga.
Dalam proses penetapan harga ada beberapa faktor yang biasanya mempengaruhi
keputusan akhir. Faktor-faktor kunci yang perlu diperhatikan manajemen adalah:
1. Permintaan produk
2. Target pangsa pasar
3. Reaksi pesaing
4. Penggunaan strategi penetapan harga: penetrasi atau saringan
5. Bagian lain dari bauran pemasaran produk, saluran distribusi, dan promosi
6. Biaya untuk memproduksi atau untuk membeli produk
Permintaan Produk yang Diperkirakan (Estimated Demand For the Product)
Memperkirakan permintaan total terhadap produk merupakan langkah penting dalam
penetapan harga sebuah produk. Langkah ini mudah diterapkan untuk produk yang sudah
berjalan dibandingkan produk baru. Dua langkah praktis dalam memperkirakan permintaan
produk adalah, pertama, menentukan apakah ada harga tertentu yang diharapkan oleh pasar
dan, kedua, memperkirakan volume penjualan atas dasar harga yang berbeda-beda.
Pangsa Pasar
8
Pangsa pasar yang ditargetkan oleh sebuah perusahaan merupakan faktor utama yang
dipakai untuk menetukan harga produk atau jasa yang ditawarkan. Perusahaan yang berupaya
keras meningkatkan pangsa pasarnya bisa menetapkan harga dengan lebih agresif (harga dasar
yang lebih rendah, potongan harga yang lebih besar) dibandingka perusahaan yang hanya
ingin mempertahankan pangsa pasarnya.
Pangsa pasar yang diharapkan oleh perusahaan dipengaruhi oleh kapasitas
produksinya yang ada dan kemudahan sewaktu masuk dalam pasar yang bersaing. Merupakan
kesalahan jika perusahaan mengharapkan pangsa akan memperoleh pangsa pasar yang luas.
Ternyata, tanggapan pasar sangat positif padahal kapasitas pabrik masih kurang. Situasi
seperti ini akan menyukarkan posisi perusahaan di pasar. Jadi, apabila manajemen tidak
berminat meluaskan pabriknya karena kemudahan masuk ke pasar yang bersaing pada
akhirnya akan mengurangi laba di masa yang akan dating, harga awal harus ditetapkan lebih
tinggi.
Reaksi Pesaing
Persaingan, baik yang sudah ada maupun yang masih potensial, merupakan faktor
yang mempunyai pengaruh penting dalam menetukan harga dasar suatu produk. Persaingan
yang bisa dikatakan pasti ada akan selalu membayangi suatu produk, walaupun bagi produk
yang benar-benar baru dalam bidangnya
terbatas.
Ancaman persaingan yang potensial akan semakin besar jika pasar mudah dimasuki dan
prospek laba makin menggembirakan. Persaingan biasanya dating dari tiga sumber:
1. Produk serupa Rinso dengan Dino, Baterai ABC dengan Eveready
2. Produk pengganti/ substitusi plastik atau alumunium lawan besi
3. Produk yang tidak serupa tetapi mencari konsumen yang sama
Sasaran penetapan harga yang berorientasi pada laba biasanya paling rentan terhadap
reaksi yang bersaing. Sebaliknya, dalam perusahaan dengan sasaran penetapan harga status
quo, harga produknya cenderung ditetapkan pada tingkat yang bersaing.
Penetapan Harga Saringan
Strategi ini berupa penetapan harga yang tinggi dalam cakupan harga-harga yang
diharapkan. Penjual dapat melanjutkan strategi ini untuk jangka waktu yang tak ditetapkan,
atau dapat juga menurunkan harga untuk menampung segmen lainnya dalam pasar. Strategi
ini terutama berguna bagi produk baru karena:
9
1. Dalam tahap awal daur hidup produk, harga bukan faktor yang penting sekali dan
persaingan juga tidak banyak. Kesendirian produk dalam pasar sudah dengan
sendirinya merupakan pemasaran yang efektif.
2. Strategi ini dapat secara efektif melakukan segmen pasar dengan bertumpu pada
dasar pendapatan. Pada awalnya, produk dipasarkan ke segmen yang tidak terlalu
memperdulikan harga dan yang memberikan tanggapan positif terhadap
kesendirian produk. Kemudian, penjual bisa mulai menurunkan harga untuk
menarik segmen pasar yang sangat sensitif terhadap harga.
3. Strategi ini dapat berfungsi sebagai pembendung yang kuat terhadap kemungkinan
adanya kesalahan dalam penetapan harga. Apabila harga pertama ditetapkan terlalu
tinggi dan pasar tidak mau menyerap, perusahaan dengan mudah akan menurunkan
harga tersebut. Lain halnya apabila harga pertama sudah rendah manajemen
akan mengalami kesulitan untuk menaikkan harga lebih tinggi.
4. Harga pertama yang tinggi dapat didayagunakan mengatur keseimbangan antara
permintaan dengan kapasitas produksi perusahaan.
Penetapan Harga Penetrasi
Strategi ini menetapkan harga awal yang rendah untuk mencapai pasar massal secara
cepat. Strategi ini dapat juga didayagunakan dalam tahap akhir daur-hidup sebuah produk.
Banyak perusahaan bisa menyelamatkan produknya dari kemunduran yang terlalu cepat atau
kematian dengan merubah strategi saringan ke strategi penetrasi.
Strategi penetrasi cenderung lebih bermanfaat dibandingkan strategi saringan jika kondisikondisi berikut ada dalam pasar:
1. Kualitas produk yang dijual sangat sensitif terhadap harga. Artinya, produk
mempunyai permintaan yang sangat elastis.
2. Pengurangan-pengurangan yang penting dalam produksi unit dan biaya pemasaran
dapat terlaksana melalui operasi dalam skala besar.
3. Produk diperkirakan menghadapi persaingan yang kuat setelah diluncurkan ke pasar.
4. Pasar dari golongan berpendapatan tinggi tidak cukup besar untuk menopang harga
yang ditetapkan dengan strategi saringan.
Persaingan yang potensial pada hakekatnya bisa mempengaruhi manajemen dalam
memilih strategi penetapan harga. Jika pesaing dapat masuk ke pasar dengan cepat, dan jika
pasar cukup potensial untuk produk, manajemen sebaiknya memakai kebijakan penetrasi.
Penetapan harga awal yang rendah bisa berarti dua hal. Pertama, perusahaan lain akan merasa
10
ragu memasuki pasar produk sejenis. Investasi produk dan pemasaran terlalu besar
dibandingkan rendahnya marjin laba yang diperkirakan. Kedua, strategi penetrasi harga bisa
membuat produk menguasai pangsa pasar. Penguasaan pangsa pasar yang kuat akan membuat
calon pesaing tidak mampu masuk ke pasar.
Sebaliknya, strategi saringan lebih layak dilakukan jika pasar cukup besar untuk
menarik para pesaing besar. Di sini marjin persentase cukup menarik, sedangkan laba rupiah
terlalu kecil untuk menarik pengusaha-pengusaha raksasa.
Bagian Lain dari Bauran Pemasaran
Di dalam menentukan harga dasar, manajemen harus mempertimbangkan bagianbagian utama lainnya dari bauran pemasaran.
1. Produk
Telah dibahas di depan bahwa harga sebuah produk sangat dipengaruhi oleh fakta
apakah produk terbaru atau produk lama yang sudah berjalan. Selain faktor ini, fungsi
kegunaan akhir dari produk juga harusdiperhatikan. Sebagai contoh, diantara pabrikan
bahan kemasan atau produsen gas industri ada persaingan harga yang tidak terlalu
besar. Di dalam pasar sudah ada struktur harga yang stabil. Karena produk-produk di
atas sifatnya hanya menjadi bagian dari produk jadi lain maka konsumen tidak akan
ragu-ragu membeli produk dengan harga yang lebih murah, asalkan sudah memenuhi
kriteria kualitas yang dibutuhkan. Untuk produk lainnya, pabrikan akan menetapkan
harga yang dijual dengan merk pialang lebih murah dibandingkan harga produk yang
dijual dengan merk pabrik. Alasannya, biaya produk dengan merk pialang tidak
dibebani biaya promosi merk sehingga bisa sedikit lebih murah.
2. Saluran Distribusi
Saluran distribusi yang dipakai dan tipe pialang yang didayagunakan juga
mempengaruhi penetapan harga pabrikan. Sebuah perusahaan yang menjual
produknya melalui grosir dan juga langsung ke pengecer sering menetapkan harga
pabrik yang berbeda.
Harga ke para grosir lebih rendah karena mereka bisa mengambil-alih fungsi pabrik
misalnya, menyediakan gudang penyimpan barang, memberi kredit ke pengecer, dan
menjual barang ke pengecer-pengecer yang kecil.
3. Metode Promosi
Metode promosi yang dipakai dan sejauh mana produk dipromosikan oleh pabrikan
atau oleh pialang/pelantara adalah faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan dalam
penetapan harga. Jika tanggung jawab utama dalam promosi dibebankan pada
11
pengecer, harga yang ditetapkan oleh pabrik akan lebih murah dibandingkan kalau
pabrik sendiri yang menanggung seluruh beban promosi. Begitu pula seandainya
pengecer juga dibebani tanggungjawab mempromosikan produk di media promosi
daerah.
Kebijakan seperti ini juga harus tercermin dalam kebijakan penetapan harga pabrik
yang diberikan kepada pengecernya.
3.2 Metode Dasar Menetapkan Harga
Selama bertahun-tahun, berbagai metoda yang berbeda telah didayagunakan oleh
banyak perusahaan untuk menetapkan harga dasar bagi produknya. Kebanyakan ancaman
penetapan harga yang dipakai merupakan variasi dari metoda-metoda berikut:
1. Harga didasarkan pada biaya total ditambah laba yang diinginkan.
2. Harga didasarkan pada keseimbangan antara perkiraan permintaan pasar dengan
penawaran (biaya produksi dan pemasaran).
3. Harga didasarkan pada kondisi-kondisi pasar yang bersaing.
Harga yang berdasarkan pada keseimbangan antara permintaan dan penawaran
Metoda penetapan harga yang lain lagi adalah metoda menentukan harga terbaik demi
tercapainya laba yang optimal melalui keseimbangan antara biaya dengan permintaan pasar.
Metoda ini paling cocok bagi perusahaan yang tujuan penetapan harganya memaksimalkan
laba.
Bagi perusahaan lain, metoda ini juga penting untuk diketahui sebagai sabagai perbandingan
metoda atau dapat didayagunakan dalam situasi khusus.
Situasi pasar yang dihadapi oleh kebanyakan perusahaan di Amerika Serikat saat ini
adalah situasi monopolistik atau persaingan yang tidak sempurna (imperfect). Hal ini tampak
dari persaingan non harga (nonprice competition) dan perbedaan produk. Dengan mebedakan
produknya, sebuah perusahaan bisa sedikit banyak mengendalikan harga yang ditetapkan.
Akibatnya, setiap perusahaan menjadi industri tersendiri, produknya bisa dikatakan unik,
tidak sama dengan yang lain.
3.2 Metoda-metoda Dasar Cara Menetapkan Harga
Diantara metoda-metoda penetapan harga, metoda biaya tambah (cost plus
pricing)bisa diperbandingkan dengan metoda penetapan harga yang berdasarkan hanya pada
kekuatan harga pasar. Dengan berorientasi pada kekuatan pasar, harga jual berarti bisa
ditetapkan sama dengan harga jual produk saingan.
12
Potongan kuantitas adalah pengurangan dari harga tercacat yang ditawarkan oleh seorang
penjual untuk menarik pelanggan membeli dalam jumlah yang lebih besar dari biasanya.
Potongan berdasarkan pada jumlah pembelian, dalam rupiah atau dalam unit.
Potongan Dagang
Potongan dihitung dari nilai sisa setelah dikurangi potongan kuantitas dan potongan dagang
dari harga dasar.
Strategi Penetapan Harga Geografis
Dalam menetapkan harga produk, seorang penjual harus mempertimbangkan pula
biaya angkutan dari pabrik sampai ke pembeli. Faktor ini menjadi tambah penting karena
biaya angkutan sekarang dimasukkan ke dalam biaya variabel total. Kebijakan penetapan
harga bisa mencakup tiga variasi: pembeli menanggung seluruh biaya angkutan atau penjual
yang menanggung seluruhnya, atau dapat juga ditanggung kedua pihak. Strategi apa yang
akan dipilih bisa sangat mempengaruhi (1) batas geografis pasar perusahaan, (2) lokasi tempat
fasilitas produk, (3) sumber bahan baku produksi dan (4) daya saing dalam berbagai pasar.
perusahaan adalah, penjual menetapkan harga berdasarkan harga di pabrik atau tempat
produksi lainnya dan seluruh biaya pengangkutan ditanggung oleh pembeli.
melihat di mana lokasi mereka. Strategi ini kadang-kadang disebut penetapan harga
perangko pos karena pemasarannya dengan ongkos perangko yang dikenakan oleh kantor
pos. Dengan strategi seperti ini, pendapatan bersih penjual ditentukan oleh besar kecilnya
biaya pengangkutan yang harus ditanggung.
Penetapan Harga Pengangkutan Berdasrakan Daerah
Dengan menggunakan strategi penetapan harga pengangkutan berdasarkan daerah
(zona delivered pricing strategy), penjual dibagi menjadi sejumlah daerah geografis yang
cukup luas dan untuk setiap daerah ditentukan harga pengiriman yang seragam. Penetapan
harga tipe ini serupa dengan sistem yang dipakai dalam penetapan harga dengan
pengangkutan melalui paket pos dan melalui pelayanan pesanan telepon.
Penetapan Harga Subsidi Pengangkutan (Freigh absorption Strategy)
Strategi penetapan harga subsidi pengangkutan biasa dipakai untuk menutupi
kekurangan yang terjadi pada penetapan harga f.o.b. Dengan harga pabrik f.o.b perusahaan
akan mengalami kerugian harga jika ia berusaha menjual ke pelangganya yang kebetulan
15
berlokasi dekat dengan pabrik pesaingnya. agar dapat melakukan penetrasi yang lebih
mendalam ke dalam pasar seperti ini, ia harus bersedia memberikan subsidi biaya
pengangkutan. Artinya, ia mencantumkan harga yang dikirim ke pelanggannya sebesar (1)
harga pabrik ditambah (2) biaya pengangkutan yang akan dikenakan oleh pabrik pesaingnya
yang berlokasi di dekat pelanggannya tadi.
3.4 Strategi Harga Tunggal Lawan Strategi Harga Variabel
Sebelum menentukan strategi penetapan harga apa yang akan dianut oleh perusahaan,
manajemen perlu terlebih dahulu mengkaji dengan cermat dua pilihan yaitu strategi harga
tunggal atau harga variabel. Menganut strategi yang satu bukan berarti membuang jauh-jauh
strategi yang lain, meskipun biasanya penentuan strategi apa yang akan didayagunakan
bersifat mengikat. Dengan strategi harga tunggal, perusahaan menetapkan harga sama atau
harga tunggal keseluruh pelanggan yang membeli produk dalam kuantitas sama kepada
pembeli yang sama. Harga biasanya ditetapkan dengan tawar-menawar.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam ekonomi, harga merupakan pengatur utama karena pengaruhnya pada alokasi
sumberdaya yang langka. Dalam perusahaan perorangan, harga merupakan faktor yang
penting untuk menentukan keberhasilan pemasaran. Bagi konsumen yang kebetulan kurang
informasi, harga sering dipakai sebagai indikator kualitas. Dari masalah ini bisa ditarik
kesimpulan bahwa harga sulit untuk didefinisikan. Definisi yang agak umum dari harga
adalah sejumlah uang (mungkin juga ditambah beberapa pelayanan dan barang-barang ekstra)
yang dibutuhkan untuk memperoleh, sebagai pertukaran, beberapa pilihan produk dan
pelayanan penyertanya. Saat ini banyak perusahaan menganut prinsip kelenturan dalam
struktur penetapan harga produknya. Kebijakan ini berlawnan dengan kebijakan harga yang
kaku berlaku di waktu lampau.
Sebelum menetapkan harga dasar sebuah produk, manajemen harus memutuskan apa
yang ingin diperoleh dengan struktur harga yang dianutnya artinya, manajemen harus
mengidentifikasi sasaran penetapan harganya. Sasaran penetapan harga yang utama adalah (1)
menghasilkan target laba investasi atau laba penjualan bersih, (2) memaksimalkan laba, (3)
meningkatkan pejualan, (4) mencapai target pangsa pasar, (5) menstabilkan harga, (6)
menangkal harga dari pesaing.
Sekali sasaran penetapan harga telah dipilih, manajemnen harus memperhatikan
beberapa faktor kunci di dalam menentukan harga dasar produknya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi harga dasar adalah:
1. Permintaan terhadap produk
2. Bagian pasar yang diinginkan
3. Reaksi persaingan
4. Mendayagunakan strategi saringan atau penetrasi
5. Bagian-bagian utama lainnya dari bauran pemasaran
6. Biaya memproduksi atau membeli produk
18
DAFTAR PUSTAKA
Philip Kotler, (1997). Manajemen Pemasaran : penentuan harga. Edisi Revisi. Edisi bahasa
Indonesia. Prentice Hall
Assauri sofjan, SE,MBA. (1997). Manajemen Pemasaran : penentuan harga adisi ke 7.
Edisi. Jakarta : Rajawali.
Boyd w, c orville, walker, claude larreche jean (2002) manajemen pemasaran. Jakarta:
erlangga
19