PRAKTIKUM BIOPROSES
IDENTITAS PRAKTIKAN
I.
II.
III.
Nama
: Yogi Pratama
Nim
: 03121403043
Kelompok
: 5 (lima)
NAMA PERCOBAAN
TUJUAN PERCOBAAN
1. DDFA
2. DAS
3. DDSF
DASAR TEORI
Buah apel merupakan buah tahunan yang memiliki ciriciri warna hijau
muda kemerahan, rasanya masam manis, serta aromanya kuat. Apel ini dapat
dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan minuman kesehatan, misalnya minuman
cuka apel. Cuka apel adalah cairan hasil fermentasi buah apel segar yang
difermentasikan dengan ragi roti (Saccharomyces cereviseae). Cuka apel tidak
membuat perut kita asam, karena bukan minuman pembentuk asam. Cuka apel
mengandung zat-zat pembentuk basa sehingga baik untuk menjaga keseimbangan
asambasa tubuh. Keseimbangan yang dibutuhkan oleh tubuh manusia adalah 80 %
basa dan 20 % asam.
Cuka apel bermanfaat sebagai penambah cita rasa pada masakan,
mengempukkan daging juga bermanfaat sebagai ramuan tradisional, karena
mempunyai unsur unsur berkhasiat tonik yang dapat menjaga kelembaban kulit,
rambut, mengobati jerawat dan luka akibat sengatan sinar matahari (Anonymous,
2003).
Cuka apel tidak menimbulkan efek samping selama digunakan sesuai
aturan. Dosis umum: -1 sdm cuka apel dicampur dengan segelas air, dan
diminum 2-3 kali sehari beberapa menit sebelum makan. Cuka apel mengandung
Ca 250 mg, K 1599 mg, Na 24,15 mg, Mn 45 mg, Fe 9,67 mg, enzim, pektin dan
konsentrasi asam asetat 2 - 4 % (Anonymous, 2003).
Proses pembuatan cuka apel ini adalah memfermentasikan sari buah apel
dengan ragi roti (Saccharomyces cerevisiae) dari hari ke 14 - hari ke 28. Sehingga
perlu dilakukan penelitian penetapan kadar asam asetat pada fermentasi cuka apel
dari hari ke 14 hari ke 28. Apel adalah tanaman buah yang biasa tumbuh di
iklim sub tropis, apel di Indonesia dikembangkan di beberapa wilayah, terutama
di wilayah Pasuruan, khususnya di Kecamatan Tutur Nongkojajar. Pada
pembuatan Cuka apel, buah apel yang dipakai dalam pembuatannya adalah jenis
Apel hijau malang (manalagi) nama latinnya Malus sylvestris mill yang berasal
dari Australia dan dan kini sedang dikembangkan di Indonesia (Anonymous,
2005).
Apel untuk cuka biasanya terlalu masam dan sepat untuk dimakan segar
tetapi memberikan rasa yang memuaskan pada cuka. Manfaat apel sebenarnya
sudah dikenal sejak zaman Romawi. Ketika itu, apel diyakini mampu
memperlancar pencernaan. Pasalnya, apel mengandung asam traktat yang bisa
menghambat pertumbuhan penyakit yang disebabkan oleh bakteri dalam saluran
pencernaan.
Selain itu, apel juga mempunyai banyak khasiat dan manfaat, terutama
kandungan zat-zat yang bisa mencegah dan mengobati berbagai penyakit. Di
kalangan masyarakat Amerika dan Eropa, mengonsumsi apel sudah merupakan
kebiasaan sehari-hari. Pasalnya, bukan hanya penyakit ringan seperti flu dan diare,
tapi juga penyakit kanker, serangan jantung dan stroke, bisa ditangkal dengan
buah ini. Hipocrates, seorang dokter berkebangsaan Yunani, ketika itu
menganjurkan kepada orang yang mengidap lemah jantung dan masalah
pencernaan agar rajin mengonsumsi apel. Ia ,meyakini, zat yang berperan besar
dalam proses perbaikan metabolisme tubuh adalah antioksidan yang terdapat
dalam apel. Buah mungil ini mengandung vitamin C yang berfungsi
meningkatkan kekebalan tubuh. Bahkan, sari buahnya sangat baik untuk
menangkal serangan infeksi virus. Dosis apel yang busa melindungi tubuh dari
virus adalah satu buit apel atau segelas jus apel yang dikonsumsi tiga hari sekali.
1. Menurunkan Resiko Terkena Stroke
Sebuah jurnal Clinical Nutrition di Eropa, pada edisi Mei tahun 2000 lalu
pernah menuliskan, laki-laki dan perempuan yang makan satu apel setiap harinya
beresiko lebih rendah terkena stroke daripada mereka yang yang jarang
mengonsumsi apel. Pencegahan terhadap stroke ini dilakukan oleh kandungan
asam fenolik yang terdapat dalam apel yang berfungsi memperlancar peredaran
darah ke otak. Asam fenolik inilah yang bertugas menghilangkan radikal bebas
dalam darah dan menghindari penyumbatan dalam pembuluh darah.
Namun, penyakit ini bisa dicegah dengan sering mengonsumsi apel.
Beberapa zat gizi yang terdapat pada apel seperti kalium, pectin, dan selulosa,
mampu mengatasi berbagai penyakit. Kalium merupakan mineral yang berfungsi
meningkatkan keteraturan denyut jantung, mengaktifkan konstraksi otot,
mengatur pengiriman zat gizi ke sel-sel, mengendalikan keseimbangan cairan
dalam jaringan dan sel tubuh, serta membantu mengatur tekanan darah. Pectin
juga dikenal sebagai antikolesterol, karena dapat mengikat asam empedu yang
merupakan hasil akhir metabolism kolesterol.
2. Mengatasi Diabetes
Penyakit diabetes atau kencing manis adalah kondisi ketika kadar gula
dalam darah lebih tinggi dari keadaan normal. Hal ini disebabkan gula tidak dapat
memasuki sel-sel dalam tubuh. Gejala yang dialami jika terkena penyakit ini
adalah rasa haus yang berlebihan, buang air kecil yang berlebihan, selalu merasa
lelah atau kekurangan energy, infeksi di kulit, pengelihatan menjadi kabur,
turunya berat badan, dan hyperglaisima atau meningkatnya kandungan gula dalam
darah. Apel diyakini tidak hanya membantu mengurangi resiko terkena penyakit
jantung, kanker, dan asma tapi juga mampu mengurangi resiko terkena penyakit
diabetes.dalam sebuah studi terhadap 10.000 orang yang sering mengonsumsi apel
diketahui, resiko terkena diabetes tipe II bisa dihindari.
Karena itu, makanlah apel tiap hari. Sementara itu, untuk penderita
diabetes dianjurkan untuk mengatur pola makan yang sehat. Berbagai makanan
yang banyak mengandung gula, tepung, dan karbohidrat sebaiknya dihindari.
Olahraga pun sangat dianjurkan, minimum tiga kali dalam seminggu. Pasalnya,
penghancur
kolesterol
jahat(Low
Density
Lipoprotein)
dan
virus, terutama jika dikonsumsi tiga kali sehari satu buah atau segelas jus apel
setiap hari.
c. Chlorogenic acid atau asam klorogenat lebih banyak terdapat pada daging
buah dibandingkan kulitnya. Sawa, et al (1999) menemukan bahwa asam
klorogenat memiliki aktivitas scavenging alkyl peroxyl radical (ROO) yang
sangat
tinggi
dan
dapat
menghambat
pertumbuhan
tumor
dan
Zat Gizi
Jumlah Terkandung
Energi
58.0 kal
Protein
0.30 g
Lemak
0.40 g
Karbohidrat
14.90 g
Kalsium
6.00 mg
Fosfor
10.00 mg
Serat
0.07 g
Besi
1.30 mg
Vit A
24 RE
Vit B1
0.04 mg
Vit B2
0.03 mg
Vit C
5.00 mg
Niacin
0.10 mg
Di Indonesia, beredar berbagai jenis apel mulai dari apel local hingga apel
impor. Dari sekian banyak apel yang beredar di pasaran, hanya ada satu jenis apel
yang diyakini memiliki khasiat lengkap, yaitu apel Romebeauty. Berikut
klasifikasi dari buah apel.
a. Sistematika
Divisi : spermatophyte
Subdivisi : angiosperma
Klas : dicotyledonae
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Genus : Malus
Species : Malus sylvestris mill
Dari spesies Malus sylvestris Mill ini, terdapat bermacam-macam varietas yang
memiliki ciri-ciri atau kekhasan tersendiri. Beberapa varietas apel unggulan antara
lain: Rome Beauty, Manalagi, Anna, Princess Noble dan Wangli/Lali jiwo.
Dengan demikian, kita diharuskan mengonsumsi kurang dari satu butir
buah apel, agar tidak mudah terkena penyakit dan untuk menjaga kulit kita.
b. Jenis Jenis Apel
Jenis- jenis apel yang dikembangkan di Indonesia adalah:
1. Rome beauty
2. Manalagi
3. Anna princess nobble
4. Wanglin
5. New Zeland
(Soelarso, 1996).
Cuka apel adalah cairan hasil fermentasi buah apel segar yang mula mula
gula diubah menjadi alkohol (etanol), kemudian alkohol ini diubah menjadi asam
asetat (Anonymous, 2006). Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah
senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma
dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini
seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam
asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna,
dan memiliki titik beku 16.7C. Asam asetat merupakan salah satu asam
karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air
merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion
H+ dan CH3COO-.
(Depkes RI,1995)
asam asetat. Pada fermentasi alkohol mula-mula gula yang terdapat pada bahan
baku akan dibongkar oleh khamir menjadi alkohol dan gas CO2 yang berlangsung
secara anaerobik. Setelah alkohol dihasilkan maka dilakukan fermentasi asam
asetat, dimana bakteri asam asetat akan mengubah alkohol menjadi asam asetat.
Setelah terbentuk asam asetat fermentasi harus segera dihentikan supaya tidak
terjadi fermentasi lebih lanjut oleh bakteri pembusuk yang dapat menimbullkan
kerusakan (Day JR, R.A. dan AL Underwood, 2002).
Tabel 1. Asam asetat mempunyai sifat :
Berat Molekul
Titik Didih
Berat Jenis
Warna
Kelarutan
60, 05 gr/mol
118,1 oC
1,049
cairan jernih (tidak berwarna)
mudah larut dalam air, alkohol, dan eter