KEJANG
Kejang Demam Simplek
An
:
Kejang pada usia 6 bl 5 th, disertai demam, < 15 menit, kejang umum, tidak berulang
PF
:
Tidak ditemukan kelainan neurologis
Lab :
Tidak ada yang khas
Th
:
Antipiretik, antikonvulsan : diazepam 0,3-0,5 mg/kgbb setiap 8 jam selama demam, dapat diazepam perrectal BB < 10
kg : 5 mg, BB > 10 kg : 10 mg .
Kejang Demam Kompleks
An
:
Tidak memenuhi kriteria kejang demam simpleks
PF
:
Tidak ditemukan kelainan neurologis
Lab :
LP untuk membedakan dengan meningitis
Th
:
Antipiretik, antikonvulsan : diazepam pada saat kejang, setelah kejang teratasi beri luminal im neonatus : 30 mg, 1 bl1 th 50 mg, > 1 th : 75 mg, 4 jam kemudian beri luminal dosis rumat hari 1-2 : 8-10 mg/kg po dibagi 2 dosis, hari
berikutnya 4-5 mg/kgbb po dibagi 2 dosis.
Epilepsi
An
:
Kejang tanpa demam, terjadi gangguan kesadaran tiba-tiba, berlangsung singkat, cepat pulih kembali
PF
:
Bisa tanpa kelainan neurologis/ ggn perkembangan.
Lab :
EEG, CT scan, MRI
Th
:
Lini pertama : monoterapi, jika tidakmembaik politerapi.
Obat anti epilepsi antaralain : karbamazepin, fenobarbital, pirimidon, fenitoin, benzodiazepin, asam valproat.
Gangguan Elektrolit ( Hiponatremi,Hipernatremi, hiperkalemi)
Gangguan Metabolik ( Hipoglikemi)
Meningitis
An
:
PF
:
Lab :
Th
:
Demam, kejang, muntah, sakit kepala, foto fobi, gangguan kesadaran( gelisah, letargi, penurunan kesadaran )
Ubun-ubun besar membonjol, tanda rangsang meningeal, kaku kuduk, gangguan neurologis.
Darah rutin, foto thorak, CT scan kepala bila perlu, lumbal pungsi
Antibiotik sesuai hasil pemeriksaan LCS, Suportif : monitoring vital sign, antikonvulsan luminal jika ada riwayat ,
diazepam jika sedang kejang, deksametason dengan dosis 0,15 mg/kgbb/kali, selama 15 menit
Tetanus
An
:
PF
:
Lab
Th
:
:
Sukar membuka mulut, Ada riwayat luka, infeksi telinga,riwayat imunisasi tetanus
Sadar, Trismus, Kaku kuduk sampai opistotonus, kejang spontan/ rangsang, risus sardonikus, demam tidak tinggi,
asfiksia dan sianosis, retensi urin, sukar menelan, gelisah, nyeri kepala.
Tidak ada yang spesifik
Umum : isolasi penderita dalam ruangan yang tenang untuk menghindari kejang rangsang, bila perlu beri oksigen,
perawatan luka, trakeostomi jika ada sumbatan jalan nafas, pengisapan lendir berkala, beri makanan yang mudah
dicerna, kalau perlu personde.
Khusus : ATS 20.000 iu selama 2 hari berturut-turut, skin tes dulu, bila positif berikan dengan cara Bedreska.
Antikonvulsan : jika masih kejang berikan diazepam intravena 0,1-0,3 mg/kgbb/kali tiap 2-4 jam, bila berat diazepam
drip 20 mg/kgbb/hari. Dosis pemeliharaan 8 mg/kgbb/hr p.o. dalam 6-8 dosis.
Beri antibiotik penisilin prokain 50.000 IU/kgbb/kali im tiap 12 jam.
SESAK NAFAS
Asma
An
:
Batuk terutama malam hari, sesak nafas berbunyi ( wheezing ), saat cuaca dingin, setelah beraktivitas,terpapar alergen
adanya riwayat atopi dalam keluarga
PF
:
Pada pemeriksaan mungkin tidak ditemukan kelainan
Lab :
Darah rutin, bisa ditemukan eosinofilia, foto thoraks, uji provokasi bronkus, uji faal paru, tes kulit jika perlu, kadar IgE
serum (jika memungkinkan )
Th
:
Asma serangan ringan dan sedang :
Nebulisasi agonis , 2 x berturut-turut dengan jarak 20 menit, jika ada perbaikan bisa dipulangkan, jika tak ada
perbaikan pindah ke ruang rawat sehari.
Serangan asma berat :
Nebulisasi kombinasi antara agonis dan antikolinergik disertai Oksigen 2-4 l/mnt, pasang jalur iv dan foto thorak
Pindah ke ruang rawat inap
Ruang rawat sehari :
Nebulisasi kombinasi antara agonis dan antikolinergik setiap 2 jam selama 12 jam
Steroid : prednison
Oksigen
Ruang rawat inap
Oksigen diteruskan
Th
Pergerakan dada biasanya simetri, Paru: perkusi biasanya N dan auskultasi terdengar ronki basah halus dan nyaring,
dapat redup dan suara napas mengeras bila sarang bronkopneumoni mengeras.
IVFD dekstrose: NaCl 0,9%= 3:1 + KCl 10 meq/500cc
O2 1-2 liter/menit, Antibiotik : Penisilin 50.000 u/kg/hr atau Ampi 75 mg/kg/hr, klorampeniko;l 75 mg/kg/hr, Lama
pemberian 7-10 hari atau 4-5 hari bebas demam, Bila bayi < 3 bulan kombinasi ampi dan genta.
Renjatan
Renjatan hipovolemik
Sering pada anak
Kehilangan cairan sirkulasi ( perdarahan, sekuestrasi, atau dehidrasi)
Takipneu ringan, takikardi, pengisian kapiler lambat, asidosis, ekstremitas dingin, hipotensi, turgor menurun, sianosis,
pernapasan kusmaul.
Tatalaksana:
Beri oksigen dengan masker, Intubasi endotrakeal segera & ventilasi O2 100%
Berikan cairan: kristaloid (RL/ NaCl fisiologis dehidrasi), darah pada
kecelakaan, albumin 5% kehilangan cairan ke ruang ke-3)
Pantau tanda vital, pengisian kapiler, produksi urin
Renjatan Septik
Hipertermia ( 38,3 C rektal) atau hipotermia ( 35,6 C rektal)
Sering terjadi anak dgn predisosisi infeksi ex kekebalan , kelainan kongenital sal kemih (pielonefritis), atau sal
cerna (kolitis, Hirsprung), riw panas badan, ISPA, kemerahan kulit atau infeksi lain
Th
:
Beri antibiotik:
< 4 mgu
:Ampi 200 mg/kg/hr IV tiap 6 jam + genta 7,5 mg/kg/hr IV
tiap 8 jam
4 mgu-3 bl
:Ampi 200-400 mg/kg/hr IV tiap 6 jam + cefo 150
mg/kg/hr IV tiap 8 jam
3 bl-6 bl
:Ampi 200-400 mg/kg/hr IV tiap 6 jam + kloram 100
mg/kg/hr IV tiap 8 jam atau cefo sperti di atas
> 6 tahun
: cefo 150 mg/kg/hr IV tiap 8 jam
Bronkopneumonia
An
:
Aspirasi pneumoni
Asidosis metabolik
Penyakit jantung bawaan
Bronkiolitis
SYOK
DHF grade III-IV
Dehidrasi berat
Anafilaktik syok
Sepsis