PELUMASAN
TRIBOLOGY
Ilmu dan teknologi tentang interaksi antara 2
(dua) permukaan benda yang bergerak relatif
satu sama lainnya
Ilmu yang mempelajari tentang friction, wear dan
lubrication (gesekan, keausan dan pelumasan)
Berasal dari bahasa Yunani = tribos yang berarti
rubbing atau menggosok
SEJARAH TRIBOLOGY
Ilmu tentang tribology telah dipelajari beberapa ribu
tahun yang lalu
Jaman Paleolithic orang membuat lubang atau
menghasilkan api dengan menggunakan bantalan yang
terbuat dari kayu atau tulang
Penggunaan roda pada 3500 BC untuk mengurangi
gesekan pada gerakan translasi
Orang Mesir pada 1880 BC menggunakan sledge untuk
memindahkan patung yang berat 172 orang menarik
patung yang beratnya 600 KN, seseorang berdiri diatas
sledge dan menuangkan cairan pada bagian yang
bergerak
SEJARAH TRIBOLOGY
Pelumasan adalah salah satu cara untuk mengurangi gesekan
dan wear
Tahun 1500 : perkembangan bearing material
Tahun 1699 Amontons : gaya gesek berbanding langsung dengan
beban normal dan tidak tergantung pada luas permukaan yang
bersinggungan
Coloumb 1781 : perbedaan yang jelas antara gesekan statik dan
kinematik
Petroff (1883), Tower (1884), Reynolds (1886), prinsip
hydrodynamic lubrication
Abad 20 perkembangan industri mesin-mesin yang menggunakan
sliding, rolling surface
Jost (1966, 1976) di UK menghemat 500 juta/th, USA menghemat
$ 16 Billion/th
JENIS-JENIS PELUMASAN
Boundari Lubrication
Solid / solid friction and wear processes
Interface physics and chemistry
Boundari Lubrication
Pelumasan ini sering terjadi ketika mesin dihidupkan dan
terus berlanjut hingga menjelang mesin mencapai
kecepatan operasionalnya.
Lapisan yang terbentuk dalam pelumasan jenis ini sangat
rumit untuk dijelaskan ; yang jelas, ketebalan lapisan
tersebut hanya beberapa molekul.
Lapisan ini bahkan tidak terbentuk dari oli pelumas,
melainkan berupa kotoran, oksida logam, dan gas dari
udara.
Boundari Lubrication
Gambar berikut menunjukkan pembesaran zone antara
dua permukaan yang menunjukkan pelumasan batas
(boundary Lubrication).
DASAR-DASAR PELUMASAN
Aliran fluida newtonian
Absolute viscosity (Ndt/m2) = teg geser (N/m2) : laju regangan (dt)
Satuan absolute viscosity
SI = Ndt/m2 atau Pascal (Pa.s),
cgs system = dyn s /cm2 = 1 cP = 10-2P
English system lbf s/in2 = reyn (Osborne Reynold)
TRIBOMETRIC PARAMETER
Friction
= FF / FN atau = F / W
= koefisien gesek
FF = Gaya Gesek
FN = Gaya (beban) normal
FN
FF
Wear
Wear Coefficient
k = W / (FN . S)
W = wear volume (m3)
FN = Load (N)
S = Sliding distance (m)
W
F
GESEKAN / FRICTION
Gaya sebagai ketahanan untuk mengatasi beban dari suatu
benda yang bergerak diatas benda lain
Gerakan = rolling dan sliding
Hukum gesekan
Gaya gesek sebanding dengan beban normal
Gaya gesek tidak tergantung dari luas penampang kontak
Gaya gesek tidak tergantung pada kecepatan luncur (sliding)
PELUMASAN
Pelumasan merupakan bagian penting dalam perawatan
60% dari mechanical failures disebabkan langsung oleh
kurang dan ketidak tepatan pelumasan
Friction panas wear (keausan)
Fungsi pelumas
JENIS-JENIS PELUMAS
Industrial / marine diesel engine oils (kecepatan tinggi,
medium, rendah)
Hydraulic oils
Gear oils
Heat transfer oils
Industrial bearing oils
Steam cylinder
Railway bearing oils
Industrial grease
SIFAT PELUMAS
Viscosity / kekentalan adalah kemampuan suatu fluida
untuk mengalir
Viscosity index pengaruh temperatur terhadap viskositas
suatu fluida
Flash point temperatur dimana uap yang terjadi karena
temperatur yang tinggi akan menyala jika diberikan api
Fire point temperatur dimana uap akan menyala terbakar
Pour point temperatur terendah supaya minyak pelumas
tetap mengalir
MACAM
MINERAL BASE OIL
SYNTHETIC BASE OIL
Pada umumnya minyak ini dibuat dari secara spesifik
menggunakan sifat-sifat fisikan dan kimia untuk
membangun suatu senyawa untuk memenuhi kebutuhan
peralatan khusus. Misalnya penggunaan ester sintetik
untuk "Aviation gas turbine", atau Poly alkalin glikol
untuk minvak rem, atau ester phosphate unttlk
pencegahan kebakaran pada sistem hidrolik. Biasanya
sebelum digunakan minyak pelumas menjalani uji coba
secara ketat.
BAHAN BAKU
Bahan baku minyak pelumas (lube base oil) dapat berasal dari (1)
pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi melalui proses primer dan
sekunder disebut mineral oil, (2) dapat pula dibuat dari bahan
tumbuh-tumbuhan disebut minyak nabati (3) dibuat dengan
mensenyawakan bahan-bahan kimia yang disebut sintetis oil.
Ketiga-tiganya mempunyai kelebihan dan kekurangan sehingga
pemilihan bahan baku minyak pelumas tergantung pada kualitas
yang diperlukan, harga dan persediaan dipasaran. Pada saat ini
minyak nabati sudah sangat jarang karena kwalitasnya yang
rendah, dan mudah teroksidasi.
Bahan baku minyak pelumas yang berasal dari mineral oil
kualitasnya tergantung dari proses pembuatannya dan jenis
minyak bumi yang diolah. Sedangkan minyak pelumas sintetis
kualitasnya semakin baik, tetapi harganya mahal sehingga
penggunaannya pada kebutuhan tertentu, misalnya minyak rem,
minyak trasmisi dan mobil-mobil mewah.
PROSES PRODUKSI
Penyulingan (crude oil distillation) untuk memperoleh fraksi yang sesuai dengan sifatsifat yang dikehendaki. Pertama-tama dilakukan penyulingan pada tekanan atmosfir
untuk menghilangkan gas naphtha, kerosene dan solar. Fraksi yang lebih berat disebut
residu minyak (crude residuum/long residu) dilakukan penyulingan lagi dibawah
tekanan atmosfir (vacum distillation) untuk mendapatkan fraksi yang sesuai dengan
kekentalan dan titik nyala (flashing point) yang diinginkanuntuk proses selan.jutnya.
Deaspalting process, yaitu suatu proses untuk menyiapkan bahan baku yang baik
dengan cara memisahkan campuran aspal dan resin yang mengganggu dengan jalan
ekstraksi.
Refining process, dilakukan setelah aspal dan resin dipisahkan masih aromatic dan
naphthen yang perlu dihilangkan agar meningkatkan index kekentalan (viscosity index)
dan menjadikan pelumas tersebut tinggi kualitasnya.
Dewaxing process, yaitu suatu proses yang bertujuan untuk memisahkan lilin dan
memperbaiki titik beku agar tidak membektu pada suhu rendah, terutama pada minyak
yang berbasis parafin untuk kendaraan didaerah dingin.
Finishing process, suatu proses untuk memperbaiki warna dan meningkatkan stabilitas
dengan menggunakan tanah lempung (clay adsorbent). Bila minyak pelumas digunakan
untuk mesin yang memproduksi bahan makanan perlu dihilangkan senyawa sulfur
nitrogen dan kotoran berbahaya, dengan proses hidrogen (hydrorefining).
Proses pembuatan Pelumas adalah mencampurkan hasil akhir bahan baku pelumas
tersebut diatas dengan senyawa kimia yang disebut additives untuk menghasilkan
minyak berkualitas yang sesuai dengan keinginan.
PROSES PRODUKSI
Synthetic hydrocarbons
Organic esters
Poly glycols
Phosphate esters
Silicon-containing compounds
Silicate esters
Silicones
Silanes
Sintetik hidrokarbon
Organik ester
Alkilat aromatic
Olefin oligomer
Sikloaliphatik
Halogenated hidrokarbon
Phosphat ester
Polyglikol ester
Polyphenil ester
Silikat esteter
Silikon
ADDITIVES
ADDITIVE PELUMAS
Anti wear agents ZDDP (zinc dithiophosphate) berfungsi melapisi 2
(dua) permukaan logam dan membuat kontak kimiawi antara 2 (dua)
permukaan sehingga tidak terjadi kontak langsung
Anti oxidant berfungsi mengurangi terjadinya oksidasi (bereaksi dengan
exigent) yang menyebabkan minyak menjadi lebih kental, acidid
membentuk deposit pada permukaan oksidasi dipercepat dengan
adanya pengadukan / gerakan dan naiknya temperatur
Rust inhibitor mengurangi kemungkinan terjadinya karat pada
permukaan ferrous
Anti foam agents mencegah terbentuknya gelembung-gelembung /
busa
ADDITIVE PELUMAS
Viscosity index improvers : bahan yang membuat efek untuk
mengentalkan minyak pelumas ketika dipanaskan, membuat
karakteristik multigrade pada base oil
Pour point depressants : mengontrol terbentuknya wax crystal pada
minyak yang terjadi pada temperatur rendah
Detergent : Bereaksi secara kimiawi dengan produk pembakaran untuk
mengurangi kecenderungan menempel pada bagian-bagian mesin
Anti-acid agents menetralisir beberapa acid yang terbentuk,
pengukuran kemampuan detergent untuk menetralisir acid dengan TBN
(total base number) dimana lebih besar TBN-nya maka lebih besar
kemampuannya
Dispersants menjaga partikel kecil dari karbon dan produk pembakaran
lain terpisah dari yang lainnya sehingga tetap dalam bentuk yang halus
dan menjaga mesin bebas dari endapan
PELUMAS MESIN
-20
-10
10
20
30
TEMPERATUR
40 UDARA LUAR (C)
SAE 10W
SAE 20W
SINGLE-GRADE
OIL
SAE 20
SAE 30
SAE 10W - 30
MULTI-GRADE
OIL
SAE 20W - 30
PELUMAS MESIN
Oli mesin adalah oli mineral langsung. Pada awalnya oli mesin
adalah untuk melumasi bagian-bagian kerja eksternal pada
permesinan, mesin, pompa, dan sebagainya. Pada waktu itu
bagian-bagian tersebut diberi oli dari oli kaleng. Untuk
keperluan itu, sekarang oli mesin sebagian besar telah
digantikan oleh oli turbin yang berkualitas lebih baik seperti
yang diuraikan di muka.
Oli mesin yang berkualitas lebih baik dipilih untuk melumasi
ball bearing dan roller bearing pada sebagian besar instalasi.
Bearing pada sistem conveyor, misalnya, memerlukan
pelumasan yang tepat. Satu subdivisi dari oli mesin, disebut oli
way, termasuk sejumlah oli yang digunakan oleh machinist. Olioli ini digunakan untuk melumasi way, slide dan guides of
machine tools dan kompresor.
PELUMAS MESIN
Oli yang digunakan dalam mesin demikian harus memiliki
kualitas pelumasan yang baik yang tahan terhadap suhu kerja
yang tinggi dan beban bearing yang berat. Oli ini khusus dibuat
dan diproses sedemikian agar sesuai dengan kondisi yang
ekstrim itu.
Oli mesin pada awalnya kebanyakan terbuat dari bahan
naphthene. Untuk automotive dan marine diesel oli naphthenik
sekarang hampir seluruhnya diganti oleh oli paraffinik. Ini
karena kemajuan dalam formula additive yang membuat oli
paraffinik lebih baik dari oli naphthenik. Oli mesin (engine)
yang paling baik sekarang mengandung additive anti aus, anti
berbusa, detergent-dispersant, dan antioxidant. Kekentalannya
berkisar dari 500 SSU sampai 1700 SSU (ISO VG: 108 sampai
367 cSt).
Sifat gemuk, Tahan terhadap beban tinggi, Bersifat perapat sempurna yang dapat
mencegah menempelnya benda-benda asing seperti kotoran dan air. Tahan lama
karena gemuk sukar mencair dan mengalir. Mempunyai tahanan gesek yang besar,
Kemampuan mendinginkan rendah, karena sulit mengalir. Susah membersihkan
kotoran-kotoran.
BAHAN DASAR, SEPERTI HALNYA PADA PELUMAS TERDAPAT BEBERAPA BAHAN
YANG DIGUNAKAN BAIK HEWANI, NABATI MAUPUN MINERAL.
PERSYARATAN : SHEAR STABILITY ATAU MEKANIKAL STABILITY (KETAHANAN
TERHADAP PERUBAHAN BENTUK KE BENTUK SEMULA), DROP POINT (TITIK
LEBUR), VISKOSITY, TITIK NYALA DAN TITIK BEKU
MACAMNYA TERDIRI DARI GEMUK BANTALAN, GEMUK CHASSIS, SEAL DLL
EXTREME PRESSURE
EP gear oils contain additives that prevent metal surfaces from cold
welding under the extreme pressure conditions found in situations where
boundary lubrication prevails. At the high local temperatures associated
with metal-to-metal contact, an EP additive combines chemically with the
metal to form a surface film that is ductile enough to prevent the welding
of opposing asperities and prevent scuffing or scoring that is destructive
to sliding surfaces under high loads (Figure 1). Chemically reactive
compounds of sulfur, phosphorus and sometimes chlorine, are used to
form these inorganic films.
EP additives typically work by adsorbing onto the metal surface either by
physical or chemical attraction. Once attached, they react with gear tooth
surface material at the high, local temperatures formed when asperities
(microscopically small rough spots) come into contact under boundary
lubrication conditions. The additives form a low melting point eutectic
with the general formula FeSxPyOz that is softer than the metal itself. This
surface deforms on contact and prevents the metal surfaces from welding
at the contact points.
GREASE
Pelumas Semi Padat (Semi Solid Lubricant)
Pada dasarnya, pelumasan grease dan oli sama. Fungsi setiap pelumas
adalah untuk memisahkan permukaan yang bergerak sehingga friksi
berkurang. Baik grease dan oli melakukan hal yang sama-perbedaannya
adalah bagaimana caranya.
Oli membentuk lapisan yang membuat permukaan permukaan tetap
terpisah, mengurangi friksi dan panas. Karena grease bukan cairan,
grease tidak bisa membentuk lapisan cairan ketika pertama kali
digunakan. Tetapi ketika permukaan permukaan mulai bergerak dan
tekanan diberikan pada grease mulai terbentuk lapisan pelumas.
Di bawah tekanan, grease melepaskan oli yang dikandungnya, maka
mulai berjalan pelumasan. Tergantung pada aplikasinya, bisa terjadi
lapisan penuh atau pelumasan batas pinggir saja. Kalau gerakan
berhenti, grease cenderung memadat lagi.
GREASE
Grease didefinisikan sebagai benda padat atau setengah padat yang dibentuk
dengan memberikan bahan pengental ke dalam pelumas cair, kegunaannya
adalah untuk melumasi. Grease mungkin merupakan pelumas pertama yang
digunakan, dan mungkin pertama kali dibuat dari lemak hewan. Keadaan
dasarnya tidak banyak berubah sejak itu. Grease masih dibuat dari oli yang
dikentalkan dengan zat-zat tertentu, biasanya sabun.
Oli memiliki kelebihan :
Grease merupakan bahan penutup (sealing agent) yang lebih baik daripada oli.
Grease membentuk lapisan pelindung sendiri agar terhindar dari bahan pengotor.
Grease biasanya tahan akan temperatur yang lebih tinggi.
Grease akan tetap pada tempatnya sedangkan oli dapat tercecer.
Kalau bagian yang harus dilumasi sulit dijangkau, kita tidak usah mengganti grease
sesering oli.
GREASE
Oli memiliki kelebihan :
GREASE
Kebanyakan grease memiliki tiga bahan. Pertama, adalah oli
pelumas. Ini adalah bahan yang paling penting, karena
pengaruhnya paling besar terhadap sifat grease. Oli pelumas
hampir selalu merupakan oli mineral, tetapi jenis oli mineral
bermacam-macam. Misanya, bisa berbeda tingkat refinementnya, dan kekentalannya.
Oli yang diikat dalam grease berkisar dari oli spindle yang encer
sampai ke oli yang sangat kental. Pada umumnya, oli dengan
kekentalan medium dan tinggi digunakan dalam pembuatan
grease untuk suhu tinggi dan aplikasi pada kecepatan rendah.
Oli dengan kekentalan lebih rendah dibuat untuk suhu rendah
dan kecepatan tinggi.
GREASE
Bahan utama kedua dalam grease adalah bahan pengental.
Jenis bahan pengental yang paling umum adalah sabun yang
berasal dari campuran bahan lemak (hewan dan tumbuhan)
dengan bentuk logam atau mineral. Barium, lithium, dan kalsium
adalah logam-logam yang dapat digunakan. Komposisi sabun
memiliki pengaruh pada sifat dan aplikasi grease.
Sabun atau pengental memiliki satu fungsi utama: sebagai
bahan pengikat oli. Sabun melepaskan oli pada kecepatan
rendah untuk memberikan daya lumas yang diperlukan.
Pengental sendiri dapat memiliki nilai lumas, tetapi oli yang
menentukan daya lumasnya.
GREASE
Unsur ketiga bisa ada atau tidak ada dalam grease adalah
additive. Grease yang dibuat secara eksklusif dari oli dan bahan
pengental cocok untuk penggunaan berbagai industri ringan.
Tetapi dengan penambahan bahan khusus - additive- jangkauan
aplikasinya bertambah luas. Additive dalam grease akan dicakup
secara detail dalam pelajaran yang akan datang.
Grease memiliki lima karakteristik yang dapat diukur yang harus
dicocokkan dengan persyaratan aplikasi.
hardness (kekerasan),
dropping point (titik jatuh),
pumpability (kemampuan dipompa),
water resistance (daya tahan terhadap air)
stability (stabililitas). Harus diingat bahwa yang dimaksud stabilitas
adalah yang bersifat fisik dan kimiawi.
GREASE
Anti oxidasi
Hal ini penting pada grease yang dirancang untuk sealed bearing dimana temperatur
pengoperasian tinggi. Kebanyakan grease mengandung additives sebagai anti oxidasi.
Syarat-syarat Grease
Definisi yang baik dari penggunaan grease mencakup : dimana relubrikasi sulit ; dimana
memerlukan degree of permanent ; dimana tabung lubricant tidak mengakibatkan
keborosan dalam penggunaan lubricant atau kebocoran pada lubricant itu sendiri.atau
punya kemampuan melindungi lubricant dari kotoran yang bisa masuk dan mengotori
leburicant itu sendiri.
GREASE
Syarat-syarat Performance
Syarat yang prinsip dari grease ialah bahwa grease tersebut harus mampu
melakukan lubrikasi pada bearing dalam kondisi servis apapun. Grease harus
mempunyai kualitas struktural serta konsistensi untuk memastikan bahwa grease
tersebut dapat dialokasikan / disebarkan dengan baik atau dapat mencapai
daerah kerja yang vital pada bearing. Grease tersebut juga harus mempunyai
daya tahan kimia yang dapat menimbulkan formasi karat pada produk dan juga
akan mengakibatkan perubahan konsistensi dan struktural yang bisa
mengakibatkan kebocoran pada tabung lubricant. Grease harus dipilih dengan
baik sesuai dengan kondisi yang ada, menggunakan bantuan EP, anti oxidasi, anti
karat, dan zat-zat lain yang dapat menurunkan kemungkinan terjadinya kebocoran
pada temperatur servis maximum yang ada.
GREASE
Pertimbangan temperatur
Pertimbangan terhadap temperatur adalah suatu hal yang sangat penting
karena dampaknya terhadap grease dispensibility. Kadang-kadang
temperatur disekelilingnya serta kondisi fisik dari dispensing system
menjadi faktor yang menentukan dalam pemilihan grease.
Klasifikasi Grease
Grease diklasifikasikan berdasarkan jenis pengental yang dikandungnya.
Jumlah pengental dalam grease sedikit dibandingkan dengan jumlah oli.
Tetapi pengentallah yang menentukan kategori grease.
GREASE
Grease Sabun-Kalsium
Grease sabun-kalsium juga disebut grease sabun-kapur atau grease bahan-kapur.
Pertama kali diproduksi dalam jumlah komersil di Amerika, grease ini sampai
sekarang masih sangat populer. Kekerasan (hardness) atau konsistensinya
banyak bervariasi, dan warnanya biasanya kuning atau kemerahan.
Kebanyakan grease sabun-kalsium stabilitasnya kurang baik. Produk permulaan
grease jenis ini mengandung banyak air, air dimasukkan ke grease untuk
memberinya bentuk. Dalam aplikasi tertentu suhu yang tinggi akan membuat
grease ini kering. Akibatnya, akan terbentuk residu yang tebal, menghambat
jalannya grease dan menyebabkan bearing dan bagian-bagian bergerak lainnya
kering.
Grease sabun-kalsium biasanya tidak cocok untuk aplikasi di mana suhu naik
lebih dari 180-F, karena kandunga air mulai hilang pada keadaan itu. Tetapi grease
ini baik sebagai pelumas chassis, poros (rpm rendah), dan pompa air. Grease
kalsium yang dibuat dengan metode dingin cukup murah untuk digunakan pada
mesin pertanian dan alat lain yang sering memerlukan penggantian grease.
GREASE
Grease Sabun-Sodium
Seperti grease kalsium, grease sabun-sodium (kadang-kadang disebut grease
sabun-soda) adalah grease untuk keperluan umum. Karena grease ini memiliki
titik tumpah yang lebih tinggi (300 sampai 350-F), grease sodium sering
digunakan pada bagian-bagian mesin yang beroperasi dalam atau dekat panas.
Grease sodium dibuat dengan oli khusus untuk aplikasi demikian.
Grease sabun-sodium memilki teksture spongy (berserabut) atau fibrous
(berserat). Untuk beberapa tahun grease ini dikenal sebagai sponge grease.
Warnanya kuning atau hijau. Karena stabilitas kerjanya dan titik lelehnya yang
tinggi, grease ini digunakan untuk melumasi bearing roda dan untuk aplikasi
industri keperluan umum.
Kekurangan utama grease ini adalah bahwa grease ini tidak dapat bekerja dengan
baik di sekitar air. Grease ini cenderung menyerap air, membentuk emulsi air
dalam oli. Ini mengurangi kemampuan melumasinya, karena lapisan grease
kehilangan kemampuannya untuk melekat ke logam maka kemudian tercuci.
Grease bahan-kalsium tidak memiliki masalah ini.
GREASE
Grease Sabun-Barium
Grease barium adalah grease untuk keperluan umum yang telah lama
dinilai karena kemampuannya bekerja baik dalam rentang suhu yang
besar. Titik tumpahnya biasanya 350o F atau lebih tinggi. Meskipun
demikian, grease ini tidak dimaksudkan untuk digunakan pada mesin
yang beroperasi pada suhu di atas 275oF.
Grease sabun-barium digunakan dalam berbagai aplikasi, terutama
dalam berbagai jenis dan ukuran bearing. Tetapi karena kandungan
sabunnya yang tinggi, grease ini tidak cocok untuk suhu rendah atau
bearing kecepatan tinggi. Grease ini telah banyak digantikan oleh grease
lithium, yang memiliki kaualitas umum sama, tetapi keseimbangannya
secara menyeluruh lebih baik.
Kita mungkin masih menemukan grease barium digunakan untuk
pelumasan kendaraan biasa, dan alat mining dan konstruksi. Kita bisa
mengenalnya dari teksturnya yang buttery (seperti mengtega) atau
fibrous (berserat), dan warnanya kuning kemerahan atau kehijauan.
GREASE
Grease Sabun-lithium
Mungkin grease all-round (yang bisa digunakan dalam
berbagai kondisi) terbaik adalah grease sabun-lithium.
Dikembangkan untuk industri pesawat terbang dalam PD II,
grease ini menggabungkan ciri-ciri terbaik dari grease
sabun-kapur dan grease sabun-soda. Grease ini dapat
mengatasi suhu yang ekstrim dengan cukup baik, dan
grease ini tahan air.
Grease sabun-lithium memiliki stabilitas yang baik dan daya
tahan yang tinggi terhadap shear (daya geser). Grease ini
memiliki titik tuang berkisar dari 360o sampai 390oF. Lebih
penting lagi, grease ini dapat digunakan dalam kerja terusmenerus pada suhu setinggi 300- F. Grease ini memiliki
tekstur buttery dan warnanya merah kecoklatan.
GREASE
Grease sabun-lithium tanpa additive telah digunakan dengan baik pada suhu
serendah 60 di bawah nol (Fahrenheit). Dengan additive yang sesuai, grease
ini bahkan dapat melumasi pada suhu yang lebih rendah lagi. Grease ini
biasanya dapat bekerja dengan baik pada suhu rendah adalah karena grease
ini dibuat dengan oli yang titik tumpahnya sangat rendah. Grease lithium
yang digunakan pada suhu tinggi membutuhkan bahan oli yang berbeda,
karena grease yang sama tidak bisa digunakan dengan baik pada suhu yang
berbeda sangat jauh.
Grease EP lithium digunakan pada aplikasi otomotif, dan dalam jumlah yang
besar di steel mill. Grease EP lithium memiliki kebaikan-kebaikan seperti
yang dimiliki grease lithium murni, tetapi juga memiliki sifat anti aus dan
toleransi tekanan yang membuat grease ini dapat digunakan dalam aplikasi
lebih luas lagi. Kalau sabun lithium dicampurkan dengan pelumas sintetis,
variasi lain dapat dihasilkan. Grease ini dapat bekerja pada rentang suhu
yang luas, mulai dari -100oF sampai +300oF
GREASE
Grease sabun-aluminium
Grease sabun-aluminium tidak banyak digunakan sebagai grease untuk
keperluan umum-grease ini cenderung digunakan untuk keperluan
khusus. Grease ini tidak dimasukkan dalam Tabel 3-5 karena kegunaanya
yang khusus. Tetapi kita perlu mengetahui sifat-sifat utamanya.
Kita dapat mengenali grease sabun-aluminium dari kurangnya serat atau
butiran yang nampak pada grease ini. Sebenarnya grease ini benar-benar
trasnsparan. Titik tumpahnya biasanya cukup rendah, bahkan lebih
rendah dari grease sabun-kalsium, tetapi biasanya di atas 170-F. Grease
ini sangat lengket kalau disentuh. Grease ini melekat dengan baik pada
permukaan yang dilumasinya, tetapi tidak membentuk lapisan yang
kontinyu.
Grease sabun-aluminium sedikit terbatas penggunaannya dalam industri,
karena grease ini mulai berubah tekstur dan pecah pada sekitar 150- F.
Daya tahan geseknya kurang, begitu pun kemampuannya dalam
melindungi bagian-bagian dari oksidasi, meskipun grease ini cukup
punya daya tahan terhadap air.
GREASE
Grease Sabun lainnya
Strontium dan timbal jarang digunakan sebagai bahan grease. Grease yang
dibuat dengan bahan strontium dan timbal adalah grease untuk keperluan
khusus, dan tidak perlu dibahas secara terperinci di sini. Grease sabun-timbal
bahkan tidak nampak seperti grease-grease ini biasanya berbentuk fluida pada
suhu ruangan.
GREASE
Jenis Pelumas Padat (Types of Solid Libricant)
Pelumasan dengan lapisan bahan padat yang disisipkan di antara dua permukaan
yang bergesekkan disebut pelumasan lapis-kering. Beberapa bahan yang
digunakan untuk pelumasan lapis-kering telah dikemukan, termasuk grafit dan
MoS2. Kebanyakan lapisan pelumas kering itu tetap basah dan diaplikasikan
banyak kesamaannya dengan cat biasa.
Pelumas lapis-kering digolongkan berdasarkan komposisi kimia dan struktur
fisiknya. Misalnya sejumlah besar pelumas lapis-kering digolongkan sebagai zat
padat lamelar.
Bisa disebutkan seperti grafit, borax, mica dan iodida tertentu. Benda padat ini
memiliki kelicinnya karena keadaanya yang datar, partikel seperti piringan dapat
meluncur dengan mudah di atas yang lainnya.
Friksi rendah pada grafit sebagian besar karena uap air yang diserap oleh muka
lapisan grafit yang datar. Bila tidak ada lapisan tipis air itu, grafit kehilangan
kemampuannya untuk melumasi dan sebaliknya menjadi abrasive (bersifat
mengikis). Baik lapisan grafit maupun kristal MoS2 tahan terhadap suhu yang
cukup tinggi karena keduanya secara kimiawi lembam.
GREASE
Jenis Pelumas Padat (Types of Solid Libricant)
Kelompok pelumas lapis-kering kedua adalah lapisan kimia, sudah dibahas pada
bab bahan tambah EP. Yang masuk dalam kelompok ini adalah semua senyawa
yang dapat dibentuk pada permukaan logam dengan reaksi kimia. Di antaranya
adalah berbagai oksida, sulfida, klorida dan fosfat.
Kelompok pelumas lapis-kering ketiga mungkin agak sedikit sulit untuk
diaplikasikan dan untuk tetap ditempatnya. Di antaranya adalah tanah liat
bentonit, timbal putih, dan talk biasa (bubuk talk).
Sejumlah besar senyawa organik dapat juga digunakan sebagai pelumas lapiskering. Beberapa di antaranya adalah bahan-bahan utama grease, seperti
sabun,asam lemak, dan beeswax (lilin tawon lebah). Tallow dan spermaceti wax
juga banyak digunakan. Ilmu kimia pada masa ruang angkasa ini juga telah
menawarkan lapisan-lapisan polimer sintetis. Yang paling terkenal mungkin zat
kimia yang dikenal dengan PTFE, singkatan dari polytetrafluoroethylene.
Pelumas lapis-kering harganya mahal tidak dapat diganti atau atau diisi lagi
secepat pelumas konvensional. Pelumas lapis-kering itu merupakan alternatif dari
grease dan oli dalam beberapa keadaan, tetapi jangan dianggap penyelesaian
untuk semua masalah pelumasan.
CAIRAN LAINNYA
Minyak ini selain berfungsi sebagai pemindah tenaga juga berfungsi sebagai
pelumas bagian-bagian transmisi otomatis yang berputar
Syarat viskositas sesuai, tahan terhadap panas dan oksidasi, tidak berbusa,
berwarna untuk membedakan, tidaj merusak komponen logam maupun karet.
PELUMAS REFRIGERANT