Anda di halaman 1dari 58

DASAR-DASAR

PELUMASAN

TRIBOLOGY
Ilmu dan teknologi tentang interaksi antara 2
(dua) permukaan benda yang bergerak relatif
satu sama lainnya
Ilmu yang mempelajari tentang friction, wear dan
lubrication (gesekan, keausan dan pelumasan)
Berasal dari bahasa Yunani = tribos yang berarti
rubbing atau menggosok

SEJARAH TRIBOLOGY
Ilmu tentang tribology telah dipelajari beberapa ribu
tahun yang lalu
Jaman Paleolithic orang membuat lubang atau
menghasilkan api dengan menggunakan bantalan yang
terbuat dari kayu atau tulang
Penggunaan roda pada 3500 BC untuk mengurangi
gesekan pada gerakan translasi
Orang Mesir pada 1880 BC menggunakan sledge untuk
memindahkan patung yang berat 172 orang menarik
patung yang beratnya 600 KN, seseorang berdiri diatas
sledge dan menuangkan cairan pada bagian yang
bergerak

SEJARAH TRIBOLOGY
Pelumasan adalah salah satu cara untuk mengurangi gesekan
dan wear
Tahun 1500 : perkembangan bearing material
Tahun 1699 Amontons : gaya gesek berbanding langsung dengan
beban normal dan tidak tergantung pada luas permukaan yang
bersinggungan
Coloumb 1781 : perbedaan yang jelas antara gesekan statik dan
kinematik
Petroff (1883), Tower (1884), Reynolds (1886), prinsip
hydrodynamic lubrication
Abad 20 perkembangan industri mesin-mesin yang menggunakan
sliding, rolling surface
Jost (1966, 1976) di UK menghemat 500 juta/th, USA menghemat
$ 16 Billion/th

JENIS-JENIS PELUMASAN
Boundari Lubrication
Solid / solid friction and wear processes
Interface physics and chemistry

Mixed / Elastohydrodynamic (EHD) lubrication


Partial solid / solid asperity contact and partial lubricant film
separations

Hydrodynamic / fluid film lubrication


Reology of the lubricant
Method fluid mechanics

Boundari Lubrication
Pelumasan ini sering terjadi ketika mesin dihidupkan dan
terus berlanjut hingga menjelang mesin mencapai
kecepatan operasionalnya.
Lapisan yang terbentuk dalam pelumasan jenis ini sangat
rumit untuk dijelaskan ; yang jelas, ketebalan lapisan
tersebut hanya beberapa molekul.
Lapisan ini bahkan tidak terbentuk dari oli pelumas,
melainkan berupa kotoran, oksida logam, dan gas dari
udara.

Boundari Lubrication
Gambar berikut menunjukkan pembesaran zone antara
dua permukaan yang menunjukkan pelumasan batas
(boundary Lubrication).

Hydrodynamic / fluid film lubrication


(Full Film Lubrication)
Pelumasan full film atau pelumasan lapisan penuh merupakan kondisi
ideal dimana dua permukaan yang bergerak benar-benar terpisah
Pelumasan full film yang juga disebut pelumasan full fluid atau fluida
penuh dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis atau kategori. Jenis
pertama yang juga merupakan kategori paling umum adalah
pelumasan full film hidrodinamik. Jenis kedua, full film hidrostatik,
(jarang ditemui dalam peralatan industri).
Pelumasan full film hidrostatik hanya terdapat pada bagian mesin yang
perlu memperoleh dukungan bantalan zat cair atau gas meskipun
dalam keadaan tidak bekerja sama sekali.
Efek yang serupa dengan pelumasan full film dapat terjadi dan dapat
diberikan oleh pelumas padat dan pelumas cair yang diberi bahan
tambahan (additives) berpartikel padat.

Hydrodynamic / fluid film lubrication


(Full Film Lubrication)

Dalam pelumasan full film hidrodinamik, terjadi timbunan tekanan dalam


pelumas akibat pergerakan mesin. Tekanan ini berasal dari hambatan
pelumas terhadap pergerakan dan kompresi.
Tekanan internal fluida mengangkat dan memisahkan kedua permukaan
yang bergerak. Ketika shaft mulai berputar dalam plain journal bearing,
tekanan fluida mengangkat shaft hingga menjauhi dasar bearing.
Seperti yang dapat kita lihat, kedua permukaan hanya bersentuhan
dengan lapisan pelumas yang memisahkan titik-titk tertinggi dari
keduanya.

Mixed / Elastohydrodynamic (EHD) lubrication


Pelumasan mixed film (lapisan campuran) juga disebut
pelumasan partial film (lapisan sebagian).
Kondisi ini ditunjukkan dalam Gambar berikut,
perhatikan adanya kontak antar logam diantara titik-titik
tertinggi kedua permukaan. Sebagian beban diambil
alih oleh pelumas tetapi titik-titik tertinggi mengambil
sebagian besar beban.

DASAR-DASAR PELUMASAN
Aliran fluida newtonian
Absolute viscosity (Ndt/m2) = teg geser (N/m2) : laju regangan (dt)
Satuan absolute viscosity
SI = Ndt/m2 atau Pascal (Pa.s),
cgs system = dyn s /cm2 = 1 cP = 10-2P
English system lbf s/in2 = reyn (Osborne Reynold)

Kinematics' viscosity (m2/dt) = absolute viscosity N dt/m2) : force


density (kg/m3)
Satuan kinematics' viscosity
SI units (m2/dt)
cgs units (cm2/dt) = stoke (St)
English units (in2/dt)

TRIBOMETRIC PARAMETER
Friction
= FF / FN atau = F / W
= koefisien gesek
FF = Gaya Gesek
FN = Gaya (beban) normal

FN
FF

Wear
Wear Coefficient
k = W / (FN . S)
W = wear volume (m3)
FN = Load (N)
S = Sliding distance (m)

W
F

GESEKAN / FRICTION
Gaya sebagai ketahanan untuk mengatasi beban dari suatu
benda yang bergerak diatas benda lain
Gerakan = rolling dan sliding
Hukum gesekan
Gaya gesek sebanding dengan beban normal
Gaya gesek tidak tergantung dari luas penampang kontak
Gaya gesek tidak tergantung pada kecepatan luncur (sliding)

Koefisien gesek ada 2


s = Koefisien gesek statis lebih besar dibutuhkan untuk memulai
gerak
d = Koefisien gesek dinamis tidak tergantung kecepatan luncur
kecuali pada kecepatan tinggi d turun dengan naiknya kecepatan

GEAR OIL LUBRICATING

PELUMASAN
Pelumasan merupakan bagian penting dalam perawatan
60% dari mechanical failures disebabkan langsung oleh
kurang dan ketidak tepatan pelumasan
Friction panas wear (keausan)
Fungsi pelumas

Mengurangi gesekan dan keausan


Media pendingin
Melindungi dari korosi
Membersihkan
Sebagai seal

JENIS-JENIS PELUMAS
Industrial / marine diesel engine oils (kecepatan tinggi,
medium, rendah)
Hydraulic oils
Gear oils
Heat transfer oils
Industrial bearing oils
Steam cylinder
Railway bearing oils
Industrial grease

DASAR PEMILIHAN PELUMAS


Jenis lingkungan dimana mesin/peralatan diletakkan
Temperatur kerja pelumas
Jarak dimana pelumas dapat didistribusikan (pressure drop di grease
system lebih tinggi dari minyak)
Aplikasi akan menggunakan manual atau otomatis atau metode
sirkulasi
Anggaran pelumasan
Kontaminasi produk
Grease digunakan manakala pelumas cair tidak dapat memenuhinya
Mudah digunakan, membutukan perawatan yang sedikit, menyediakan
sealing action, membuat ekstra ketebalan film

SIFAT PELUMAS
Viscosity / kekentalan adalah kemampuan suatu fluida
untuk mengalir
Viscosity index pengaruh temperatur terhadap viskositas
suatu fluida
Flash point temperatur dimana uap yang terjadi karena
temperatur yang tinggi akan menyala jika diberikan api
Fire point temperatur dimana uap akan menyala terbakar
Pour point temperatur terendah supaya minyak pelumas
tetap mengalir

MACAM PELUMAS PADA OTOMOTIF

PELUMAS MESIN (ENGINE LUBRICANT)


PELUMAS RODA GIGI
GEMUK PELUMAS (GREASE)
MINYAK REM
MINYAK HIDRAULIK
MINYAK POWER STEERING
COOLANT
REFRIGERANT OIL

MACAM
MINERAL BASE OIL
SYNTHETIC BASE OIL
Pada umumnya minyak ini dibuat dari secara spesifik
menggunakan sifat-sifat fisikan dan kimia untuk
membangun suatu senyawa untuk memenuhi kebutuhan
peralatan khusus. Misalnya penggunaan ester sintetik
untuk "Aviation gas turbine", atau Poly alkalin glikol
untuk minvak rem, atau ester phosphate unttlk
pencegahan kebakaran pada sistem hidrolik. Biasanya
sebelum digunakan minyak pelumas menjalani uji coba
secara ketat.

BAHAN BAKU
Bahan baku minyak pelumas (lube base oil) dapat berasal dari (1)
pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi melalui proses primer dan
sekunder disebut mineral oil, (2) dapat pula dibuat dari bahan
tumbuh-tumbuhan disebut minyak nabati (3) dibuat dengan
mensenyawakan bahan-bahan kimia yang disebut sintetis oil.
Ketiga-tiganya mempunyai kelebihan dan kekurangan sehingga
pemilihan bahan baku minyak pelumas tergantung pada kualitas
yang diperlukan, harga dan persediaan dipasaran. Pada saat ini
minyak nabati sudah sangat jarang karena kwalitasnya yang
rendah, dan mudah teroksidasi.
Bahan baku minyak pelumas yang berasal dari mineral oil
kualitasnya tergantung dari proses pembuatannya dan jenis
minyak bumi yang diolah. Sedangkan minyak pelumas sintetis
kualitasnya semakin baik, tetapi harganya mahal sehingga
penggunaannya pada kebutuhan tertentu, misalnya minyak rem,
minyak trasmisi dan mobil-mobil mewah.

PROSES PRODUKSI

Penyulingan (crude oil distillation) untuk memperoleh fraksi yang sesuai dengan sifatsifat yang dikehendaki. Pertama-tama dilakukan penyulingan pada tekanan atmosfir
untuk menghilangkan gas naphtha, kerosene dan solar. Fraksi yang lebih berat disebut
residu minyak (crude residuum/long residu) dilakukan penyulingan lagi dibawah
tekanan atmosfir (vacum distillation) untuk mendapatkan fraksi yang sesuai dengan
kekentalan dan titik nyala (flashing point) yang diinginkanuntuk proses selan.jutnya.
Deaspalting process, yaitu suatu proses untuk menyiapkan bahan baku yang baik
dengan cara memisahkan campuran aspal dan resin yang mengganggu dengan jalan
ekstraksi.
Refining process, dilakukan setelah aspal dan resin dipisahkan masih aromatic dan
naphthen yang perlu dihilangkan agar meningkatkan index kekentalan (viscosity index)
dan menjadikan pelumas tersebut tinggi kualitasnya.
Dewaxing process, yaitu suatu proses yang bertujuan untuk memisahkan lilin dan
memperbaiki titik beku agar tidak membektu pada suhu rendah, terutama pada minyak
yang berbasis parafin untuk kendaraan didaerah dingin.
Finishing process, suatu proses untuk memperbaiki warna dan meningkatkan stabilitas
dengan menggunakan tanah lempung (clay adsorbent). Bila minyak pelumas digunakan
untuk mesin yang memproduksi bahan makanan perlu dihilangkan senyawa sulfur
nitrogen dan kotoran berbahaya, dengan proses hidrogen (hydrorefining).
Proses pembuatan Pelumas adalah mencampurkan hasil akhir bahan baku pelumas
tersebut diatas dengan senyawa kimia yang disebut additives untuk menghasilkan
minyak berkualitas yang sesuai dengan keinginan.

PROSES PRODUKSI

SYNTHETIC OIL BASE STOCKS

Synthetic hydrocarbons
Organic esters
Poly glycols
Phosphate esters
Silicon-containing compounds
Silicate esters
Silicones
Silanes

Halogen containing compounds


Halogenated polyaryls
Fluorocarbons
Perfluoropolyglycols

MACAM SYNTHETIC BASE OIL

Sintetik hidrokarbon

Organik ester

Dibasik aster ester


Polyol ester
Polyester

Selain tersebut diatas

Alkilat aromatic
Olefin oligomer
Sikloaliphatik

Halogenated hidrokarbon
Phosphat ester
Polyglikol ester
Polyphenil ester
Silikat esteter
Silikon

Campuran dari beberapa senyawa di atas

SIFAT SYNTHETIC BASE OIL

Pelumas Sintetik Polyglicol Polyglicol sebenarnya adalah senyawa polyalkylene glycol,


yang merupakan bahan sintetik yang paling tua dan baru dikembangkan setelah perang
dunia II. Polyglicol adalah pelumas sintetik yang memenuhi syarat kebutuhan minyak
pelumas secara umum. Pelumas ini memiliki daya pelumasan yang paling baik, memiliki
titik nyala (flash point) dan index kekentalan yang tinggi, memiliki daya penguapan dan
titik beku yang rendah. Namun tidak dapat sesuai dengan pelumas mineral, sehingga
pemakaiannya terbatas pada pelumasan gear dan peralatan besar yang memiliki
lingkungan kerja tinggi juga pada bantalan mesin yang digunakan pada industri plastic,
karet dan kertas.
Pelumas Sintetik Hydrokarbon Pada umumnya terbentuk dari polyalphaolefin alkilasi
aromatic polybuthene dan cycloalphatk, namun polyalpha olefine menemparti urutan
pertama dalam pasaran pelumas sintetik. Pembuatan polyalpha olefine dengan proses
polimerisasi alphaolefine, sifat-sifat sintetik hydrocarbon yang berbasis polyalphaolefine
bila dibandingkan dengan sifat mineral oil lebih baik. Minyak sintetik ini tidak
mengandung wax (lilin) oleh karenanya pada suhu sangat rendah tidak membeku, sangat
berbeda dengan minyak pelumas mineral, disamping itu juga memiliki penguapan yang
rendah bila dibandingkan dengan minyak mineral pada suhu 400oC. Dalam pemakaiannya
minyak ini memiliki koefisien tarik yang rendahsehingga dapat menghemat pemakaian
worm gear pada beban tinggi. Disamping itu lebih tahan terhadap oksidasi.

SIFAT SYNTHETIC BASE OIL


Pelumas Sintetik Organik Ester Pelumas ini mulai dikenal sebagai
pelumas pada PD II, yang dipakai pertama kali oleh Jerman sebagai
campuran untuk meningkatkan sifat pelumas agar tetap berfungsi pada
suhu rendah dan dapat mengatasi kekurangan pelumas mineral oil yang
sukar didapat karena kurangnya pasokan minyak bumi. Sejak tahun 1950
dipakai sebagai pelumas mesin jet, hingga saat ini menjadi andalan
sebagai pelumas semua jenis pesawat yang menggunakan mesin jet.
Pelumas Sintetik Phospat Ester Pada pelumas jenis ini yang sering
digunakan adalah (1) triaril phosphate ester, (2) trialkil phosphate ester
dan campuran alkyl-aril phosphate ester. Pada saat ini penggunaan triaril
sebagai tahan api pada minyak hidrolik pada turbine dan pada beberapa
macam penggunaan sejenisnya.Pelumas sintetik sendiri sebenarnya
flammable pada kondisi tenaga pembakaran tinggi dan pada suhu
penguapannya. Stabilitas oksigennya sedang saja, biasanya untuk
meningkatkan ditambahkan additives anti oksidan. Pelumas ini dapat
melindungi pompa dan katup dalam pemakaian sebagai pelumas
hidrolik..

ADDITIVES

Anti oksidasi gunanya untuk mencegah kerusakan yang disebabkanadanya oksigen.


Hal ini dimaksudkan untuk menghambat oksidasi karena oksidasi akan menurunkan
kualitas minyak pelumas.
Anti karat digunakan untuk mencegah terjadinya karat karena proses korosi pada
bagian yang dilumasi. Anti korosi untuk menghambat proses korosi karena
additives tersebut membentuk senyawa pada permukaan logam, sehingga
prosesnya dapat terhambat.
Detergen ditambahkan zat pembersih seperti sabun agar tidak mengganggu fungsi
peralatan.
Dispersan ditambahkan untuk mencegah terjadinya endapan.
Anti foam ditambahkan untuk mencegah terjadinya buih karena kecepatan putaran
yang tinggi.
Perekat molekul, untuk mencegah percikan-percikan yang mengganggu, biasanya
untuk industri textile dan makanan
Viscosity index improver, ditambahkan untuk meningkatkan ketahanan perubahan
kekentalan pada suhu tlnggi.
Extrem pressure, penambahan additives ini membentuk lapisan tahan gesekan pada
pemukaan logam. Additives ini mengandung timah, phosphor, belerang dan chlor,
oleh sebab itu tidak boleh digunakan pada bagian-bagian yang terbuat dari tembaga.
Energy Consevation agent, digunakan untuk mengurangi gesekan antara pelumas
dengan bagian-bagian yang berputar, terutama dipakai pada mesin sehingga dapat
menghemat bahan bakar.

ADDITIVE PELUMAS
Anti wear agents ZDDP (zinc dithiophosphate) berfungsi melapisi 2
(dua) permukaan logam dan membuat kontak kimiawi antara 2 (dua)
permukaan sehingga tidak terjadi kontak langsung
Anti oxidant berfungsi mengurangi terjadinya oksidasi (bereaksi dengan
exigent) yang menyebabkan minyak menjadi lebih kental, acidid
membentuk deposit pada permukaan oksidasi dipercepat dengan
adanya pengadukan / gerakan dan naiknya temperatur
Rust inhibitor mengurangi kemungkinan terjadinya karat pada
permukaan ferrous
Anti foam agents mencegah terbentuknya gelembung-gelembung /
busa

ADDITIVE PELUMAS
Viscosity index improvers : bahan yang membuat efek untuk
mengentalkan minyak pelumas ketika dipanaskan, membuat
karakteristik multigrade pada base oil
Pour point depressants : mengontrol terbentuknya wax crystal pada
minyak yang terjadi pada temperatur rendah
Detergent : Bereaksi secara kimiawi dengan produk pembakaran untuk
mengurangi kecenderungan menempel pada bagian-bagian mesin
Anti-acid agents menetralisir beberapa acid yang terbentuk,
pengukuran kemampuan detergent untuk menetralisir acid dengan TBN
(total base number) dimana lebih besar TBN-nya maka lebih besar
kemampuannya
Dispersants menjaga partikel kecil dari karbon dan produk pembakaran
lain terpisah dari yang lainnya sehingga tetap dalam bentuk yang halus
dan menjaga mesin bebas dari endapan

TOTAL ACID NUMBER


The Total Acid Number is the amount of potassium hydroxide in
milligrams that is needed to neutralize the acids in one gram of oil. It is an
important quality measurement of crude oil. The TAN value indicates to
the crude oil refinery the potential of corrosion problems.
In chemistry, acid number (or "neutralization number" or "acid value" or
"acidity") is the mass of potassium hydroxide (KOH) in milligrams that is
required to neutralize one gram of chemical substance. The acid number
is a measure of the amount of carboxylic acid groups in a chemical
compound such as a fatty acid. In a typical procedure, a known amount of
sample dissolved in organic solvent is titrated with a solution of
potassium hydroxide with known concentration and with phenolphthalein
as a color indicator.
The acid number is used to quantify the amount of acid present, for
example in a sample of biodiesel. It is the quantity of base, expressed in
milligrams of potassium hydroxide, that is required to neutralize the acidic
constituents in 1 g of sample

TOTAL BASE NUMBER


Total Base Number ("TBN") is a measure of a lubricant's reserve alkalinity.
It is measured in milligrams of potassium hydoxide per gram (mg KOH/g).
TBN determines how effective the control of acids formed will be during
the combustion process. The higher the TBN, the more effective it is in
suspending wear-causing contaminants and reducing the corrosive
effects of acids over an extended period of time.
The associated measurement ASTM D2896 and ASTM D4739-06 generally
range from 6-80mg KOH/g in modern lubricants, 7-10mg for general
automotive use and 10-15 for Diesel operations.
Marine grade lubricants generally will run from 15-50mgKOH/g, but can
be as high as 70 or 80mg KOH/g as is the case of Exxons MobileGuard
570 or respectively Castrols Cyltech 80AW this high level is designed to
allow a longer operating period between changes, under harsh operating
conditions. When the TBN is measured at 2mg KOH/g or less the lubricant
is considered inadequate for engine protection, and is at risk for allowing
corrosion to take place. Higher sulphur fuel will decrease the TBN faster
due to the increased formation of sulphuric acid.

PELUMAS MESIN

Syarat Oli Mesin


Oli mesin harus mempunyai kekentalan yang tepat. Bila terlalu encer lapisan oli akan
mudah rusak dan akan menyebabkan keausan komponen. Bila terlalu kental akan
menambah tahanan gerakan komponen sehingga akan menyebabkan mesin susah
distarter pada saat dingin dan tenaga mesin berkurang. Kekentalan harus relatif
stabil tidak terpengaruh oleh perubahan temperatur. Tidak merusak komponen,
Tidak berbusa.
-30

-20

-10

10

20

30

TEMPERATUR
40 UDARA LUAR (C)

SAE 10W
SAE 20W
SINGLE-GRADE
OIL

SAE 20
SAE 30
SAE 10W - 30

MULTI-GRADE
OIL

SAE 20W - 30

Jenis Oli Mesin, Oli mesin diklasifikasikan berdasarkan kekentalan (viskositas)


dengan standar dari SAE (Society of Automotive Engineers) dan kualitas yang
menggunakan standar dari API (American Petroleum Institute)

PELUMAS MESIN
Oli mesin adalah oli mineral langsung. Pada awalnya oli mesin
adalah untuk melumasi bagian-bagian kerja eksternal pada
permesinan, mesin, pompa, dan sebagainya. Pada waktu itu
bagian-bagian tersebut diberi oli dari oli kaleng. Untuk
keperluan itu, sekarang oli mesin sebagian besar telah
digantikan oleh oli turbin yang berkualitas lebih baik seperti
yang diuraikan di muka.
Oli mesin yang berkualitas lebih baik dipilih untuk melumasi
ball bearing dan roller bearing pada sebagian besar instalasi.
Bearing pada sistem conveyor, misalnya, memerlukan
pelumasan yang tepat. Satu subdivisi dari oli mesin, disebut oli
way, termasuk sejumlah oli yang digunakan oleh machinist. Olioli ini digunakan untuk melumasi way, slide dan guides of
machine tools dan kompresor.

PELUMAS MESIN
Oli yang digunakan dalam mesin demikian harus memiliki
kualitas pelumasan yang baik yang tahan terhadap suhu kerja
yang tinggi dan beban bearing yang berat. Oli ini khusus dibuat
dan diproses sedemikian agar sesuai dengan kondisi yang
ekstrim itu.
Oli mesin pada awalnya kebanyakan terbuat dari bahan
naphthene. Untuk automotive dan marine diesel oli naphthenik
sekarang hampir seluruhnya diganti oleh oli paraffinik. Ini
karena kemajuan dalam formula additive yang membuat oli
paraffinik lebih baik dari oli naphthenik. Oli mesin (engine)
yang paling baik sekarang mengandung additive anti aus, anti
berbusa, detergent-dispersant, dan antioxidant. Kekentalannya
berkisar dari 500 SSU sampai 1700 SSU (ISO VG: 108 sampai
367 cSt).

PELUMAS RODA GIGI

SYARAT PELUMAS RODA GIGI, KEKENTALAN SESUAI, MEMILIKI KETAHANAN


TERHADAP BEBAN TINGGI DAN TAHAN TERHADAP TEKANAN TINGGI, TAHAN
TERHADAP PANAS DAN OKSIDASI.
MACAM PELUMAS RODA GIGI, DAPAT DIKLASIFIKASIKAN BERDASARKAN
VISKOSITASNYA DAN BERDASARKAN KUALITAS DAN PENGGUNAAN MISALNYA
GL 1, GL 2 DSB

GEMUK PELUMAS (GREASE)

Sifat gemuk, Tahan terhadap beban tinggi, Bersifat perapat sempurna yang dapat
mencegah menempelnya benda-benda asing seperti kotoran dan air. Tahan lama
karena gemuk sukar mencair dan mengalir. Mempunyai tahanan gesek yang besar,
Kemampuan mendinginkan rendah, karena sulit mengalir. Susah membersihkan
kotoran-kotoran.
BAHAN DASAR, SEPERTI HALNYA PADA PELUMAS TERDAPAT BEBERAPA BAHAN
YANG DIGUNAKAN BAIK HEWANI, NABATI MAUPUN MINERAL.
PERSYARATAN : SHEAR STABILITY ATAU MEKANIKAL STABILITY (KETAHANAN
TERHADAP PERUBAHAN BENTUK KE BENTUK SEMULA), DROP POINT (TITIK
LEBUR), VISKOSITY, TITIK NYALA DAN TITIK BEKU
MACAMNYA TERDIRI DARI GEMUK BANTALAN, GEMUK CHASSIS, SEAL DLL

EXTREME PRESSURE
EP gear oils contain additives that prevent metal surfaces from cold
welding under the extreme pressure conditions found in situations where
boundary lubrication prevails. At the high local temperatures associated
with metal-to-metal contact, an EP additive combines chemically with the
metal to form a surface film that is ductile enough to prevent the welding
of opposing asperities and prevent scuffing or scoring that is destructive
to sliding surfaces under high loads (Figure 1). Chemically reactive
compounds of sulfur, phosphorus and sometimes chlorine, are used to
form these inorganic films.
EP additives typically work by adsorbing onto the metal surface either by
physical or chemical attraction. Once attached, they react with gear tooth
surface material at the high, local temperatures formed when asperities
(microscopically small rough spots) come into contact under boundary
lubrication conditions. The additives form a low melting point eutectic
with the general formula FeSxPyOz that is softer than the metal itself. This
surface deforms on contact and prevents the metal surfaces from welding
at the contact points.

GEAR OIL LUBRICATING

GREASE BASE STOCKS


Thickeners

Water stabilitized calcium soap (cup type thickener)


Anhyrous calcium
Sodium soap
Lithium soap
Complex soap
Polyureas
Clay thickeners

GREASE
Pelumas Semi Padat (Semi Solid Lubricant)
Pada dasarnya, pelumasan grease dan oli sama. Fungsi setiap pelumas
adalah untuk memisahkan permukaan yang bergerak sehingga friksi
berkurang. Baik grease dan oli melakukan hal yang sama-perbedaannya
adalah bagaimana caranya.
Oli membentuk lapisan yang membuat permukaan permukaan tetap
terpisah, mengurangi friksi dan panas. Karena grease bukan cairan,
grease tidak bisa membentuk lapisan cairan ketika pertama kali
digunakan. Tetapi ketika permukaan permukaan mulai bergerak dan
tekanan diberikan pada grease mulai terbentuk lapisan pelumas.
Di bawah tekanan, grease melepaskan oli yang dikandungnya, maka
mulai berjalan pelumasan. Tergantung pada aplikasinya, bisa terjadi
lapisan penuh atau pelumasan batas pinggir saja. Kalau gerakan
berhenti, grease cenderung memadat lagi.

GREASE
Grease didefinisikan sebagai benda padat atau setengah padat yang dibentuk
dengan memberikan bahan pengental ke dalam pelumas cair, kegunaannya
adalah untuk melumasi. Grease mungkin merupakan pelumas pertama yang
digunakan, dan mungkin pertama kali dibuat dari lemak hewan. Keadaan
dasarnya tidak banyak berubah sejak itu. Grease masih dibuat dari oli yang
dikentalkan dengan zat-zat tertentu, biasanya sabun.
Oli memiliki kelebihan :

Oli merupakan pendingin yang lebih baik, karena oli mengalir.


Oli mengakibatkan friksi yang lebih sedikit.
Oli lebih mudah ditangani dan diaplikasikan.
Oli membentuk lapisan pelindung yang lebih rata.

Grease memiliki kelebihan :

Grease merupakan bahan penutup (sealing agent) yang lebih baik daripada oli.
Grease membentuk lapisan pelindung sendiri agar terhindar dari bahan pengotor.
Grease biasanya tahan akan temperatur yang lebih tinggi.
Grease akan tetap pada tempatnya sedangkan oli dapat tercecer.
Kalau bagian yang harus dilumasi sulit dijangkau, kita tidak usah mengganti grease
sesering oli.

GREASE
Oli memiliki kelebihan :

Oli merupakan pendingin yang lebih baik, karena oli mengalir.


Oli mengakibatkan friksi yang lebih sedikit.
Oli lebih mudah ditangani dan diaplikasikan.
Oli membentuk lapisan pelindung yang lebih rata.

Grease memiliki kelebihan :


Grease merupakan bahan penutup (sealing agent) yang lebih baik
daripada oli.
Grease membentuk lapisan pelindung sendiri agar terhindar dari bahan
pengotor.
Grease biasanya tahan akan temperatur yang lebih tinggi.
Grease akan tetap pada tempatnya sedangkan oli dapat tercecer.
Kalau bagian yang harus dilumasi sulit dijangkau, kita tidak usah
mengganti grease sesering oli.

GREASE
Kebanyakan grease memiliki tiga bahan. Pertama, adalah oli
pelumas. Ini adalah bahan yang paling penting, karena
pengaruhnya paling besar terhadap sifat grease. Oli pelumas
hampir selalu merupakan oli mineral, tetapi jenis oli mineral
bermacam-macam. Misanya, bisa berbeda tingkat refinementnya, dan kekentalannya.
Oli yang diikat dalam grease berkisar dari oli spindle yang encer
sampai ke oli yang sangat kental. Pada umumnya, oli dengan
kekentalan medium dan tinggi digunakan dalam pembuatan
grease untuk suhu tinggi dan aplikasi pada kecepatan rendah.
Oli dengan kekentalan lebih rendah dibuat untuk suhu rendah
dan kecepatan tinggi.

GREASE
Bahan utama kedua dalam grease adalah bahan pengental.
Jenis bahan pengental yang paling umum adalah sabun yang
berasal dari campuran bahan lemak (hewan dan tumbuhan)
dengan bentuk logam atau mineral. Barium, lithium, dan kalsium
adalah logam-logam yang dapat digunakan. Komposisi sabun
memiliki pengaruh pada sifat dan aplikasi grease.
Sabun atau pengental memiliki satu fungsi utama: sebagai
bahan pengikat oli. Sabun melepaskan oli pada kecepatan
rendah untuk memberikan daya lumas yang diperlukan.
Pengental sendiri dapat memiliki nilai lumas, tetapi oli yang
menentukan daya lumasnya.

GREASE
Unsur ketiga bisa ada atau tidak ada dalam grease adalah
additive. Grease yang dibuat secara eksklusif dari oli dan bahan
pengental cocok untuk penggunaan berbagai industri ringan.
Tetapi dengan penambahan bahan khusus - additive- jangkauan
aplikasinya bertambah luas. Additive dalam grease akan dicakup
secara detail dalam pelajaran yang akan datang.
Grease memiliki lima karakteristik yang dapat diukur yang harus
dicocokkan dengan persyaratan aplikasi.

hardness (kekerasan),
dropping point (titik jatuh),
pumpability (kemampuan dipompa),
water resistance (daya tahan terhadap air)
stability (stabililitas). Harus diingat bahwa yang dimaksud stabilitas
adalah yang bersifat fisik dan kimiawi.

GREASE

Anti oxidasi
Hal ini penting pada grease yang dirancang untuk sealed bearing dimana temperatur
pengoperasian tinggi. Kebanyakan grease mengandung additives sebagai anti oxidasi.

Proteksi Terhadap Keausan (Wear Protection)


Proteksi terhadap keausan (wear) tergantung pada viscosity dari komponen minyak.
Lubricant padat atau agen EP menambah kemampuan proteksi, seperti molybdeum
disulphide.

Dampak dari air


Sebagian grease adalah anti terhadap air, hal ini berarti bahwa jenis ini tidak menyerap air
dan tidak dapat dicuci dengan air. Jenis yang lain dapat menyerap air tanpa perubahan
yang terjadi dalam struktur atau consistency, dan mempunyai proteksi yang baik terhadap
karat. Biasanya ini diperlengkapi dengan bahan tambahan (additives).

Syarat-syarat Grease
Definisi yang baik dari penggunaan grease mencakup : dimana relubrikasi sulit ; dimana
memerlukan degree of permanent ; dimana tabung lubricant tidak mengakibatkan
keborosan dalam penggunaan lubricant atau kebocoran pada lubricant itu sendiri.atau
punya kemampuan melindungi lubricant dari kotoran yang bisa masuk dan mengotori
leburicant itu sendiri.

GREASE
Syarat-syarat Performance
Syarat yang prinsip dari grease ialah bahwa grease tersebut harus mampu
melakukan lubrikasi pada bearing dalam kondisi servis apapun. Grease harus
mempunyai kualitas struktural serta konsistensi untuk memastikan bahwa grease
tersebut dapat dialokasikan / disebarkan dengan baik atau dapat mencapai
daerah kerja yang vital pada bearing. Grease tersebut juga harus mempunyai
daya tahan kimia yang dapat menimbulkan formasi karat pada produk dan juga
akan mengakibatkan perubahan konsistensi dan struktural yang bisa
mengakibatkan kebocoran pada tabung lubricant. Grease harus dipilih dengan
baik sesuai dengan kondisi yang ada, menggunakan bantuan EP, anti oxidasi, anti
karat, dan zat-zat lain yang dapat menurunkan kemungkinan terjadinya kebocoran
pada temperatur servis maximum yang ada.

Keserasian dari Grease (Grease Compatibility)


Keserasian grease yang mengandung zat yang berbeda harus diteliti dan
dicurigai sebelum bisa dibukltikan. Pada umumnya, kita tidak bisa mencampur
grease karena percampuran akan mengakibatkan perubahan struktural serta
consistency yang berbahaya. Softening yang berlebihan akan mengakibatkan
kebocoran serta kehilangan lubricant. Bearing yang terbungkus / tertutup harus
dibersihkan dengan benar sebelum menggunakan grease yang baru.

GREASE
Pertimbangan temperatur
Pertimbangan terhadap temperatur adalah suatu hal yang sangat penting
karena dampaknya terhadap grease dispensibility. Kadang-kadang
temperatur disekelilingnya serta kondisi fisik dari dispensing system
menjadi faktor yang menentukan dalam pemilihan grease.

Klasifikasi Grease
Grease diklasifikasikan berdasarkan jenis pengental yang dikandungnya.
Jumlah pengental dalam grease sedikit dibandingkan dengan jumlah oli.
Tetapi pengentallah yang menentukan kategori grease.

Grease dapat dibagi menjadi dua kelompok: grease yang


dikentalkan dengan sabun atau komponen bahan sabun, dan
grease yang tidak dikentalkan dengan sabun. Kelompok
dengan-sabun jauh lebih banyak dari yang bukan dengan-sabun.

GREASE
Grease Sabun-Kalsium
Grease sabun-kalsium juga disebut grease sabun-kapur atau grease bahan-kapur.
Pertama kali diproduksi dalam jumlah komersil di Amerika, grease ini sampai
sekarang masih sangat populer. Kekerasan (hardness) atau konsistensinya
banyak bervariasi, dan warnanya biasanya kuning atau kemerahan.
Kebanyakan grease sabun-kalsium stabilitasnya kurang baik. Produk permulaan
grease jenis ini mengandung banyak air, air dimasukkan ke grease untuk
memberinya bentuk. Dalam aplikasi tertentu suhu yang tinggi akan membuat
grease ini kering. Akibatnya, akan terbentuk residu yang tebal, menghambat
jalannya grease dan menyebabkan bearing dan bagian-bagian bergerak lainnya
kering.
Grease sabun-kalsium biasanya tidak cocok untuk aplikasi di mana suhu naik
lebih dari 180-F, karena kandunga air mulai hilang pada keadaan itu. Tetapi grease
ini baik sebagai pelumas chassis, poros (rpm rendah), dan pompa air. Grease
kalsium yang dibuat dengan metode dingin cukup murah untuk digunakan pada
mesin pertanian dan alat lain yang sering memerlukan penggantian grease.

GREASE
Grease Sabun-Sodium
Seperti grease kalsium, grease sabun-sodium (kadang-kadang disebut grease
sabun-soda) adalah grease untuk keperluan umum. Karena grease ini memiliki
titik tumpah yang lebih tinggi (300 sampai 350-F), grease sodium sering
digunakan pada bagian-bagian mesin yang beroperasi dalam atau dekat panas.
Grease sodium dibuat dengan oli khusus untuk aplikasi demikian.
Grease sabun-sodium memilki teksture spongy (berserabut) atau fibrous
(berserat). Untuk beberapa tahun grease ini dikenal sebagai sponge grease.
Warnanya kuning atau hijau. Karena stabilitas kerjanya dan titik lelehnya yang
tinggi, grease ini digunakan untuk melumasi bearing roda dan untuk aplikasi
industri keperluan umum.
Kekurangan utama grease ini adalah bahwa grease ini tidak dapat bekerja dengan
baik di sekitar air. Grease ini cenderung menyerap air, membentuk emulsi air
dalam oli. Ini mengurangi kemampuan melumasinya, karena lapisan grease
kehilangan kemampuannya untuk melekat ke logam maka kemudian tercuci.
Grease bahan-kalsium tidak memiliki masalah ini.

GREASE
Grease Sabun-Barium
Grease barium adalah grease untuk keperluan umum yang telah lama
dinilai karena kemampuannya bekerja baik dalam rentang suhu yang
besar. Titik tumpahnya biasanya 350o F atau lebih tinggi. Meskipun
demikian, grease ini tidak dimaksudkan untuk digunakan pada mesin
yang beroperasi pada suhu di atas 275oF.
Grease sabun-barium digunakan dalam berbagai aplikasi, terutama
dalam berbagai jenis dan ukuran bearing. Tetapi karena kandungan
sabunnya yang tinggi, grease ini tidak cocok untuk suhu rendah atau
bearing kecepatan tinggi. Grease ini telah banyak digantikan oleh grease
lithium, yang memiliki kaualitas umum sama, tetapi keseimbangannya
secara menyeluruh lebih baik.
Kita mungkin masih menemukan grease barium digunakan untuk
pelumasan kendaraan biasa, dan alat mining dan konstruksi. Kita bisa
mengenalnya dari teksturnya yang buttery (seperti mengtega) atau
fibrous (berserat), dan warnanya kuning kemerahan atau kehijauan.

GREASE
Grease Sabun-lithium
Mungkin grease all-round (yang bisa digunakan dalam
berbagai kondisi) terbaik adalah grease sabun-lithium.
Dikembangkan untuk industri pesawat terbang dalam PD II,
grease ini menggabungkan ciri-ciri terbaik dari grease
sabun-kapur dan grease sabun-soda. Grease ini dapat
mengatasi suhu yang ekstrim dengan cukup baik, dan
grease ini tahan air.
Grease sabun-lithium memiliki stabilitas yang baik dan daya
tahan yang tinggi terhadap shear (daya geser). Grease ini
memiliki titik tuang berkisar dari 360o sampai 390oF. Lebih
penting lagi, grease ini dapat digunakan dalam kerja terusmenerus pada suhu setinggi 300- F. Grease ini memiliki
tekstur buttery dan warnanya merah kecoklatan.

GREASE
Grease sabun-lithium tanpa additive telah digunakan dengan baik pada suhu
serendah 60 di bawah nol (Fahrenheit). Dengan additive yang sesuai, grease
ini bahkan dapat melumasi pada suhu yang lebih rendah lagi. Grease ini
biasanya dapat bekerja dengan baik pada suhu rendah adalah karena grease
ini dibuat dengan oli yang titik tumpahnya sangat rendah. Grease lithium
yang digunakan pada suhu tinggi membutuhkan bahan oli yang berbeda,
karena grease yang sama tidak bisa digunakan dengan baik pada suhu yang
berbeda sangat jauh.
Grease EP lithium digunakan pada aplikasi otomotif, dan dalam jumlah yang
besar di steel mill. Grease EP lithium memiliki kebaikan-kebaikan seperti
yang dimiliki grease lithium murni, tetapi juga memiliki sifat anti aus dan
toleransi tekanan yang membuat grease ini dapat digunakan dalam aplikasi
lebih luas lagi. Kalau sabun lithium dicampurkan dengan pelumas sintetis,
variasi lain dapat dihasilkan. Grease ini dapat bekerja pada rentang suhu
yang luas, mulai dari -100oF sampai +300oF

GREASE
Grease sabun-aluminium
Grease sabun-aluminium tidak banyak digunakan sebagai grease untuk
keperluan umum-grease ini cenderung digunakan untuk keperluan
khusus. Grease ini tidak dimasukkan dalam Tabel 3-5 karena kegunaanya
yang khusus. Tetapi kita perlu mengetahui sifat-sifat utamanya.
Kita dapat mengenali grease sabun-aluminium dari kurangnya serat atau
butiran yang nampak pada grease ini. Sebenarnya grease ini benar-benar
trasnsparan. Titik tumpahnya biasanya cukup rendah, bahkan lebih
rendah dari grease sabun-kalsium, tetapi biasanya di atas 170-F. Grease
ini sangat lengket kalau disentuh. Grease ini melekat dengan baik pada
permukaan yang dilumasinya, tetapi tidak membentuk lapisan yang
kontinyu.
Grease sabun-aluminium sedikit terbatas penggunaannya dalam industri,
karena grease ini mulai berubah tekstur dan pecah pada sekitar 150- F.
Daya tahan geseknya kurang, begitu pun kemampuannya dalam
melindungi bagian-bagian dari oksidasi, meskipun grease ini cukup
punya daya tahan terhadap air.

GREASE
Grease Sabun lainnya
Strontium dan timbal jarang digunakan sebagai bahan grease. Grease yang
dibuat dengan bahan strontium dan timbal adalah grease untuk keperluan
khusus, dan tidak perlu dibahas secara terperinci di sini. Grease sabun-timbal
bahkan tidak nampak seperti grease-grease ini biasanya berbentuk fluida pada
suhu ruangan.

Grease Dengan Bahan Bukan Sabun


Meskipun grease dengan bahan bukan sabun ekonomis dan bekerja baik pada
hampir segala situasi, grease ini juga memilki keterbatasan. Misalnya, grease ini
melunak dan mencair pada suhu sedang. Sebagai usaha untuk memperbaiki
kekurangan ini, grease baru yang menggunakan pengental jenis lain telah
dikembangkan.
Salah satu kelompok pengental bukan sabun yang paling baik adalah kelompok
metal-based complexes. Complex adalah melekul organik yang rumit yang
menangkap ion logam pada jeruji atom. Grease complex-kalsium dan grease
complex-aluminium banyak digunakan.

GREASE
Jenis Pelumas Padat (Types of Solid Libricant)
Pelumasan dengan lapisan bahan padat yang disisipkan di antara dua permukaan
yang bergesekkan disebut pelumasan lapis-kering. Beberapa bahan yang
digunakan untuk pelumasan lapis-kering telah dikemukan, termasuk grafit dan
MoS2. Kebanyakan lapisan pelumas kering itu tetap basah dan diaplikasikan
banyak kesamaannya dengan cat biasa.
Pelumas lapis-kering digolongkan berdasarkan komposisi kimia dan struktur
fisiknya. Misalnya sejumlah besar pelumas lapis-kering digolongkan sebagai zat
padat lamelar.
Bisa disebutkan seperti grafit, borax, mica dan iodida tertentu. Benda padat ini
memiliki kelicinnya karena keadaanya yang datar, partikel seperti piringan dapat
meluncur dengan mudah di atas yang lainnya.
Friksi rendah pada grafit sebagian besar karena uap air yang diserap oleh muka
lapisan grafit yang datar. Bila tidak ada lapisan tipis air itu, grafit kehilangan
kemampuannya untuk melumasi dan sebaliknya menjadi abrasive (bersifat
mengikis). Baik lapisan grafit maupun kristal MoS2 tahan terhadap suhu yang
cukup tinggi karena keduanya secara kimiawi lembam.

GREASE
Jenis Pelumas Padat (Types of Solid Libricant)
Kelompok pelumas lapis-kering kedua adalah lapisan kimia, sudah dibahas pada
bab bahan tambah EP. Yang masuk dalam kelompok ini adalah semua senyawa
yang dapat dibentuk pada permukaan logam dengan reaksi kimia. Di antaranya
adalah berbagai oksida, sulfida, klorida dan fosfat.
Kelompok pelumas lapis-kering ketiga mungkin agak sedikit sulit untuk
diaplikasikan dan untuk tetap ditempatnya. Di antaranya adalah tanah liat
bentonit, timbal putih, dan talk biasa (bubuk talk).
Sejumlah besar senyawa organik dapat juga digunakan sebagai pelumas lapiskering. Beberapa di antaranya adalah bahan-bahan utama grease, seperti
sabun,asam lemak, dan beeswax (lilin tawon lebah). Tallow dan spermaceti wax
juga banyak digunakan. Ilmu kimia pada masa ruang angkasa ini juga telah
menawarkan lapisan-lapisan polimer sintetis. Yang paling terkenal mungkin zat
kimia yang dikenal dengan PTFE, singkatan dari polytetrafluoroethylene.
Pelumas lapis-kering harganya mahal tidak dapat diganti atau atau diisi lagi
secepat pelumas konvensional. Pelumas lapis-kering itu merupakan alternatif dari
grease dan oli dalam beberapa keadaan, tetapi jangan dianggap penyelesaian
untuk semua masalah pelumasan.

CAIRAN LAINNYA

ATF (AUTOMATIC FLUID TRANSMISSION) dan MINYAK POWER STEERING

Minyak ini selain berfungsi sebagai pemindah tenaga juga berfungsi sebagai
pelumas bagian-bagian transmisi otomatis yang berputar
Syarat viskositas sesuai, tahan terhadap panas dan oksidasi, tidak berbusa,
berwarna untuk membedakan, tidaj merusak komponen logam maupun karet.

BRAKE FLIUD (MINYAK REM)

Digunakan pada sistem hidroulik sistem rem maupun mekanisme penggerak


kopling mekanik.
Syarat viskositas sesuai, titik didik tinggi, tidak merusak karet dan logam

COOLANT (CAIRAN PENDINGIN)

Pada beberapa kendaraan terutama yang beroperasi di daerah yang memiliki 4


musim, maka akan terjadi suatu fenomena dimana air pendingin akan mengalami
pembekuan, disamping itu air pendingin kadang menjadi cepat mencapai titik
didihnya, sehingga akan mengurangi kemampuan system pendinginan. Oleh
karenanya dalam system pendinginan diperlukan cairan tambahan yang sering
disebut dengan coolant

PELUMAS REFRIGERANT

Anda mungkin juga menyukai