BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan Penulis
Menyampaikan informasi :
1. Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup dengan baik.
2. Jenis-Jenis Dan Macam-Macam Adaptasi
1) Adaptasi Morfologi, Adaptasi morfologi adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan
dengan kebutuhan organisme hidup.
2) Adaptasi Fisiologi, Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan
sekitar yang menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan
hidup dengan baik.
3) Adaptasi Tingkah Laku, Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah
laku/perilaku terhadap lingkungannya.
3. Bentuk adaptasi tingkah laku (behavioral adaptation) pada binatang/hewan di sekitar kita:
4. Themoregulasi adalah proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu tubuhnya agar tetap
konstan dinamis. Adapun mekanismenya adalah mengatur keseimbangan antara perolehan panas
dengan pelepasan panas.
5. Kemampuan hewan untuk mempertahankan suhu tubuh
6. Adaptasi hewan ektoterm terhadap suhu sangat panas
BAB II
PEMBAHASAN
Kepekaan terhadap stimulus merupakan salah satu ciri utama kehidupan. Tujuan akhir
dari respon adalah untuk mempertahankan hidupnya. Respon heawan terhadap lingkungannya
bervariasi tergantung dari jenis dan intensitas stimulus, jenis spesies, stadium perkembangan,
umur, kondisi fisiologis dan kisaran toleransi terhadap lingkungannya.
Apabila kondisi lingkungan menjadi sangat tidak baik, maka yang terjadi adalah,
pertama, hewan meninggalkan tempat itu dan mencari tempat dengan kondisi yang lebih baik.
Kedua, hewan memberikan respon tertentu yang mampu mengatasi efek negative perubahan
tersebut. Ketiga, hewan itu akan mati.
2) Respon Tak-reversibel
Tipe respon tak-reversibel selama ontogeny adalah respon perkembangan. Respon
berlangsung lama karena melibatkan banya proses yang menghasilkan perkembangan beraneka
ragam macam struktur tubuh. Hasilnya bersifat permanen dan tak reversible. Contoh : perubahan
jumlah mata facet pada Drosophila yang dipelihara pada suhu tinggi, atau terbentuknya
keturunan cacat akibat respon perkembangan embrio terhadap senyawa teratogenik dalam
lingkungannya.
B. AKLIMATISASI DAN ADAPTASI
Alkimatisasi dan adaptasi merupakan perwujudan respon terhadap lingkungannya.
Aklimatisasi terjadi pada periode ontogeny, reversible, dan tidak diwariskan. Yang serupa dengan
aklimatisasi adalah aklimasi. Perbedaannya aklimatisasi menyangkut banyak faktor alami,
aklimasi digunakan untuk satu atau dua faktor yang terjadi dalam lingkungan terkontrol di
laboratorium. Contoh : respon Rana pipiens berupa laju konsumsi oksigen pada kondisi suhu
tertentu menjadi berbeda setelah mengalami aklimasi, dan perubahan ini tidak langgeng.
Adaptasi melibatkan perubahan yang diakibatkan seleksi alam, bersifat herediter, dan
proses berlangsung meliputi sejumlah besar generasi yang berurutan. Terdapat tiga macam hasil
proses adapatasi pada hewan, yaitu:
1) Adaptasi Fisiologis
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang
menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan
baik.
atau refleks, pada serangga berupa instink dan pada manusia ditentukan oleh komponen belajar
dan menalar.
a.
Taksis
Adalah berbagai perilaku Invertebrata dan Vertebrata rendah, berupa gerakan di tempat
maupun berpindah tempat dengan jalan berkerut, meregang, membelokkan tubuh dan
sebagainya. Stimulus dapat berupa cahaya (foto-), suhu (termo-), sentuhan (tigmo-), arus air
(reo-) dan sebagainya.
Respon perilaku hewan mobil yang berupa gerakan yang terorientasi langsung pada
sumber stimulus dan meliputi gerakan berpindah tempat disebut taksis. Misal termotaksis
negative atau tigmotaksis positif. Hewan Invertebrata sesil juga perilakunya terorientasi langsung
pada sumber stimulus, hanya memeperlihatkan gerakan seluruh atau sebagian tubuhnya tanpa
berpindah tempat disebut tropisme. Misal Respon kemotropi negative Hydra terhadap larutan
asam (tentakel dan tubuh mengkerut). Kinesis merupakan gerakan yang tidak terorientasi
langsung pada sumber stimulus dan dicapainya situasi akhir terjadi melalui gerakan coba-coba.
Misal Jenis Protozoa berpindah tempat karena respon kemikinesis negative.
b. Refleks
Sejumlah gerakan atau perilaku hewan umumnya berlangsung secara refleks, meskipun
frekuensinya berkurang pada hewan tinggi. Refleks merupakan gerakan otomatis yang terjadi
aakibat beroperasinya mekanisme reseptor sederhana, dn proporsional terhadap besarnya
stimulus. Pada hewan rendah, berbagai aktivitas penting terjadi sebagai seurutan refleks-refleks.
Misal pada lalat.
Refleks merupakan salah satu komponen dasar dari perilaku yang mempunyai nilai
kesintasan. Refleks akan menjauhkan hewan dari kondisi membahayakan dan memanfaatkan
sumber
daya
lingkungannya.
c.
Perilaku Naluriah
Naluri (instink) dalam arti perilaku atau landasan pendorong yang merupakan terjadinya
perilaku itu. Perilaku naluriah didefinisikan sebagai suatu perilaku yang rumit, khas spesies,
testerotipe, herediter dan terjadi otomatis oleh induksi stimulus kunci atau stimulus syarat.
Respon ini bersifat tidak proporsional dengan intensitas stimulus.
Instink memerlukan mekanisme saraf, namun yang paling utama karena timbulnya
dorongan (drive) yang timbul karena mencapai status fisiologis tertentu (motivasi) dengan
mood yang tepat. Bila dikombinasikan dengan stimulus sinyal yang tepat dari lingkungan akan
mewujudkan instink. Stimulus isyarat dapat berupa bentuk, warna, suara/nyanyian, feromon,
sentuhan
dan
sebagainya.
d. Belajar
Belajar merupakan perubahan perilaku akibat suatu pengalaman, berarti respon terhadap
suatu stimulus tertentu menjadi berubah dibandingkan sebelumnya.Terjadi pada Vertebrata
tinggi, dan paling efektif pada usia muda.
Macam-macam corak belajar:
Habituasi (pembiasaan), hewan tidak lagi memberikan respon pada suatu stimulus yang tidak
memberikan arti dalam kehidupannya. Misal: anak hewan mengindari bunyi/gerakan tiba-tiba,
setelah tahu tidak memberikan efek buruk, maka stimulus tidak diacuhkan lagi.
Pengkondisian, suatu stimulus yang tadinya tidak mengandung arti, setelah melalui pengalaman
menjadi penting, yakni terbinanya kesan hubungan antara stimulus dengan ganjaran. Misal
respon anjing yang diberi stimulus visual dan auditori.
Imprinting (perekaman), perilaku naluriah mengikuti induk. Misal anak itik yang ditetaskan
secara terisolasi, akan terus mengikuti manusia atau objek bergerak yang pertama kali dilihatnya.
Imitating (meniru), suatu individu dalam kelompok akan melakukan gerakan atau aktiviatar
tertentu (berlari, bernyanyi, makan dll) yang sama denga individu lain dalam kelompok. Terjadi
pada hewan yang bersifat gregarious.
Trial and Error (coba-coba), eliminasi dari semua stimulus dan respon, kecuali yang relevan,
dengan diperolehnya ganjaran atau hukuman. Misalnya anak ayam mematuki sembarang objek,
lalu hanya mematuki makanannya saja.
Reasoning (menalar), meliputi terjadinya proses pembinaan suatu kesan hubungan antara objek
dengan objek, kejadian dengan kejadian atau objek dengan kejadian, untuk kemudian
diwujudkan dalam bentuk respon perilaku yang tepat, tanpa didahului coba-coba. Hanya terjadi
pada mamalia tingkat tinggi, misal lumba-lumba, anjing dan kera. Misal kera yang terkurung
mengambil pisang di luar dengan tongkat. Menalar atau belajar konsepsional paling baik
perkembangannya pada manusia, karena perkembangan bagian korteks otaknya paling baik.
4) Adaptasi Tingkah Laku
Makhluk hidup melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan di sekitar habitat tempat hidupnya
tidak terkecuali manusia. Adaptasi yang dilakukan makhluk hidup bertujuan untuk dapat bertahan hidup dari
kondisi lingkungan yang mungkin kurang menguntungkan. Di bawah ini adalah merupakan beberapa bentuk
adaptasi tingkah laku (behavioral adaptation) pada binatang/hewan di sekitar kita disertai pengertian dan arti
definisi :
1. Mimikri
Mimikri adalah teknik manipulasi warna kulit pada binatang seperti misalnya bunglon yang dapat berubahubah sesuai warna benda di sekitarnya agar dapat mengelabuhi binatang predator/pemangsa sehingga sulit
mendeteksi keberadaan bunglon untuk dimangsa. Jika bunglon dekat dengan dedaunan hijau maka dia akan
berubah warna kulit menjadi hijau, jika dekat batang pohon warna coklat, dia juga ikut ganti warna menjadi
coklat, dan lain sebagainya.
2. Hibernasi
Hibernasi adalah teknik bertahan hidup pada lingkungan yang keras dengan cara tidur menonaktifkan dirinya
(dorman). Hibernasi bisa berlangsung lama secara berbulan-bulan seperti beruang pada musim dingin.
Hibernasi biasanya membutuhkan energi yang sedikit, karena selama masa itu biantang yang berhibernasi akan
memiliki suhu tubuh yang rendah, detak jantung yang lambat, pernapasan yang lambat, dan lain-lain. Binatang
tersebut akan kembali aktif atau bangun setelah masa sulit terlewati. Contoh hewan yang berhibernasi yaitu
seperti ular, ikan, beruang, kura-kura, bengkarung, dan lain-lain.
3. Autotomi
Autotomi adalah teknik bertahan hidup dengan cara mengorbankan salah satu bagian tubuh. Contoh autotomi
yaitu pada cicak / cecak yang biasa hidup di dinding rumah, pohon, dll. Cicak jika merasa terancam ia akan
tega memutuskan ekornya sendiri untuk kabur dari sergapan musuh. Ekor yang putus akan melakukan
gerakan-gerakan yang cukup menarik perhatian sehingga perhatian pemangsa akan fokus ke ekor yang putus,
sehingga cicak pun bisa kabur dengan lebih leluasa.
4. Estivasi
Estivasi adalah menonaktifkan diri (dorman) pada saat kondisi lingkungan tidak bersahabat. Bedanya dengan
hibernasi adalah di mana pada estivasi dilakukan pada musim panas dengan suhu udara yang panas dan kering.
Hewan-hewan seperti kelelawar, tupai, lemur kerdil, dll akan mengestivasi diri di tempat yang aman dan
terlindung. Pada tumbuhan estivasi juga dilakukan oleh oleh pohon jati dengan meranggas atau menggugurkan
daun.
5. Simbiosis Rayap dan Flagellata
Rayap membutuhkan bantuan makhluk hidup lainnya yaitu flagelata untuk mencerna kayu yang ada di dalam
usus rayap. Tanpa flagellata rayap tidak akan mampu mencerna kayu yang masuk ke dalam tubuhnya. Rayaprayap kecil yang baru menetas mendapatkan flagellata dengan jalan menjilat dubur rayap dewasa. Rayap
secara periodik melakukan aktivitas ganti kulit dan meninggalkan bagian usus lama, sehingga rayap akan
memakan kulit yang mengelupas untuk memasukkan kembali flagellata ke dalam usus pencernaannya.
6. Pernapasan Ikan Paus
Ikan paus adalah mamalia yang mirip ikan dan hidup di air. Paus memiliki paru-paru yang harus diisi dengan
oksigen dari permukaan laut minimal setiap setengah jam sekali. Ikan paus ketika muncuk ke permukaan akan
membuang udara kotor lewat hidung mirip seperti air mancur yang berisi karbon dioksida bercampur uap air
jenuh yang terkondensasi.
C. Thermoregulasi
Themoregulasi adalah proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu tubuhnya
agar tetap konstan dinamis. Adapun mekanismenya adalah mengatur keseimbangan antara
perolehan panas dengan pelepasan panas. Suhu tubuh hewan dipengaruhi oleh suhu lingkungan
hewan. Namun untuk hidup secara normal hewan harus memilih kisaran suhu yang lebih sempit
dari kisaran suhu tersebut yang ideal dan disukai agar proses fisiologis optimal. Suhu tubuh
konstan sangat dibutuhkan karena perubahan suhu berpengaruh pada konformasi protein dan
ativitas enzim juga pada energi kinetik molekul zat. Kenaikan suhu Lingkungan mengakibatkan
peningkatan laju reaksi yang berpengaruh pada aktivitas metabolisme sel tubuh.
Kemampuan hewan untuk mempertahankan suhu tubuh ada 2, yaitu :
1. Hewan poikiloterm adalah hewan yang suhu tubuhnya selalu berubah seiring dengan berubahnya
suhu lingkungan.
2.
Hewan homeoterm adalah hewan yang suhu tubuhnya selalu konstan sekalipun suhu
lingkungannya berubah.
Interaksi
panas
yang
menguntungkan:
mengatur
suhu
tubuh
yaitu
meningkatkan/menurunkan pelepasan panas dari tubuh dan memperoleh panas.
1. Konduksi: Perpindahan atau pergerakan dua benda yang saling bersentuhan.
2. Konveksi: Perpindahan panas antara dua benda yang terjadi melalui zat alir (fluida) yang
bergerak.
Proses Konveksi:
Berlangsung sampai suhu tubuh kembali ke suhu normal. Perpindahan panas bisa
dipercepat, apabila kecepatan aliran fluida di sekeliling tubuh ditingkatkan. Terjadi dari
lingkungan ke tubuh hewan, misalnya pada saat udara panas bertiup di dekat hewan, lamakelamaan tubuh hewan akan menjadi lebih panas juga.
3. Radiasi : Perpindahan panas antara dua benda yang tidak saling bersentuhan, Frekuensi
dan Intensitas Radiasi:
Tergantung pada suhu benda yang mengeluarkan radiasi. Semakin tinggi suhu benda yang
mengeluarkan radiasi, semakin tinggi pula intensitas radiasinya.
Tubuh hewan (kulit, rambut, dan bulu) menyerap panas radiasi dengan baik.
Berjemur pada hewan (khususnya poikiloterm) untuk menaikkan atau memperoleh panas tubuh.
4. Evaporasi : Proses perubahan benda dari fase cair ke fase gas.
Evaporasi:
Cara penting untuk melepaskan panas tubuh. Hewan yang tidak memiliki kelenjar
keringat, jika tubuhnya panas, penguapan melalui saluran pernafasan dengan cara terengahengah (pada anjing diikuti dengan menjulurkan lidahnya). Jika suhu tubuh meningkat, keringat
akan membasahi kulit, selanjutnya keringat akan menyerap kelebihan panas dari tubuh dan
mengubahnya menjadi uap, setelah keringat mengering, suhu tubuh pun turun.
Laju aliran panas pada suatu benda di pengaruhi oleh:
Luas permukaan benda yang saling bersentuhan.
Perbedaan suhu awal antara kedua benda tersebut.
Konduktivitas panas (tingkat kemudahan untuk mengalirkan panas yang dimiliki suatu benda)
dari kedua benda.
Hewan Ektoterm
Hewan yang suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan sekitarnya. Yaitu,
Perolehan panas tubuh tergantung pada berbagai sumber panas di lingkungan luar.
Masalah yang dihadapi tidak sama, tergantung pada jenis habitatnya.
Hewan Ektoterm Akuatik: Suhunya relatif stabil sehingga mengalami permasalahan suhu
lingkungan yang rumit. Hewan Ektoterm Terestial: Suhunya selalu berubah dengan variasi yang
cukup besar sehingga ada perbedaan signifikan antara suhu udara siang dan malam.
Adaptasi Hewan Ektoterm terhadap Suhu Sangat Panas dan Sangat Dingin
Adaptasi terhadap Suhu Sangat Panas, Meningkatkan laju pendinginan dengan penguapan:
1. Melalui kulit, bagi hewan yang berkulit lembab (cacing dan katak) atau dengan cara berkeringat
(untuk hewan yang mempunyai kelenjar keringat).
2. Melalui saluran pernafasan, bagi hewan yang kulitnya tebal dan kedap air (reptil dan insekta).
3. Mengubah mesin metaboliknya agar bisa bekerja pada suhu tinggi (kadal dan reptil gurun).
Adaptasi terhadap Suhu Sangat Dingin
1. Meningkatkan suhu osmotik.
2. Titk beku cairan tubuh dapat diturunkan hingga dibawah 0C.
3. Menghambat pembekuan kristal es didalam sel.
4. Mencegah kerusakan membran.
Hewan Endoterm
Hewan yang panas tubuhnya berasal dari dalam tubuh sebagai hasil dari metabolism sel
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
a.
b.
2.
tubuh.
Suhu tubuh terlalu tinggi dilepaskan dengan cara:
Vasodilatasi daerah perifer tubuh.
Berkeringat dan terengah-engah.
Menurunkan laju metabolisme (misal: menekan sekresi tiroksin).
Respons perilaku (misal: berendam di air).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup dengan baik.
2. Jenis-Jenis Dan Macam-Macam Adaptasi
Adaptasi Morfologi, Adaptasi morfologi adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan
dengan kebutuhan organisme hidup.
Adaptasi Fisiologi, Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan
sekitar yang menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan
hidup dengan baik.
Adaptasi Tingkah Laku, Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah
laku/perilaku terhadap lingkungannya.
3. Themoregulasi adalah proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu tubuhnya agar tetap
konstan dinamis. Adapun mekanismenya adalah mengatur keseimbangan antara perolehan panas
dengan pelepasan panas.
http://danaranizar.blogspot.com/2013/03/makalah-respon-dan-adaptasi_17.html
dapus bioproses
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031KUSNADI/KULIAH_PENGANTAR,BIOPROSES.pdf