PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang - Undang
peranan
penting,
baik
dalam
mengatur
perusahaan,
dan
penuh
tanggung
jawab
menjalankan
tugas
untuk
perseroan,
meskipun
kemudian
informasi yang
secara
umum
harus
memperhatikan
kepentingan
RUPS,
dengan
tidak
mempengaruhi
ketentuan
d. Telah
mengambil
tindakan
untuk
mencegah
terjadinya
kepailitan.
5. Ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2), ayat (3),
dan ayat (4) berlaku juga bagi Direksi dari Perseroan yang
dinyatakan pailit berdasarkan gugatan pihak ketiga.
Dalam hal ini perseroan terbuka merupakan perseroan terbatas
yang modal dan sahamnya telah memenuhi syarat - syarat tertentu,
dimana saham - sahamnya dijual kepada publik atau masyarakat
sehingga jual beli sahamnya perlu keterbukaan (disclosure) atas
informasi perusahaan public, sehingga hakim pun mengatur masalah
perusahaan terbuka, termaksud tentang keterbukaan informasi ini
secara sangat detail.
Keterbukaan atau disclosure merupakan komponen terpenting
dalam industry sekuritas (pasar modal). Keterbukaan bukan saja
merupakan kewajiban bagi perusahaan public yang akan dan telah
melakukan penawaran umum tetapi juga merupakan hak investor
dapat dilakukan dan oleh karenanya merupakan kewajiban yang
mutlak
harus
dilaksanakan
oleh
perusahaan
publik.
Melalui
keputusan
untuk
melakukan
investasi
atau
efek
kesalahan pengelolahan
perseroan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang didapat dari hasil penelitian ini sebagai
berikut:
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan akan bermanfaat dalam
rangka mengembangkan ilmu hukum, khususnya hukum bisnis
termasuk hukum penerus Indonesia.
2. Secara praktik, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
acuan bagi kalangan praktisi hukum dan dunia usaha serta sebagai
bahan kajian bagi akademisi untuk memahami wawasan ilmu
pengetahuan khususnya hukum perusahaan.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Perusahaan
1. Pengertian Perusahaan
Perusahaan adalah kegiatan usaha yang dimiliki, dikelola,
dan dipimpin oleh seorang yang bertanggung jawab penuh
terhadap semua resiko dan aktivitas pekerjaan (Murti Sumarai,
Jhon Suprianto : 2003). Istilah perusahaan mengacu kepada
badan usaha menjalankan usahanya. Perusahaan adalah tempat
terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor
produksi.
2. Segi hukum perusahaan
Dalam
rumus
definisi
perusahaan,
setiap
unsur
oleh
Undang-Undang.Bentuk
hukum
menunjukan
badan
hukum
(Vennootschap
Onder
Firma,
tidak
bertentangan
dengan
ketertiban
dan
pembenaran
itu
dilakukan
oleh
a. Berdasarkan Kepemilikan
Berdasarkan kepemilikannya perusahaan yang dapat
dibedakan menjadi:
1. Perusahaan Negara, yaitu perusahaan yang modalnya
dimiliki oleh Negara.
2. Perusahaan swasta, yaitu perusahaan yang modalnya
dimiliki oleh swasta.
b. Berdasarkan Penanaman Modal
Berdasarkan penanaman modalnya, perusahaan dapat
dibedakan menjadi :
1. Perusahaan Nasional, yaitu perusahaan yang sekurangkurangnya 51% dari modal dalam negeri yang ditanam
didalamnya dimiliki oleh Negara dana atau swasta
nasional.
2. Perusahaan Asing, yaitu perusahaan yang modal dalam
negeri yang dimiliki oleh Negara dana atau swasta
nasional yang di tanam didalamnya besarannya kurang
dari 51%.
B. Organ-Organ Dalam Perseroan Terbatas
1. Pengertian Organ Perseroan
Undang - Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas mendefinisikan Perseroan Terbatas (perseroan) sebagai:
Badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, yang
melakukan
kegiatan
usaha
dengan
modal
tertentu,
yang
10
dalam
undang-undang
ini
serta
peraturan
11
Terbatas
bahwa
Harta
kekayaan
sendiri
ini
yang
disebut
Direksi
dan
Komisaris.Direksi
12
13
merupakan
segala
wewenang
kekuasaan
tertinggi
dalam
Saham
(RUPS),
pemegang
saham
berhak
14
bertolak
kedudukannya
pertama
dari
landasan
bahwa
tugas
kepercayaan
kepadanya(fiduciary duty)
yang
diberikan
dan
yaitu
perseroan
menjalankan
pengurusan
Perseroan
untuk
menjalankan
pengurusan
15
direksi daitur
atas
kerugian
Perseroan
apabila
yang
16
nasehat
kepada
direksi
dalam
menjalankan
perseroan.
Suatu perseroan organ perseroan yang bertugas melakukan
pengawasan secara umum atau khusus serta memberikan nasihat
kepada direksi dalam menjalankan perseroan adalah dewan
komisaris.
Keberadaan dewan komisaris dalam Undang - Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dinyatakan
dengan tegas sebagai salah satu organ perseroan yang bertugas
untuk melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus serta
memberikan nasehat kepada direksi dalam menjalankan perseroan.
Dengan demikian dewan komisaris berfungsi sebagai pengawas
dan penasehat direksi, sehingga keberadaannya merupakan suatu
keharusan,(Rachmadi Usman,2004 : 193).
17
dasar
kepada
Direksi
dan
Komisaris,
(Agus
Budiarto,2002 : 57).
Kekuasaan tertinggi yang dimiliki oleh RUPS hanya
mengenai wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau
komisaris,dengan demikian dapat di simpulkan pula bahwa Direksi
atau
Komisaris
mempunyai
wewengan
yang
tidak
dapat
18
19
melaksanakan
kepengurusan
atas
perseroan,
20
terlepas
apapun
jenis
atau
bisnis
dari
21
hak,
atau
saham
22
dengan
istilah
fiduciary
diartikan
sebagai
memegang
sesuatu
dalam
kepercayaan
untuk
23
seseorang
direksi
haruslah
mempunyai
care)
yang
pengurusan
pengurusan,
pada
jalannya
pengawasan
pengurusan
pada
atas
kebijakan
umumnya,
baik
24
boleh
memberikan
nasihat
yang
bertentangan
dengan
mengenai
Perseroan
maupun
usaha
Perseroan.
25
26
mengedarkan beberapa jenis klasifikasi stock, dengan bermacammacam privilesa, hak - hak, dan tanggung jawab, ( Munir Fuady,
2000 : 23).
Berdasarkan Undang - Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas (UUPT) terkandung beberapa asas
terhadap saham dari suatu perseroan yaitu:
a. Asas hak kebendaan
Saham merupakan benda bergerak dan memberikan
hak kepemilikan kepada pemegangnya sebagaimana diatur
dalam Pasal 60 UUTP.Kepemilikan atas saham sebagai
benda
bergerak
memberikan
hak
kebendaan
kepada
nilai
setiap
nominal.Permodalan
saham
perusahaan
harus
juga
27
28
29
pemiliknya.
diperkenankan
Para
membagi
pemegang
hak
atas
saham
saham
tidak
menurut
saham
hanya
dapat
dilakukian
dengan
bantuan
saham
personal right,
mempunyai
hak
perseorangan
atau
30
(6), 114 ayat (6), 138 ayat (3), dan Pasal 144 ayat (1) Undang
-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
pemegang saham minoritas memiliki saham paling sedikit
dalam suatu PT. Sedangkan pemegang saham mayoritas
kepemilikan saham lebih banyak atau diatas saham paling
sedikit dalam perseroan terbatas.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Dalam rangka menghimpun data informasi, penulis memilih
lokasi penelitian di PT. Karya Agung Cemerlang tbk. (Cabang
Kendari).
B. Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Data primer yakni data yang diperoleh secara langsung melalui
wawancara dari pihak PT. Karya Cemerlang Agung tbk (Cabang
Kendari)
2. Data sekunder, yaitu bahan perpustakaan yang
berisikan
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
32
dengan
itikad
baik
untuk
mencapai
tujuan
dan
33
selalu
mendapatkan
informasi
yang
lengkap
34
yang
tidak
ada
unsur
disebabkan
oleh
keputusan
bisnis
(business
memiliki
35
3) Memiliki
dasar
keputusan
yang
rasional
diambil
untuk
adalah
mempercayai
yang
terbaik
bahwa
bagi
perusahaan.
3. Ultra Vires
Istilah ultra vires diterapkan dalam arti luar, yakni termasuk
tidak hanya kegiatan yang dilarang oleh anggaran dasarnya, tetapi
termasuk juga tindakan yang tidak dilarang, tetapi melampaui
kewenangan yang diberikan. Ultra vires juga tidak hanya diterapkan
jika perseroan melekukan tindakan yang sebenarnya bukan
kewenangannya, melainkan juga terhadap tindakan yang ia
berwenang tetapi dilaksanakan secara tidak teratur (irregular).
Bahkan lebih jauh lagi suatu tindakan di golongkan sebagai suatu
ultra
vires
bukan
hanya
jika
tindakannya
itu
melampaui
36
ultra
vires
apabila
tindakan
yang
diatur dalam
anggaran
dasar atau
tidak.Jika
37
Business
judgements
rule
mencegah
pengadilan
mengambil
suatu
keputusan
yang
menguntungkan
perseroan.
Menurut Sutan Remi Syahdeni, (2002 : 129), menyatakan
bahwa dalam doktrin putusan bisnis (business judgement rule) ini
merupakan suatu doktrin yang mengajarkan bahwa suatu putusan
direksi mengenai aktifitas perseroan tidak boleh diganggu gugat
oleh siapapun, meskipun putusan tersebut kemudian ternyata salah
38
39
tanggung
jawabnya
hanya
karena
alasan
dalam
untuk
membuat
syarat-syarat
transaksi
yang
40
supplement
to
the
enforcement
activities
of
public
itikad
baik.
Namun
kebanyakan
pengadilan
juga
41
mengenai
42
b.
c.
d.
e.
jangka
waktu
30
(tiga
puluh)
hari
terhitung
sejak
43
anggaran
dasar
yang
telah
diterima
Daftar
pemegang
saham
-kurangnya :
(1) Nama dan alamat pemegang saham;
memuat
sekurang
44
oleh
direksi
dan
komisaris
perseroan
beserta
45
perseroan
terbatas
mewajibkan
perseroan
untuk
tersebut
dengan
tujuan
untuk
memperkecil
kepengurusan
atas
Perseroan
46
segala
tindakan
perseroan
yang
merugikan
47
tindakan berikut,
48
yang
dimiliki
oleh
49
dari
pemegang
sahamnya.
Selanjutnya
hubungan
antara
kepemilikan
atas
saham
juaga
memberikan
hak
merugikan
perseroan,
dan
dengan
sendirinya
merugikan
Direksi
atau
organ
perusahaan
lainya,
tidak
50
diperbolehkan
mengambil
kesempatan
untuk
memperoleh
pada
(satu)
anak
memberi
hak
suara
khusus
kepada
51
hak
derivatif
(derivative
rights)
saham
minoritas
untuk
menggugat
perseroan
Saham
Minoritas
Tugas dan pertanggung jawaban direksi kepada perseroan
dan pemegang saham perseroan telah dimulai sejak perseroan
memperoleh status badan hukum. Direksi dalam menjalankan
pengurusan perseroan harus sesuai dengan maksud dan tujuan
perseroan.Dalam hal direksi terdiri dari 2 (dua) orang atau lebih,
maka pembagian tugas dan wewenang pengurusan diantara
anggota direksi ditetapkan berdasarkan keputusan RUPS. Apabila
RUPS tidak menetapkan pengambilan tugas dan wewenang
52
masing-masing
direksi
maka
pembagiannya
ditetapkan
oleh
direksi
dan
komisaris
perseroan,
beserta
bertanggung
jawab.
Para
pemegang
saham
tidak
53
Hal ini berarti harta kekayaan pribadi para pemegang saham tidak
bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian badan hukum
melebihi nilai saham yang telah dimasukkannya. (Rachmadi
Usman, 2004 : 149).
Menurut Ahmad Yani dan Gunawan Widjaya, (2000 : 112)
tanggung jawab direksi dapat dibedakan dalam :
1. Tanggung jawab internal, yang meliputi tugas dan tanggung
jawab direksi terhadap perseroan dan pemegang saham
perseroan; dan
2. Tanggung jawab eksternal, yang berhubungan dengan tugas
dan
tanggung
jawab
direksi
kepada
pihak
ketiga
yang
BAB V
PENUTUP
54
A. Kesimpulan
Kesimpulan
berdasarkan
penjelasan
dari
beberapa
bab
direksi
jawab
harus
menanggung
direksi
terhadap
akibatnya.
Mengenai
kepailitan
Perseroan
55
keleluasan
kepada
direksi
untuk
mengelola
56
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, Agus, 2002. I. Kedudukan Hukum dan Tanggung Jawab Pendiri
Perseroan Terbatas. Ghalia Indonesia : Jakarta.
Gie,
57
58
Perundang - Undangan
Kitab Undang - Undang Hukum Perdata
Kitab Undang Undang Hukum Dagang
Undang - Undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan
Undang - Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756.