Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Konsep pendidikan pada dasarnya membuat siswa memiliki
kompetensi tamatan sesuai jenjang sekolah, yaitu pengetahuan,
nilai,
sikap,
dan
kemampuan
melaksanakan
tugas
atau
dewasa
ini,
menitikberatkan
lebih
pada
diwarnai
model
oleh
belajar
pendekatan
konvensional
yang
seperti
membantu
anak
didik
untuk
menjawab
kebutuhan
atau
menggunakan
proses
peragaan
belajar
yang
di
dengan
tujukan
cara
praktek
pada
siswa
metode
metode
demonsrtasi
deemonstrasi
dan
dapat
dilihat
kelemahan
dari
metode
Kekurangan
metode
demonstrasi,
diantaranya:
1)
yang
berharga;
3)
Tidak
semua
hal
dapat
dalam
materi
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
dan
topik
1. Apakah
pembelajaran
dengan
menggunakan
MI
Mambaul
Huda
Tegalsari
Kecamatan
Tegalsari
C.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan
dilaksanakan penelitian ini adalah :
1. Untuk
mengungkap
menggunakan
pengaruh
pembelajaran
dengan
III
MI
Mambaul
Huda
Tegalsari
Kecamatan
Tegalsari
mengetahui
penguasaan
Mata
seberapa
pelajaran
jauh
fiqih
pemahaman
setelah
dan
diterapkannya
metode demonstrasi
Pentingnya Penelitian
pembelajaran
dengan
menggunakan
sebagai
penentu
kebijakan
dalam
upaya
sebagai
bahan
pertimbangan
dalam
menentukan
pengetahuan
dan
wawasan
penulis
tentang
E.
2.
Membiasakan artinya : menjadikan siswa melakukan suatu perbuatan berkalikali, sehingga sulit untuk ditinggalkan.
3.
Shalat fardhu adalah : ibadat yang tersusun dari beberapa perkataan dan
beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam,
menurut beberapa syarat yang tertentu.
F. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah
meliputi:
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas Tiga MI Mambaul Huda
Tegalsari Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi tahun
pelajaran 2013/2014?
2. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari semester genap
tahun pelajaran 2013/2014.
3. Materi yang disampaikan pada mata pelajaran fiqih adalah
pokok bahasan shalat fardlu.
BAB II
6
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang
atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berusaha
tingkah
laku
pengalaman
atau
tanggapan
(Makalah
yang
Kongres
disebabkan
Budaya
dan
oleh
Bahasa
Indonesia, 1996:14)
Sependapat dengan pernyataan tersebut, Soetomo
(1993:68)
mengemukakan
bahwa
pembelajaran
adalah
Sedangkan
belajar
adalah
suatu
proses
yang
nasional
menyebutkan
bahwa
pembelajaran
belajar
pembelajaran
pada
adalah
suatu
proses
lingkungan
yang
belajar.
disengaja
Jadi,
yang
melalui kajian sholatyaitu fadlilah dari shalat dhuha itu sendiri, melalui
kajian diri siswa ,melalui kajian nikmat. Sehingga semua potensi rohani
dan jasmaninya bisa berfungsi dengan lebih baik. Yang pada akhirnya
terdorong untuk mensyukuri nikmatNya salah satunya adalah melakukan
shalat lima waktu (shalat fardlu)
3. Rukun Shalat
Dalam sholat ada rukun-rukun yang harus kita jalankan, yakni :
1. Niat
2. Posisis berdiri bagi yang mampu
3. Takbiratul ihram
4. Membaca surat al-fatihah
5. Ruku / rukuk yang tumakninah
6. I'tidal yang tuma'ninah
7. Sujud yang tumaninah
8. Duduk di antara dua sujud yang tuma'ninah
9. Sujud kedua yang tuma'ninah
10. Tasyahud
11. Membaca salawat Nabi Muhammad SAW
12. Salam ke kanan lalu ke kiri
10
C. Metode Demonstrasi
1. Definisi Metode Demonstrasi
Metode Demonstrasi adalah metode mengajar yang
menggunakan
peragaan
untuk
memperjelas
suatu
demonstrasi-Animasi
dapat
memperjelas
11
2.
12
Sebagai
pendahuluan,
berilah
pengertian
dan
adapun
sebaiknya
tersebut
dalam
guru
harus
Mendemonstrasikan
terlebih
dulu
13
itu, perhatian siswa pun lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar
mengajar dan tidak kepada yang lainya.
2. Dapat membimbing siswa ke arahberpikir yang sama dalam satu saluran
pikiran yang sama.
3. Ekonmis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang
panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang
pendek.
4. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahn bila dibandingkan dengan hanya
membaca atau mendengarkan, karena murid mendapatkan gambaan yang
jelas dari hasil pengamatannya.
5. Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan
keterangan-keterangan yang banysk
6. Beberapa persoalan yang menimbulkan petanyaan atau keraguan dapat
diperjelas waktu proses demonstrasi.
dalam
metode
demonstran
ini
Menentukan
tujuan
demonstrasi
menyajikan
bahan
pelajaran
dengan
sesuatu
untuk
mempertunjukkan
proses
16
mengamati
terhadap
objek
yang
akan
tanpa
memperhatikan
siswa
secara
dan
bagaimana
hubungannya
dengan
digunakan
dalam
pembelajaran;
Memberikan
17
Mampu
mengelola
kelas,
menguasai
siswa
secara
menyeluruh.
dan
kemampuan
siswa
yang
harus
Memahami
tentang
tujuan/maksud
yang
akan
didemonstrasikan.
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Metode Penelitian
Metode
penelitian
yang
digunakan
adalah
Penelitian
untuk
memperbaiki
atau
meningkatkan
kualitas
dilakukan
pada
suatu
kelas
yang
bertujuan
untuk
melainkan
mempunyai
makna
sadar
dan
kritis
adanya
perubahan
dan
perbaikan
pada
proses
dengan
pembelajaran
serta
tahapan-tahapan
instrumen
proses
penelitian
kegiatan
yang
telah
proses
pembelajaran
secara
20
guru
untuk
menghadapi
yang
ada
karena
sulit
dilakukan
oleh
upaya
berkembang
secara
profesional
karena
4).
3. Subyek Penelitian
Subyek Penelitian adalah siswa-siswi kelas tiga MI Mambaul Huda
Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi tahun pelajaran 2013/2014
pada pokok bahasan Sholat Fardlu.
C. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan ini mengunakan Penelitian Tindakan
kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris
Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada
22
sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu
subyek penelitian di kelas tersebut. Pertama kali penelitian tindakan kelas
diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya
dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave
Ebbutt dan lainnya.
Pada awalnya penelitian tindakan menjadi salah satu model
penelitian yang dilakukan pada bidang pekerjaan tertentu dimana peneliti
melakukan pekerjaannya, baik di bidang pendidikan, kesehatan maupun
pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu contoh pekerjaan utama dalam
bidang pendidikan adalah mengajar di kelas, menangani bimbingan dan
konseling, dan mengelola sekolah. Dengan demikian yang menjadi subyek
penelitian adalah situasi di kelas, individu siswa atau di sekolah. Para guru
atau kepala sekolah dapat melakukan kegiatan penelitiannya tanpa harus pergi
ke tempat lain seperti para peneliti konvensional pada umumnya.
Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada
Putar
an 1
gambar berikut:
Refleksi
Rencana
Rencana
awal/rancangan
awal/rancangan
Putar
an 2
Tindakan/
Observasi
Rencanayang
yang
Rencana
direvisi
direvisi
Refleksi
Tindakan/
Observasi
Refleksi
Tindakan/
Observasi
24
Rencanayang
yang
Rencana
direvisi
direvisi
Putar
an 3
perlu
diadakan
analisa
data.
Pada
penelitian
ini
klasikal dikatakan tuntas belajar jika jumlah siswa yang tuntas secara
individu mencapai 75% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama
dengan 70
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan dianggap tuntas secara
klasikal jika siswa yang mendapat nilai 72 lebih dari atau sama dengan 85%,
sedangkan seorang siswa dinyatakan tuntas belajar pada pokok bahasan
tertentu jika mendapat nilai minimal 72
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
27
Pada
tahap
ini
peneliti
mempersiapkan
perangkat
telah
dipersiapkan.
Pengamatan
observasi
28
No. Urut
Keterangan
Nilai
T
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Jumlah
Keterangan
TT
60
50
80
75
60
80
50
75
80
75
72
60
80
80
80
85
80
75
60
72
72
80
72
50
72
85
60
80
72
60
72
80
72
65
75
80
2576
26
10
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
: 26
29
: 10
: 3600
: 2576
: 71,56
Prosentase Ketuntasan
: 72,22
No
Uraian
Hasil Siklus I
71,56
26
72,22
Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran mata pelajaran fiqih. Dimana siswa
diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
2.
Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik menambahkan informasiinformasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.
3.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang
terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran
yang mendukung.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan
pada tanggal 22 Februari 2013 di Kelas III MI Mambaul Huda Tegalsari
Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi jumlah siswa 36
siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar.
31
siklus
II.
Pengamatan
observasi
dilaksanakan
II
dengan
tujuan
untuk
mengetahui
tingkat
32
No. Urut
Keterangan
Nilai
T
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Jumlah
Keterangan
TT
65
60
80
75
80
80
65
75
80
75
72
75
80
80
80
85
80
75
60
72
72
80
72
80
72
85
75
80
72
60
72
80
72
65
75
80
2686
30
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
: 30
33
:6
: 3600
: 2686
: 74,61
Prosentase Ketuntasan
: 83,33
Uraian
Hasil Siklus II
77,73
30
83,33
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari
hasil pengamatan sebagai berikut :
1.
Memotivasi siswa
34
2.
3.
Pengelolaan
d. Revisi Rancangan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini masih terdapat
kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus II antara
lain:
a.
b.
Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut dalam
diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya.
c.
2. Siklus III
a.Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang
terdiri dari rencana pelajaran , soal tes formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang
mendukung.
dengan
memperhatikan
revisi
pada
siklus
II,
III
dengan
tujuan
untuk
mengetahui
tingkat
36
No. Urut
Keterangan
Nilai
T
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Jumlah
Keterangan
TT
65
60
80
75
80
80
72
75
80
75
72
75
80
80
80
85
80
75
60
72
72
80
72
80
72
85
75
80
72
75
72
80
72
65
75
80
2711
32
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
: 32
37
:4
: 3600
: 2711
: 75,31
Prosentase Ketuntasan
: 88,89
Uraian
75,31
32
88,89
c. Refleksi
38
d. Revisi Rancangan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus III guru telah
menerapkan pembelajaran melalui metode demonstrasi dengan baik dan dilihat
dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar
sudah baik. Analisis data yang diperoleh dari tiga siklus. Pada langkah pertama
kami memberikan motivasi kepada siswa kelas III untuk mendalami arti sholat
dan kandunganya, bagaimana manfaatnya bila kita merutinkan sholat, sekaligus
merupakan tanda syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang
berlimpah kepada kita. pemberian motivasi melalui memperdalam kajian sholat,.
39
B. Pembahasan
1. Ketuntasan dalam Pembiasaan Shalat Fardlu Siswa
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran melalui
metode demonstrasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan
pembiasaan sholat fardlu siswa terhadap materi pelajaran fiqih yang
disampaikan oleh guru ( pembiasaan sholat meningkat dari siklus I, II, III).
Yaitu masing-masing 72,22 %, 83,33 %, 88,89 %. Pada siklus III
Ketuntasan belajar untuk pembiasaan sholat fardlu siswa pada materi
pelajaran fiqih secara klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar dengan menerapkan metode demonstrasi dalam setiap siklus
mengalami peningkatan.
3. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran mata pelajaran fiqih pada pokok bahasan tentang shalat
fardlu melalui metode demonstrasi yang paling dominan adalah
menggunakan
peragaan
untuk
memperjelas
suatu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama tiga siklus,
hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembelajaran melalui Metode demonstrasi dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran mata pelajaran fiqih.
2. Pembelajaran melalui Metode demonstrasi memiliki dampak positif dalam
meningkatkan pembiasaan shalat fardlu yang ditandai dengan peningkatan
ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (72,22 %),
siklus II (83,33 %), siklus III ( 88,89 %)
3. Siswa mampu mengamati proses yang dilakukan oleh
guru..
4. Permasalahan pembelajaran siswa akan cepat diselesaikan;
5. Siswa memiliki motivasi, perhatian dan minat terhadap
topik yang didemonstrasikan.
41
B.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya agar proses
belajar mengajar mata pelajaran fiqihlebih efektif dan lebih memberikan hasil
yang optimal bagi siswa, maka disampaikan pada mata pelajaran fiqih saran
sebagai berikut :
1. Untuk melaksanakan pembelajaran melalui Metode demonstrasi
memerlukan persiapan yang matang, sehingga guru harus mampu
menemukan atau memilih topic yang benar-benar bias diterapkan dengan
Pembelajaran melalui Metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar
sehingga memperoleh hasil yang optimal
2. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini
hanya dilakukan di kelas III tahun pelajaran 2013/2014.
3. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilperbaikan agar diperoleh
hasil yang lebih baik.
42
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi,
Praktik,Jakarta:
Daradjat,
Zakiah,
Prosedur
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Rineka Cipta,2002.
Metodologi
Pengajaran
Agama
Islam,
Jakarta:
Yogyakarta:
Gadjah
Rahayu,
Sabrina, 171
Kutipan
Motivasi
Super
Dahsyat,
Yogyakarta:
Suwarsih,
Teori
Dan
Praktik
Penelitian
Tindakan
(Action
Metodologi
penelitian
kualitatif,
Bandung:
Rosdakarya,2002.
dkk, Panduan
Penelitian
43
Tindakan
Kelas,
Yogyakarta:
Winarno,
Pengantar
Interaksi
Mengajar-Belajar,
Bandung: Tarsito,1990
Usman, Basyirudin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: ciputat pers,
2002
Usman,
Uzer,
Moh, Menjadi
Guru
Profesional, Bandung:
Remaja
Rosdakarya, 2002.
Wiraatmaja,
Rochiyati,
Metode
44
Penelitian
Tindakan