Anda di halaman 1dari 24

IV.

2 Perhitungan Efisiensi Propulsi


a. Data untuk perhitungan :
Lwl =
99.22
m
Lbp =
96.8
m
T
3.9
m
Vs =
13 knot =
EHP = 725.636 Kw =
Rt = 108.511 KN =
Cb =
0.740
Z =
4
N =
150
rpm
b. Langkah-langkah perhitungan :
1 Kecepatan dinas kapal
Vs = 13.000
Knot =

6.687
986.589

m/s
HP

6.687

m/s

2 Effective horse power ( EHP ) Dari perhitungan tahanan kapal


EHP = 986.589
HP
3 Pada perhitungan propulsi kapal ini yang dihitung adalah jenis general cargo
dengan single screw propeller dan mesin berada dibelakang
4 asumsi = 0.4 ~ 0.7 diambil 0,502 agar QPC terkoreksi
= 0.70000
5 Diameter max propeller
Dari buku "tahanan dan propulsi kapal" hal.137 :
Dp = 2/3 x T
2.600 m
6 Jarak sumbu poros kelunas (E) (Principal Of Naval Architecture Vol. II Hal. 159)
E = 0.045. T + 0.5 Dp
= 1.476 m
7 Tinggi air diatas propeller
Dari buku "tahanan dan propulsi kapal" hal.199 :
h = h` + 0.0075 . Lbp
h = ( T - E ) + 0.0075.Lbp
= 3.151 m
8 Delivery Horse Power ( DHP ) (Principal Of Naval Architecture Vol. II Hal. 202)
DHP = EHP/asumsi
= 1409.412 HP

9 Shaft Horse Power (SHP)


Dalam buku "Basic Ship Theory" Vol. II hal 403 diberikan formula :
SHP = DHP/transmisi
dimana :
transmisi =

0.980 (for ship machinery aft)

maka :
SHP = 1438.176 Hp
9 Arus ikut / Wake fraction ( w )
Untuk kapal dengan sistem single screw, dalam buku
"Basic Ship Design " hal 23 memberikan rumus :
w = 0.5 x Cb - 0.05
=
0.320
10 Fraksi pengurangan gaya dorong/thrust deduction fraction ( t )
t= kxw
dimana :
k = koefisien yang besarnya tergantung dari bentuk buritan, tinggi kemudi
dan kemudi kapal
k = 0,5 ~ 0,7 (untuk kemudi yang stream line dan mempunyai konstruksi
belahan pada tepat segaris dgn sumbu baling-baling)
k = 0,7 ~ 0,9 (untuk kemudi yang stream line biasa)
k = 0,9 ~ 1,05 (untuk kapal-kapal kuno yang terdiri dari satu lembar pelat
lempeng)
dipilih k = 0.700
t= kxw
= 0.224
11 Efisiensi rotasi (R) For single screw
Dalam buku principal of naval architecture, hal.152
R = 1.0 ~ 1.1
=

1.033

12 Efisiensi lambung ( H )
Dalam buku principal of naval architecture, hal.152
H = (1 - t)/(1 - w)
=

1.141

13 Kecepatan air masuk/speed of advance (VA)


"Principal of Naval Architecture, hal 146"
VA = VS x (1 - w)
=
=

8.840
4.547

knot
m/s

14 Koefisien angka taylor (Bp)


"Principal of Naval Architecture, hal 192"
Bp1 = N x SHP1/2 x VA-5/2
=

24.483

15 Nilai K.Q1/4.J-3/4
= 0,1739 X Bp^0,5
=
0.860
16 Gaya dorong (thrust)
"Principal of Naval Architecture, hal 152"
T = Rt/(1 - t)
=

139.834

KN

17 Quasi Propulsif Coeficient (QPC)


o = 0.594
QPC = o x R x H
= 0.69999
18 Koreksi QPC terhadap hasumsi
Koreksi = {(hasumsi - QPC)/asumsi} x 100%
0.001

memenuhi (<<1 % )

19 Tekanan pada poros propeller


`Dari buku "tahanan dan propulsi kapal" hal.199 :
Po - Pv = 99,6 - ( 10,05 x h )
= 67.937

KN/m2

20 Nilai Ae/Ao ( Rasio luas bentang daun propeller )


Dari buku "principal of naval architecture" hal.183 :
Ae/Ao = {(( 1,3 + ( 0,3 x Z ) x T) / ((Po-Pv) x Dp2)} + k
dimana :
Z = Jumlah daun propeller
=
4
buah
T = Gaya dorong
= 139.834 N
Po - Pv =
67.937 KN/m2
Dp =
2.600 m
k = ( 0,1 ~ 0,2 ( untuk kapal dengan single screw )
= 0.200
=
maka :
Ae/Ao =
= 0.568

TABEL KONTROL KAVITASI


T=
VA =
Dp =
h=
n=
No

Uraian

1
2
3

NP

4
5

1/J
P/D
o

139.8338 KN
8.84 knot =
2.6000
m
3.1505
m
2.5000
rps

6
7

DP

( Poin 6 ) * 0,3048

8
9

0.55

Dari "tahanan Kapal"


Dari grafik
Dari grafik
Dari grafik
1/J /0.009875
(VA x d ) / NP

m/s

aE = AE/AO

Formula

d
DP

4.5473

150
1.950
0.78

0.568
150
1.944
0.782

Satuan
0.70
150
1.900
0.800

0.595
0.594
0.585
197.468 196.854 192.405

rpm
-

Hasil interpolasi
Ad/Ao =

0.55

Ad/Ao =
Ad/Ao =

0.7
0.568

Nilai P/D untuk Ad/Ao =


=

0.568
0.782

11.637

11.601

11.339

feet

3.547

3.536

3.456

Nilai Dp untuk Ad/Ao =

0.568

0.888

0.888

0.884

3.536

9.877

9.815

9.377

m2

(AE/AO) x (Poin 9)

5.432

5.577

6.564

m2

Nilai Ap untuk Ad/Ao =

0.568

Skrew area ratio (0,2 ~ 0,4)


aE / (0.34 x (2,75 + aD/B)

0.200

0.200

0.200

4.928

0.548

0.567

0.698

AP/AD=aP/aD 1.067 - 0.229 (Poin 3 )


Ao
(p/4) x Dp2

10

AE

11

aD/B

12

aD = AD/AO

13

AD

(AD / AO) x (Poin 12)

5.416

5.560

6.544

m2

Nilai Apmin untuk Ad/Ao =

0.568

14

AP

(Poin 8) x (Poin 13)

4.811

4.937

5.784

m2

3.263

15

aP

0.487

0.503

0.617

16

d0.7R

Ap / (Poin 9)
188.2+19.62.h
/Va^2 + 4.836 x n^2 x Dp^2

0.624

0.627

0.655

Nilai Ad untuk Ad/Ao =

0.568

5.551

Nilai o untuk Ad/Ao =

0.568

0.5938

VR2
t2

VA + ( 0.7 x p x n x Dp )

400.6

398.2

381.4

m/s2

Dari diagram Burrill

0.210

0.210

0.210

1/2 x 1.025 x (Poin 13)


t2 x ( Poin 15)

205.302 204.092 195.445

20

Z
T/Ap

21

Ap minimum

17
18
19

T/( poin 16)

43.113

42.859

41.043

KN

3.243

3.263

3.407

m2

Ap, Apm in, Dp, Ad, P/D

Grafik AE/AO VS Ap, Apmin, Dp, Ad, dan P/D


7.000

Ap
Apmin
Dp
Ad
P/D

6.000

5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

0.000
0.5

0.55

0.6

0.65
AE/Ao

0.7

0.75

VI.3 Perhitungan Poros


A. Perencanaan Poros
1. Diameter poros propeller
Dari buku "BKI 1996" Vol III Sec. 4.C.2 hal. 4-1 diberikan formula :
D = F x k x {Pw / (n x (1 -(di/da) 4 )) x Cw }1/3
Dimana :
F = Faktor untuk tipe instalasi propulsi
= 100
k = nilai koefisien poros baling-baling
= 1.26
(untuk poros pelumasan minyak)
Pw = Pd = 1057.77843 kW
n1 = 450
rpm
(1 - (di/da)4) = 1
(poros yang direncanakan tidak memiliki lubang tengah di = 0)
Cw = 560 / (Rm + 160 )
Rm = Kekuatan tarik material
=

0.737

= ( 400~ 600 ) N/mm2


dipilih =

600 N/mm2

Maka :
D = ds =

185.484 mm

Dari buku "Elemen Mesin" oleh Sularso tabel 1.7 hal 9 dipilh diameter poros :
D = ds =
200
mm
0.2

2. Perencanaan bahan poros (ds)


Dari buku "Elemen Mesin" oleh Sularso hal. 8 diberikan formula :
ds = {( 5,1 / a ) x Kt x Cb x T }1/3
Diamana :
Kt = faktor koreksi jika terjadi sedikit kejutan dan tumbukan
= ( 1,0 ~ 1,5 )
dipilih =
1.5
Cb = faktor koreksi jika terjadi pembebanan lentur
= ( 1,2 ~ 2,3 )
dipilih =
2.3
5
T = Momen puntir = 9,74 x 10 x ( Pd / n1 )
= 2289502.64 kg mm
a = Tegangan geser
Maka :
ds = {( 5,1 / a ) x Kt x Cb x T }1/3
a = {( 5,1 / ds3) x Kt x Cb x T }
=
5.035 kg/mm2
a = b / (Sf1 x Sf2)

Dimana :
Sf1 = Faktor keamanan untuk bahan S-C dengan pengaruh massa
dan baja paduan
=6
Sf2 = Faktor keamanan karena poros memiliki alur pasak bertangga
dan memiliki kekerasan permukaan
= ( 1,3 ~ 3,0 )
=3
Maka, kekuatan tarik b yang dialami poros adalah :
b = a x (Sf1 x Sf2)
90.639

kg/mm2

Dengan demikian bahan poros yang dipilih adalah baja khrom molibden (JIS G 4105)
SCM2 dengan kekuatan tarik 85 kg / mm2. Bahan poros dianggap aman karena
kekuatan tarik dari poros adalah 60.572 kg/mm2 lebih kecil dari kekuatan tarik bahan

B. Perencanaan Lapisan Pelindung Poros (Stern Tube)


1. Tebal minimum lapisan pelindung poros S1
Dari buku "BKI 1996" Vol III Sec. 4.D.3.2.3 hal. 4-3 diberikan formula :
S1 = ( 0,03 X ds ) + 7,5
=

13.5 mm

2. Tebal minimum S2 (shaft liner)


Dari buku "BKI 1996" Vol III Ssec. 4.D.3.2.3 hal. 4-3 diberikan formula :
S2 = 0,75 x S1
=
10.125 mm
C. Perhitungan Bantalan Poros
1. Panjang bantalan depan (forward bearing) L1
Dari buku "BKI 1996" Vol III Sec.D.5.2.2 hal. 4-5 diberikan formula :
L1 =
0,8 x ds
=

160 mm

2. Panjang bantalan belakang (after bearing) L2


Dari buku "BKI 1996" Vol III Sec.D.5.2.2 hal. 4-5 diberikan formula :
L2 =
2,0 x ds
=

400 mm

3. Clearance antara poros dan bantalan C


Dalam "Handbook Surveyor BKI" tentang Propeller Shaft Clearance diberikan formula:
C = ( 0,001 x ds ) + 0,3 mm
=

0.5 mm

4. Jarak bantalan Lmax


Dari buku "BKI 1996" Vol III Sec.4.D.5.1 hal. 4-5 diberikan formula :
Lmax = K2 x (ds/n)1/2 untuk n > 350 rpm
Dimana :
K2 = 8400
n = 450
Maka :
Lmax =
5600

(untuk bantalan timah putih dengan pelumasan minyak)


rpm
mm

D. Perencanaan Kopling Poros dan Baut Kopling ( Shaft Coupling and Coupling Bolts )
Dalam perencanaan ini, desainer menggunakan kopling tetap tipe flens. Kopling ini
adalah elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros
pengggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi slip), dimana sumbu
kedua poros tersebut terletak pada satu garis lurus atau sedikit berbeda tapi selalu
Sedangkan baut merupakan pengikat yang sangat penting untuk mencegah terjadinya
kecelakaan atau kerusakan pada mesin atau poros. Pemilihan baut harus dilakukan
dengan seksama untuk mendapat ukuran yang sesuai
Ukuran kopling dan baut dapat ditentukan sebagai berikut :
1. Tebal flens kopling Tf
Dari buku "BKI 1996" Vol III Sec.4.D.4.4 hal 4-4 diberikan formula :
Tf = 25% x ds
=

50 mm

2.Panjang flens kopling poros Lhub


Dari buku "Elemen Mesin (Elemen Konstruksi dari Bangunan Mesin)" hal 191 diberikan
formula :
Lhub = ( 1,25 ~ 1,5 ) x ds
= 1,5 x ds
=
300 mm
3. Diameter taper bagian bawah du
Dari buku "BKI 1996" Vol III Sec.4.D.2 hal. 4-2 dijelaskan bahwa shaft taper ( C )
untuk flens kopling berada diantara 1/10 ~ 1/20
C = ( ds - du ) / Lhub
Diamana :
C = rasio taper
=
0.067
Maka :
du = ds - (C x Lhub)
=
180 mm
Dari rules "BKI 1996" Vol.III Sec.4.D.2 hal. 4-3, nilai diameter taper d u tidak boleh
kurang dari 60% ds

4. Diameter nut d1 dan diameter mur ass baling-baling d 2


d1 =

60% ds

120 mm

d2 = d1 + ( 80% x d1 )
=

216 mm

5. Diameter hub d3 dan diameter lingkar baut d4


d3 = ( 1,8 ~ 2,0 ) x ds
=
=

2,0 x ds
400 mm

d4 = ( 2,2 ~ 2,4 ) x ds
= 2,4 x ds
=
480 mm

6. Diameter flens kopling df


Dari buku "Machine Design" hal 482 diberikan formula :
df = ( 2 x d 4 ) - d 3
=

560 mm

7. Diameter baut pada kopling flens dk


dk = 16 x {(106 x Pw)/(n1 x z x D x Rm)}1/2
Diamana :
z = jumlah baut yang direncanakan
=
12 buah
D = d4 = diameter jarak lingkar baut
Maka :
dk =
13.195 mm

E. Perencanaan Spie Pada Kopling Flens


1. Gaya tangensial pada permukaan poros F
Dari buku "Elemen Mesin" oleh Sularso hal 25 diberikan formula :
F = T / (ds/2)
= 22895.026 kg
2. Ukuran Spie
* lebar b = ( 25 ~ 35 )% x ds
= 30% x ds
=

60 mm
* panjang l = ( 0,75 ~ 1,5 ) x ds
1 x ds
=
=
200 mm
* tinggi h = 2 x t
maka :
h=
22.895 mm

Diamana :
t = tebal benaman
= F / (l x P)
=

11.448 mm

P = Tekanan permukaan spie


=
10 kg/ mm2
l = panjang pasak (mm)

IV.4 Desain Propeller


Untuk Desain propeller kita harus menggunakan nilai Lmaks dalam buku Henche II
pada bagian "Propulsion Steven" hal 435~437 terhadap nilai Lmaks beberapa nilai
Ad/Ao sebagai berikut
Lmaks =
0.2187 Dp

untuk Ad/Ao =

0.55

Lmaks =

untuk Ad/Ao =

0.7

0.3007 Dp
Nilai interpolasi dari Ad/Ao 0.5682
Lmaks = 0.228652 Dp m
Lmaks = 0.808555 m

Offset penggambaran propeller


I. Ukuran daun propeller
Dalam buku hensche untuk stem hal 437 Tabel 2.236 terhadap ketentuan ukuran
yang dipakai dalam penggambaran propeller tersebut
1. Lebar daun dari generator line ke trailing edge (persentase dari Lmaks )
0.2 R = 29.18%

x Lmaks =

0.236 m

0.3 R = 33.32%

x Lmaks =

0.269 m

0.4 R = 37.30%

x Lmaks =

0.302 m

0.5 R = 40.78%

x Lmaks =

0.330 m

0.6 R = 43.92%

x Lmaks =

0.355 m

0.7 R = 46.68%

x Lmaks =

0.377 m

0.8 R = 48.35%

x Lmaks =

0.391 m

0.9 R = 47.00%

x Lmaks =

0.380 m

0.1 R = 20.14%

x Lmaks =

0.163 m

2. Lebar daun dari generator line ke leading edge (persentase dari Lmaks )
0.2 R = 46.90%

x Lmaks =

0.379 m

0.3 R = 52.64%

x Lmaks =

0.426 m

0.4 R = 56.32%

x Lmaks =

0.455 m

0.5 R = 57.60%

x Lmaks =

0.466 m

0.6 R = 56.08%

x Lmaks =

0.453 m

0.7 R = 51.40%

x Lmaks =

0.416 m

0.8 R = 41.65%

x Lmaks =

0.337 m

0.9 R = 25.35%

x Lmaks =

0.205 m

3 Total lebar daun (persentase dari Lmaks )


0.2 R = 76.08%

x Lmaks =

0.615 m

0.3 R = 85.96%

x Lmaks =

0.695 m

0.4 R = 93.62%

x Lmaks =

0.757 m

0.5 R = 98.38%

x Lmaks =

0.795 m

0.6 R = 100.00% x Lmaks =


0.7 R = 98.08% x Lmaks =

0.809 m

0.8 R = 90.00%

x Lmaks =

0.728 m

0.9 R = 72.35%

x Lmaks =

0.585 m

0.793 m

4. Jarak titik tebal maksimum dari leading edge (persentase dari total lebar daun)
0.2 R = 35.00% x Lmaks = 0.215 m
0.3 R = 35.00%

x Lmaks =

0.243 m

0.4 R = 35.00%

x Lmaks =

0.265 m

0.5 R = 35.00%

x Lmaks =

0.278 m

0.6 R = 39.90%

x Lmaks =

0.323 m

0.7 R = 44.30%

x Lmaks =

0.351 m

0.8 R = 47.90%

x Lmaks =

0.349 m

0.9 R = 50.00%

x Lmaks =

0.292 m

5. Tebal maksimum daun ( persentase dari diameter propeller )


x Dp =
0.2 R = 3.66%
0.129 m
0.3 R = 3.24%

x Dp =

0.115 m

0.4 R = 2.82%

x Dp =

0.100 m

0.5 R = 2.40%

x Dp =

0.085 m

0.6 R = 1.98%

x Dp =

0.070 m

0.7 R = 1.56%

x Dp =

0.055 m

0.8 R = 1.14%

x Dp =

0.040 m

0.9 R = 0.72%

x Dp =

0.025 m

1.0 R = 0.30%

x Dp =

0.011 m

II. Jarak ordinat dari titik tebal maksimum


1. Ordinat untuk tebal maksimum ke trailing edge (persentase dari tebal maksimum daun )
nilai-nilai yang ada pada tabel berikut sudah merupakan hasil perkalian dari tabel- tabel daun
dengan nilai-nilai yang sudah ditentukan dalam 2. 31
a. Ordinat bagian belakang (back)daun pada trailing edge
r/R
%
nilai
%
nilai
%
nilai
%
nilai
0.2
96.45%
0.125 86.90% 0.112 72.65% 0.094 53.35% 0.069
0.3
96.80%
0.111 86.80% 0.099 71.60% 0.082 50.95% 0.058
0.4
97.00%
0.097 86.55% 0.086 70.25% 0.070 47.70% 0.048
0.5
96.95%
0.082 86.10% 0.073 68.40% 0.058 43.40% 0.037
0.6
96.80%
0.068 85.40% 0.060 67.15% 0.047 40.20% 0.028
0.7
96.65%
0.053 84.90% 0.047 66.90% 0.037 39.40% 0.022
0.8
96.70%
0.039 85.30% 0.034 67.00% 0.027 40.95% 0.017
0.9
97.00%
0.025 87.00% 0.022 70.00% 0.018 45.15% 0.011
b. Ordinat bagian belakang (back) pada leading edge
r/R
20%
40%
60%
0.2
98.60%
0.128 94.50% 0.122 87.00% 0.113
0.3
98.40%
0.113 94.00% 0.108 85.80% 0.098
0.4
98.20%
0.098 93.25% 0.093 84.30% 0.084
0.5
98.10%
0.083 92.40% 0.078 82.30% 0.070
0.6
98.10%
0.069 91.25% 0.064 79.35% 0.056
0.7
97.60%
0.054 88.80% 0.049 74.90% 0.041
0.8
97.00%
0.039 85.30% 0.034 68.70% 0.028
0.9
97.00%
0.025 87.00% 0.022 70.00% 0.018

80%
74.40%
72.50%
70.40%
67.70%
63.60%
57.00%
48.25%
45.15%

0.096
0.083
0.070
0.057
0.045
0.031
0.019
0.011

c. Ordinat bagian muka (face)daun pada trailing edge


r/R
20%
40%
60%
80%
100%
%
nilai
%
nilai
%
nilai
%
nilai
%
nilai
0.2
1.55%
0.002
5.45% 0.007 10.90% 0.014 18.20% 0.024 30.00% 0.039
0.3
1.70% 0.002 5.80% 0.007 12.20% 0.014 25.35% 0.029
0.4
1.50% 0.001 6.20% 0.006 17.85% 0.018
0.5
1.75% 0.001 9.70% 0.008
0.6
5.10% 0.004

d. Ordinat bagian muka (face)daun pada leading edge


r/R
20%
40%
60%
%
nilai
%
nilai
%
0.2
0.45%
0.001
2.30% 0.003 5.90%
0.3
0.05%
0.000
1.30% 0.001 4.60%
0.4
0.30% 0.000 2.65%
0.5
0.70%
0.6
0.7
0.8
2. Picth Diagram
P = P/D x Dp
=
2.0
jadi :
P/ 2 =
maka :
0.2 R =
0.3 R =
0.4 R =
0.5 R =
0.6 R =

Dimana
m

nilai
0.008
0.005
0.003
0.001

P/D = dari grafik


Dp = diameter propeller

0.324 m
P/ 2 p x
P/ 2 p x
P/ 2 p x
P/ 2 p x
P/ 2 p x

3. Perencanaan naf propeller


Diameter propeller (Dp) =
Diameter naf (dn)
=
Tebal maks daun (lo)
=
Jari-jari pada rb
=
Jari-jari pada rf
=
Diameter boss pada db =
Diameter boss pada dd =
Diameter as pada dd'
=
Diameter as pada db'
=
Panjang boss Lb'
=

82.20%
88.70%
95.00%
99.20%
100%

0.266
0.287
0.308
0.321
0.324

0.167 Dp =
0.045 Dp =
0.04 Dp =
0.03 Dp =
0.875 dn =
1.1 dn =
dn/1.9 =
dn/2.4 =
2.4 dn =

Sudut kemiringan propeller (rake)


=
Tebal ujung daun propeller (tip) 0.0035Dp =

m
m
m
m
m

3.53606
0.5905
0.1591
0.1414
0.1061
0.5167
0.6496
0.3108
0.2461
1.4173

m
m
m
m
m
m
m
m
m
m

15o
0.0124 m

80%
%
13.45%
10.85%
7.80%
4.30%
0.80%

nilai
0.017
0.012
0.008
0.004
0.001

100%
%
40.00%
37.55%
34.50%
30.40%
24.50%
16.05%
7.40%

nilai
0.052
0.043
0.034
0.026
0.017
0.009
0.003

4. Perhitungan momen puntir (Mp) dan gaya tangensial (F) dan spie
a. Momen puntir
Mp = (75 x 80 x N)/2 n dimana
N = SHP = 1438 HP
9160.356 Kgm
n=
150 rpm

b. Gaya tangensial
F = Mp/ (Ds/2)
F = 91603.56 Kg

Dimana Ds = diameter poros

c. Ukuran spie
Panjang (l) =
(1.0~1.5)Ds =
300
Lebar (b)=
0.3Ds =
60
Tebal (t) =
F/(Pa x L) = 61.069
dimana :
Pa = tegangan permukaan spie
Pa =

kg/mm2

mm
mm
mm

0.3536
0.471873
0.538821
0.603182
0.659457
0.710235
0.754867
0.781873
0.760042
0.325686

0.758424
0.851247
0.910756
0.931455
0.906875
0.831194
0.673526
0.409937

0.430604 0.086121
0.486524 0.097305
0.529878 0.105976
0.556819 0.111364
0.645227 0.129045
0.702625 0.140525
0.697136 0.139427
0.584989 0.116998

0.258849
0.229145
0.199441
0.169737
0.140033
0.110329
0.080625
0.050921
0.021217
0

0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9

20
0.24966
0.221812
0.193458
0.16456
0.135552
0.106633
0.077964
0.049393

40
0.22494
0.198898
0.172616
0.146144
0.119588
0.093669
0.068773
0.044301

60
0.188054
0.164068
0.140107
0.1161
0.094032
0.07381
0.054019
0.035645

20
0.255225
0.225479
0.195851
0.166512
0.137372
0.107681
0.078206
0.049393

40
0.244612
0.215396
0.185979
0.156837
0.12778
0.097972
0.068773
0.044301

60
0.225186
0.196606
0.168129
0.139693
0.111116
0.082636
0.055389
0.035645

80
0.192584
0.16613
0.140406
0.114912
0.089061
0.062888
0.038902
0.022991

0.2
0.3
0.4
0.5
0.6

80
0.138096
0.116749
0.095133
0.073666
0.056293
0.04347
0.033016
0.022991

20
40
60
80
100
0.004012 0.014107 0.028215 0.04711 0.077655
0.003895 0.01329 0.027956 0.058088
0.002992 0.012365 0.0356
0.00297 0.016464
0.007142

0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8

0.532549
0.57466
0.615476
0.642687
0.64787

0.282885
0.212164
1.033414
1.299149
0.621603
0.492102
2.834508
0.247524

20
40
60
0.001165 0.005954 0.015272
0.000115 0.002979 0.010541
0.000598 0.005285
0.001188

80
0.034815
0.024862
0.015556
0.007299
0.00112

100
0.10354
0.086044
0.068807
0.0516
0.034308
0.017708
0.005966

0.6
0.12
0.122138

20
40
0.2 0.0282 0.094
0.3
0.056
0.4
0.5
0.6

60
0
0
0

80
0
0
0
0

100
0
0
0
0
0

Anda mungkin juga menyukai