HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan
LANDASAN TEORI
BAB 2
2.1
GAMBARAN UMUM
PEMBAHASAN
4.1
Jenis Anestesi
4.2
4.3
10
4.4
Manfaat Anestesi
12
PENUTUP
21
5.1
Kesimpulan
21
5.2
Saran
21
BAB 3
3.1
BAB 4
BAB 5
DAFTAR PUSTAKA
22
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1
Latar belakang
sebagian
tubuh
manusia
dan
tampa
menyebabkan
manusiakehilangan kesadaran.
Pada dunia medis, narkotika digunakan sebagai obat anestesi dan bertujuan untuk
menghilangkan rasa sakit dan nyeri saat operasi dilakukan. Narkotika dapat juga
digunakan sebagai obat batuk karena bersifat antitusif. Namun akan berakibat
fatal apabila narkotika disalahgunakan untuk keperluan yang tidak semestinya
atau diluar keperluan medis.
Narkotika merupakan bagian dari NAPZA. Menurut batasan WHO (World Health
Organization) tahun 1969, bahwa yang dimaksud dengan NAPZA adalah zat
kimia yang mampu mengubah pikiran, perasaan, fungsi mental, dan perilaku
seseorang menjadi tidak normal.
iii
Sedangkan yang dimaksud dengan obat (drugs) adalah zat-zat yang apabila
dimasukkan ke dalam tubuh organisme yang hidup, maka akan menyebabkan
perubahan pada satu atau lebih fungsi-fungsi organ tubuh.
Semua obat tersebut adalah obat berbahaya tetapi bukan termasuk NAPZA. Jadi,
kepanjangan dari NAPZA yang tepat adalah Narkotika, Psikotropika, dan Zat
Adiktif Lainnya.
Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) yang biasa disebut
narkoba merupakan jenis obat/zat yang diperlukan di dalam dunia pengobatan.
Akan tetapi apabila dipergunakan tanpa pembatasan dan pengawasan yang
seksama dapat menimbulkan ketergantungan serta dapat membahayakan
kesehatan bahkan jiwa pemakainya.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan apa yang telah dikemukakan dalam latar belakang, maka penulis
dapat menarik suatu rumusan masalah yaitu, Bagaimana cara penggunaan obat
anestesi yang baik dan benar, serta dampak yang akibatkan oleh penyalahgunaan
dari penggunaan obat anastesi?
iii
1.3
Tujuan
Tujuannya untuk menghalau rasa sakit di bagian tubuh tertentu, daripada harus
melakukan pembiusan total.
Tujuan utama dari pemberian obat premedikasi adalah untuk memberikan sedasi
psikis, mengurangi rasa cemas dan melindungi dari stress mental atau faktorfaktor lain yang berkaitan dengan tindakan anestesi yang spesifik.
Hasil akhir yang diharapkan dari pemberian premedikasi adalah terjadinya sedasi
dari pasien tanpa disertai depresi dari pernapasan dan sirkulasi. Kebutuhan
premedikasi bagi masing-masing pasien dapat berbeda. Rasa takut dan nyeri harus
diperhatikan betul pada pra bedah.
Tujuan
anastesi
adalah
untuk
menyediakan,
atau
menghilangkan
rasa
sakit.Memblokir impuls saraf dari bagian bawah segmen tulang belakang yang
mengakibatkan penurunan sensasi di bagian bawah tubuh.
Obat
epidural
jatuh
ke
dalam
kelas
obat
yang
disebut
bius
lokal
iii
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Islam memandang manusia sebagai makhluk yang terhormat, layak, dan mampu
mengemban amanah setelah terlebih dahulu melalui seleksi di antara makhluk
Tuhan lainnya, sebagaimana Allah berfirman dalam QS Al Ahzab ayat 72 :
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit dan
bumi serta gunung-gunung, maka semuanya enggan memikul amanat itu dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh.
Guna menjalankan amanat luhur itulah manusia dibekali dengan kelengkapan
yang kemudian hari akan dimintai pertanggungjawabannya. Manusia dibekali
naluri keagamaan yang tajam, penciptaan yang sangat sempurna, kedudukan yang
mulia, dan diberi kepercayaan penuh untuk mengolah bumi serta isinya.
Dengan demikian manakala Allah SWT menjanjikan imbalan terhadap
kemampuan manusia mengoperasikan pemberian Allah tersebut atau juga
ancaman atas kelalaiannya, tentulah yang demikian itu disebut adil bahkan Maha
Adil.
Manusia dengan segala kelengkapannya telah dibekali naluri ketuhanan dengan
potensi takwa, sebagaimana firman Allah dalam QS Al Araf ayat 172 :
Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian dari jiwa mereka
seraya berfirman : Bukankah Aku ini Tuhanmu ? Mereka menjawab : Betul
Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi. Kami lakukan yang demikian agar
di hari kiamat, kamu tidak mengatakan Sesungguhnya kami bani Adam
adalah orang-orang yang lengah terhadap ini.
Penyimpangan yang terjadi dalam sejarah kehidupan manusia ialah akibat dari
ulah manusia itu sendiri yang tidak mengindahkan petunjuk agama sebagai sistem
perawatan atas produk Tuhan yang amat dimuliakan. Memang manusia disamping
dibekali dengan potensi takwa (merawat diri) juga diberi potensi fujur
(petaka/kerusakan) karena manusia dilengkapi dengan nafsu. Firman Allah
dalam QS Yusuf ayat 53 :
Aku tidak dapat melepaskan diri dari nafsu, sesungguhnya
kecenderungan nafsu itu condong untuk berbuat dosa, kecuali mereka yang
dirahmati Tuhan.
Menurut tuntunan agama Islam, manusia adalah makhluk Tuhan yang amat mulia
bahkan lebih mulia daripada malaikat sekalipun, karena itu manusia mendapat
iii
kehormatan menjabat sebagai khalifah atau pengelola bumi dan isinya untuk
tujuan kesejahteraan lahir dan batin. Bimbingan itu diarahkan pada kehidupan
yang harmonis, serasi, selaras, dan seimbang dengan lingkungan Islam tidak
menghendaki agar manusia menjadi iblis dan setan.
Tujuan diturunkannya syariat Islam adalah untuk memanusiakan manusia atau
dengan kata lain program maintenance agar manusia memelihara kodrat
kemanusiaannya. Manusia diberi keleluasaan untuk mencari dan memenuhi
kebutuhan hidupnya di muka bumi ini untuk mencari kebahagiaan, namun jangan
sampai melalaikan kepentingan akhirat yang kekal abadi. Dalam hal ini Allah
berfirman dalam QS Al Qashash ayat 77:
Carilah dari apa yang dianugerahkan Allah kepadamu kehidupan
akherat, namun jangan sekali-kali melalaikan kehidupan di dunia ini. Berbuat
ihsan kepada sesama sebagaimana Allah senantiasa berbuat baik kepadamu.
Dan jangan sekali-kali berbuat kerusakan di muka bumi ini, sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang suka berbuat kerusakan.
Perintah agar manusia bertakwa (memelihara
operasionalisasi dari sistem perawatan tersebut.
diri)
merupakan
wujud
Al Quran secara tegas telah melarang minuman khamr, yaitu minuman yang
memabukkan. Narkotika dan sejenisnya merupakan jenis minuman keras. Termuat
dalam QS Al Maidah ayat 90 :
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman khamr, judi,
berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan
keji, termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar
kamu mendapat keberuntungan.
Khamr ialah sumber keresahan, permusuhan, dan kebencian yang akan
menghancurkan persatuan dan kesatuan umat dan akan memalingkan manusia dari
bertakwa kepada Allah swt. Diterangkan dalam QS Al Maidah ayat 91 :
Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan
dan kebencian di antara kamu lantaran minuman khamr dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu lantaran minuman khamr dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sholat, maka berhentilah kamu
dari mengerjakan pekerjaan itu.
Dalam Islam, narkotika ini sering disebut juga dengan hasyisyi. Dalam kitab
Hisyayatul As Syariah, karangan Ibnu Taimiah, disebutkan bahwa :
Hasyisyi itu hukumnya haram dan orang yang meminumnya dikenakan
hukuman sebagaimana orang meminum khamr.
iii
iii
BAB 3
GAMBARAN UMUM
3.1
iii
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1
Jenis Anestesi
Jenis anestesi lokal dalam bentuk parenteral yang paling banyak digunakan
adalah:
1.
Anestesi permukaan.
Sebagai suntikan banyak digunakan sebagai penghilang rasa oleh dokter gigi
untuk mencabut geraham atau oleh dokter keluarga untuk pembedahan kecil
seperti menjahit luka di kulit. Sediaan ini aman dan pada kadar yang tepat tidak
akan mengganggu proses penyembuhan luka.
2.
Anestesi Infiltrasi.
Tujuannya untuk menimbulkan anestesi ujung saraf melalui injeksi pada atau
sekitar jaringan yang akan dianestesi sehingga mengakibatkan hilangnya rasa di
kulit dan jaringan yang terletak lebih dalam, misalnya daerah kecil di kulit atau
gusi (pada pencabutan gigi).
3.
Anestesi Blok
Cara ini dapat digunakan pada tindakan pembedahan maupun untuk tujuan
diagnostik dan terapi.
4.
Anestesi Spinal
Obat disuntikkan di tulang punggung dan diperoleh pembiusan dari kaki sampai
tulang dada hanya dalam beberapa menit. Anestesi spinal ini bermanfaat untuk
operasi perut bagian bawah, perineum atau tungkai bawah.
5.
Anestesi Epidural
iii
Anestesi Kaudal
Anestesi kaudal adalah bentuk anestesi epidural yang disuntikkan melalui tempat
yang berbeda yaitu ke dalam kanalis sakralis melalui hiatus skralis.
Cara Pemberian
Obat penghilang rasa sakit epidural diberikan dalam beberapa cara :
1. Injeksi dengan top-up : Anestesi akan disuntikkan dengan obat penghilang
rasa sakit ke dalam tabung untuk mematikan bagian bawah perut pasien.
2.
4.2
hantaran terhambat.
Meningkatkan tegangan permukaan selaput lipid molekuler.
Resistensi Bius
Ketika dilakukan anestesi, terkadang dapat terjadi seseorang tak mendapatkan
efek bius seperti yang diharapkan. Atau, yang kerap disebut resisten terhadap obat
bius. Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan seseorang resisten terhadap obat
bius di antaranya:
1.
Pecandu alcohol
2.
3.
iii
2.
3.
4.
5.
4.3
Kebutuhan dan cara kerja anestesi beranekaragam. Anestesi juga memiliki cara
penggunaan yang berbeda sesuai kebutuhannya. Tak hanya cara disuntikkan saja,
tetapi juga dihirup melalui alat bantu nafas. Beberapa cara penggunaan anestesi
ini di antaranya :
1.
Melalui Pernafasan
Beberapa obat anestesi berupa gas seperti isoflurane dan nitrous oxide, dapat
dimasukkan melalui pernafasan atau secara inhalasi. Gas-gas ini mempengaruhi
kerja susunan saraf pusat di otak, otot jantung, serta paru-paru sehingga bersamasama menciptakan kondisi tak sadar pada pasien.
Penggunaan bius jenis inhalasi ini lebih ditujukan untuk pasien operasi besar yang
belum diketahui berapa lama tindakan operasi diperlukan. Sehingga, perlu
dipastikan pasien tetap dalam kondisi tak sadar selama operasi dilakukan.
iii
2.
Injeksi Intravena
Injeksi Lokal
Iodocaine dan bupivacaine juga dapat di injeksi di bawah lapisan kulit untuk
menghasilkan efek mati rasa di area lokal. Dengan cara kerja memblokade
impulssaraf dan sensasi nyeri dari saraf tepi sehingga kulit akan terasa kebas dan
mati rasa.
Sifat Anastesi
iii
relatif kecil.
Pada daerah yang diinjeksi tidak terdapat pembengkakan.
Peralatan yang digunakan, sedikit sekali dan sederhana serta obat yang
Tipe Anestesi
Beberapa tipe anestesi adalah :
4.4
Manfaat Anestesi
Digunakan sebagai diagnostic, untuk menentukan sumber nyeri
Digunakan sebagai terapi, local anestesi merupakan bagian dari terapi untuk
kondisi operasi yang sangat nyeri, kemampuan dokter gigi dalam
menghilangkan nyeri pada pasien meski bersifat sementara merupakan ukuran
metode yang aman dan efektif untuk semua pasien operasi dentoalveolar.
Digunakan untuk kepentingan postoperasi. Setelah operasi dengan
menggunakan anestesi umum atau lokal, efek anestesi yang berlanjut sangat
penting untuk mengurangi ketidaknyamanan pasien.
iii
Kerugian :
Efek Samping
Ada beberapa macam efek samping yang ditimbulkan pada penggunaan
diantaranya :
iii
klinis
tergolong
dalam
kelompok-
kelompok zat anti psikosis, neurosis, depresi, dan psikotogenik dikenal dengan
obat penenang atau halusinogen (zat penghayal).
Dari jenis zat adiktif dikenal obat-obatan yang dapat menimbulkan rasa
ketergantungan. Kedua jenis zat di atas tergolong sebagai narkotika sintetis,
kemudian dikenal nama-nama obat seperti methadon, barbitarat, amphetamin, dll.
Alkohol juga merupakan zat lain berbentuk cair yang memabukkan dan
mengakibatkan kecanduan. Zat tersebut (dalam bentuk minuman maupun
makanan) diperoleh melalui proses senyawa kimia dan fermentasi.
Narkotika
Narkotika adalah zat yang dapat menimbulkan pengaruh tertentu bagi mereka
yang menggunakannya dengan cara memasukkan obat tersebut ke dalam
iii
menderita
apa-apa.
Hal
inilah
yang
mengakibatkan
terjadinya
RI
No.
124/Menkes/Per/II/93,
namun
dapat
menimbulkan
ketergantungan psikis fisik jika dipakai tanpa pengawasan akan sangat merugikan
karena efeknya sangat berbahaya seperti narkotika. Psikotropika merupakan
pengganti narkotika, karena narkotika mahal harganya. Penggunaannya biasa
dicampur dengan air mineral atau alkohol sehingga efeknya seperti narkotika.
Zat Adiktif
Adalah zat yang sangat berbahaya jika salah pemakaiannya bisa merusak tubuh,
bila keracunan bisa menimbulkan halusinasi atau mungkin yang fatal kematian.
Penyalahgunaan NAPZA
iii
NAPZA menyerang dan merusak syaraf dan akal manusia. Ini mengakibatkan
perasaan dan akal seseorang tidak berfungsi normal. Bila dua organ tersebut tidak
berfungsi, sebenarnya manusia itu telah kehilangan kemanusiaannya.
Penyalahgunaan pemakaian morfin maupun heroin yang berkepanjangan dapat
menimbulkan addict (ketergantungan) dan ia akan meningkatkan takaran
pemakaian sesuai dengan tingkat efeknya. Sementara itu, pemakai kokain yang
berlebihan akan mengakibatkan kejang-kejang diikuti dengan timbulnya
gangguan pernafasan.
Hal ini bisa menjadi fatal bagi pemakai jika terjadi koma dan gangguan fungsi
jantung. Ganja juga dapat mengakibatkan denyut jantung menjadi meningkat dan
gangguan pada paru-paru (pernapasan) yang dapat menimbulkan kanker.
Pemakaian pada masa kehamilan dapat mengakibatkan bayi yang prematur dan
cacat.
Penggunaan minuman beralkohol tinggi sangat menimbulkan masalah, lagi-lagi
jika pemakai bereksperimen, seperti mencampur satu zat dengan alkohol. Efeknya
dapat mengakibatkan organ-organ dan fungsi tubuh menjadi rusak.
iii
iii
Melakukan kontrol, filter, pengendalian, dan koreksi seluruh sikap anakanaknya secara bijaksana baik di rumah maupun di luar.
iii
iii
tidak boleh mengasingkan para korban Narkoba yang sudah sadar dan
bertobat, supaya mereka tidak terjerumus kembali sebagai pecandu
narkoba.
BAB 5
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
iii
Melalui pernapasan
2.
Injeksi Intravena
3.
4.
Injeksi Lokal
Saran
Cplin-1984.blogspot.com/2011/01/pengertian-dan-dampak-penggunaan.html
Excel.blogspot.com/2012/10/anestesi-anesthesia.html#
iii
http://kesehatan.kompas.com
id.wikipedia.org/wiki/Anestesi
http://www.indomedia.com/intisari.htm
Keyword :
Anestesi, anesthesia medicine, anestesian dari sudut pandang islam, arabic
anaesthesia, penggunaan anestesia
iii