Anda di halaman 1dari 242

MATA KULIAH

PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA
BANGSA

1. LANDASAN & TUJUAN PENDIDIKAN


PANCASILA
2. PANCASILA
DALAM
KONTEK
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
INDONESIA
3. PANCSILA
SEBAGAI
SISTEM
FILSAFAT
4. PANCASILA
SEBAGAI
ETIKA
POLITIK
5. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGY
NASIONAL
6. PANCASILA SEBAGAI PARADIKMA
KEHIDUPAN
DALAM
BERMASYARAKAT,
BERBANGSA
DAN BERNEGARA
7. APA ITU UNDANG-UNDANG DASAR
8. NEGARA DAN SISTEM
PEMERINTAHAN
9. IDENTITAS NASIONAL
10.
DEMOKRASI ANTARA TEORI DAN
PELAKSANAANNYA DI INDONESIA
11.
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA
NEGARA
12.
KONSTITUSI DAN RULE OF LAW
13.
HAK ASASI MANUSIA
14.
GEOPOLITIK
15.
GEOSTRATEGI
1

=================================
==============================

BAGIAN PERTAMA
BAB I
LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN
PANCASILA
A.PENDAHULUAN
Bab
ini
akan
memaparkan
rasionlisasi Pendidikan Pancasila
dan garis-garis besar Program
pengajaran
sesuai
dengan
kurikulum pendidikan pancasila
tahun 2000 ( SK. Dirjen Dikti no.
265/dikti/kep/2000) yang kemudian
disempurnakan berdasarkan surat
keputusan Dirjen. Dikti no. 38/dikti
2002
tentang
rambu-rambu
pelaksanaan
mata
kuliah
pengembangan
kepribadian
di
perguruan tinggi.
Yaitu :

Pada hakekatnya pendidikan


adalah upaya sadar dari suatu
masyarakat dan pemerintah suatu
Negara
untuk
menjamin
kehidupan dan kelangsungan
hidup
generasi
penerusnya
sebagai bangsa dan Negara.
Pendidikan yang berguna dan
bermakna akan membuat mereka
mampu mengantisipasi hari depan
2

Di

yang senantiasa berubah dan


selalu terkait dengan konteks
dinamika budaya bangsa negara
dan hubungan internasional.
Pendidikan tinggi tidak dapat
mengabaikan kehidupan yang
mengglobal yang digambarkan
sebagai kehidupan dinamis yang
penuh dengan ketakterdugaan
Agar dapat hidup berguna dan
bermakna
serta
mampu
mengantisipasi
perkembangan
masa depan, warga Negara sangat
memerlukan pembekalan ilmu
pengetahuan, tehnologi, dan
seni(iptek) yang berlandaskan
nilai-nilai keagamaan dan budaya
bangsa.

Indonesia pemupukan
nilai-nilai
sikap
dan
kepribadian
kepada
peserta didik dilakukan
melalui
pendidikan
Pancasila,
Agama,
Kewarganegaraan,
ilmu
social dasar, ilmu budaya
dan ilmu alamiah dasar
dan disebut kelompok
Mata
Kuliah
Pengembangan
Kepribadian (MKPK).

Pertumbuhan kesadaran, sikap,


dan perilaku yang bersendikan
nilai-nilai Pancasila dalam arti
setiap warga Negara RI yang
menguasai Iptek merupakan misi
3

atau tanggung jawab Pendidikan


Pancasila.
B.DASAR PEMIKIRAN PENDIDIKAN
PANCASILA.
Rakyat Indonesia melalui majelis
perwakilannya menyatakan bahwa
pendidikan nasional yang berakar
pada kebudayaan bangsa Indonesia
diarahkan untuk meningkatkan
kecerdasan, harkat, dan martabat
bangsa, mewujutkan manusia serta
masyarakat Indonesia yang beriman
serta bertakwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan mandiri sehingga
mampu membangun dirinya dan
masyarakat sekelilingnya serta
dapat
memenuhi
kebutuhan
pembangunan
nasional
dan
bertanggung
jawab
atas
pembangunan bangsa.
Lebih tegas lagi dinyatakan bahwa
Pendidikan nasional bertujuan untuk
meningkatkan kualitas manusia
Indonesia yaitu manusia yang
beriman serta bertakwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
pekerti, berkepribadian, mandiri,
maju, tangguh, cerdas, kreatif,
terampil disiplin, beretos kerja,
professional, bertanggung jawab,
produktif serta sehat jasmani dan
rohani.
Pendidikan
Nasional
harus
menumbuhkan
jiwa
patriotic,
mempertebal rasa cinta tanah air,
4

meningkatkan
semangat
kebangsaan, kesetiakawanan social,
kesadaran pada sejarah bangsa
serta sikap menghargai jasa para
pahlawan yang berorientasi ke masa
depan.
UU NO. 2 tahun 1989 tentang sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan
bahwa kurikulum dan isi pendidikan
yang memuat Pancasila, pendidikan
Agama,
dan
Pendidikan
Kewarganegaraan terus ditingkatkan
dan dikembangkan disemua jalur,
jenis dan jenjang pendidikan..
Penjelasan UU no. 2/1989 tentang
system
Pendidikan
Nasional
menyebutkan bahwa Pendidikan
Pancasila mengarahkan perhatian
pada moral yang diharapkan
diwujudkan dalam kehidupan seharihari yaitu:

perilaku yang memancarkan iman


dan ketakwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dalam masyarakat
yang terdiri dari berbagai
golongan agama.
Perilaku
yang
bersifat
kemanusiaan yang adil dan
beradab.
Perilaku
yang
mendukung
persatuan
bangsa
dalam
masyarakat
yang
memiliki
beragam agama, kebudayaan dan
kepentingan.

Perilaku
yang
mendukung
kerakyatan yang mengutamakan
kepentingan bersama diatas
kepentingan perorangan dan
golongan sehingga perbedaan
pemikiran, pendapat maupun
kepentingan
diatasi
melalui
musyawarah dan mufakat.
Perilaku yang mendukung upaya
untuk mewujutkan keadilan social
bagi seluruh rakyat Indonesia.

C.KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN :


Kompetensi
diartikan
sebagai
seperangkat tindakan cerdas, penuh
tanggung jawab yang harus dimiliki
oleh seseorang, ia dianggap mampu
melaksanakan tugas-tugas dalam
bidang pekerjaan tertentu.
Kompetensi warga Negara yang
telah
mempelajari
Pendidikan
Pancasila
adalah
seperangkat
tindakan cerdas, penuh tanggung
jawab, yang ditunjukkan oleh orang
tersebut
dalam
memecahkan
berbagai
masalah
hidup
bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara melalui pemikiran yang
berlandaskan falsafah bangsa.
Pendidikan Pancasila yang berhasil
akan membuahkan sikap cerdas,
penuh tanggung jawab dari peserta
didik yang disertai dengan perilaku
berikut :

beriman dan bertakwa terhadap


Tuhan Yang Maha Esa
berperikemanusiaan yang adil dan
beradab
mendukung persatuan bangsa
mendukung kerakyatan yang
mengutamakan
kepentingan
bersama di atas kepentingan
perorangan.
Mendukung upaya untuk untuk
mewujutkan keadilan social.

D.LANDASAN
PENDIDIKAN
PANCASILA
Pancasila adalah dasar Negara
Republik Indonesia yang secara
resmi disyahkan oleh Panitia
Persiapan
Kemerdekaan
Indonesia Indonesia (PPKI)
pada tanggal, 18 Agustus 1945
dan
tercantum
dalam
Pembukaan
UUD
1945,
diundangkan dalam Berita
Republik Indonesia No. 7
tanggal, 15 Februari 1946
halaman 45-48 bersama sama
dengan Batang Tubuh UUD
1945.
Dalam
perjalanan
sejarah
eksistensi Pancasila sebagai
dasar filsafat Negara RI
mengalami berbagai macam
interprestasi dan manipulasi
politik
sesuai
dengan
7

kepentingan penguasa demi


kokoh dan tegaknya kekuasaan
yang
berlindung
dibalik
legitimasi ideology Negara
Pancasila.Pancasila tidak lagi
diletakan sebagai dasar filsafat
serta pandangan hidup bangsa
dan
Negara
Indonesia
melainkan direduksi, dibatasi
dan
dimanipulasi
demi
kepentingan penguasa pada
saat itu.
Berdasarkan
kenyataan
tersebut, gerakan reformasi
berupaya untuk mengembalikan
kedudukan
dan
fungsi
Pancasila yaitu sebagai dasar
Negara RI, yang direalisasikan
melalui Ketetapan MPR tahun
1998 no. XVIII/MPR/1998 disertai
dengan pencabutan P-4 dan
sekaligus juga pencabutan
Pancasila sebagai satu-satunya
asas
bagi
orsospol
di
Indonesia.
1. Landasan Historis
Suatu
bangsa
memiliki
ideology(paham politik) dan
pandangan hidupnya sendiri
yang diambil dari nilai-nilai
yang hidup dan berkembang
dalam bangsa itu sendiri.Secara
historis bahwa nilai-nilai yang
hidup yang terkandung dalam
setiap sila Pancasila sebelum
8

dirumuskan dan disyahkan


menjadi dasar Negara Indonesia
secara obyektif historis telah
dimiliki oleh bangsa Indonesia
sendiri. Dengan demikian asal
nilai-nilai Pancasila tidak lain
dari bangsa Indonesia sendiri.
Setelah melalui proses sejarah
yang cukup panjang, nilai-nilai
Pancasila itu telah melalui
pematangan sehingga tokohtokoh bangsa Indonesia saat
akan mendirikan Negara RI
menjadikan Pancasila sebagai
dasar Negara.
Atas dasar itulah maka sangat
penting bagi para generasi
penerus
bangsa
terutama
kalangan
intelektual
kampus(mahasiswa)
untuk
mengkaji,
memahami
dan
mengembangkan berdasarkan
pendekatan ilmiah, yang pada
gilirannya akan memiliki suatu
kesadaran serta wawasan
kebangsaan
yang
kuat
berdasarkan nilia-nilai yang
dimiliki sendiri.

2. Landasan cultural
Setiap bangsa di dunia dalam
hidup
bermasyarakat,
berbangsa
dan
bernegara
senantiasa memiliki suatu
pandangan hidup. Bangsa yang
9

tidak memiliki pandangan hidup


adalah bangsa yang tidak
memiliki kepribadian dan jati
diri sehingga bangsa itu mudah
terombang-ambing
dari
pengaruh yang berkembang
dari luar negrinya.
Bangsa Indonsia mendasarkan
pandangan hidupnya dalam
bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara pada suatu asas
cultural yang dimiliki dan
melekat pada bangsa itu
sendiri. Nilai- nilai kenegaraan
dan kemasyarakatan yang
terkandung dalam sila-sila
Pancasila bukanlah hanya
merupakan
suatu
hasil
konseptual seseorang saja,
melainkan merupakan suatu
hasil karya besar bangsa
Indonesia
sendiri,
yang
diangkat dari nilai-nilai cultural
yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia
sendiri
melalui
proses refleksi filosofis pada
pendiri Negara seperti Sukarno,
M.Yamin, M.Hata, Supomo dan
para tokoh pendiri lainnya.Oleh
karena itu para generai penerus
termasuk mahasiswa sudah
seharusnya untuk mendalami
secara dinamis dalam arti
mengembangkan
sesuai
dengan tuntutan zaman.
3. Landasan Yuridis
10

Landasan Yuridis perkuliahan


Pendidikan
Pancasila
di
Perguruan Tinggi tertuang
dalam Undang-Undang No. 2
tahun 1989 tentang system
Pndidikan Nasional.Pasal 39
telah menetapkan bahwa isi
kurikulum setiap jenis, jalur dan
jenjang
pendidikan,
wajib
memuat Pendidikan Pancasila,
Pendidikan
Agama
dan
Pendidikan
Kewarganegaraan.Undangundang tersebut kemudian
diperbaharui
dengan
UU
th
No.20 2003 tentang system
pendidikan Nasional yang pada
prinsipnya sama bahwa ini
kurikulum
wajib
memuat
diantaranya
Pendidikan
Pancasila.
Demikian juga berdasarkan
PP.no.60
th.1999
tentang
Pendidikan Tinggi, SK Dikti
No.467/Dikti/Kep/1999 dan SK
Mendiknas No. 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan
Pendidikan Tinggi dan Penilaian
Hasil Belajar Mahasiswa pada
pasal 10 ayat 1 dijelaskan
bahwa kelompok Mata Kulian
Pendidikan Kewaeganegaraan,
wajib
diberikan
dalam
kurikulum setiap program studi,
yang terdiri atas Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama,

11

dan
Pendidikan
Kewarganegaraan.
Untuk realisasinya Dirjen Dikti
telah
mengeluarkan
SK
No.38/Dikti/Kep/2002
tentang
rambu-rambu
Pelaksanaan
mata kulian pengembangan
Kepribadian.
4. Landasan Filosofis
Secara filosofi dan obyektif,
nilai-nilai yang tertuang dalam
sila-sila Pancasila merupakan
filosofis bangsa Indonesia
sebelum mendirikan Negara
RI.Sebelum mendirikan Negara
Indonesia, bangsa Indonesia
adalah
bangsa
yang
berketuhanan, bangsa yang
berperikemanusiaan yang adil
dan beradap, dan bangsan yang
selalu
berusaha
mempertahankan
persatuan
bagi seluruh rakyat untuk
mewujutkan keadilan.
Dalam hidup bernegara nilainilai Pancasila merupakan
dasar filsafat Negara
dan
pandangan filosofis bangsa
Indonesia.
Atas dasar itulah maka
konsekuensinya dalam setiap
aspek penyelenggaraan Negara
harus bersumber pada nilainilai Pancasila termasuk system
12

peraturan perundang-undangan
di Indonesia.
E. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
1. Tujuan Nasional
Tujuan Nasional sebagaimana
yang termuat dalam Pembukaan
UUD 1945 alinea kempt, yaitu :,,,,
melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah
darah
Indonesiadan
untuk
memajukan kesejahteraan umum
mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia
yang
berdasarkan
kemerdekaan perdamaian abadi
dan keadilan sosial ,,,,.
Tujuan Nasional sebagaimana
ditegaskan dalam pembukaan itu
diwujutkan melalui pelaksanaan
penyelenggaraan Negara yang
berkedaulatan
rakyat
dan
demokratis
dengan
mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa berdasarkan
Pancasila
dan
UUD
1945.Pembangunan
Nasional
merupakan usaha peningkatan
kualitas manusia dan masyarakat
Indonesia yang dilakukan secara
berkelanjutan,
berlandaskan
kemampuan nasional dengan
memanfaatkan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta
memperhatikan
perkembangan
13

global.Dalam
pelaksanaannya
mengacu
pada
kepribadian
bangsa dan nilai-nilai luhur yang
universal untuk mewujutkan
kehidupan bangsa yang berdaulat,
mandiri, berkeadilan, sejahtera,
maju dan kukuh kekuatan moral
dan etika.
2. Tujuan Pendidikan Nasional
Pendidikan Nasional berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945,
berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan serta meningkatkan
mutu kehidupan dan martabat
manusia Indonesia dalam rangka
upaya
mewujutkan
tujuan
nasional.
Berdasarkan UU No. 2 Th 1989
tentang
system
Pendidikan
Nasional pada pasal 4 yaitu
Pendidikan Nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia
Indonesia
seutuhnya
yaitu
manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan
ketrampilan, kesehatan jasmani
dan rohani, kepribadia yang
mantap dan mandiri, serta
tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan.
Kemudian UU tentang Sistem
Pendidikan Nasional tersebut
14

diperbaharui dengan UU no. 20


th.2003
Tentang
Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 3
Mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang
beriman, dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.Pasal 31 UUD
1945
yang
menyatakan

Pemerintah mengusahakan dan


menyelenggarakan satu system
pendidikan
nasional
yang
meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang diatur
dengan
undangundang.Berdasarkan itulah maka
Pendidikan
Pancasila
di
Perguruan
Tinggi
sangatlah
penting keberadaannya.
3. Tujuan Pendidikan Pancasila
Dalam UU no. 2 Th 1989 juga
termuat dalam SK Dirjen Dikti No.
38/DIKTI/Kep/2002
dijelaskan
bahwa
yujuan
Pendidikan
Pancasila mengarahkan perhatian
pada moral yang diharapkan
terwujud dalam kehidupan seharihari
yaitu
perilaku
yang
memancarkan iman dan taqwa
terhadap Tuhan Yang maha Esa
15

dalam masyarakat yang terdiri


atas berbagai golongan agama,
kebudayaan dan beraneka ragam
kepentingan,
perilaku
yang
mendukung kerakyatan yang
mengutamakan
kepentingan
bersama diatas kepentingan
perorangan
dan
golongan
sehingga perbedaan pemikiran,
diarahkan pada perilaku yang m
endukung upaya terwujudnya
keadilan social bagi seluruh
rakyat Indonesia,
Kompetensi lulusan Pendidikan
Pancasila adalah seperangkat
tindakan
intelektual,
penuh
tanggung jawab sebagai seorang
warga Negara dalam memecahkan
berbagai masalah dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dengan menerapkan
pemikiran yang berlandaskan
nilai-nilai
Pancasila.
Sifat
intelktual, tersebut tercermin pada
kemahiran,
ketepatan
dan
keberhasilan
bertindak,
sedangkan sifat penuh tanggung
jawab
diperlihatkan
sebagai
kebenaran tindakan ditilik dari
aspek iptek, etika ataupun
kepatutan agama serta budaya.
Pendidikan
Pancasila
yang
berhasil akan membuahkan sikap
mental bersifat cerdas, penuh
tanggung jawab dari peserta didik
dengan perilaku yang :
16

a) Beriman dan bertaqwa terhadp


Tuhan Yang Maha Esa
b) Berperikemanusiaan yang adil
dan beradap.
c) Mendukung persatuan bangsa
d) Mendukung kerakyatan yang
mengutamakan
kepentingan
bersama di atas kepentingan
perorangan
e) Mendukung
upaya
untuk
mewujutkan keadilan sosial.
F. METODOLOGI
PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN PANCASILA
Supaya pendidikan Pancasila lebih
memberikan kesan dan mencapai
sasaran sesuai dengan misi dan
visi pendidikan Pancasila di
perguruan Tinggi, maka proses
pembelajarannya harus sesuai
dengan konteks kemahasiswaan
yang bercirikan kritis, analitis,
dinamis,koonstruktif, obyektif dan
kreatif yaitu al :

Pendekatan mahasiswa sebagai


subyek pendidikan, mitra dalam
proses pembelajaran dan sebagai
umat,
anggota
keluarga,
masyarakat, dan warga Negara
Metpde proses pembelajarannya:
pembahasan
secatra
kritis,
analitis,induktif, deduktif, melalui
dialog kreatif yang bersifat
partisipatoris untuk meyakini
kebenaran substansi dasar kajian.
17

Bentuk
aktifitas
proses
pembelajaran : kuliah tatap muka
ceramah, dialog interaktif, studi
kasus,
penugasan
mandiri,
seminar kecil, dan evaluasi
belajar.
Motivasi
menumbuhkan
kesadaran bahwa proses belajar
mengembangkan
kepribadian
merupakan kebutuhan hidup.

G.PEMBAHASAN
PANCASILA
SECARA ILMIAH
Pembahasan Pancasila termasuk
filsafat Pancasila, sebagai suatu kajian
ilmiah, harus memenuhi syarat ilmiah
yakni : berobyek, bermetode, bersistem
dan bersifat universal.
1. Berobyek.
Setiap ilmu pengetahuan pasti
mempunyai
obyek
yang
dibedakan menjadi dua yaitu
Obyek formal dan obyek
material.
Obyek formal adalah sudut
pandang yang ditujukan pada
bahan dari penelitian atau
pembentukan pengetahuan itu,
atau dari sudut mana obyek
material itu disorot. Obyek
formal Pancasila adalah suatu
sudut pandang tetentu dalam
pembahasan Pancasila, atau
dari sudut pandang apa
Pancasila itu dibahas. Jika
membahas Pancasila dari sudut
18

pandang moral maka terdapat


bidang pembahasan moral
Pancasila, dari sudut pandang
ekonomi
maka
terdapat
pembahasan

ekonomi
Pancasila
Obyek material : yaitu suatu
bahan yang menjadi tinjauan
penelitian atau pembetukan
pengetahuan itu dengan kata
lain obyek material adalah hal
yang diselidiki, dipandang, atau
disorot oleh disiplin ilmu,
Obyek
material
Pancasila
adalah suatu obyek yang
merupakan
sasaran
pembahasan dan pengkajian
Pancasila baik yang bersifat
empiris
maupun
non

empiris.Pancasila merupakan
hasil budaya bangsa Indonesia,
oleh karena itu obyek material
pembahasan Pancasila dapat
berupa hasil budaya bangsa
yang
berupa,
lembaran
sejarah,bukti-bukti
sejarah,benda-benda sejarah,
benda-benda budaya, naskahnaskah kenegaraan lainnya.
2. Beretode
Setiap pengetahuan ilmiah
harus memiliki metode yaitu
seperangkat cara atau system
pendekatan dalam rangka
pembahasan Pancasila untuk
19

mendapatkan suatu kebenaran


yang bersifat obyektif.
3. Bersistem
Suatu pengetahuan ilmiah
harus merupakan suatu yang
bulat dan utuh, bagian-bagian
dari pengetahuan ilmiah itu
harus
merupakan
suatu
kesatuan, antara bagian-bagian
itu saling berhubungan, baik
hubungan berupa hubungan
interpelasi,
maupun
interdependensi. Pembahasan
Pancasila secara ilmiah harus
merupakan suatu kesatuan dan
keutuhan, bahkan Pancasila itu
sendiri dalam dirinya adalah
merupakan suatu kesatuan dan
keutuhanmajemuk
tunggal
yaitu kelima sila itu baik
rumusannya, inti dan isi dari
sila-sila Pancasila itu adalah
merupakan suatu kesatuan dan
kebulatan
4. Bersifat universal
Artinya kebenarannya tidak
terbatas oleh waktu, ruang,
keadaan,situasi,kondisi
maupun
jumlah
tertentu.
Pancasila
adalah
bersifat
universal, atau dengan kata lain
bahwa inti, isi, essensi atau
makna yang terdalam dari silasila Pancasila pada hakikatnya
adalah bersifat universal.
(((((((((((((oooOooo)))))))))))))
20

BAB II
PANCASILA
DALAM KONTEKS SEJARAH
PERJUANGAN BANGSA INDONESIA.

A.

Pengantar
Pancasila sebagai dasar Negara RI
sebelum disyahkan pada tanggal 18
Agustus 1945 oleh PPKI, nilainilainya telah ada pada bangsa
Indonesia sejak zaman dahulu kala
sebelum
bangsa
Indonesia
mendirikan Negara, yang berupa
nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan
serta nilai-niai religious.Nilai-nilai
tersebut telah ada dan melekat dan
teramalkan dalam kehidupan seharihari sebagai pandangan hidup,
sehingga materi Pancasila yang
berupa nilai-nilai tersebut tidak lain
adalah dari Indonesia sendiri
sehingga bangsa Indonesia sebagai
kausa materialis Pancasila. Nilainilai tersebut kemudian diangkat
dan dirumuskan secara formal oleh
para pendiri Negara, untuk dijadikan
sebagai dasar filsafat Negara
Indonesia.
Berasarkan kenyataan tesebut maka
untuk memahami Pancasila secara
lengkap dan utuh terutama dalam
kaitannya dengan jati diri bangsa
Indonesia,
mutlak
diperlukan
pemahaman tentang bagaimana
unsur-unsur Pancasila pada tahap
21

pengaruh budaya Hindu, Islam,


Kristen.
Kemudian
dilanjutkan
dengan nilai-nilai Pancasila pada
masa kejayaan nasional yakni masa
Kerajaan Sriwijaya dan masa
Kerajaan Majapahit. Kemudian untuk
mendalami lebih lanjut tentang
pengertian
Pancasila
dengan
mendalam perlu diadakan beberapa
pendekatan dalam melihat dan
menganalisa apakah Pancasila ada
dalam masyarakat Indonesia yakni
pendekatan secara sosiologis,
psikhis dan secara agama.

B.

Unsur Pancasila pada Tahap


Kebudayaan Indonesia Asli
Bahwa sebelum kebudayaan Hindu
masuk
dan
berkembang
di
Indonesia , berbagai suku bangsa
Indonesia telah mengenal unsurunsur pembentukan Pancasila. Nilainilai kehidupan yang dapat disebut
embrio nilai Pancasila memang
sudah Nampak pada kebudayaan
suku bangsa Indonesia.
Pada masa sebelum kebudayaan
Hindu berpengaruh, orang Indonesia
telah mengenal pengakuan dan
pemujaan kepada kekuatan yang
mengatasi manusia dalam segala
aspeknya bukan sekedar animisme.
Di Kalimantan misalnya orang
mengenal sebutan TUH sebagai
intisari
kepercayaan
terhadap
kekuatan yang mengatasi manusia,
22

yang kemudian menurun menjadi


Tuhan, dan kemudian menjadi
Ketuhanan. Di Jawa orang mengenal
sebutan Hyang Paring Gesang,
sedangkan di Tapanuli mengenal
sebutan Ompu Debata.
Rasa kemanusiaan ditunjukkan
dengan kesediaan bangsa Indonesia
untuk bergaul dengan orang dari
negeri jauh sehingga terbuka jalan
untuk masuknya kebudayaan dari
luar. Kebudayaan hindu dapat
dengan mudah masuk justru adanya
sikap terbuka dari orang-orang
Indonesia pada jaman dulu,
Pada masa awal peradaban
Indonesia manusia hidup dalam
kesatuan-kesatuan
kecil(suku),
mereka hidup dalam kesatuan atau
ikatan suku itu, ikatan suku itu
dijiwai dengan oleh semangat
kekeluargaan yang besar. Dalam
menghadapi
suatu
persoalan
masyarakat suku itu menggunakan
cara berunding, berembuk atau
musyawarah.
Semangat
kekeluargaan juga nampak dalam
pembangunan
dengan
istilah
gotong-royong atau di Manado
disebut dengan mapalus.Organisasi
masyarakat betapapun kecilnya,
bertujuan
untuk
mewujudkan
kesejahteraan bagi warganya.

23

C.

Unsur Pancasila pada Tahap


Perkembangan Pengaruh Budaya
Hindu
Pengaruh
Hindu
menyentuh
berbagai aspek kehidupan, dengan
pengaruh Hindu agama orang
Indonesia
mengalami
perkembangan, mereka secara lebih
nyata memuja kekuatan yang
mengatasi manusia, yang tidak lagi
tanpa bentuk , melainkan sudah
tercitra, seperti Brahma, Wisnu, dan
Siwa, atau Abdi Budha dalam paham
Budha.
Pergaulan antar bangsa yang makin
intensif, diantaranya dengan orang
India dan Cina, menunjukkan
perikemanusiaan
yang
makin
berkembang.Orang
Indonesia
menerima kehadiran orang asing
untuk berkarya, juga kemudian
terjadi perkawinan antar bangsa,
bahkan orang dari negeri lain dapat
diterima menjadi Raja ( Ajisaka)
misalnya.
Pengaruh Hindu menyebabkan
timbulnya ikatan masyarakat baru
yakni
kerajaan.Ikatan
warga
masyarakat diperluas, sedangkan
ikatan dengan tanah diperkuat.Batas
wilayah kerajaan lebih nyata dari
pada batas wilayah kesukuan pada
masa
sebelumnya.Sikap
memepertahakan daerah sendiri
yang disebut tanah air sering
diperlihatkan dengan perang.
24

Meskipun kedudukan orang yang


satu dibatasi oleh aturan social
tertentu yaitu kasta, akan tetapi
prisip
musyawarah
masih
berjalan.Raja mempunyai dewan
penasehat, sementara dikalangan
masyarakat yang jauh dari istana
kebiasaan lama dalam masyarakat
komunal,
masih
hidup.Walau
berkembang sikap mengabdi pada
Raja, yang dianggap dewa atau
keturunannya, kesejahteraan umum
nampak tetap mendapat perhatian,
bahkan dari Raja. Semua itu
menunjukkan
nilai-nilai
yang
menjadi embrio Pancasila tetap ada.
Keberadaan
orang
Indonesia
bersama dengan orang-orang India
dan Cina, penganut agama Hindu
dan Budha memperlihatkan sikap
persaudaraan mereka.Begitu juga
keberadaan pemeluk agama Hindu
dan
Budha
didaerah
yang
berdekatan
memperlihatkan
toleransi antara penduduk.Ini terlihat
dari letak bangunan Hindu dan
Budha di Jawa.Adanya perkawinan
raja dengan putri beragama
lain.Empu tantular dalam bukunya
SOTASOMA
yang
menyatakan
bahwa pada zaman Majapahit
hiduplah suasana bhineka tunggal
ika tan hana dharma mangrua yang
artinya meskipun( berbeda tetapi
tetap satu, tiada perpecahan dalam
agama).

25

D.

Unsur
pada
Tahap
Perkembangan Pengaruh Budaya
Islam Pancasila
Perkembangan Islam di Indonesia
menjadi luas setelah runtuhnya
Majapahit pada abad XV.Pengaruh
pertama dari penyebaran agama
Islam
di
Indonesia
adalah
berkembangnya agama baru, yang
mengubah pemujaan dewa menjadi
pemujaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
Orang-orang Indonesia yang telah
memeluk agama Islam sanggup
bekerja sama dengan orang-orang
yang beragama lain, sejauh hanya
menyangkut agama tidak ada
halangan untuk bekerja sama
khususnya dalam perdagangan
antar bangsa.
Kecintaan terhadap kelompok social
dan daerah terus berkembang. Dan
karena pada masa perkembangan
Islam muncul juga kekuatan dari
Barat yang sering mengancam
kebebasan, maka semangat cinta
kelompok dan daerah bertambah
dengan semangat mempertahankan
kebebasan. Islam mengajarkan
ukhuwah
islamiah(persaudaraan
islam).Islam mengajarkan perbuatan
amal(kebaikan) dan zakat.

26

E.

Unsur Pancasila pada Tahap


Perkembangan Pengaruh Budaya
Barat.
Orang Barat mulai memasuki
Indonesia pada awal abad XVI,
meskipun
pada
abad-abad
sebelumnya sudah ada orang Barat
yang datang ke Indonesia seperti
Marco Polo. Abad XV dan XVI
memang dikenal sebagai abad
penjelajah, karena orang-orang
Barat dengan keberanian dan
kecerdikan menjelajah samudera
untuk menemukan negeri-negeri
baru.Penjelajahan
itu
dilatarbelakangi oleh berbagai factor
seperti
perdagangan,
agama
maupun sekedar petualangan.
Sikap
bersahabat
selalu
diperlihatkan oleh orang Indonesia
dalam menghadapi kedatangan
orang-orang asing itu. Namun
karena kemudian orang-orang asing
itu melakukan tindakan untuk
menguasai negeri, maka sikap
bersahabat itu berubah menjadi
sikap memusuhi. Ini terbukti dari
peperangan yang terjadi melawan
berbagai orang asing pada abad XVI
dan awal abad XX.
Situasi kondisi penjajahan memberi
peluang juga bagi integrasi nasional,
yang secara bertahap dan pasti
memberi jalan bagi pembentukan
bangsa Indonsia dalam pengertian
politik seperti sekarang. Orang27

orang Indonesia sadar bahwa


perubahan status dari orang jajahan
menjadi orang merdeka hanya dapat
dicapai
dengan
pembentukan
bangsa yang satu. Pergerakan
kebangsaan bukan saja bertujuan
merebut kemerdekaan tetapi juga
bertujuan
untuk
menciptakan
suasana kehidupan baru yang
demokratis.
Meskipun demikian pemerintah
jajahan dengan berbagai cara
berusaha menindas pergerakan
kebangsaan tetap tumbuh dan
sanggup
mempersenjatai
diri
dengan berbagai ide yang berasal
dari Barat yang masuk ke Indonsia
melalui penjajahan itu pula, seperti
kesamaan
dan
kebebasan,
demokrasi
masionalisme
dan
sosialisme dalam konsepnya yang
modern.

F. Nilai-Nilai Pancasila pada Masa


Kejayaan Nasional
Menurut sejarah kira-kira pada
ababVII s/d XII bangsa Indonesia
telah mendirikan kerajaan Sriwijaya
di Sumatera Selatan dan kemudian
pada abad XIII s/d XVI didirikan pula
kerajaan
Majapahit
di
Jawa
Timur.Kedua zaman itu merupakan
tonggak sejarah bangsa Indonesia
karena bangsa Indonesia pada masa
itu telah memenuhi syarat-syarat
sebagai suatu bangsa yang
mempunyai Negara.
28

Menurut Mr.Mohammad Yamin,


berdirinya Negara Indonesia tidak
dapat dipisyahkan dengan kerajaankerajaan lama yang merupakan
warisan nenek moyang kepada
Indonesia.
Negara
Indonesia
terbentuk melalui tiga tahap yaitu :
Zaman Sriwijaya dibawah wangsa
Sailendra (600 s/d 1400)
Negara
Kebangsaan
Zaman
Mjapahit(1293 s/d 1525 ) Kedua
tahap Negara
kebangsaan
tersebut
adalah
Negara
kebangsaan lama.
Negara kebangsaan modern, yaitu
Negara Indonesia merdeka.
1. Masa Kerajaan Sriwijaya.
Pada abad ke VII berdirilah
kerajaan
Sriwijaya
dibawah
kekuasaan Wangsa Syailendra
Kerajaan yang berbahasa melayu
kuno dan menggunakan huruf
Pallawa tersebut dikenal juga
sebagai Negara Maritim yang
mengandalkan jalur perhubungan
laut.
Dalam system pemerintahan
sudah terdapat pegawai pengurus
pajak, harta benda kerajaan,
rohaniawan
yang
menjadi
pengawas pembangunan gedunggedung dan patung-patung suci
sehingga saat itu kerajaan dapat
menjalankan system negaranya
dengan nilai-nilai ketuhanan.
29

Unsur-unsur
yang
terdapat
didalam Pancasila, telah terdapat
sebagai asas-asas yang menjiwai
bangsa Indonesia, yang dihayati
serta dilaksanakan pada waktu itu,
hanya saja belum dirumuskan
secara konkrit.
Pada hakikatnya , nilai-nilai
budaya bangsa semasa kerajaan
Sriwijaya telah menunjukkan nilainilai Pancasila, yaitu :
1. Nilai sila pertama, terwujud
dengan adanya umat agama
Buha
dan
Hindu
hidup
berdampingan
secara
damai,Pada kerajaan Sriwijaya
terdapat
pusat
kegiatan
pembinaan dan pengembangan
agama Budha,
2. Nilai sila kedua, terjalinnya
hubungan antara Sriwijaya
dengan India(dinasti Harsha)
Pengiriman para pemuda untuk
belajar diluar negri telah
tumbuh nilai- nilai politik luar
negri yang bebas dan aktif
3. Nilai sila ketiga, sebagai Negara
maritime
Sriwijaya
telah
menerapkan konsep Negara
kepulauan
sesuai
dengan
konvensi wawasan nusantara.
4. Nilai Sila kempat, Sriwijaya
telah memiliki kedaulatan yang
sangat luas meliputi siam dan
semenanjung melayu.
5. Nilai sila kelima, Sriwijaya
manjadi pusat pelayanan dan
30

perdagangan
sehingga
kehidupan rakyatnya sangat
makmur.
2. Masa Kejayaan Majapahit
Pada tahun 1293 berdirilah
kerajaan Majapahit yang mencapai
zaman keemasannya pada saat
pemerintahan raja Hayam Wuruk
dengan Mahapatih Gajah Mada
yang dibantu oleh Laksamana
Nala dalam memimpin armadanya
untuk
mengusai
nusantara,
wilayah
kekuasaanya
dari
semenanjung melayu ke Irian
Barat melalui Kalimantan Utara.
Pada masa itu agama Budha dan
Hindu
hidup
berdampingan
dengan damai dalam satu
kerajaan. Empu Prapanca menulis
Negarakertagama 1365, dalam
kitab ini telah terdapat istilah
Pancasila.
Empu
Tantular
mengarang buku Sotasoma, dan
di dalam buku ini itulah dijumpai
seloka persatuan nasional yaitu
Bhineka Tunggal Ika , yang
bunyi lengkapnya Bhineka
Tunggal Ika Tan Hana Dharma
Mangrua. Walaupun berbeda,
namun satu jua adanya sebab
tidak ada agama yang memiliki
tuhan yang berbeda. Hal ini
menunjukkan adanya kehidupan
agama pada saat itu, yaitu agama
Hindu dan Budha. Bahkan salah
31

satu bawahan kekuasaannya yaitu


Pasai justru telah
memeluk
agama Islam.Toleransi positif
dalam bidang agama dijunjung
tinggi sejak masa bahari yang
telah silam.
Sumpah Palapa yang diucapkan
oleh Mahapatih Gajah Mada dalam
sidang ratu dan menteri-menteri di
paseban keprabuan Majapahit
pada tahun 1331 yang berisi citacita mempersatukan seluruh
nusantara raya sbb : Saya baru
akan berhenti berpuasa makan
palapa, jikalau seluruh nusantara
bertakluk dibawah kekuasaan
Negara.
Majapahit menjulang dalam arena
sejarah kebangsaan Indonesia
dan banyak meninggalkan nilainilai yang diangkat dalam
nasionalisme Negara kebangsaan
Indonesia
17
Agustus
1945.Majapahit
runtuh
pada
permulan abad XVI dengan Sirno
Hilang Kertaning Bumi (1520)
dikarenakan keadaan dalam negri
sendiri telah terjadi perselisihan
dan perang saudara.

G.

Perjuangan Bangsa Indonesia


melawan Penjajah.
1. Perjuangan sebelum abad XX

32

Pada awal abad ke-16 mulai


terdapat
suasana
baru
diperairan
Indonesia
yaitu
munculnya para pelaut berkulit
putih dari Eropa yang diawali
oleh orang-orang
Portugis
.Kemunculan para pelaut asing
itu dipengaruhi oleh beberapa
factor.
a.Dorongan ekonomi , mereka
ingin meraup keuntungan yang
besar dari perniagaan.Mereka
ingin membeli rempah-rempah
dari Maluku dengan harga
rendah dan menjualnya di Eropa
dengan harga tinggi.
b.Melaksanakan
misi
penyebaran agama Kristen.
c.Orang-orang Portugis gemar
bertualang karena hidup mereka
yang dinamis dan mereka ingin
melihat dunia luar dari tanah
airnya.
d.Kemajuan ilmu dan tehnik
pelayaran menyebabkan para
pelaut itu biasa berlayar sampai
ke perairan Indonesia.
Dengan
dorongan-dorongan
inilah orang-orang Portugis
dibawah pimpinan Vasco da
Gama pada tahun 1496 berlayar
menyusuri pantai barat Afrika
Selatan , mengelilingi tanjung
Harapan menuju ke India
sampai
ke
Kalkuta
lalu
melanjutkan
ke
Asia
33

Tenggara.Sejak
kedatangan
bangsa Portugis pada abad XV,
ketenangan perdagangan di
Indonesia
mulai
terganggu.Acaman
terhadap
kemerdekaan Indonesia makin
besar setelah Portugis berhasil
menguasai Bandar Malaka pada
tahun 1511.
a. Perjuangan Rakyat Demak
Melawan Portugis.
Sejak semula Raja Demak,
Raden Patah, menyadari bahaya
yang mengancam.Oleh karena
itu Demak berusaha
untuk
mempersulit Portugis. Pada
tahun 1518 sampai 1521 Pati
Unus
memerintah
Demak
menggantikan ayahnya Raden
Patah, selama memerintah ia
selalu memusuhi Portugis.
Sikap ini sangat merugikan
Portugis karena Malaka selalu
mengimpor beras dan garam
dari Demak.Disisi lain Portugis
mengincar Pulau Jawa tetapi
Demak
selalu
berusaha
menghalau mereka.
b.
Perlawanan Rakyat Aceh
melawan Portugis.
Rakyat Aceh dibawah pimpinan
Sultan Iskandar Muda (1607
1636)
berjuang
untuk
mempertahankan
kedaulatan
Aceh dan megusir kekuasaan
Portugis dari Semenanjung
34

Malaka.Pada
tahun
1629
armada besar Aceh menyerang
Malaka yang dikuasai Portugis.
Sekalipun armada Aceh tidak
berhasil mengusir Portugis dari
Malaka, Portugispun tidak
berhasil merampas kedaulatan
Aceh.Berkat persatuan dan
kesatuan
Aceh
berhasil
menggagalkan
usaha
penjajahan
Portugis
di
wilayahnya.
b. Perlawanan rakyat Ternate
melawan Portugis.
Dibawah
pimpinan
Sultan
Hairun
rakyat
Ternate
menentang
dan
melawan
kekuasaan Portugis. Portugis
terdesak dan menawarkan
perdamaian dan mengajak
Sultan Hairun berunding di
benteng
Portugis.
Dalam
perundingan Sultan Hairun
dikianati dan dibunuh.
Rakyat Maluku marah dan
mengadakan
perlawanan
dibawah Sultan Baabullah,
Portugis
terdesak
dan
menyerah
dan diusir dari
Ternate. Meskipun demikian
Portugis
masih
diizinkan
berdagang di Ambon.
2. Kebangkitan Nasional
a.Latar
belakang
lahirnya
pergerakan nasional Indonesia.

35

Pendidikan dalam masyarakat


Indonesia
memberikan
kesempatan
kepada
kaum
cerdik pandai untuk bergerak.
Pemerintah membuka sekolahsekolah
dengan
system
pendidikan
Barat
yang
menghasilkan golongan cerdik
pandai yang kemudian hari
memegang peran penting di
bidang
politik.
Mereka
menyadari bahwa nasib nusa
dan bangsa ini juga ditentukan
oleh persatuan dan politik.
Pergerakan bangsa Indonesia
melalui organisasi modern baru
tumbuh mulai tahun 1908 yaitu
saat didirikannya Budhi Utomo
sebgai
organisasi
modern
pertama.
b.Bentuk
dan
Strategi
Organisasi Pergerakan Nasional
dalam
Menghadapi
Kolonialisme.
1. Budhi Utomo(BU)
Dipelopori oleh Dr. Wahidin
Sudirohusodo orgsanisasi ini
didirikan oleh para mahasiswa
Sekolah
Dokter
Pribumi
( Sutomo, Saradji, Gunawan
Mangunkusumo ) pada tanggal,
20 Mei 1908 di Jakarta.Pada
bulan Oktober 1908 diadakan
konggres yang pertama di
Yogyakarta
dengan
menghasilkan keutusan :
36

1. Budhi Utomo tidak ikut


kegiatan politik.
2. Kegiatan
Utamanya
ditujukan pada bidang
pendidikan
dan
budaya.
3. Ruang geraknya hanya
di Jawa dan Madura.
Dalam waktu yang relative
singkat anggota organisasi BU
mencapai 10 000 orang pada
tahun 1909, namun karena
adanya ancaman pemerintah
Belanda maka anggota yang
bukan berasal dari pegawai
negri banyak yang keluar dan
pindah ke Sarikat Islam.

2. Sarikat Islam :
Berdirinya
Sarikat
Islam
didahului oleh Sarikat Dagang
Islam (SDI) pada tahun 1911
oleh Kyai Haji Samanhudi atas
usul R.M.Tirto Adisuryo.
Tujuannya
memajukan
perdagangan Indonesia dan
anggotanya mula-mula hanya
para pedagang yang beragama
Islam.
Pada tahun 1912 SDI dalam
konggresnya
di
Surabaya
diubah
namanya
menjadi
Sarikat Islam ( SI ) dengan ketua
37

umumnya
H.Oemar
Said
Tjokroaminoto.
Tujuannya adalah memajukan
perdagangan bangsa Indonesia,
kesejahteraan
rakyat
dan
menganjurkan
cara
hidup
menurut ajaran agama Islam.
Pada awalnya SI bukan partai
politik.
Pada tahun 1919 muncul Central
Sarikat
Islam (
CSI
)
berkedudukan di Solo dengan
H. Oemar Said Tjokroaminoto
sebagai ketuanya
Pada tahun 1930 PSI berubah
menjadi PSII dan H. Agus salim
menjadi ketuanya.
3. Indishe Partij.
Berdiri tahun 1912 oleh tiga
serangkai yaitu ( Suwardi
Suryaningrat,
Dr.
Tjiptomangunkusumo dan E.F.E.
Douwes Dekker ). Partai politik
ini berusaha mempersatukan
kaum Belanda Indo yang
merasa tidak puas dengan
tindakan-tindakan pemerintah
Belanda
terhadap
bangsa
Indonesia yang menentang
politik penjajahan Belanda.
Tujuan : menghidupkan rasa
kebangsaan
di
kalangan
38

golongan
tersebut
untuk
bersama-sama mempersiapkan
pembentukan
tanah
air
Indonesia merdeka.
4. Sumpah Pemuda.
a) Konggres Pemuda.
Sejak tahun 1926 terlihat
adanya
kecenderungan
kearah
penyatuan
organisasi-organisasi yang
telah
ada.
Organisasi
tersebut bersifat nasional
dan langsung memasuki
gelanggang politik .
1. Perhimpunan
Pelajar-pelajar
Indonesia
(PPI).
Dalam konggresnya
pada Mei 1926,
menginginkan agar
perbedaan sempit
yang
bersifat
kedaerahan
agar
dikesampingkan
dan
berusaha
menciptakan
persatuan seluruh
bangsa Indonesia.
Tujuannya adalah
menggalang
persatuan
dari
seluruh organisasi
pemuda
untuk
tujuan
bersama-

39

sama
melawan
penjajah Belanda.
2. Pemuda Indonesia.
Pada tanggal, 27
Februari 1927 para
pemuda terpelajar
yang pernah belajar
di luar negeri dan
bekas
anggota
perhimpunan
Indonesia.
Tujuannya adalah
memperkuat
dan
memperluas
ide
kesatuan nasional
Indonesia.
b) Konggres Pemuda I
Pada tanggal, 30 April s/d 2
Mei 1926 diselenggarakan
di Jakarta, konggres ini
menekankan
pentingnya
persatuan dan kesatuan
para
pemuda
untuk
mencapai
Indonesia
merdeka.
c) Konggres Pemuda II
Konggres
ini
diselenggarkan
pada
tanggal, 26 28 Oktober
1928 di Jakarta. Konggres
ini membawa semangat
nasionalisme ke tingkat
yang lebih tinggi karena
40

para utusan yang datang


mengucapkan
sumpah
yang berbunyi sbb.:
1. Kami putera dan
puteri Indonesia
mengaku
bertumpah
darah
yang
satu, tanah air
Indonesia.
2. Kami putera dan
puteri Indonesia
mengaku
berbangsa satu,
bangsa
Indonesia.
3. Kami
putera
puteri Indonesia
menjujung
bahasa
persatuan,
bahasa
Indonesia.
Keputusan
yang
dicetuskan pada tanggal,
28 Oktober 1928 ini
kemudian dikenal dengan
nama SUMPAH PEMUDA

H.

Pendekatan Pancasila secara


Sosiologis, Psikis, dan Agama.
1. 1.Pendekatan
secara
sosiologis.
Dengan pendekatan secara
sosiologis dicoba melihat dan
menganalisa apakah Pancasila
41

itu ada dalam masyarakat atau


tidak. Fakta dalam masyarakat
menunjukkan bahwa Bangsa
Indonesia itu percaya terhadap
yang gaib, terhadap Tuhan Yang
Maha Kuasa yaitu dengan
terdapatnya agama dan tempattempat
peribadatan
dan
pelaksanaan menurut petunjuk
agama masing-masing.Dalam
masyarakat juga terlihat adanya
kemanusiaan yang adil dan
beradab,
sehingga
antara
manusia yang satu dengan
anggota masyarakat lainnya itu
terjalin rasa kasih sayang, dan
menunjukkan
perbuatanperbuatan
yang
bersifat
merusak hubungan dalam
pergaulan atau tindas menindas
sesamanya.
Dalam menjalankan segala
usahanya untuk kepentingan
umum dalam masyarakat itu
selalu
mengadakan
musyawarah.
Jadi
prinsip
musyawarah itu telah berurat
berakar dalam masyarakat.
Segala usaha yang dijalankan
dengan prinsip musyawarah
dalam masyarakat itu adalah
dimaksudkan
untuk
terwujudnya keadilan social
yang menyeluruh dan merata,
sehingga lapisan masyarakat
merasakan kenikmatan hidup
yang lahiriah dan batiniah.
42

2.Pendekatan secara Psikis)


Dengan
pendekatan
secara
psikis
dimaksudkan
untuk
mengetahui
apakah
Pancasila
itu
sesuai
dengan tututan hati nurani
manusia atau dengan kata
lain ada dalam masyarakat
atau tidak.
Menurut
Prof.Jung
manusia
itu
secara
instingtif beragama atau
naturaliter religiosa. Hal
ini
bibuktikan
dalam
sejarah sejak manusia ada
sampai sekarang percaya
terhadap yang ghaib.
Terhadap penguasa alam
yang tertinggi yaitu Tuhan.
Secara psikis manusia itu
tidak memperkosa hak
hidupnya,
kemerdekaannya
atau
dirampas kebahagiaannya,
karena mereka sadar
bahwa hak-hak itu adalah
hak-hak yang alamiah
yang melekat pada dirinya
43

sendiri atau pada orang


lain.
Secara psikis manusia itu
ingin berkumpul dan
bersatu
sesamanya.Tak
ada orang yang mau
dipisahkan
/diasingkan
dari masyarakatnya.
Pada tiap-tiap manusia
dalam jiwanya terkandung
keinginan dan harapan
untuk diperlakukan secara
wajar, secara manusia
yang penuh keadilan dan
peradaban, dan ingin
dihargai
pikirannya,
pendapatnya agamanya
serta terlepas dari pada
ancaman-ancaman
dan
ketakutan-ketakutan baik
yang datang dari dalam
maupun dari luar.
Pada
diri
manusia
terkandung
kehendak
adanya
keadilan,
kesejahteraan
kebahagiaan
dalam
masyarakat dimana dia
hidup.Tidak ada manusia
yang ingin diperlakukan
44

dengan tidak adil dan


tidak ada manusia mau
ditindas walaupun oleh
orang tuanya sendiri.
Semua oang itu ingin
bebas dari penganiayaan
perkosaan dan perlakuan
yang tidak adil dan bebas
dari pada kesengsaraan
hidup.
3.Pendekatan
secara
Agama.
Dalam semua agama
percaya bahwa manusia
itu diciptakan oleh Tuhan,
jadi
manusia
adalah
hamba Allah. Manusia
adalah makhluk sedang
Tuhan adalah Khalik.
Dalam semua agama tidak
diperintah untuk saling
benci-membenci sesama
manusia, saling tindas
menindas atau untuk
mengadakan eksploitasi
manusia atas manusia
atau
mengadakan
penjajahan manusia atas
satu manusia, manusia
45

atas bangsa atau bangsa


atas
bangsa.Tetapi
perintah Tuhan adalah
untuk kasih mengasihi,
sayang menyayangi dan
cinta mencintai antara
sesama manusia.
Manusia diperintah oleh
Tuhan
bukan
untuk
berselisih atau bermusuh
musuhan
sesamanya,
tetapi disuruh untuk saling
menghargai
saling
membantu dan saling
tolong menolong dalam
hal
kebaikan
untuk
terwujutnya
kehidupan
yang baik dengan azas
persamaan, karena pada
dasarnya manusia itu
sama.
Manusia dihadapan Tuhan
itu adalah sama, kecuali
yang membedakan adalah
amal
perbuatannya.
Dengan demikian di dalam
menjalankan
segala
pekerjaan yang berguna
untuk kepentingan umat
atau
bangsa
harus
46

dilaksanakan berdasarkan
azas kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan/
perwakilan.
Tidak ada perintah Tuhan
untuk
menegakkan
kejahatan,
immoralitas,
ketidak
adilan
atau
kesengsaraan.
Tetapi
Tuhan
memerintahkan
untuk
menegakkan
keadilan,
kebenaran,
mewujudkan
moralitas,
melenyapkan
kesengsaraan
dan
menghapuskan
segala
perbuatan maksiat dan
terkutuk.
Dengan
demikian
pendekatan secara agama
Pancasila ada terkandung
dalam setiap agama.
I. Pengertian Pancasila secara
Etimologi
Kata
Pancasila
secara
etimologi brasal dari bahasa
47

Sangsekerta.Bahwa
dalam
Sangsekerta
perkataan
Pancasila
memiliki
dua
macam arti yaitu :
panca artinya lima
syila artinya bantu sendi,
alas atau dasar
Syila artinya peraturan
tingkah laku yang baik yang
penting atau yang senonoh.
Kata tersebut dalam bahasa
Indonesia diartikan sama
dengan kata susila yang
berhubungan
dengan
moralitas. Oleh karena itu
secara etimologi Pancasila
berarti berbatu sendi lima atau
peraturan tingkah laku yang
penting.
Dalam kitab suci agama
Budha (Tri Pitaka) yang terdiri
dari tiga macam buku ( Suttha
Pitaka, Abdidama Pitaka,
Vinaya Pitaka) terdapat ajaran
moral dalam upaya mencapai
nirwana.
Ajaran
moral
tersebut adalah Dasasyiila,
Saptasyiila,
Pancasila.Pancasila
48

berdasarkan ajaran Budha


merupakan lima larangan al :
1.-orang
dilarang
membunuh,
2.-orang
dialarang
mencuri,
3.-orang dilarang berzina,
4.-orang
dilarang
berdosta,
5.-orang dilarang minumminuman keras,
Pada
saat
masuknya
kebudayaan
India
ke
Indonesia malalui agama
Hindu dan Budha, maka ajaran
Pancasila masuk ke dalam
kesusasteraan Jawa, terutama
pada
masa
kerajaan
Majapahit.
Dalam
buku
Negarakertagama karangan
Empu Prapanca, sarga 53 bait
ke-2
berbunyi
:
Yatnanggegwani Pancasyiila
Kertasengkarbhisekaka
Krama
artinya
Raja
menjalankan dengan setia
kelima pantangan(Pancasila)
begitu pula upacara-upacara
ibadat
dan
penobatan
penobatan.
49

Perkataan Pancasila yang


berasal
dari
bahasa
Sangsekerta
kemudian
menjadi bahasa Jawa Kuno
yang artinya tetap sama pada
jaman Majapahit. Setelah
Majapahit runtuh dan agama
islam masuk ke Indonesia
maka
ajaran2
moral
tersebut(Pancasila)
masih
dijadikan sebagai pandangan
hidup dalam masyarakat jawa
yaitu dalam bentuk lima
larangan( pantangan, wewaler,
pamali) yang sering disebut
MA-LIMA yaitu :
1.-Mateni(membunuh),
maksudnya
orang
dilarang membunuh
2.Maling(mencuri)maksud
nya orang dilarang
mencuri
3.
Madon(berzina)
maksudnya
orang
dilarang brzina
4.-Madat(minuman keras,
candu)maksudnya orang
dilarang
minumminuman
keras
50

menghisap candu atau


sekarang Narcoba
5.-Main(judi) maksudnya
orang dilarang berjudi.
Jadi istilah Pancasila yang
berasal
dari
bahasa
sangsekerta menjadi bahasa
Jiwa Kuno akhirnya dijadikan
istilah untuk memberi nama
filsafat dasar Negara RI.
J.Pengertian Pancasila secara
Historis.
Proses perumusan Pancasila
sebagai dasar Negara diawali
dengan adanya janji Jepang
yang
akan
memberikan
kemerdekaan kepada bangsa
Indonesia
pada
bulan
September 1945 Realisasi janji
tersebut maka pada tanggal,
29 April 1945 dibentuklah
Badan Penyelidik Usahausaha
Persiapan
Kemerdekaan
Indonesia(BPUPKI)
atau
Dokuritsu Zyunbi Tjoosakai
oleh Jepang dan dilantik pada

51

tanggal, 28 Mei 1945 dengan


susunan anggota sbb.:
Ketua
: Dr.K.R.T.Rajiman
Widiodiningrat
Ketua Muda

: Ichibangase

Ketua Muda
: R.P.Soeroso
Anggota
: 60 orang tidak
termasuk Ketua dan Ketua
Muda
BPUPKI telah mengadakan
sidang 2 kali, pertama
tanggal, 25 Mei s/d 1
Juni1945 dan sidang
kedua tanggal, 16 s/d 17
Juni 1945.Dalam sidang
pertama
telah
dikemukakan usul dan
pendapat oleh anggota
BPUPKI mengenai dasar
Negara dan rancangan
UUD yang dikemukakan
oleh beberapa anggota.
Pada tanggal, 29 Mei 1945
Mr.Muhammad
Yamin
menyampaikan Asas dan
Dasar Negara yaitu :
1.-Peri Kebangsaan
2.-Peri Kemanusiaan
3.-Peri Ketuhanan
4.-Peri Kerakyatan
52

5.-Kesejahteraan Rakyat
Setelah
selesai
menyampaikan
pidatonya,
Muhammad
Yamin
menyampaikan usulan tertulis
naskah Rancangan UUD
dalam pembukaan RUUD itu
tercantum rumusan lima azas
dasar Negara yaitu :
1.-Ketuhanan
Yang
Maha Esa
2.-Kebangsaan
Persatuan Indonesia
3.-Rasa
Kemnusiaan
yang adil dan beradab
4.-Kerakyatan
yang
dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
permusyawaratan
perwakilan
5.-Keadilan social bagi
seluruh
rakyat
Indonesia.
Pada tanggal, 31 Mei 1945
Prof.Dr.Soepomo
menyampaikan
pidato
berbeda
dengan
usulan
Mr.Muh.
Yamin.
Prof.Dr.Soepomo
53

mengemukakan
teori-teori
Negara sbb :
1.Teori
Negara
perseorangan
menurut paham ini Negara
adalah
masyarakat
hokum(legal society) yang
disusun atas kontrak
antara
seluruh
individu(contrac social).
Paham Negara ini banyak
terdapat di Eropa dan
Amerika.
2.Paham
Negara
kelas(Class theory) atau
teory golongan:
Teory ini sebagaimana
diajarkan
oleh
Marx,
Engels dan Lenin. Negara
adalah alat dari suatu
golongan untuk menindas
golongan lain. Negara
kapitalis adalah alat dari
kaum borjuis, oleh karena
itu
kaum
Marxis
menganjurkan
untuk
meraih kekuasaan agar
kaum buruh dapat ganti
menindas kaum borjuis.

54

3.Paham
Negara
integralistik
yang
diajarkan oleh Spinoza,
AdamMulle, Hegel abad 18
dan 19 : Menurut paham
ini Negara bukanlah untuk
menjamin perseorangan
ataupun golongan akan
tetapi
menjamin
kepentingan masyarakat
seluruhnya sebagai suatu
persatuan. Negara adalah
susunan masyarakat yang
integral , segala golongan,
bagian atau anggotannya
saling berhubungan erat
satu dengan yang lainnya
dan merupakan kesatuan
organis. Menurut paham
ini yang terpenting dalam
Negara
adalah
penghidupan
bangsa
seluruhnya.Negara tidak
memihak
kepada
golongan
yang paling
kuat atau yang paling
besar, tidak memandang
kepentingan
seseorang
sebagai pusat akan tetapi
Negara
menjamin
keselamatan hidup bangsa
55

seluruhnya sebagai suatu


persatuan.
Berkaitan
dengan
dasar
Negara Indonesia maka Dr.
Soepomo mengusulkan halhal sebagai berikut :
a)Negara yang kita bentuk
harus berdasarkan aliran
pikiran
kenegaraan(staatsidee)
Negara
kesatuan
yang
bersifat integralistik atau
Negara
nasional
yang
bersatu dalam arti totaliter,
yaitu Negara yang tidak
akan mempersatukan diri
dengan golongan terbesar,
akan tetapi yang mengatasi
semua
golongan,
baik
golongan besar atau kecil.
Dalam Negara yang bersatu
itu
urusan
agama
diserahkan
kepada
golongan
agama
yang
bersangkutan.
b) Setiap
warganya
dianjurkan untuk hidup
berketuhanan.

56

c)Dalam
susunan
pemerintahan Negara harus
dibentuk
suatu
Badan
Permusyawaratan.
Agar
pimpinan Negara dapat
bersatu jiwa dengan wakilwakil rakyat secara terus
menerus.
d) Sistim ekonomi Indonesia
hendaknya
diatur
berdasarkan
asas
kekeluargaan,
system
tolong
menolong
dan
system koperasi.
e)Negara Indonesia yang
besar
atas
semangat
kebudayaan Indonesia yang
asli, dengan sendirinya akan
bersifat Negara Asia Timur
Raya.
1.Piagam Jakarta (22 Juni
1945)
Pada tanggal 22 Juni 1945,
anggota
BPUPKI
mengadakan
pertemuan
untuk membahas pidatopidato dan usulan-usulan
mengenai dasar Negara
yang
telah
menjadi
pembahasan dalam sidang
57

Badan Penyelidik yang


kemudian dikenal sebagai
Piagam Jakarta, dengan
rumusan Pancasila sbb :
1.Ketuhanan,
dengan
kewajiban
menjalankan
syariat
Islam
bagi
pemeluknya.
2.Kemanusiaan yang adil
dan beradab
3.Persatuan Inonesia
4.Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan
perwakilan.
5.Keadilan
social
bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Piagam
Jakarta
yang
didalamnya
terdapat
perumusan dan sistematika
Pancasila
sebagaimana
diuraikan diatas, kemudian
diterima oleh BPUPKI dalam
sidangnya pada tanggal 14
16 Juni 1945.
2.Proklamasi
Indonesia

Kemerdekaan

58

Kekalahan
Jepang
terhadap Sekutu dalam
Perang Dunia
II
membawa dampak bagi
bangsa
Indonesia.Berdasarkan
pengumuman Nanpoo Gun
(Pemerintah
Tentara
Jepang untuk seluruh
daerah selatan) tanggal, 7
Agustus 1945, bahwa pada
pertengahan
bulan
Agustus
1945
akan
dibentuk Panitia Persiapan
Kemerdekaan
Indonesia
atau Dokuritzu Zyunbi
Iinkai.
Dalam upaya merealisasi
pembentukan
panitia
tersebut, pada tanggal 8
Agustus
1945
Tiga
Serangkai
yaitu
IR.Soekarno, Drs.Moh.Hatta
dan
Dr.Radjiman
Widyodiningrat berangkat
ke Saigon atas panggilan
Jendral Besar Terauchi,
Seiko Sikikan untuk daerah
selatan
termasuk
Indonesia.

59

Hasil pertemuan sbb :


1.Ir. Soekarno diangkat
sebagai Ketua Panitia
Persiapan Kemerdekaan ,
Drs.Moh.Hatta sebagai
anggota.
2.Panitia Persiapan boleh
mulai
bekerja
pada
tanggal, 9 Agustus 1945
3.Cepat atau tidaknya
pekerjaan
Panitia
iserahkan sepenuhnya
kepada Panitia.
PPKI terdiri atas 21 orang
termasuk ketua dan wakil
ketua Tugas PPKI adalah
mempersiapkan segala hal
yang
menyangkut
kemerdekaan
Indonesia.Rencana
pemerintah Jepang apabila
tidak terjadi perubahan ,
maka
Indonesia
akan
dimerdekakan pada tanggal
24 Agustus 1945.yang
akhirnya pada tanggal, 17
Agustus
1945.Pada
tanggal, 14 Agustus 1945
pemerintah
Jepang
menyerah tanpa syarat
60

kepada Sekutu, ini berarti


Pemerintah Jepang sudah
tidak
mempunyai
kekuasaan
lagi
di
Indonesia.
Maka
janji
Jepang
untuk
memerdekakan Indonesia
tidak mungkin terlaksana
lagi.Akibatnya di Indonesia
terjadi
kekosongan
kekuasaan ( Vacum of
power) Keadaan inilah
kemudian
dimanfaatkan
oleh bangsa Indonesia
untuk
memerdekakan
dirinya. Lahirlah Negara
Repubilk Indonesia yang
berdaulat pada tanggal, 17
Agustus 1945.
Pada tanggal 16 Agustus
1945 malam, diadakan
pertemuan anggota PPKI
dan beberapa pimpinan
pemuda dirumah Admiral
Mayeda, seorang opsir
tetntara
Jepang
yang
bersimpati
terhadap
perjuangan
Bangsa
Indonesia dalam upaya
mencapai
kemerdekaan.
Dalam Pertemuan tersebut
61

dibahas mengenai Naskah


Proklamasi Indonesia yang
akan dibacakan tanggal, 17
Agustus 1945.
Naskah
Proklamasi
Kemerdekaan
Indonesia
disusun oleh Ir Soekarno,
Drs.Moh.Hatta,
Mr.Soebardjo, Sukarni dan
Sajuti
Malik,
karena
Naskah resmi yang dibuat
tanggal 22 Juni 1945 yaitu
Piagam
Jakarta
tidak
dimiliki oleh tokoh-tokoh
tersebut.Naskah
ditulis
oleh Ir. Soekarno yang
didektekan oleh Drs. Moch.
Hatta, dan setelah bertukar
fikiran diantara kelima
orang
tersebut
maka
naskah disetujui, dan
kemudian diketik rapi.
Naskah
inilah
yang
dibacakan
oleh
Ir.
Soekarno didampingi Drs.
Mooh.Hatta pada tanggal,
17 Agustus 1945 jam 10.00
pagi dimuka
rakyat
Indonesia di halaman
rumah Jalan Pegangsaan
Timur no. 56 Jakarta.
62

Naskah
Proklamasi
Kemerdekaan selengkanya
sebagai berikut :

P R O K LA MA S I
Kami
bangsa Indonesia
dengan
ini
meyatakan
Kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal
jang
mengenai
pemindahan kekuasaan d.l.l.
diselenggarakan dengan tjara
saksama dan dalam tempo
jang sesingkat-singkatnya.
Djakarta, hari 17 boelan 8
tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno/Hatta

63

K. Pengertian
Pancasila
secara Terminologi.
Untuk
menyempurnakan
Negara Indonesia yang baru
merdeka, maka pada tanggal,
18 Agustus 1945 PPKI
mengadakan sidang yang
pertama dan menghasilkan
beberapa keputusan sbb :
Menetapkan
dan
mengesahkan
Pembukaan
UUD 1945 yang diambil dari
Piagam
Jakarta
setelah
mengadakan
beberapa
perubahan atau penggantian
yaitu :
Kata Mukaddimah diganti
dengan kata Pembukaan
dalam suatu Hukum
dasar Negara Indonesia .
Diganti dengan ..dalam
suatu
UUD
Negara
Indonesia.
dengan berdasar kepada
ke Tuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat-syariat
Islam
bagi
pemeluk64

pemeluknya.
Diganti
dengan . Dengan berdasar
kepada Ketuhanan Yang Maha
Esa.
menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab
diganti
dengan

kemanusiaan yang adil dan


beradab
Menetapkan
dan
mengesahkan UUD 1945 yang
bahan-bahannya diambil dari
rancangan
UUD
dengan
beberapa perubahan.
Memilih Ketua PPKI yaitu Ir.
Sukarno dan Wakil Ketua PPKI
yaitu Moh. Hatta menjadi
Presiden dan Wakil Presiden
RI
Pekerjaan Presiden untuk
sementara waktu dibantu oleh
sebuah komite Nasional.
Pada tanggal, 19 Agustus
1945
PPKI
mengadakan
sidang yang kedua dengan
menghasilkan keputusan :
1.Pembentukan Pemerintah RI
yang
terdiri
dari
12
kementrian.
65

2.Pembagian
wilayah
Republik Indonesia kedalam
8 Propinsi dan tiap Propinsi
dibagi dalam Karesidenankaresidenan.
Dari uraian tersebut dapat
disimpulkan mengenai proses
pengesahan
Pancasila
sebagai dasar Negara dan
UUD 1945 sbb :
1.Pancasila yang dibahas
dalam sidang BPUPKI pada
tanggal 1 Juni 1945 telah
diterima
secara
bulat
sebagai dasar Negara RI.
2.Secara Yuridis formal
Pancasila
disyahkan
menjadi dasar Negara oleh
PPKI dalam sidangnya
pada tanggal, 18 Agustus
1945, yaitu menetapkan
dan mengesahkan UUD
1945 sbg UUD RI
3.UUD
1945
terdapat
Pembukaan
yang
didalamnya
memuat
rumusan
Pancasila.
Dengan demikian maka
sejak tanggal, 18 Agustus
66

1945 Pancasila telah syah


sebagai dasar Negara RI.
L.Pengertian Pancasila secara
Terminologi.
Untuk
menyempurnakan
Negara Indonesia yang baru
merdeka, maka pada tanggal,
18 Agustus 1945 PPKI
mengadakan sidang yang
pertama dan menghasilkan
beberapa keputusan sbb :
Menetapkan
dan
mengesahkan
Pembukaan
UUD 1945 yang diambil dari
Piagam
Jakarta
setelah
mengadakan
beberapa
perubahan atau penggantian
yaitu :
Kata Mukaddimah diganti
dengan kata Pembukaan
dalam suatu Hukum
dasar Negara Indonesia .
Diganti dengan ..dalam
suatu
UUD
Negara
Indonesia.
dengan berdasar kepada
ke Tuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat-syariat
67

Islam
bagi
pemelukpemeluknya.
Diganti
dengan . Dengan berdasar
kepada Ketuhanan Yang Maha
Esa.
menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab
diganti
dengan

kemanusiaan yang adil dan


beradab
Menetapkan
dan
mengesahkan UUD 1945 yang
bahan-bahannya diambil dari
rancangan
UUD
dengan
beberapa perubahan.
Memilih Ketua PPKI yaitu
Ir.Sukarno dan Wakil Ketua
PPKI yaitu Moh.Hatta menjadi
Presiden dan Wakil Presiden
RI
Pekerjaan Presiden untuk
sementara waktu dibantu oleh
sebuah komite Nasional.
Pada tanggal, 19 Agustus
1945
PPKI
mengadakan
sidang yang kedua dengan
menghasilkan keputusan :
1.Pembentukan Pemerintah RI
yang
terdiri
dari
12
kementrian.
68

2.Pembagian
wilayah
Republik Indonesia kedalam
8 Propinsi dan tiap Propinsi
dibagi dalam Karesidenankaresidenan.
Dari uraian tersebut dapat
disimpulkan mengenai proses
pengesahan
Pancasila
sebagai dasar Negara dan
UUD 1945 sbb :
1.Pancasila yang dibahas
dalam sidang BPUPKI pada
tanggal 1 Juni 1945 telah
diterima
secara
bulat
sebagai dasar Negara RI.
2.Secara Yuridis formal
Pancasila
disyahkan
menjadi dasar Negara oleh
PPKI dalam sidangnya
pada tanggal, 18 Agustus
1945, yaitu menetapkan
dan mengesahkan UUD
1945 sbg UUD RI
3.UUD
1945
terdapat
Pembukaan
yang
didalamnya
memuat
rumusan
Pancasila.
Dengan demikian maka
sejak tanggal, 18 Agustus

69

1945 Pancasila telah syah


sebagai dasar Negara RI.

M. Fungsi
dan
Peranan
Pancasila
bagi
Bangsa
Indonesia.
Pancasila digali dari budaya
bangsa Indonesia sendiri,
maka Pancasila mempunyai
fungsi dan peranan yang
sangat luas dalam kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa
dan bernegara. Fungsi dan
peranan itu terus berkembang
sesuai
dengan
tuntutan
zaman.
Itulah
sebabnya
Pancasila memiliki berbagai
predikat sebagai sebutan
nama yang menggambarkan
fungsi dan peranannya.
Fungsi dan Peranan Pancasila
diuraikan mulai yang abstrak
sampai yang kongkrit :
1.-Pancasila sebagai jiwa
bangsa Indonesia
2.-Pancasila
sebagai
Kepribadian
Bangsa
Indonesia
70

3.-Pancasila sebagai dasar


Negara RI
4.-Pancasila sebagai sumber
dari segala sumber hukum
di Indonesia
5.-Pancasila
sebagai
perjanjian luhur
6.-Pancasila
sebagai
pandangan hidup yang
mempersatukan
bangsa
Indonesia
7.-Pancasila sebagai cita-cita
dan
tujuan
bangsa
Indonesia
8.-Pancasila sebagai moral
pembangunan
9.-Pembangunan
nasional
sebagai
pengamalan
Pancasila,
N. Hubungan
Pancasila
dengan Proklamasi.
Dengan memperhatikan fungsi
dan peranan bagi bangsa
Indonesia
maka
jelas
Pancasila merupakan jiwa
bangsa Indonesia sebagai
asas kerohanian dan dasar
filsafat Negara, merupakan
unsur penentu dari ada dan
71

berlakunya tertib hokum


Indonesiadan pokok kaidah
Negara yang fundamental.
Sedangkan
Proklamasi
merupakan titik kulminasi
perjuangan bangsa Indonesia
yang bertekad untuk merdeka
yang disemangati oleh jiwa
Pancasila.Selain itu Pancasila
merupakan
sumber
dari
segala
sumber
hokum,
pandangan hidup, kesadaran
dan cita-cita hokum serta citacita moral yang meliputi
suasana kejiwaan serta watak
dari bangsa Indonesia yaitu
cita-cita
mengenai
kemerdekaan . Karena itu
antara Pancasila dengan
Proklamasi
mempunyai
hubungan yang erat.
Nilai-nilai itu sebagaimana
pendapat R.Soeprapto adalah
sebagai berikut :
1.Nilai perjuangan untuk
mewujutkan persatuan dan
kesatuan
nasional,
kebersamaandan
kekeluargaan,
kesetiakawanan
dan
72

keadilan social, kerukunan


dan gotong royong, serta
menjunjung tinggi prinsip
musyawarah.
2.Nilai perjuangan untuk
mewujudkan kemandirian
yang bersifar interdependen
dan
kebebasan
yang
bertanggung jawab.
3.Nilai perjuangan untuk
mewujudkan jati diri keindonesia-anciri
khas
Indonesia, keaslian warnawarni budaya nasional,
keunggulan komperatif dan
keunggulan kompetitif keindonesia-an.
4.Nilai perjuangan untuk
mewujudkan
kewibawaan
dan martabat nasional di
antara bangsa lain yang
meliputi
kehormatan,
martabat. Kekuatan tawar,
pengaruh, prestise, dan
reputasi nasipnal di arena
international
disegala
bidang.
(((((((((((((oooOooo)))))))))))))

73

BAB III
PANCASILA SEBAGAI SISTEM
FILSAFAT
A.

Pengantar

Pancasila adalah dasar filsafat


Negara Republik Indonesia
yang secara resmi tercantum
di dalam Pembukaan UUD
1945 dan ditetapkan oleh PPKI
tanggal 18 Agustus 1945
bersama-sama dengan UUD
1945 diundangkan dalam
berita Indonesia Tahun II
Nomor 7 tahun 1946.
Suatu dasar filsafat Negara
harus
merupakan
suatu
kesatuan keseluruhan , dasar
filsafat Negara boleh terdiri
atas bagian-bagian ( sila-sila)
tetapi bagian-bagian itu harus
tidak saling bertentangan.
Pancasila yang terdiri dari
atas lima sila, tidaklah
merupakan kumpulan dari
sila-sila yang boleh dipisah
pisahkan satu dari yang
lain.Pancasila dengan lima
74

silanya haruslah diartikan


sebagai suatu kesatuan yang
bulat dan utuh.
B. Pengertian Filsafat.
Kata filsafat, dalam bahasa
Arab falsafah yang dalam
bahasa Inggris dikenal dengan
istilah philosophy adalah
berasal dari bahasa Yunani
philosophia Kata philosophia
terdiri dari kata philein yang
berarti cinta(love) dan sophie
yang
berarti
kebijaksanaan(wisdom).
Sehingga secara etimologi
filsafat
berarti
cinta
kebijaksanaan ( love of
wisdom ) dalam arti yang
sedalam-dalamnya.Kata
filsafat pertama digunakan
oleh Pythagoras(582 496
SM).
Dr.I.R.J.Gred dalam bukunya
Elementa
Philosophiae
merumuskan filsafat sebagai
ilmu pengetahuan yang
timbul
dari prinsip-prinsip
yang
diketahui
dengan
kekuatan budi kodrati dengan
75

mencari sebab musababnya


yang terdalam
Kita perlu berfikir berdasarkan
filsafat agar kita menemukan
jawaban
atas
sesuatu
pertanyaan secara mendasar
dan menyadari bahwa sebagai
manusia ciptaan Tuhan yang
derajat lebih tinggi dari pada
makhluk yang lainnya, kita
memiliki anugerah daya cipta
dan budi kodrati.
C. Mengapa
Pancasila
disebut Filsafat.
Pancasila memenuhi cirri-ciri
sebagai filsafat.Pancasila itu
masing-masing silanya saling
kait mengakait merupakan
suatu unified view, suatu
kesatuan pandangan yang
menyeluruh.Kelima
silanya
tersusun secara harmonis.
Beberapa pendapat yang
menyatakan bahwa Pancasila
adalah suatu filsafat.
1.Soediman
Kartohadiprojo :
Bahwa Pancasila sebagai
filsafat adalah seperti
76

halnya
buah-buahan
diberikan lalu dimakan
dengan keyakinan bahwa
dengan makan buahbuahan
itu
sesuatu
penyakit
dapat
diberantas , jadi sebagai
obat.Buah-buahan
itu
adalah obat pula.Pancasila
itu merupakan filsafat
Negara (staats filosofi),
karena
itu
dapatlah
dimengerti kalau filsafat
Pancasila ini dibawakan
sebagai hal-hal yang
berkenaan
dengan
manusia, sebab Negara itu
adalah
manusia,
organisasi manusia.
2.Notonagoro,
Dalam
lokakarya
pengamalan Pancasila di
Yogyakarta 1976 anata lain
mengatakan : dinyakan
dalam kalimat keempat
pada pembukaan UUD
1945 Bahwa disusunlah
kemerdekaan kebangsaan
Iandonesia yang terbentuk
dalam suatu susunan
Negara
RI
yang
77

berkedaulatan
rakyat
dengan berdasar kepada ;
Ketuhanan Yang Maha
Esa,Kemanusiaan
yang
adil
dan
beradab.
Persatuan Indonesia, dan
Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan
/perwakilan serta dengan
mewujudkan
suatu
keadilan
social
bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Kata-kata
dengan
berdasar
kepada

tersebut
menentukan
kedudukan
Pancasila
dalam Negara , dalam
pengertian dasar filsafat
.
Dasar
filsafat
asas
kerohanian
Negara
Pancasila adalah cita- cita
yang harus dijelmakan
dalam
kehidupan
Negara.Maka dasar filsafat
adalah
ratio
dari
kehidupan Negara dan
bangsa kita , dan asas
kerohanian , sedangkan
78

makna
pengertian
ideologi Negara adalah :
1) cita-cita Negara atau
system kenegaraan; 2)
ilmu pengetahuan tentang
cita-cita Negara.
Notonagoro
juga
mengatakan
bahwa
kedudukan
Pancasila
dalam Negara Indonesia
adalah sebagai dasar
Negara, dalam pengertian
sebagai dasar filsafat.Sifat
kefilsafatan dasar Negara
tersebut
diwujudkan
dalam rumus abstrak
kelima sila Pancasila.
3.Roeslan Abdoelgani
Pancasila adalah Filsafat
yang
lahir
sebagai
collectieve-ideologies dari
seluruh Bangsa Indonesia.
D. Pengertian System
Istilah system berasal dari
Yunani
systema
yang
mengandung arti keseluruhan
yang tersusun dari sekian
banyak bagian yang berarti
79

pula
hubungan
yang
berlangsung diantara satuansatuan atau komponen secara
teratur.
Secara garis besar istilah
system
mengandung dua
makna, sebagai suatu wujud
benda(entitas) dan sebagai
metode.Sebagai
metode,
system
dikenal
dengan
pendekatan system yang pada
dasarnya
merupakan
penerapan metode ilmiah
didalam
pemecahan
masalah.Pendekatan system
menuntut pemikiran sistemik,
memandang sesuatu system
sebagai bagian dari system
yang lebih luas dan besar.
Definisi
Sistem
menurut
Campbel menyatakan bahwa
system
itu
merupakan
himpunan komponen atau
bagian yang saling berkaitan
yang bersama-sama berfungsi
untuk mencapai suatu tujuan.:
Secara terminology system
berarti sehimpunan unsur
yang
melakukan sesuatu
kegiatan perorangan untuk
mencapai
sesuatu
atau
80

beberapa tujuan, dan hal ini


dilakukan
dengan
cara
mengolah
data
dan/atau
energy
dan/atau
barang
didalam jangka waktu tertentu
guna menghasilkan informasi
dan/atau energy dan/atau
barang.
Pancasila adalah sebuah
system
karena
sila-sila
Pancasila merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat
dipisah-pisahkan.Esensi
seluruh sila-silanya juga
merupakan
suatu
kesatuan.Pancasila
berasal
dari
kepribadian
bangsa
Indonesia dan unsur-unsurnya
telah dimiliki oleh Bangsa
Indonesia sejak dulu.
Secara garis besar Pancasila
adalah suatu realita yang
keberadaan dan kebenarannya
tidak dapat diragukan lagi.Inti
Pansacila yaitu ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan ,
kerakyatan dan keadilan harus
menjadi pedoman dan tolak
ukur bagi seluruh kegiatan
kemasyarakatan
dan

81

kenegaraan
Indonesia.

Bangsa

E. Pengertian
Pancasila
sebagai Sistem Filsafat.
Filsafat Negara kita ialah
Pancasila yang diakui dan
diterima
oleh
Bangsa
Indonesia sebagai pandangan
hidup.Dengan
demikian
Pancasila harus dijadikan
pedoman dalam kelakuan dan
pergaulan sehari-hari.
Sebagaimana
telah
dirumuskan oleh Presiden
Soekarno, Pancasila pada
hakikatnya telah hidup sejak
dahulu dalam moral, adat
istiadat,
dan
kebiasaan
masyarakat
Indonesia.Dengan
adanya
kemerdekaan
Indonesia,
Pancasila bukanlah lahir, atau
baru
dijelmakan,
tetapi
sebenarnya Pancasila itu
bangkit kembali.
Sebagai pandangan hidup
bangsa, maka sewajarnyalah
asas-asas
Pancasila
disampaikan kepada generasi
82

baru melalui pengajaran dan


pendidikan.Pancasila
menunjukkan
terjadinya
proses ilmu pengetahuan,
validitas dan hakikat ilmu
pengetahuan.
Pancasila
menjadi
daya
dinamis
yang
meresapi
seluruh tindakan kita , dan
nkita harus merenungkan dan
menerima arti tiap-tiap sila
dengan berpedoman oada
uraian tokoh-tokoh nasional
agar kita tidak memiliki
tafsiran
yang
bertentangan.Dengan
Pancasila sebagai filsafat
Negara dan bangsa Indonesia,
kita dapat mencapai tujuan
bangsa dan Negara kita.
F. Kesatuan Nilai-nilai Pancasila
sebagai Filsafat.
Pancasila
merupakan
kesatuan,
dimana
sila
Ketuhanan Yang Maha Esa
mempunyai ruang lingkup
seluruh Indonesia.Hendaknya
Negara Indonesia adalah
Negara
dimana
warga
83

negaranya dapat manjalankan


ibadah agamanya secara
leluasa.Segenap
rakyat
hendaknya
menghilangkan
egoisme agama.
Sila Kemanusiaan yang adil
dan beradab tidak dapat
dipisahkan dari sila-sila yang
lain, misalkan dengan sila
ketiga.
Dalam
sila
persatuan
Indonesia, diakui dan disadari
bahwa bangsa Indonesia
terdiri dari bernacam-macam
suku yang mempunyai adat
istiadat dan kebudayaan
beraneka ragam.Perbedaanperbedaan yang ada bukanlah
merupakan hambatan akan
tetapi
justru
menjadi
pendorong untuk bersatu.
Dalam Sila Kerakyatan yang
dipimpin
oleh
hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan/perwakilan
secara eksplisit menyebut
istilah kerakyatan dan bukan
demokrasi.Yang
dimaksud
hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan
adalah
musyawarah untuk mufakat.
84

Sila Keadilan social bagi


seluruh rakyat Indonesia
menunjukkan tujuan bangsa
Indonesia , yaitu mendapatkan
social, hidup dengan bahagia,
tenteram,
dan
sejahtera
jasmani dan rohani.Selain
harus menjalankan kewajiban
sebagaimana layaknya warga
Negara , mereka juga
menerima hak untuk hidup
bahagia, sejahtera, aman dan
tenteram.
Dengan demikian berdasarkan
azas-azas dan criteria filosofis
serta beberapa pendapat
tersebut di atas, system
filsafat Pancasila memiliki
criteria
dan
sifat-sifat
universal dan memiliki cirriciri khas nasional sbb :
1.Sistematis,
fundamental,
universal, integral, dan
radikal mencari kebenaran
yang hakiki.
2.Filsafat yang monotheis dan
religious yang mempercayai
adanya
sumber
kesemestaan, yaitu TYME
3.Monodualisme
dan
monopluralisme
atau
85

integralistik
yang
mengutamakan ketuhanan,
kesatuan dan kekluargaan.
4.Satu kesatuan totalitas yang
bulat dan untuk antar silasila Pancasila.
5.Memiliki corak universal,
terutama sila I dan sila II
serta
corak
nasional
Indonesia terutama sila
III,IV,V
6.Idealisme fungsional (dasar
dan fungsi serta tujuan idiil
sekaligus)
7.Harmoni Idiil ( asas selaras,
serasi dan seimbang)
8.Memiliki cirri-ciri dimensi
idealitas,
realitas
dan
fleksibilitas.
(((((((((((((oooOooo)))))))))))))

BAB IV
PANCASILA SEBAGAI ETIKA
POLITIK.
A.

Pengantar

86

Pancasila Sebagai dasar


Negara pada hakikatnya
nilai-nilai dalam Pancasila
merupakan sumber dari
segala penjabaran norma,
baik norma hokum, norma
moral
maupun
norma
kenegaraan lainnya.
Norma hokum adalah suatu
system
peraturan
perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia, dalam
pengertian inilah maka
Pancasila
berkedudukan
sebagai sumber dari segaka
sumber hokum di Negara
Indonesia.
Norma moral yaitu yang
berkaitan dengan tingkah
laku manusia yang dapat
diukur dari sudut baik
maupun
buruk.Sopan
ataupun tidak sopan, susila
ataupun tidak susila. Dalam
kapasitas inilah nilai-nilai
Pancasila telah terjabarkan
dalam suatu norma-norma
moralitas ataupun norma87

norma
etika
sehingga
Pancasila
merupakan
system
etika
dalam
masyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Jadi sila-sila Pancasila pada
hakikatnya
bukanlah
merupakan suatu pedoman
yang langsung bersifat
normative ataupun praktis
melainkan merupakan suatu
system nilainilai etika yang
merupakan sumber norma
baik meliputi norma moral,
maupun norma hokum,
yang pada gilirannya harus
dijabarkan lebih lanjut
dalam norma-norma etika,
moral
maupun
norma
hokum dalam kehidupan
kenegaraan
maupun
kebangsaan.
B. Pengertian
Etika,
Nilai,Moral, dan Kesusilaan.
1.Etika :
Etika
adalah
secara
etimologi berasal dari kata
88

Yunani etos yang berarti,


watak kesusilaan atau
adat.Secara
terminology
etika adalah cabang filsafat
yang membicarakan tingkah
laku
atau
perbuatan
manusia
dalam
hubungannya dengan baik
buruk.Yang dapat dinilai
baik buruk adalah sikap
manusia
yaitu
yang
menyangkut
perbuatan,
tingkah laku, gerakangerakan,
kata-kata
dsb.Sedangkan motif, watak
suara hati sulit untuk
dinilai.Perbuatan
atau
tingkah
laku
yang
dikerjakan
dengan
kesadaran sajalah yang
dapat dinilai, sedang kan
yang dikerjakan dengan tak
sadar tidak dapat dinilai
baik buruknya.
Pembagian etika yang lain
adalah etika individu dan
etika social.Etika idnividu
membicarakan perbuatan
89

tingkah manusia sebagai


individu.Misalnya
tujuan
hidup manusia .Etika social
membicarakan tingkah laku
atau perbuatan manusia
dalam
hubungannya
dengan orang lain.
Etika pada hakekatnya
mengamati realitas moral
secara kritis. Etika berusaha
untuk
menjernihkan
permasalahan
moral.Sedangkan
kata
moral selalu mengacu pada
baik
buruknya
manusia.Bidang
moral
adalah bidang kehidupan
manusia dilihat dari segi
kebaikannya
sebagai
manusia.
Norma norma moral adalah
tolok
ukur
untuk
menentukan
,
betul
salahnya
sikap
dan
tindakan manusia dilihat
dari segi baik buruknya
sebagai manusia,

90

2.Nilai
Nilai adalah sifat atau
kualitas yang melekat pada
suatu obyek, bukan obyek
itu sendiri.Didalam nilai itu
sendiri terkandung cita-cita,
harapan-harapan
,
dambaan-dambaan
dan
keharusan.Maka bila kita
bicara tentang nilai maka
kita bicara tentang hal yang
ideal, tentang hal yang
merupakan
cita-cita,
harapan dambaan dan
keharusan.
3.Moral,
Moral berasal dari kata
mos
jamaknya
moresyang berarti adat
atau cara hidup.Etika dan
moral sama artinya tetapi
dalam penilaian sehari-hari
ada sedikit perbedaan.Moral
atau moralitas dipakai untuk
perbuatan yang sedang
dinilai. Sedangkan etika

91

dipakai untuk pengkajian


system nilai yang ada.
Fran Magnis Suseno(1987)
membedakan ajaran moral
dan etika.
Ajaran moral adalah ajaran
ajaran, wejangan-wejangan,
khotbah-khotbah,
peraturan-peraturan lisan
maupun tertulis tentang
bagaimana manusia harus
hidup dan bertindak agar ia
menjadi manusia yang
baik.Sumber
langsung
ajaran
moral
adalah
pelbagai
orang
alam
kedudukan
yang
berwenang, seperti orang
tua, guru, para pemuka
masyarakat dan agama, dan
tulisan parabijak.
Etika
bukan
sumber
tambahan bagi ajaran moral
tetapi filsafat atau pemikiran
kritis dan mendasar tentang
ajaran dan pandangan
moral.

92

Etika adalah sebuah ilmu


bukan sebuah ajaran, jadi
etika dan ajaran moral tidak
berada pada tingkat yang
sama.Yang
mengatakan
bagaimana kita harus hidup,
bukan etika melainkan
ajaran moral.Etika mau
mengerti ajaran moral
tertentu, atau bagaimana
kita dapat mengambil sikap
yang bertanggung jawab
berhadapan
dengan
pelbagai ajaran moral.
4.Norma.
Pada mulanya norma adalah
alat tukang batu atau
tukang kayu yang berupa
segitiga.Pada
perkembanganya
norma
berarti
aturan,
garis
pengarah,atau
aturan
kaidah bagi pertimbangan
dan penilaian .Nilai yang
menjadi milik bersama
didalam satu masyarakat
dan telah tertanam dengan
93

emosi yang mendalam akan


menjadi
norma
yang
disepakati bersama.Segala
hal yang kita beri nilai,
cantik atau berguna akan
kita
usahakan
supaya
diwujudkan kembali di
dalam
perbuatan
kita.Sebagai hasil usaha itu
timbulah ukuran perbuatan
atau norma tindakan.Norma
itu kalau telah diterima oleh
anggota masyarakat selalu
mengandung sanksi dan
pahala.
- Tidak dilakukan sesuai
norma sanksi hukumam,
celaan dsb.
- Dilakukan sesuai dengan
norma
sanksi pujian,
balas jasa dsb.
Ada banyak norma, ada
norma-norma khusus yaitu
norma yang hanya berlaku
dalam bidang dan situasi
yang khusus misal bola
tidak boleh disentuh oleh
tangan, hanya berlaku kalau
94

dan sewaktu kita main


sepak bola dan kita bukan
kiper.
Disamping norma khusus
ada norma umum.
Manurut Frans Magnis
Suseno ada 3 macam norma :
- Norma sopan santun,
norma ini menyangkut
sikap
lahiriah
manusia.Meskipun
lahiriah
dapat
mengungkapkan
sikap
hati dan karena itu
mempunyai
kualitas
moral,
namun
sikap
lahiriah sendiri tidak
mempunyai
kualitas
moral.Orang
yang
melanggar
norma
kesopanan karea tidak
mengetahui tatakrama di
daerah itu, atau dituntut
oleh
situasi
tidak
melanggar norma moral.
- Norma hokum, norma
hokum adalah norma
yang dituntut secara
95

tegas oleh masyarakat


karena dianggap perlu
demi keselamatan dan
kesejahteraan
umum.Norma
hokum
adalah
norma
yang
dibiarkan
dilanggar.Hukum
tidak
dipakai untuk mengukur
baik buruknya seseorang
sebagai
manusia
melainkan
untuk
menjamin
tertib
umum.Tetapi
norma
hokum tidak sama dengan
norma moral.
- Norma moral, norma
moral adalah tolak ukur
yang dipakai masyarakat
untuk mengukur kebaikan
seseorang.Maka dengan
norma moral kita benarbenar dinilai.
5.Norma Kesusilaan.
Norma kesusilaan adalah
hasil suatumenjadi yang
terjadi
di
dalam
96

jiwa;Perkembangan
dari
nafsu alamiah yang gelam
sampai kepada kehendak
yang sadar, yang berarti
sampai kepada kesadaran
keseusilaan yang telah
tumbuh lengkap disebabkan
karena aktivitas diri sendiri.
6.Hubungan Etika, Nilai, Moral
dan Norma.
Agar nilai menjadi lebih
berguna dalam menuntun
sikap dan tingkah laku
manusia, maka perlu lebih
dikonkritkan lagi serta
diinformulasikan menjadi
lebih obyektif sehingga
memudahkan
manusia
untuk
menjabarkannya
dalam tingkah laku secara
kongkrit.Maka wujud yang
lebih kongkrit dari nilai
adalah merupakan suatu
norma.Terdapat
berbagai
macam norma, dan dari
berbagai macam norma
tersebut norma hukumlah
yang
paling
kuat
97

keberlakuannya,
karena
dapat dilaksanakan oleh
suatu kekuasaan ekternal
misalnya penguasa baru
atau penegak hokum.
Selanjutnya nilai dan norma
senantiasa
berkaitan
dengan
moral
dan
etika.Istilah
moral
mengandung integritas dan
martabat
pribadi
manusia.Derajat
kepribadian seseorang amat
ditentukan oleh moralitas
yang
dimilikinya.Makna
moral yang terkandung
dalam
kepribadian
seseorang itu tercermin dari
sikap
dan
tingkah
lakunya.Dalam pengertian
inilah maka kita memasuki
wilayah norma sebagai
penuntun sikap dan tingkah
laku manusia.
C.

Pengertian Etika.

Etika politik termasuk etika


social yang secara harfiah
98

berkaitan dengan bidang


kehidupan politik. Dalam
hubungan dengan etika
politik pengertian politik
harus
difahami
dalam
pengertian yang lebih luas
yaitu menyangkut seluruh
unsur
yang membentuk
suatu persekutuan hidup
yang disebut masyarakat
Negara.
Hukum dan kekuasaan
Negara merupakan aspek
yang berkaitan langsung
dengan etika politik. Hukum
sebagai
peataan
masyarakat
secara
normative, serta kekuasaan
Negara sebagai lembaga
peata masyarakat yang
efektif pada hakikatnya
sesuai dengan struktur sifat
kodrat manusia sebagai
individu
dan
makhluk
social.
Etika
politik
berkaitan
dengan obyek forma etika,
dan obyek material politik
99

yang meliputi legitimasi


Negara, hokum,kekuasaan
serta
penilaian
kritis
terhadap
legitimasilegitimasi tersebut.
Secara
substantif
pengertian etika politik tidak
dapat dipisahkan dengan
subyek sebagai pelaku etika
yaitu manusia. Hal ini
berdasarkan
kenyataan
bahwa pengertian moral
senantiasa
menunjuk
kepada manusia sebagai
obyek etika. Etika politik
tetap meletakkan dasar
fundamental
manusia
sebagai manusia.
Etika politik tidak langsung
mencampuri
politik
praktisTugas etika politik
membantu
agar
pembahasan
masalahmasalah ideologis dapat
dijalankan secara obyektif.
Etika
politik
dapat
memberikan
patokan
orientasi dan pegangan
100

normative bagi mereka yang


memang
mau
menilai
kualitas
tatanan
dan
kehidupan politik dengan
tolok ukur dan martabat
manusia
atau
mempertanyakan legitimasi
moral sebagai keputusan
politik.
Prinsip-prinsip etika politik
yang menjadi titik acuan
orientasi moral bagi suatu
Negara adalah adanya citacita the rule of low,
partisipasi
demokratis
masyarakat, jaminan hakhak asasi manusia menurut
kekhasan
paham
kemanusiaan dan struktur
social budaya masyarakat
masing-masing
dan
keadilan social.
D. Pancasila sebagai Nilai
dasar Fundamental bagi
Bangsa
dan
Negara
Republik Indonesia.
101

Dalam
Dictionary
of
Sociology and Related
Science,
nilai
secara
sederhana dapat diartikan
kemampuan
yang
dipercayai yang ada pada
sesuatu
benda
untuk
memuaskan manusia.Jadi
nilai pada hakikatnya adalah
sifat atau kualitas yang
melekat pada suatu obyek,
bukan obyek itu sendiri.
Notonagoro membagi nilai
menjadi 3 macam, yaitu :
1.Nilai material,
yaitu segala sesuatu
yang
berguna
bagi
kehidupan
jasmani
manusia atau kebutuhan
material ragawi manusia.
2.Nilai vital
yaitu segala sesuatu
yang
berguna
bagi
manusia untuk dapat
mengadakan
kegiatan
atau aktifitas.
3.Nilai kerohanian
102

yaitu segala sesuatu


yang
berguna
bagi
rohani manusia, Nilai
kerohanian ini dapat
dibedakan
atas
4
macam :
a) Nilai kebenaran yang
bersumber pada akal
(ratio,
budi,
cipta)
manuisa.
b) Nilai keindahan, atau
nilai estetis , yang
bersumber pada unsur
perasaan(estesteis, rasa)
manusia.
c) Nilai kebaikan, atau nilai
moral, yang bersumber
pada
kehendak(karsa)
manusia.
d) Nilai religious, yang
merupakan
nilai
kerohanian tertinggi dan
mutlak.Nilai religious ini
bersumber
kepada
kepercayaan
atau
keyakinan manusia.

103

Dalam
kaitan
dengan
derivasi(asal mula) atau
penjabarannya maka nilai
dapat
dikelompokkan
menjadi 3 macam :
1.Nilai Dasar:
Nilai
dasar
bersifat
universal
karena
menyangkut
hakikat
kenyataan obyektif segala
sesuatu misalnya hakikat
Tuhan,
manusia
atau
segala
sesuatu
lainnya.Nilai dasar dapat
juga
disebut
sebgai
sumber norma yang pada
gilirannya dijabarkan atau
direalisasikan dalam suatu
kehidupan yang bersifat
praktis.
2.Nilai Instrumental.
Untuk dapat direalisasikan
dalam suatu kehidupan
praktis, maka nilai dasar
harus memiliki formulai
serta
parameter
atau
ukuran yang jelas. Nilai
instrumental inilah yang
104

merupakan suatu pedoman


yang dapat diukur dan
didapat
diarahkan.Nilai
instrumental merupakan
suatu eksplisitasi nilai
dasar.
3.Nilai Praktis.
Nilai
praktis
pada
hakikatnya
merupakan
penjabaran lebih lanjut dari
nilai instrumental dalam
suatu kehidupan yang
nyata.Sehingga
nilai
praktis ini merupakan
perwujudan dari nilai
instrumental.
Pancasila sebagai nilai
dasar yang fundamental
adalah seperangkat nilai
yang terpadu berkenaan
dengan hidup masyarakat,
berbangsa
dan
bernegara.Apabila
kita
memahami
pokok-pokok
pikiran yang terkandung
dalam Pembukaan UUD
1945
pada
hakikatnya
105

adalah nilai-nilai Pancasila


yaitu sebagai berikut :
a) Pokok
pikiran
pertama,
Negara
Indonesia adalah Negara
persatuan yaitu Negara
yang
melindungi
segenap
bangsa
Indonesia dan seluruh
tumpah
darah
Indonesia.
b) Pokok pikiran kedua,
manyatakan
bahwa
Negara
hendak
mewujutkan
keadilan
bagi seluruh rakyat
Indonesia.
c) Pokok pikiran ketiga,
menyatakan
bahwa
Negara berkedaulatan
rakyat berdasarkan atas
kerakyatan
dan
permusyawaratan/perwa
kilan.
d) Pokok
pikiran
keempat, menyatakan
bahwa
Negara
berdasarkan
atas
106

Ketuhanan yang Maha


Esa menurut dasar
kemanusiaan yang adil
dan beradab.
Berdasarkan
hal
tersebut menunjukkan
bahwa Pancasila dan
Pembukaan UUD 1945
dapat
digunakan
sebagai
pokok-pokok
kaidah Negara yang
fundamental,
karena
didalamnya terkandung
pula
konsep-konsep
sbb:
Dasar-dasar
pembentukan Negara,
yaitu tujuan Negara,
asas
politik
Negara(Negara RI yang
berkedaulatan rakyat)
Ketentuan diadakannya
UUD , yaitu . Maka
disusunlah
kemerdekaan
kebangsaan Indonesia
dalam
suatu
UUD
Negara Indonesia.
107

Nilai
dasar
yang
fundamental
suatu
Negara dalam hokum
mempunyai hakikat dan
kedudukan yang tetap
kuat dan tidak berubah,
dalam arti dengan jalan
hokum apapun tidak
mungkin lagi untuk
diubah.Berhubung
Pembukaan UUD 1945
itu dimuat nilai-nilai
dasar yang fundamental,
maka Pembukaan UUD
1945 yang didalamnya
terdapat Pancasila tidak
dapat diubah secara
hokum. Apabila terjadi
perubahan
berarti
pembubaran
Negara
Proklamasi 17 Agustus
1945.
E. Nilai-nilai
Pancasila
sebagai Sumber Etika.
Sebagai
dasar
filsafat
negara Pancasila tidak
hanya merupakan sumber
108

derivasi(asal
mula)
peraturan
perundangan,
melainkan juga merupakan
sumber moralitas terutama
dalam
hubungannya
dengan
legitimasi
kekuasaan, hokum serta
berbagai kebijakan dalam
pelaksanaan
dan
penyelenggaraan Negara.
Dalam pelaksanaan dan
penyelenggaraan Negara ,
etika politik menuntut agar
kekuasaan dalam Negara
dijalankan sesuai dengan:
1).Asas legalitas, yaitu
dijalankan sesuai dengan
hokum yang berlaku.
2) Disahkan dan dijalankan
secara demokratis.
3) Dilaksanakan
berdasarkan prinsip-prinsip
moral.
Legitimasi
etis
mempersoalkan keabsahan
kekuasaan politik dari segi
norma-norma
moral.Legitimasi ini muncul
109

dalam kontek bahwa setiap


tindakan
Negara
baik
legislatif, maupun eksekutif
dapat dipertanyakan dari
segi
norma-norma
moral.Tujuannya
adalah
agar
kekuasaan
itu
mengarahkan kekuasaaan
ke pemakaian kebijakan dan
cara-cara yang semakin
sesuai dengan tuntutantuntutan kemanusiaan yang
adil dan beradab.
Negara Indonesia adalah
begara hokum, oleh karena
itu keadilandalam hidup
bersama
sebagaimana
terkandung dalam sila ke V
adalah merupakan tujuan
dalam kehidupan Negara.
F.Etika
Politik
dalam
Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara.
Dalam Ketetapan MPR no.
VI/MPR/2001 tentang Etika
Kehidupan
Berbagsa
dinyatakan pengertian etika
110

politik dalam kehidupan


berbangsa
adalah
merupakan rumusan yang
bersumber dari ajaran
agama, khususnya yang
bersifat universal, dan nilainilai luhur budaya bangsa
yang
tercermin
dalam
Pancasila sebagai acuan
dasar
dalam
berfikir,
bersikap, dan bertingkah
laku dalam kehidupan.
Dalam Tap MPR no.
VI/MPR/2001 diuraikan 6
etika kehidupan berbangsa
yakni :
a) Etika Sosial dan
Budaya : Etika Sosial
dan Budaya bertolak
dari rasa kemanusiaan
yang mendalam dengan
menampilkan kembali
sikap
jujur,
saling
peduli,
saling
memahami,
saling
menghargai,
saling
mencintai, dan saling
menolong di antara
111

sesama manusia dan


warga bangsa.
b) Etika Politik dan
Pemerintahan : Etika
Politik
dan
Pemerintahan
dimaksudkan
untuk
mewujudkan pemerintah
yang bersih, efisien, dan
efektif
serta
menumbuhkan suasana
politik yang demokratis
yang
berisikan
keterbukaan,
rasa
bertanggung
jawab,
tanggap akan aspirasi
rakyat,
menghargai
perbedaan, jujur dalam
persaingan, kesediaan
untuk
menerima
pendapat yang lebih
benar serta menjunjung
tinggi
hak
asasi
manusia
dan
keseimbangan hak dan
kewajiban
dalam
kehidupan berbangsa.

112

c) Etika Ekonomi dan


Bisnis :Etika Ekomoni
dan Bisnis dimaksudkan
agar hidup dan perilaku
ekonomi dan bisnis baik
oleh
perorangan,
institusi
maupun
pengambil keputusan
dalam bidang ekonomi
dapat
melahirkan
kondisi dan realitas
ekonomi yang bercirikan
persaingan yang jujur
berkeadilan, mendorong
berkembangnya
etos
kerja ekonomi, daya
tahan ekonomi dan
kemampuan saing dan
terciptanya
suasana
kondusif
untuk
pemberdayaan ekonomi
yang berpihak kepada
rakyat kecil melalui
kebijakan
secara
berkesinambungan.
d) Etika
Penegakan
Hukum
yang
berkeadilan : Etika
113

penegakan Hukum yang


berkeadilan
dimaksudkan
untuk
menumbuhkan
kesadaran bahwa tertib
social, ketenangan dan
keteraturan
hidup
bersama hanya dapat
diwujutkan
dengan
ketaatan
terhadap
hokum dan seluruh
peraturan yang berpihak
kepada keadilan,
e) Etika keilmuan :
Etika
Keilmuan
dimaksudkan
untuk
menjujung tinggi nilainilai kemanusiaan, ilmu
pengetahuan
dan
teknologi agar warga
bangsa mampu menjaga
harkat dan martabatnya,
berpihak
kepada
kebenaran
untuk
mencapai kemaslahatan
dan kemajuan social
dengan nilai-nilai agama
dan budaya.
114

f) Etika Lingkungan : etika


lingkungan menegaskan
pentingnya kesadaran
menghargai
dan
melestarikan lingkungan
hidup serta penataan
tata
ruang
secara
berkelanjutan
dan
bertangung jawab.
(((((((((((((oooOooo)))))))))))))

BAB V
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
NASIONAL
A.Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari kata Yunani
idien yang berarti melihat atau
suatu rencana yang dibentuk/
dirumuskan di dalam pemikiran,
buah pikiran , gagasan dan kata
logia yang berari ajaran. Dengan
demikian idologi adalah ajaran
atau ilmu tentang gagasan dan
buah pikiran atau science
desideas atau pengucapan dari
yang terlihat atau pengutaraan
115

apa yang terumus didalam pikiran


sebagai hasil dari pemikiran.
Secara definitive ideology banyak
ragamnya.Ideologi menurut The
Advence Leaners Dictionary
adalah suatu system dari pada
idea-idea atau hasil pemikiran
yang telah dirumuskan untuk teori
politik atau ekonomi.
Walaupun berbagai variasi definisi
ideology itu, namun yang jelas
ideology adalah hasil dari suatu
kegiatan pemikiran, dan dalam
kegiatan pemikiran itu selalu
menggunakan ratio.
Sebagai ideology bangsa dan
Negara Indonesia Pancasila pada
hakikatnya merupakan suatu hasil
penuangan
atau
pemikiran
seseorang atau sekelompok
orang. Pancasila diangkat dari
nilai-nilai
adat
istiadat
kebudayaan serta nilai religious
yang terdapat dalam pandangan
hidup masyarakat Indonesia.
Pengertian ideologi secara umum
adalah suatu kumpulan gagasan,
ide, keyakinan serta kepercayaan
yang bersifat sistematis yang
mengarahkan
tingkah
laku

116

seseorang dalam berbagai bidang


kehidupan seperti :
1)Bidang politik, termasuk
bidang hokum, pertahanan
dan keamanan.
2)Bidang Sosial
3)Bidang kebudayaan
4)Bidang keagamaan.
Unsur-unsur ideology.
Terlepas dari berbagai ragam
definisi ideology, apabila diteliti
dengan cermat ada kesamaan
unsur ideology yaitu :, keyakinan,
mitos dan loyalitas. Keyakinan
dalam arti bahwa dalam setiap
ideology selalu memuat gagasangagasan vital, konsep-konsep
dasariah yang menggambarkan
seperangkat keyakinan yang
diorientasikan kepada tingkah
laku atau perbuatan manusia
sebagai subyek pendukungnya
untuk mencapai suatu tujuan yang
dicita-citakan.
B.Kekuatan Ideologi/ Sifat Ideologi
Kebenaran pola pikir seperti
terurai diatas adalah sesuai
dengan sifat ideology yang
117

memiliki tiga dimensi sebagai


berikut :
1.Dimensi realita, yaitu bahwa
nilai-nilai
dasar
yang
terkandung di dalam ideology
tersebut secara riil hidup
didalam serta bersumber dari
budaya dan pengalamam
sejarah
masyarakat atau
bangsanya.
2.Dimensi Idealisme, yaitu
bahwa
milai-nilai
dasar
ideology
tersebut
mengandung idealisme yang
memberi harapan, tentang
masa depan yang lebih baik
melalui pengalaman dalam
praktik kehidupan bersama
sehari-hari.
3.Dinemsi fleksibelitas/dimensi
pengembangan,
yaitu
ideology tersebut memeiliki
keluwesan
yang
memungkinkan
dan
merangsang pengembangan
pemikiran-pemiiran baru yang
relevan dengan ideology
bersangkutan
tanpa
menghilangkan
atau
mengingkari jati diri yang

118

terkandung dalam nilai-nilai


dasarnya.
C. Makna Ideologi bagi Negara
Idiologi Negara dalam arti cita-cita
Negara memiliki cirri-ciri sebagai
berikut :
1.Menpunyai derajat yang tinggi
sebagai
nilai
hidup
kebangsaan dan kenegaraan.
2.Mewujudkan
satu
asas
kerohanian pandangan dunia,
pandangan hidup yang harus
dipelihara,
dikembangkan,
diamalkan,
dilestarikan
kepada generasi penerus
bangsa, diperjuangkan dan
dipertahankan.
Ideologi
Pancasila
sebagai
ideology bangsa dan Negara
tumbuh dan berkembang dalam
pandangan hidup masyarakat dan
bangsa Indonesia.
D.Pancasila sebagai
terbuka :

Ideologi

1.
Arti Ideologi Terbuka:
Secara sederhana ideology berarti
suatu gagasan yang berdasarkan
119

pemikiran
yang
sedalamdalamnya dan merupakan hasil
pemikiran filsafati.Ideologi ialah
ajaran, doktrin, teori, atau ilmu
yang
diyakini
kebenarannya.Ideologi
terbuka
adalah Ideologi yang dapat
berinteraksi dengan ideology
yang lain.Yang dimaksud dengan
Pancasila
sebagai
Ideologi
terbuka
adalah Pancasila
merupakan ideology yang mampu
menyesuaikan
diri
dengan
perkembangan
jaman
tanpa
pengubahan nilai dasarnya.Ini
bukan berarti bahwa nilai dasar
Pancasila dapat diubah atau
diganti dengan nilai dasar yang
lain yang sama artinya dengan
meniadakan
Pancasila
atau
meniadakan identitas/ jati diri
bangsa Indonesia.
Pancasila
sebagai
ideology
terbuka mengandung makna
bahwa nilai-nilai dasar Pancasila
itu dapat dikembangkan sesuai
dengan dinamika kehidupan
bangsa Indonesia dan tuntutan
perkembangan jaman secara
kreatif dengan memperhatikan
tingkat
kebutuhan
dan
120

perkembangan
masyarakat
Indonesia sendiri.
Ciri khas ideology terbuka ialah
bahwa nilai-nilai dan cita-citanya
tidak dipaksakan dari luar,
melainkan digali dan diambil dari
kekayaan rohani, moral dan
budaya
masyarakatnya
sendiri.Dasarnya dari consensus
masyarakat , tidak diciptakan oleh
Negara melainkan ditemukan
dalam masyarakat sendiri.
Faktor-faktor
pendorong
keterbukaan
ideology
Pancasila :
a)Dalam
proses
pembangunan
nasional berencana,
dinamika masyarakat
kita
berkembang
dengan
amat
cepat.Dengan
demikian
tidak
semua
persoalan
kehidupan
dapat
ditemukan
jawabannya secara
ideologis
dalam
pemikiran ideologyideologi sebelumnya.
121

b) Bangkrutnya
ideology
tertutup
seperti komunisme
dihadapkan
pada
pilihan yang amat
berat, menjadi suatu
ideology
terbuka
atau
tetap
mempertahakan
ideology lainnya.
c)Pengalaman sejarah
politik kita sendiri
dengan
pengaruh
komunisme sangat
penting.
Karena
pengaruh ideology
komunisme
yang
pada
dasarnya
bersifat
tertutup.Pancasila
pernah
merosot
menjadi
semacam
dogma(keyakinan)
yang kaku.Pancasila
tidak lagi tampil
sebagai suatu acuan
bersama,
tetapi
sebagai
senjata
konseptual
untuk
menyerang lawanlawan politik.
122

d) Tekad kita untuk


menjadikan
Pancasila
sebagai
satu-satunya asas
dalam
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa
dan
bernegara.
2.Urgensi keterbukaan ideology.
Keterbukaan ideology bukan saja
merupakan suatu penegasan
kembali dari pola pikir yang
dinamis dari para pendiri Negara
kita dalam tahun 1945, tetapi juga
merupakan suatu kebutuhan
konseptual dalam dunia modern
yang berubah dengan cepat.
Berdasarkan pengertian tentang
idiologi terbuka tersebut nilai-nilai
yang terkandung dalam ideology
Pancasila
sebagai
ideology
terbuka adalah sebagai berikut :
a)Nilai dasar, adalah
nilai yang ada dalam
ideology Pancasila
yang
merupakan
representasi
dari
nilai atau norma
dalam masyarakat,
123

bangsa dan Negara


Indonesia.Nilai dasar
adalah merupakan
nilai yang tidak dapat
berubah-ubah
sepanjang bangsa
Indonesia
berpedoman
pada
nilai tersebut.Contoh
nilai dasar adalah
sila-sila
Pancasila
yang ada dalam
alinea IV, UUD 1945
yang
ditetapkan
pada tanggal 18
Agustus 1945
b) Nilai Instrumental,
adalah nilai yang
merupakan
pendukung
utama
dari
nilai
dasar(Pancasila)
nilai
ini
dapat
mengikuti
setiap
perkembangan
zaman, baik dalam
negeri maupun dari
luar negeri.Nilai ini
dapat berupa Tap
MPR,UU,PP
dan
peraturan
124

perundangan yang
ada untuk menjadi
tatanan
dalam
pelaksanaan
ideology Pancasila
sebagai pegangan
dalam
kehidupan
berbangsa
dan
bernegara,Nilai dapat
berubah-ubah sesuai
dengan
perkembangan
zaman.
c)Nilai Praktis, adalah
nilai yang harus ada
dalam
praktek
penyelenggaraan
Negara.Sifat nilai ini
adalah
abstrak.Artinya
berupa
semangat
pada penyelenggara
Negara dari pusat
hingga ke tingkat
yang terbawah dalam
struktur
system
pemerintahan
Negara
Indonesia.Semangat
yang
dimaksud
adalah
semangat
125

para penyelenggara
Negara
untuk
membangun sila-sila
dalam
Pancasila
secara
konsekuen
dan
istiqomah.Contoh,
memberi
teladan
untuk tidak KKN dll.
Batas-batas keterbukaan ideology
Pancasila.
Sungguhpun
demikian,
keterbukaan ideology Pancasila
ada batas-batasnya yang tidak
boleh dilanggar al :
1.Stabilitas
nasional
yang
dinamis
2.Larangan terhadap ideology
Marxisme,
Leninisme,
Komunisme
3.Mencegah
berkembangnya
paham Liberal
4.Larangan terhadap pandangan
ekstrim yang menggelisahkan
kehidupan masyarakat
5.Penciptaan norma yang baru
harus melalui consensus.

126

E. Perbandingan
Pancasila dengan
lainnya didunia.

Ideologi
Ideologi

Suatu ideolgi suatu bangsa pada


hakikatnya memiliki cirri khas
serta karakteristik masing-masing
sesuai dengan sifat dan ciri khas
bangsa itu sendiri. Namun
demikian dapat juga terjadi
ideology pada suatu bangsa
datang dari luar dan dipaksakan
keberlakuannya pada bangsa
tersebut
sehingga
tidak
mencerminkan kepribadian dan
karakteristik bangsa tersebut.
Ideologi
Pancasila
sebagai
ideology bangsa dan Negara
Indonesia berkembang melalui
suatu proses yang cukup
panjang .Pada awalnya secara
kausalitas bersumber dari nilainilai yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia yaitu adat-istiadat serta
dalam agama-agama bangsa
Indonesia sebagai pandangan
hidup bangsa.
Dalam usaha memahami dasar
Negara Indonesia yakni Pancasila,
akan lebih jelas jika memahami
127

ideology-ideology bangsa-bangsa
lain.
Ideologi Liberal :
Liberal berasal dari kata liber
bahasa latin yang berarti free.Jadi
liberal berarti tidak dibatasi atau
tidak terikat oleh ajaran-ajaran
yang telah ada dalam filsafat
politik atau agama atau bebas
dalam pendapat.
Pokok-pokok ideology liberal
adalah :
Percaya terhadap Tuhan sebagai
pencipta
Percaya terhadap persamaan
dasar semua manusia
Memperlakukan pemikiran orang
lain secara sama
Pemerintahan dilakukan dengan
persetujuan yang diperintah
Pemerintah berlandaskan hukum
Mementingkan individu
Negara adalah alat
Menolak dogmatism(keyakinan)
Aspek
Politik,
hokum
:
Demokrassi liberal, hokum untuk
melindungi individu, dalam politik
mementingkan individu.

128

Aspek Ekonomi :Peran Negara


kecil,
swata
mendominasi,
kapitalisme.
Monopolisme,
persaingan bebas.
Aspek Agama : agama urusan
pribadi, bebas beragama, bebas
memilih agama, bebas tidak
beragama.
Aspek
pandangan
terhadap
individu dan masyarakat :Individu
lebih
penting
dari
pada
masyarakat,
masyarakat
diabdikan bagi individu.
Aspek ciri khas : Penghargan atas
HAM,
Demokrasi,
Negara
hokum,Menolak Dogmatis, Reaksi
terhadap absolutisme.
Ideologi Komunisme :
Yang dimaksud idiologi komunis
adalah sistim politik social
ekonomi
dan
kebudayaan
berdasarkan ajaran MarxismeLeninisme.Sumber pokok doktrin
Komunism adalah manifesto
Komunis yang tertulis oleh Karl
Marx dan F.Engels.Ajaran Lenin
merupakan penerapam opersional
dan penambahan terhadap ajaranajaran Marx dan Engels. Dengan
demikian
Marxisme-Leninisme
129

merupakan sumber sumber pokok


teoritis bagi pelaksanaan tujuan
Negara dan partai komunis di
dunia.
Aspek Politik, hokum : Demokrasi
rakyat, berkuasa mutlak satu
partai,
hokum
untuk
melanggengkan kekuasaan.
Aspek Ekonomi :Peran Negara
dominan,
demi
kolektivitas
Negara, Monopoli Negara.
Aspek Agama : agama candu
masyarakat,
agama
harus
dijauhkan dari masyarakat, atheis.
Aspek
pandangan
terhadap
individu dan masyarakat :Individu
tidak penting,masyarakat tidak
penting, kolektifitas yang dibentuk
negara lebih penting,
Aspek ciri khas : Atheisme,
Dokmatis,
Otoriter,
Ingkar
HAM,Reaksi terhadap liberalisme
dan kapitalisme.
Ideologi Sosialisme:
Aspek Politik, hokum : Demokrasi
untuk kolektivitas, Diutamakan
kebersamaan, Masyarakat sama
dengan Negara.

130

Aspek Ekonomi : Peran Negara


ada untuk pemerataan, Keadilan
Distruktif yang diutamakan.
Aspek Agama : agama harus
mendorong
berkembangnya
kebersamaan.
Aspek
pandangan
terhadap
individu dan masyarakat :
masyarakat lebih penting dari
pada Individu.
Aspek ciri khas : Kebersamaan,
Akomodasi, Jalan tengah.
Pancasila :
Aspek Politik, hokum : Demokrasi
Pancasila,
Hukum
untuk
mnjunjung
tinggi
keadilan
individu dan masyarakat.
Aspek Ekonomi : Peran Negara
ada untuk tidak terjadi monopoli
dll yang merugikan rakyat.
Aspek Agama : Bebas memilih
salah satu agama, Agama harus
menjiwai
dalam
kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan
bernegara.
Aspek
pandangan
terhadap
individu dan masyarakat : Individu
diakui
keberadaannya,
131

masyarakat
diakui
keberadaannya,
hubungan
individu dan masyarakat dilandasi
3S(selaras, serasi, Seimbang),
masyarakat ada karena ada
individu, individu akan punya arti
apabila
hidup
ditengah
masyarakat.
Aspek ciri khas : Keselarasan ,
Keseimbangan, dan keserasian,
dalam setiap aspek kehidupan.
(((((((((((((oooOooo)))))))))))))

BAB VI
PANCASILA SEBAGAI
PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM
BERMASYARAKAT, BERBANGSA
DAN BERNEGARA
A.

Pengantar

Pancasila digali dari budaya


bangsa idonesia sendiri, maka
Pancasila mempunyai fungsi
dan peranan yang sangat luas
dalam
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa
dan bernegara.Fungsi dan
132

peranan it terus berkembang


sesuai
dengan
tuntutan
zaman.Itulah
sebabnya
pancasila memiliki berbagai
predikat sebagai sebutan
nama yang menggambarkan
fungsi dan peranannya.
Muncul persoalan sejauh
mana paradigma Pancasila
dapat
dijabarkan
dalam
berbagai
bidang
pembangunan
nasional?.Untuk
menjawab
persoalan
ini
kajiannya
berawal
dari
paradigma
kemudian mengenai masalah
paradigma Pancasila sebagai
pembangunan nasional di
berbagai bidang yakni :
politik, ekonomi, hokum,
social
budaya,
ilmu
pengetahuan dan tehnologi
serta
bidang
kehidupan
agama, Pancasila sebagai
paradigma baik yang obyektif
maupun yang subyektif dan
diakhiri
dengan
budaya
akademik.
B.

Pengertian Paradigma
133

Paradigma ialah cara pandang


nilai-nilai
metode-metode
prisip dasar atau cara
memecahkan
sesuatu
,
masalah yang dianut oleh
suatu masyarakat pada masa
tertentu.
Paradigma berkembang dalam
berbagai bidang kehidupan
manusia
serta
ilmu
pengetahuan lain misalnya
politik, hokum, ekonomi,
budaya serta bidang-bidang
lainnya.dalam masalah yang
popular istilah paradigma
berkembang
menjadi
terminology
yang
mengandung
konotasi
pengertian sumber nilai,
kerangka piker, orientasi
dasar, sumber asas serta arah
dan tujuan dari suatu
perkembangan,
perubahan
serta proses dalam suatu
bidang tertentu termasuk
dalam bidang pembangunan
reformasi maupun dalam
pendidikan.

134

C. Pancasila
sebagai
Paradigma
Pembangunan
dalam berbagai bidang.
Secara
filosofis
hakikat
kedudukan Pancasila sebagai
pardigma
pembangunan
nasional mengandung suatu
konsekwensi bahwa dalam
aspek
pemmbangunan
nasional
kita
harus
mendasarkan pada hakikat
nilai-nilai sila-sila Pancasila.
Oleh karena itu pembangunan
nasional harus meliputi aspek
jiwa yang mencakup akal, rasa
dan kehendak, aspek raga,
aspek
individu,
aspek
makhluk social, aspek pribadi
dan juga aspek kehidupan
ketuhanan.
Pada gilirannya dijabarkan
dalam
berbagai
bidang
pembangunan antara lain,
politik, ekonomi, hokum,
pendidikan, social budaya,
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
serta
bidang
kehidupan agama.

135

1.Pancasila
sebagai
Paradigma
Pengembangan IPTEK.
Dalam upaya mewujutkan
kesejahteraan
dan
peningkatan harkat dan
martabatnya
maka
manusia mengembangkan
ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pengembangan
IPTEK
sebagai hasil
budaya manusia harus
didasarkan pada moral
ketuhanan
dan
kemanusiaan yang adil
dan beradab.Oleh karena
itu pada hakikatnya silasila
Pancasila
harus
merupakan sumber nilai,
kerangka piker serta basis
moralitas
bagi
pengembangan iptek.
a)Sila Ketuhanan Yang
Maha
Esa
mengkomplementasikan
ilmu pengetahuan, harus
ada perimbangan antara
rasional dan irasional
antara akal, rasa dan
kehendak.Iptek
tidak
hanya memikirkan apa
136

yang
ditemukan,
dibuktikan
dan
diciptakan tetapi juga
dipertimbangkan mksud
dan
akibatnya
merugikan
manusia
disekitarnya.
b) Sila
Kemanusiaan
yang adil dan beradab,
memberikan dasar-dasar
moralitas
bahwa
manusia
dalam
mengembangkan iptek
haruslah beradab.Oleh
karena
itu
pengembangan
iptek
harus didasarkan pada
hakikat tujuan demi
kesejahteraan
umat
manusia.
c)Sila persatuan Indonesia
mengkomplementasikan
bahwa pengembangan
iptek hendaknya dapat
mengembangkan rasa
nasionalisme kebesaran
bangsa serta keluhuran
bangsa sebagai bagian
dari umat manusia di
dunia.

137

d) Sila
Kerakyatan

/perwakilan,
mendasari
pengembangan
iptek
secara
demokratis.Artinya
setiap ilmuwan haruslah
memiliki
kebebasan
untuk mengembangkan
iptek, menghormati dan
menghargai kebebasan
orang lain dan harus
memiliki sikap yang
terbuka artinya terbuka
untuk dikritik dikaji
ulang
maupun
dibandingkan
dengan
penemuan teori lain.
e)Sila
Keadilan
Sosialrakyat
Indonesia,
mengkomplementasikan
pengembangan
iptek
haruslah
menjaga
keseimbangan keadilan
dalam
kehidupan
kemanusiaan
yaitu
keseimbangan keadilan
dalam
hubungannya
dengan dirinya sendiri,
manusia
dengan
138

Tuhannya,
manusia
dengan manusia lain,
manusia
dengan
masyarakat bangsa dan
Negara serta manusia
dengan lingkungannya,
2.Pancasila
Paradigma
Pengembangan
Politik

sebagai
Bidang

Dalam silasila Pancasila


tersusun atas urut-urutan
sistematis, bahwa dalam
politik
Negara
harus
mendasarkan
pada
kerakyatan,
adapun
pengembangan
dan
aktualisasi politik Negara
berdasarkan
pada
moralitas
berturut-turut
moral ketuhanan, moral
kemanusiaan dan moral
persatuan yaitu ikatan
moralitas sebagai suatu
bangsa.
Dalam usaha membangun
kehidupan politik, maka
beberapa unsur yang

139

perlu dikembangkan dan


ditingkatkan adalah sbb:
a.Sistem politik nasional
yang
berkedaulatan
rakyat, demokratis, dan
terbuka.
b.Kemandirian
partai
politik
dalam
memperjuangkan
kepentingan rakyat.
c.Pendidikan
politik
kepada
masyarakat
untuk mengembangkan
budaya politik yang
demokratis.
d.Pemilihan umum yang
lebih berkualitas dengan
partisipasi rakyat yang
seluas-luasnya.
Dalam aspek demokratis
yang harus dikembangkan
adalah:
a.Demokrasi
sebagai
system pemerintahan,
meliputi rakyat sebagai
pendukung kekuasaan
dan
pemerintahan
sebagai
pembuat
kebijakan.

140

b.Demokrasi
sebagai
kebudayaan
politik,
dalam masyarakat yang
sedang
membangun
harus
melakukan
perubahan
melalui
proses dari budaya
tradisonal patrimordial
kepada cara berpikir
rasional obyektif yang
dapat
memperkuat
kemandirian bagi setiap
warga Negara.
c.Demokrasi
sebagai
struktur
organisasi,
badan-badan
dalam
pemerintahan demokrasi
harus
dapat
melaksanakan
fungsi
dan peranannya, seperti
organisasi masyarakat,
partai
politik,
DPR,pemerintah,
birokrasi dan peradilan.
Demokrasi
sebagai
system
pemerintahan
hanya akan berhasil
kalau didukung oleh
demokrasi
sebagai
budaya politik yang
rasional obyektif.
141

3.Pancasila
sebagai
Paradigma
Pengembangan Ekonomi.
Perkembangan ekonomi
bukan hanya mengejar
pertumbuhan
saja
melainkan
demi
kemanusiaan,
demi
kesejahteraan
seluruh
bangsa.Maka
system
ekonomi
Indonesia
mendasarkan
atas
kekeluargaan
seluruh
bangsa.Perkembangan
ekonomi
tidak
bisa
dipisahkan dengan nilainilai moral kemanusiaan.
Untuk mencapai system
ekonomi kerakyatan maka
mutu
sumber
daya
manusia (SDM) perlu
ditingkatkan
.Kriteria
kualitas
SDM
yang
dibutuhkan
adalah
sebagai berikut:
a)Memiliki
kemampuan
dasar
untuk
berkembang.
142

b) Mampu menggunakan
ilmu dan teknologi untuk
mengolah sumber daya
alam secara efektif,
efisien, lestari, dan
berkesinambungan.
c)Memiliki
etos
professional, tanggung
jawab
atas
pengembangan
keahliannya, kejujuran
dalam
pelaksanaan
tugas,
ketelitian
pelayanan
kepada
masyarakat,
penghargaan terhadap
waktu dan ketepatan
waktu.
Peningkatan
kesejahteraan
selalu
dihadapkan
kepada
permasalahan,
bagaimana
kita
memadukan nilai-nilai
ekonomis yang akan
berkembang
menjadi
etos ekonomis dengan
nilai-nilai etis Pancasila.
4.Pancasila
Paradigma

sebagai

143

Pengembangan
Sosial
Budaya.
Dalam
pembangunan
pengembangan
aspek
social budaya hendaknya
didasarkan atas system
nilai yang sesuai dengan
nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh masyarakat
tersebut.Oleh karena itu
dalam
pengembangan
social budaya pada masa
reformasi dewasa ini kita
harus mengangkat nilainilai yang dimiliki bangsa
Indonesia sebagai dasar
nilai
yaitu
nilai-nilai
Pancasila itu sendiri.
Usaha
untuk
mengembangkan social
budaya tersebut dengan
melalui cara-cara sbb:
a)Dihormati martabatnya
sebagai manusia
b) Diperlakukan secara
manusiawi
c)Mengalami solidaritas
sebagai bangsa karena
semakin
hilangnya
kesenjangan ekonomi
dan budaya.
144

d) Memiliki kesempatan
untuk
berpartisipasi
dalam kehidupan politik
e)Merasakan
kesejahteraan
yang
layak sebagai manusia.
5.Pancasila
sebagai
Paradigma
Pengembangan
Pertahanan
dan
Keamanan.
Pancasila sebagai dasar
Negara dan mendasarkan
diri pada hakikat nilai
kemanusiaan
monopluralis
maka
pertahanan Negara harus
dikembalikan
pada
tercapainya harkat dan
martabat manusia sebagai
pendukung pokok Negara.
Pertahanan
dan
keamanan Negara harus
mendasarkan pada tujuan
demi
tercapainya
kesejahteraan
hidup
manusia sebagai makhluk
Tuhan
Yang
Maha
Esa.Pertahanan
dan
Keamanan Negara harus
145

mendasarkan pada tujuan


demi kepentingan warga
dalam seluruh warga
dalam Negara.Pertahanan
dan keamanan harus
mampu menjamin hak-hak
dasar, persamaan derajat
serta
kebebasan
kemanusiaan dan akhirnya
pertahanan dan keamanan
harus diperuntukan demi
terwujutnya
keadilan
dalam hidup masyarakat.
Hasil pembangunan yang
tidak adil dan merata
dapat
menimbulkan
kesenjangan
yang
akhirnya
akan
berpengaruh
terhadap
stabilitas
pertahanan
keamanan Negara.
6.Pancasila
sebagai
Paradigma
Pengembangan
Kehidupan Beragama,
Pada masa reformasi ada
beberapa wilayah Negara
Indonesia terjadi konflik
social yang bersumber
pada masalah SARA,
146

terutama bersumber pada


masalah agama. Hal ini
menunjukkan kemunduran
bangsa Indonesia kearah
kehidupan beragama yang
tidak
berkemanusiaan.Tragedi
di Ambon, Poso, Medan,
Mataram, Kupang.
Dalam pokok pikiran
Pembukaan ke empat
bahwa
Negara
berdasarkan
atas
Ketuhanan Yang Maha Esa
atas dasar kemanusiaan
yang
adil
dan
beradab.Hal ini berarti
bahwa kehidupan dalam
Negara berdasarkan pada
nilai-nilai
ketuhanan.Negara
memberikan kebebasan
kepada warganya untuk
memeluk agama serta
menjalankan
ibadah
sesuai dengan agama dan
kepercayaan
masingmasing.
Oleh karena itu kehidupan
beragama dalam Negara
Indonesia dewasa ini
147

harus
dikembangkan
kearah
terciptanya
kehidupan bersama yang
penuh toleransi, saling
menghargai berdasarkan
nilai kemanusiaan yang
beradab.
D. Pancasila
sebagai
Paradigma Reformasi.
Makna
reformasi
secara
etimologis berasal dari kata
reformation dengan akar kata
reform.Secara
harfiah
reformasi memiliki makna
suatu
gerakan
untuk
memformat ulang, menata
ulang atau menata kembali
hal-hal yang menyimpang
untuk dikembalikan pada
format atau bentuk semula
sesuai dengan nilai-nilai ideal
yang dicita-citakan rakyat.
Oleh karena itu suatu gerakan
reformasi memiliki kondisi
syarat-syarat sbb:
1.Suatu gerakan reformasi
dilakukan karena adanya
suatu
penyimpanganpenyimpangan.

148

2.Suatu gerakan reformasi


dilakukan harus dengan
suatu cita-cita yang jelas
tertentu dalam hal ini
Pancasila sebagai ideology
bangsa
dan
Negara
Indonesia.
3.Suatu gerakan reformasi
dilakukan dengan berdasar
pada
suatu
kerangka
structural tertentu, dalam
hal ini UUD sebagai
kerangka acuan reformasi.
4.Reformasi dilakukan kearah
suatu perubahan kondisi
serta keadaan yang lebih
baik,
5.Reformasi dilakukan dengan
suatu dasar moral dan etik
sebagai manusia yang
berketuhanan yang maha
esa
serta
terjaminnya
persatuan dan kesatuan
bangsa.
Oleh karena itu maka gerakan
reformasi
harus
tetap
diletakkan dalam kerangka
perspektif Pancasila sebagai
landasarn
cita-cita
dan
ideology, sebab tanpa adanya
149

suatu dasar nilai yang jelas


maka suatu reformasi akan
mengarah
pada
suatu
disintegrasi,
anarkisme,
brutalisme,
serta
pada
akhirnya
menuju
pada
kehancuran
bangsa
dan
Negara Indonesia.

E. Aktualisasi
Pancasila.

Pelaksanaan

Pancasila sebagai dasar


filsafat Negara, pandangan
hidup serta ideology bangsa
dan Negara, bukanlah hanya
merupakan rangkaian katakata yang indah namun harus
diwujutkan
dan
diaktualisasikan
dalam
berbagai
bidang
dalam
kehidupan
bermasyarakat
berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu untuk
meralisasikan
Pancasila
dalam
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa,
dan
bernegara
secara
sesungguhnya
dapat
150

dibedakan atas dua macam


aktualisasi
obyektif
dan
aktualisasi subyektif.
Aktualisasi Pancasila yang
obyektif adalah pelaksanaan
Pancasila
dalam
bentuk
realisasi dalam setiap aspek
penyelenggaraan Negara baik
dibidang
legislative
,
eksekutif, yudikatif maupun
semua bidang kenegaraan
lainya. Aktualisasi obyektif ini
terutama berkaitan dengan
realisasi
dalam
bentuk
peraturan
per-undang2an
Negara Indonesia.
Aktualisasi Pancasila yang
subyektif adalah pelaksanaan
Pancasila
dalam
setiap
pribadi, perseorangan, setiap
warga Negara, setiap individu,
setiap
penduduk,
setiap
penguasa dan setiap orang
Indonesia.Dengan demikian
pelaksanaan Pancasila yang
subyektif sangat berkaitan
dengan kesadaran, ketaatan
serta kesiapan individu untuk
mengamalkan Pancasila.
Realisasi
pelaksanaan
Pancasila yang subyektif
151

dilakukan secara berangsurangsur


dengan
jalan
pendidikan di sekolah, dalam
masyarakat, dalam keluarga,
sehingga dapat diperoleh
berturut-turut :
a)Pengetahuan,
sedapat
mungkin yang lengkap dari
Pancasila.
b) Kesadaran, ialah selalu
dalam keadaan mengetahui
keadaan dalam diri sendiri,
selalu ingat dan setia
kepada Pancasila.
c)Ketaatan, ialah selalu dalam
keadaan
bersedia
melaksanaakan Pancasila
lahir batin.
d) Kemampuan ialah mampu
untuk
melaksanakan
Pancasila.
e)Mentalitas, watak dan hati
nurani, sehingga orang
selalu melaksanakan seperti
dengan sendirinya.
F. Budaya Akademik.
Sesuai dengan Peraturan
Pemerintah no. 60 tahun 1999
bahwa Perguruan Tinggi
152

memiliki tiga tugas pokok


yang
disebut
Tridharma
Perguruan
Tinggi
yang
meliputi pendidikan tinggi,
penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat.
Perguruan Tinggi sebagai
suatu
insttusi
dalam
masyarakat memiliki cirri khas
tersendiri di samping lapisanlapisan
masyarakat
lainnya.Warga dari suatu
perguruan tinggi adalah insaninsan yang memiliki wawasan
dan integritas ilmiah.Oleh
karena
itu
masyarakat
akademik harus senantiasa
mengembangkan
budaya
ilmiah yang merupakan esensi
pokok dari aktivitas perguruan
tinggi.
Sejumlah cirri masyarakat
ilmiah
sebagai
budaya
akademik yakni kritis, kreatif,
obyektif, analitis, konstruktif,
dinamis, dialogis, menerima
kritik, menghargai prestasi
ilmiah/akademik, bebas dari
prasangka, menghargai waktu,
memiliki dan menjunjung
tinggi
tradisi
ilmiah,
153

berorientasi ke masa depan ,


kesejawatan/kemitraan.
Dalam kaitannya dengan nilainilai Pancasila ruang lingkup
pemikiran akademik menurut
Pranarka adalah sbb :
1)Pengolahan ilmiah mngenai
Pancasila, adanya atau
eksistensi
obyektif
Pancasila,
Pancasila
sebagai data empiris, yaitu
sebagai ideologi dasar
Negara, dan sumber dari
segala sumber hokum.
2)Mengungkapkan
ajaran
yang terkandung dalam
Pancasila, yaitu mempelajari
factor-faktor obyektif yang
membentuk
adanya
Pancasila itu.
3)Renungan reflektif dan
sistematis
mengenai
Pancasila yang sifatnya
diolah dengan keyakinankayakinan
kebenarankebenaran yang sifatnya
mendasar,
4)Studi perbandingan ajaran
Pancasila dengan ajaran
lain.Kegiatan
ini
dapat
dilakukan dalam rangka
154

pemikian filosofis, teologi,


atau kegiatan ilmiah.
5)Pengolahan
ilmiah
mengenai
pelaksanaan
Pancasila, yaitu masalah
pelaksanaan
atau
operasionalnya.
Jadi masyarakat kampus
sebagai masyarakat ilmiah
harus
benar-benar
mengamalkan
budaya
akademik terutama untuk
tidak terjebak pada politik
praktis dalam arti terjebak
pada legitimasi kepentingan
penguasa.
Hal
ini
bukan
berarti
masyarakat kampus tidak
boleh berpolitik, melainkan
masyarakat kampus harus
benar-benar berpegang pada
komitmen moral yaitu pada
suatu
tradisi
kebenaran
objektif.
Masyarakat kampus harus
terhindar dari kiprah tarik
menarik kekuasaan dalam
pertentangan politik.
Oleh karena itu dasar pijak
kebenaran
masyarakat
155

kampus adalah kebenaran


yang bersumber pada hati
nurani serta sikap moral yang
luhur yang bersumber pada
Ketuhanan dan Kemanusiaan.
(((((((((((((oooOooo)))))))))))))
BAB VII
APA ITU UNGANG-UNDANG
DASAR,
A. Pengantar
Seabagai dasar Negara ,
Pancasila merupakan suatu
asas kerohanian yang dalam
ilmu kenegaraan popular
disebut sebagai dasar filasfat
Negara
(
Philosofisehe
Gronslag ).Dalam kedudukan
ini Pancasila merupakan
sumber nilai dan sumber
norma dalam setiap aspek
penyelenggaraan
Negara
termasuk
sumber
tertib
hokum di Negara Republik
Indonesia.Konsekwensinya
seluruh peraturan perundangundangan
serta
penjabarannya
senantiasa
156

berdasarkan nilai-nilai yang


terkandung dalam sila-sila
Pancasila.
Tata
urutan
peraturan
perundang-undangan
Republik Indonesia adalah :
Undang-Undang
Dasar
1945
Ketetapan MPR RI
Undang-undang
Peraturan
Pemerintah
Pengganti
UndangUndang(Perpu)
Peraturan Pemerintah
Keputusan Presiden
Peratutan Daerah
Dalam pembahasan diawali
dengan pengertian secara
umum apa yang dimaksud
dengan
Undang-Undang
Dasar(UUD) atau Konstitusi
Negara, Cara timbulnya UUD,
alas an-alasan timbulnya UUD,
sifat dan kedudukan UUD,
Sejarah penyusunan UUD
1945, Makna dan esensi
Pembukaan UUD 1945, Sistim
pemerintahan Negara RI dan
kelembagaan Negara, Hak
asasi Manusia dalam UUD
157

1945.Tinjauan
UUD 1945.
B.

amandemen

Pengertian Undang Undang


Dasar.
Disamping
pengertian
Undang-Undang
Dasar,
dipergunakan istilah lain yaitu
Konstitusi.Istilah konstitusi
berasal dari bahasa Inggris
constitution
atau
dari
bahasa
Belanda
constitute.Terjemahan dari
istilah tersebut adalah UUD,
dan hal ini sesuai dengan
kebiasaan orang Belanda dan
Jerman,
yang
dalam
percakapan
sehari-hari
memakai kata Grondwet
(grond = dasar, wet = uu) yang
keduanya
menunjukkan
naskah tertulis.
Konstitusi
Negara
atau
Undang-Undang Dasar adalah
peraturan
Negara
dan
merupakan batang tubuh
sesuatu Negara yang memuat
ketentuan-ketentuan
pokok
dan menjadi salah satu
sumber dari pada peraturan
perundangan lainnya.
158

Undang-undang Dasar adalah


hokum dasar tertulis, sedang
di samping undang-unjfdang
dasar berlaku juga hokum
dasar yang tidak tertulis, yang
merupakan sumber hokum
lain.
Oleh karena itu didalam
ketatanegaraan dikenal dua
macam Hukum Dasar yaitu :
1.Hukum Dasar Tertulis
(Undang-Undang Dasar)
Secara umum undangundang dasar adalah
suatu
naskah
yang
memaparkan
kerangka
dan tugas-tugas pokok
dari
badan-badan
pemerintahan
suatu
negara dan menentukan
cara kerja badan-badan
tersebut.
UUD
menentukan
bagaimana
pusat-pusat
kekuasaan
ini
bekerjasama
dan
menyesuaikan diri satu
sama lain. Selain itu
undang-undang
juga
merekam
hubungan159

hubungan
kekuasaan
dalam suatu Negara.
Berdasarkan pengertianpengertian tersebut, sifat
UUD 1945 adalah sebagai
berikut :
- Merupakan
hukum
positif yang mengikat
bagi pemerintah sebagai
penyelenggara Negara
maupun bagi setiap
warga Negara.
- Singkat dan supel,
memuat aturan-aturan
pokok yang setiap kali
harus
dikembangkan
sesuai
dengan
perkembangan zaman
dan memuat hak-hak
asasi manusia.
- Memuat norma-norma,
aturan-aturan
serta
ketentuan-ketentuan
yang dapat dan harus
dilaksanakan
sesuai
konstitusi.
- Merupakan
peraturan
positif paling tinggi
selain menjadi alat
control bagi peraturan160

peraturan yang lebih


rendah dalam hierarki
tertib hokum Indonesia.
2.

Hukum
Dasar
Tidak
Tertulis ( konvensi).
Hukum dasar yang tidak
tertulis ialah aturan-aturan
dasar yang timbul dan
terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan negara,
meskipun tidak tertulis.

Sifat-sifat konvensi adalah


sebagai berikut :
a)Merupakan kebiasaan
yang muncul berulang
kali dan terpelihara
dalam
praktek
penyelenggaraan
Negara.
b) Tidak
bertentangan
dengan undang-undang
dasar dan berjalan
sejajar.
c)Dapat diterima oleh
seluruh rakyat.
d) Bersifat
sebagai
pelengkap yang tidak
terdapat
didalam
undang-undang dasar.
161

Contoh :
- Pidato kenegaraan RI
tanggal, 16 Agustus
1945 di dalam sidang
DPR,
- Pidato pertanggungan
jawab Presiden dan
Ketua Lembaga Negara
lainnya
Jika dibandingkan anara
Hukum Dasar tertulis dan
Hukum Dasar yang tidak
tertulis
akan
terlihat
kelebihan
dan
kekurangannya yaitu :
Hukum
Dasar
yang
tertulis(UUD)
1.Lebih terang dan tegas
2.Lebih menjamin kepastian
hukum
3.Sulit untuk mengadakan
perubahan
4.Bersifat lebih kaku (rigid)
Hukum Dasar yang tidak
tertulis(Konvensi)
1.Kurang terang dan kurang
tegas
162

2.Kurang
menjamin
kepastian hukum
3.Lebih luwes (soepel) dan
mudah menyesuaikan diri
dengan keadaan
Pada waktu sekarang hampir
semua Negara di dunia
mempunyai Undang-Undang
Dasar.Suatu
pengecualian
negara Inggris yang tidak
mempunya UUD.Pememrintah Inggris
didasarkan kepada hukum dasar tak tertulis yang
disebut konvensi yaitu kebiasaan ketatanegaraan
yang pada umumnya sudah tua sekali misalnya :
1. Magna Charta (1215)Terjadi dalam pemerintahan
John Lckland(1199 -1216) ialah:
a) Raja tidak boleh memungut atau mengadakan
pajak kalau tidak dengan izin (persetujuan)
dari Great council (Dewan Penasehat Raja
yang terdiri atas kepala-kepala daerah atau
BARON )
b) Orang kecuali( budak )tidak boleh ditangkap,
dipenjara, disiksa, diasingkan atau disita
miliknya tanpa cukup alasan menurut hukum
negara.
Magna Charta ini belum merupakan
demokrasi sesungguhnya. Karena Great
Council
belum
merupakan
Dewan
Perwakilan Rakyat yang sesungguhnya,
tetapi baru merupakan Dewan Perwakilan
Baro-baro yang mewakili daerahnya masingmasing.tapi Magna Charta ini merrpakan
benih demokrasi dan dasar pertama UUD di
Inggris dikelak kemudian hari karena didalam
Magna Charta itu raja ditempatkan dibawah
hukum.
2. Potition of Right(1628)
Terjadi pada pemerintahan raja Charles I(16251649) yang emrintah secara mutlak dan
meniadakan parlemen.Dalam Perang antara raja
dan parlemen, parlemen keluar sebagai
pemenangnya.Raja Charles I dihukum mati.
Parlemen memutuskan beberapa hal al.:

163

a) Pajak dan hak-hak istimewa harus dengan


izin parlemen
b) Tentara
tidak
boleh
diber
penginapan(billet, inkwartiering) di rumah
rumah penduduk
c) Dalam keadaan damai tentanra tentara
tidak menjalankan hukum perang
d) Orang tidak boleh titangkan tanpa
tuduhan yang syar.
3. Hbeas CorpusAct((1679)
Terjadi dalam pemerintahan raja Charles II (16601685),
penting
artinya
terutama
bagi
perkembangan pengertian tentang hak-hak
manusia(human right)
Isinya adalah :
a) Jika diminta , hakim harus dapat
menunukkan orang yang ditangkapnya
lengkap dengan alasan dari penangkapan
itu.
b) Orang yang ditangkap harus diperiksa
selambat-lambatnya dalam dua hari
sesudah ditangkap.
c) Jika orang telah dibebaskan dari suati
periksa, maka ia tidak boleh ditangkap lagi
atas dasar perkara semacam itu.
4. Bill of Right (1689)
Ketika Willem III(wali negara Belanda 1672-1702,
dan raja Inggris 1689-1702) diangkat menjadi raja
Inggris pada tahun 1689, ia mengeluarkan
Declaration of Right (13 Pebruari 1689) yang
menyatakan :
a) Membuat undang-undang harus izzin
dengan Parlemen
b) Pajak harus dengan izin parlemen
c) Mempunya tentara tetap harus izin
Parlemen
d) Kebebasan bicara dan mengeluarkan
pendapat bagi Parlemen
e) Parlemen berhak merubah keputusan raja
f) Pemilihan parlemen harus bebas.
Declaration of Human Rights ini disyahkan
dan diresmikan sebagai undang-undang oleh
parlemen dan disebut Bill of Rights(16
Desember 1689)
Dengan ini kekuasaan berpindah dari raja ke
Parlemen, suatu perubahan atau revolusi
yang besar sekali artinya bagi perkembangan
demokrasi Inggris dan yang terjadi tanpa
pertumpahan darah sama sekali.

C. Cara timbulnya Undang-Undang Dasar:


1. Cara pemberian (Grants)
164

UUD diperoleh dengan cara pemberian terdapat


pada
negara
negara
yang
berbentuk
kerajaan.Negara-negara monarkhi yang mulamula bersifat mutlak lambat laun sebagai akibat
berkembangnya faham demokrasi berubah
sifatnya menjadi negara monarkhi yang
konstitusional.
2. Cara pembuatan dengan sengaja(Deliberate
Creation).
Dalam hal ini UUD dilakukan setelah suatu
negara baru didirikan.Negara Amerikan Serikat,
adalah negara yang pertama membuat UUD
tertulis.Konstitusi di Amerika Serikat disusun
oleh Majelis Konstituante di Kota Philadelphia
pata 1 Maret 1781 dan disahkan pada 17
September 1787 Oleh sidang Konstituante
tersebut.
3. CaraRevolusi
Salah satu cara untuk menggulingkan suatu
pemerintahan Negara yang tidak disenangi oleh
rakyatnya ialah mengadakan revolusi untuk
suatu perebutan kekuasaan ( coup dEtat).
Pemerintah yang baru yang lahir akibat revolusi
itu membuat UUD yang diusahakan mendapat
persetujuan rakyatnya.
D. Alasan-alasan Timbulnya Undang-Undang Dasar :
1. Karena keninginan warga negaranya untuk
menjamin hak-hak mereka, dan membatasi
tindakan-tindakan Pemerintah agar tidak lagi
melanggar hak-hak warga Negara.
2. Untuk menciptakan suatu bentuk system
ketatanegaraan yang semula tidak tertentu
kedalam bentuk yang tertenttu.
3. Karena keinginan pembentuk Negara yang baru
untuk menjamin adanya cara penyelenggaraan
ketetenegaraan dalam bentuk yang permanen
dan dapat diterima oleh rakyatnya.
4. Keinginan untuk menjamin adanya kerjasama
yang efektif dari Negara-negara yang tergabung
dalam satu federasi.
.

E. Kedudukan UUD 1945


Undang-undang dasar merupakan hukum dasar
yang menjadi sumber hukum. Setiap produk hukum
seperti undang-undang peraturan atau keputusan
pemerintah,
bahkan
setiap
kebijaksanaan
pemerintah harus berdasarkan dan bersumber pada

165

peraturan yang lebih tinggi dan tidak bertentangan


dengan ketentuan-ketentuan UUD 1945
F. Sifat UUD 1945.
Sifat UUD yang singkat dan supel yakni hanya
memuat 37 pasal, ditambah 4 pasal aturan peralihan
dan 2 ayat aturan tambahan. Setelah amandemen
tahun 2002 pada ST MPR, UUD 1945 terdiri atas 37
pasal ditambah 3 pasal aturan peralihan dan 2 ayat
aturan tambahan.
Sifat undang-undang yang singkat dan supel juga
dikemukakan dalam penjelasan.
UUD itu sudah cukup apabila telah memuat aturanaturan pokok saja, hanya memuat garis-garis besar
sebagai instruksi kepada pemerintah pusat dan lainlain penyelenggara Negara untuk menyelenggarakan
kehidupan Negara dan kesejahteraan social.
UUD 1945 yang singkat dan supel itu lebih baik bagi
Negara seperti Indonesia ini, yang masih harus
berkembang, harus terus hidup secara dinamis,
masih terus akan mengalami perubahan-perubahan.
G. Fungsi UUD
UUD harus memenuhi dua syarat, yaitu syarat
mengenai bentuknya dan syarat mengenai
isinya.Bentuknya sebagai naskah tertulis yang
merupakan peraturan perundangan yang tertinggi
yang berlaku dalam suatu Negara.
Isinya merupakan peraturan yang bersifat
fundamental, artinya bahwa tidak semua masalah
yang penting harus dimuat didalam undang-undang
dasar, melainkan hal-hal yang pokok, dasar atau
asas saja.Penampilan hokum itu sendiri berubahubah sesuai dengan perkembangan zaman,
sehingga isi dan UUD itu hanya meliputi hal-hal
yang bersifat dasar saja.
UUD 1945 berfungsi sebagai alat pengontrol.
Apakah peraturan lain yang lebih rendah sesuai atau
tidak, apakah kita termasuk warga negara yang baik
atau bukan dapat diukur dari hakekat UUD 1945.
H. Pembukaan UUD 1945
Apabila kita benar-benar ingin melaksanakan
Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan
konsekwen, maka kita tidak saja harus
melaksanakan ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam pasal-pasal dari batang tubuh(isi) UUD 1945
itu, tetapi juga harus secara konsekwen
melaksanakan ketentuan-ketentuan yang termaktub
dalam Pemukaan UUD 1945 itu oleh karena
166

Pembukaan UUD 1945 adalah bagian mutlak yang


tak dapat dipisahkan dan merupakan satu
keseluruhan (eengeheel) dengan Konstitusi
Indonesia tahun 1945 tersebut.
Timbul pertanyaan merupakan sumber apakah
Pembukaan UUD 1945 itu ?
Apabila Undang-undang Dasar itu merupakan
sumber hokum tertinggi dari hokum yang berlaku di
Indonesia, maka Pembukaan UUD 1945 merupakan
sumber dari motivasi dan aspirasi perjuangan dan
tekad bangsa Indonesia yang merupakan sumber
dari cita hokum dan cita moral yang ingin
ditegakkan baik dalam lingkungan nasional, maupun
dalam lingkungan pergaulan bangsa-bangsa
didunia.
I. Batang Tubuh dan Penjelasan UUD 1945
UUD 1945 yang terdiri dari 37 pasal, 4 pasal Aturan
Peralihan dan 2 ayat Aturan tambahan, yang
mengandung semangat dan merupakan perwujudan
dari pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945, juga merupakan rangkaian
kesatuan pasal-pasal yang bulat dan terpadu.
Didalamnya berisi materi yang pada dasarnya dapat
dibedakan dalam dua bagian, yaitu :
1. Pasal-pasal yang berisi materi pengaturan
system pemerintahan Negara, didalamnya
termasuk pengaturan tentang kedudukan ,
tugas, wewenang dan saling hubungannya
dari kelembagaan Negara.
2. Pasal-pasal yang berisi tentang materi
hubungan Negara dengan warga Negara dan
penduduknya serta dengan dipertegas oleh
pembukaan UUD 1945 berisi konsepsi Negara
di berbagai bidang : politik, ekonomi,
socialbudaya, hankam dan lain-lain, kearah
mana Negara bangsa dan rakyat indondesia
akan
bergerak
mencapai
cita-cita
nasionalnya.
Dalam hal ini perlu kita sadari bahwa dari kedua
materi itu merupakan dan tercakup dalam kesatuan
yang utuh dari Batang Tubuh UUD 1945.

KEWARGANEGARAAN
BAB I
NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN
A.Latar belakang Perlunya Negara:

167

Dalam bab ini kita akan membahas tentang Negara , baik menyangkut
alasan terbentuknya Negara, fungsi dan hubungan antara warga Negara
dengan Negara.
Menurut ahli tata Negara Sokrates, Aristoteles, Plato, adanya Negara
dimulai 400 tahun sebelum masehi.Keberadaan Negara didalam
masyarakat menurut Thomas Van Aquino didorong oleh dua hal yaitu
manusia sebagai makhluk social(animal social) dan manusia sebagai
makhluk politik(animal politicum).
Manusia sebagai makhluk social tidak dapat hidup sendiri dan sebagai
makhluk politik memiliki naluri untuk berkuasa.
Oleh karena itu menurut Thomas Hobbes keberadaan Negara sangat
diperlukan sebagai berlindung bagi individu, kelompok dan masyarakat
maupun penguasa yang kuat(otoriter), karena menurutnya manusia dengan
manusia lainnya memiliki sifat seperti serigala (homo homini lupus).
Negara dalam menjalani kehidupannya tentu menghadapi berbagai
masalah dalam menjaga eksistensinya.Masalah yang dihadapi Negara
antara lain adalah masalah globalisasi dan otonomi daerah, meskipun
kedua hal tersebut juga dapat memberi keuntungan bagi kemajuan suatu
Negara. Keuntungan globalisasi bagi bangsa dan Negara Indonesia adalah
dapat memberi nilai tambah berupa kemudahan memperoleh informasi,
teknologi, maupun pengetahuan yang berkembang dan terjadi diseluruh
dunia.
Otonomi daerah juga memberikan keuntungan yang besar bagi bangsa
Indonesia untuk dapat hidup mandiri dalam mengelola dan mengeksplorasi
sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di daerahnya
secara optimal.
Salah satu dampak yang merugikan dari globalisasi adalah menipisnya
rasa kebanggan serta nasionalisme sebagai anak bangsa karena nilai
budaya dan teknologi asing masuk ke Indonesia dengan bebas melalui
teknologi informasi dan komunikasi.
Ancaman lain juga timbul dari adanya penerapan system Negara kesatuan
yang bersifat desentralisasi yang berintikan pada pemberian otonomi
kepada daerah tingkat kabupaten dan kota diseluruh wilayah NKRI. Bentuk
ancamannya adalah apabila komitmen dan konsistensi penyelenggaraan
Negara oleh penguasa tidak memberi kesejahteraan secara adil dan merata
kepada seluruh rakyat, maka dapat melahirkan ancaman yang dapat
membahayakan disintegrasi bangsa dan Negara.
B.Pengertian dan Definisi Negara.
Negara berasal dari kata state (inggris) staat(Belanda) etat (Perancis) State,
Staat dan Etat berasal dari bahasa latin Status atau statum yang berarti
keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang
tegak dan tetap.
Kata statum lazimnya diartikan sebagai standing atau station (kedudukan)
yang juga sama dengan istilah status civitatis atau status republicae.
Dari pengertian inilah kata status pada abad ke 16 dikaitkan dengan kata
Negara.
Definisi Negara menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
168

1. Negara menurut John Lokce(1632-1704) dan Rousseou ( 11712-1778)


dalam buku ilmu negara (1993) adalah suatu badan atau organisasi
hasil dari pada perjanian masyarakat.
2. Negara munurut Max Weber dalam buku Demokrasi, HAM, dan
Masyarakat Madani(2000) adalah suatu masyarakat yang mempunyai
monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam
suatu wilayah.
3. Negara munurut Max Iver dalam buku Demokrasi, HAM, dan
Masyarakat Madani(2000) adalah suatu Negara harus memenuhi tiga
unsur pokok, yaitu pemerintahan, komunitas atau rakyat, dan
wilayah tertentu.
4. Negara munurut Roger F.Soltau dalam buku Demokrasi, HAM, dan
Masyarakat
Madani(2000)
adalah
alat(agency)
atau
wewenang(authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalanpersoalan bersama atas nama masyarakat.
C.Unsur-unsur Negara.
Terbentuknya Negara karena adanya beberapa unsur al :
Penduduk :
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili serta menyatakan
kesepakatan diri ingin bersatu, yang dimaksud semua orang adalah
penduduk Indonesia dan Negara lain(asing) yang sedang berada di
Indonesia untuk wisata, bisnis dan lainya.Menurut Biro Pusat Statistik
(BPS) jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2003 lebih kurang 210juta
jiwa dengan komposisi 50% berasal dari suku jawa, 3.68 suku Makasar
Bugis, 2.04% suku Batak, 1.88% suku Bali, 1.5% Lombok, 1,4% Aceh,
Tionghoa 2.8% dan suku-suku nlainya.
Berdasarkan tingkat pendidikan 32% tamat sekolan ndasar, sekolah namun
tidak tamt SD 30% , SMp 13%, SLTA 16%, diploma 2% dan Universitas 2%.
Wilayah:
Negara memiliki batas wilayah yang jelas darat, laut dan udara
diatasnya.Wilayah Indonesia terletak diantara dua benua Asia dan
Australia dan dua samodra yaitu samodra Indis dan Pasifik.
Diwilayah udara Indonesia berada pada posisi GSO(Geo Stationery
Orbit) posisi ini sangat strategis untuk menempatkan satelit.Posisi
silang juga menguntungkan Indonesia karena terletak di wilayah
bisnis dunia.
Pemerintah.
Sistem pemerintahan yang dianut Indonesia adalah system
persidensiil.Dalam system ini presiden memiliki hak prerogative untuk
memilih dan mengangkat serta menmberhentikan para menteri sebagai
pembantunya.
Dalam implementasinya system pemerintahan Indonesia menerapkan
system desentralisasi yang berintikan pada pemberian otonomi kepada
kepala daerah tingkat I dan kabupaten/kota untuk mengelola dan
mengeksplorasi sumber daya alam maupun manusia yang ada didaerah
untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat didaerahnya secara optimal.
169

Pemerintah Pusat hanya memiliki kekuasaan pada bidang politik luar


negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter, dan fiscal nasional dan
agama.
D. Klasifikasi Negara:
Klasifikasi Negara dapat dilihat berdasarkan beberapa indicator, seperti
jumlah orang yang berkuasa, bentuk Negara dan asas pemerintahan.
1. Jumlah orang yang berkuasa dan orientasi kekuasaan.
Jumlah orang yang berkuasa dapat berjumlah satu orang,
sekelompok orang, atau banyak orang.Orientasi kekuasaan juga
dapat dibagi menjadi dua yaitu bila penyelenggaraannya
berorientasi kepada kepentingan pihak yang berkuasa disebut
bentuk negative, dan apabila berorientasi demi kepentingan
umum(rakyat) disebut positif. Monarki adalah bentuk pemerintahan
yang dipimpin oleh satu orang(raja) untuk kepentingan keseluruhan
rakyat(bentuk )positif
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh banyak
orang untuk kepentingan keseluruhan rakyat(bentuk positif)
2. Bentuk Negara ditinjau dari sisi konsep dan teori modern terbagi
menjadi dua, yaitu :
a) Negara Kesatuan ialah Negara yang merdeka dan berdaulat,
dengan satu pemerintah pusat yang berkuasa dan mengatur
seluruh daerah. Dalam pelaksanaannya Negara kesatuan
dibagi menjadi dua yaitu : Negara kesatuan dengan system
sentralisasi dimana seluruh persoalan yang berkaitan dengan
Negara langsung diatur dan diurus oleh pemerintah pusat.
Negara kesatuan dengan system desentralisasi dimana
kepala daerah diberikan kesempatan dan kekuasaan untuk
mengurus rumah tangganya sendiri atau dikenal dengan
otonomi daerah atau swantantra.
b) Negara serikat (Federasi) : Bentuk Negara yang merupakan
gabungan dari beberapa Negara bagian dari Negara serikat,
Kekuasaan Asli dalam Negara federasi merupakan Negara
bagian , karena ia berhubungan langsung dengan rakyatnya.
3. Asas penyelenggaraan kekuasaan, yaitu berbagai tipe Negara
kondisinya.
a. Menurut Ekonomi Negara agraris, Negara industri, Negara
berkembang, Negara sedang berkembang, dan Negara belum
berkembang.
b. Menurut politik Negara demokratis, Negara otoriter, Negara
totaliter, Negara satu partai, Negara multi partai.
c. Menurut system pemerintahan, Sistem pemerintahan
presidential, parlementer, junta militer dsb.
d. Menurut ideology Bangsa, Negara sosialis, Negara liberal,
Negara komunis, Negara fasis, Negara agama dsb.
E.Sifat Organisasi Negara:
Sifat Organisasi Negara berbeda dengan organisasi lainnya yakni :
1. Sifat memaksa
Setiap Negara dapat memaksakan kehendak dan kekuasaannya, baik
melalui jalur hukum maupun jalur kekuasaan maupun kekerasan.
170

2. Sifat monopoli
Setiap negara menguasai hal-hal tertentu demi tujuan Negara tanpa
ada saingan.
3. Sifat totalitas.
Semua hal tanpa kecuali mencakup kewenangan negara, misalnya
semua orang harus membayar pajak, semua orang wajib membela
Negara, semua orang sama dihadapan hukum/berdasarkan hukum
dsb.
F. Fungsi Negara
Secara umum setiap Negara memiliki empat fungsi utama bagi bangsanya
yaitu :
1. Fungsi Pertahanan dan Keamanan.
Negara melindungi rakyat, wilayah dan pemerintahan dari ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan, baik dari dalam maupun dari
luar yang dapat mengganggu pertahanan dan keamanan Negara RI.
Contoh meningkatkan kualitas penjagaan daerah perbatasan oleh
TNI.
2. Fungsi Pengaturan dan Ketertiban.
Negara
menciptakan
UU,
peraturan
pemerintah
serta
menjalankannya
demi
terwujutnya
tatanan
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Contoh UU pemilu,
system pendidikan Nasional dll.
3. Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran.
Negara melakukan upaya eksplorasi sumber daya alam maupun
sumber daya manusia untuk meningkatkan pendapatan masyarakat
sehingga terwujud kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh
rakyat. Contoh penguasaan SDA yang menguasai hajat hidup orang
banyak seperti listrik, air dan bahan pangan.
4. Fungsi Keadilan Menurut Hak dan Kewajiban.
Negara menciptakan dan menegakan hukum secara tegas dan tanpa
pilih kasih menurut hak dan kewajiban yang telah dikontribusikan
kepada bangsa dan Negara. Contoh Negara menegakan system
hukum memalui lembaga peradilan.
G. Elemen Kekuatan Negara.
Kekuatan Negara tergantung dari beberapa elemen seperti sumber daya
manusia, sumber daya alam, kekuatan militer dan teritorial Negara
tersebut. Beberapa elemen kekuatan Negara adalah sbb.:
1. Sumber daya manusia
Kekuatan Negara tergantung jumlah penduduk, tingkat pendidikan
warga, nilai budaya masyarakat, dan kondisi kesehatan masyarakat.
2. Teritorial Negara
Kekuatan Negara juga tergantung sebeapa luas wilayah Negara,
yang terdiri atas, darat, laut dan udara, letak geografis dan situasi
Negara tetangga.
3. Sumber daya alam.
Kekuatan Negara tergantung pada kondisi alam atau material
buminya berupa kandungan mineral, kemakmuran.
4. Kapasitas Pertanian dan Industri
Sektor pertanian mempengaruhi kekuatan Negara, karena pertanian
memasok kebutuhan pokok seperti beras, syayur mayur, dan laup
pauk.
171

5. Kekuatan Militer dan Mobilitasnya


Kekuatan militer dan mobilitasnya sangat menentukan kekuatan
Negara, Negara yang memiliki jumlah anggota militer, dan kualitas
personel dan peralatan yang baik akan meningkatkan kemampuan
militer dalam mempertahankan kedaulatan Negara.
6. Elemen kekuatan yang tidak terwujud.
Sektor yang mendukung kedaulatan Negara , berupa kepribadian
dan kepemimpinan, efisiensi birokrasi, persatuan bangsa, dukungan
internasional, reputasi bangsa dll.
H. Hubungan Negara dengan Warganya Negara.
Negara sebagai lembaga dan warga Negara sebagai penghuni lembaga
harus mempunyai hubungan yang baik. Negara berkewajiban melindungi
kepentingan keseluruhan rakyat tanpa kecuali.dalam UUD 1945 kewajiban
Negara terhadap warga Negara adalah meliputi pemberian jaminan dalam
menjalankan agama, memberikan pendidikan, memajukan kebudayaan
nasional, kesejahteraan social, memelihara fakir miskin dan anak terlantar,
serta menyelenggarakan pertahanan Negara. Kewajiban Negara itu tidak
akan mampu memenuhi sepenuhnya kebutuhan. Oleh karena itu warga
Negara juga harus memberikan kontribusi pemikiran dan ide secara nyata
bagi kelangsungan kehidupan Negara dalam segala aspek.
I.Sistem Pemerintahan Negara
Sistem pemerintahan Negara dalam arti luas adalah meliputi seluruh
lembaga pemerintahan Negara yang ada, yaitu Badan Legislatif, Badan
eksekutif, dan Badan Yudikatif. Menurut Teori Trias Politika ketiga badan
tersebut memiliki fungsi sbb :
1. Badan Legislatif
Adalah badan yang berfungsi sebagai pembuat UU atau peraturan
daerah(PERDA) yang pengesahannya dilakukan bersama dengan
Presiden atau Kepala Daerah. Lembaga ini meliputi DPR, DPR I, dan
DPR II yang masing-masing menjalankan fungsinya menurut
tingkatannya. Badan lain yang memiliki hubungan langsung dengan
DPR adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Badan ini memiliki
fungsi sesuai sebagai auditor(pemeriksa) keuangan Negara, yang
hasil pemeriksaannya disampaikan secara rutin setiap tiga bulan.
2. Badang Eksekutif
Adalah badan yang berfungsi menjalankan undang-undang yang
mendapat persetujuan secara bersama-sama antara DPR dan
Presiden
3. Badan Yudikatif.
Adalah badan yang berfungsi mengadili penerapan undang-undang.
Lembaga ini meliputi :
a) Mahkamah Agung(MA), berfungsi memberi pertimbangan
kepada Presiden tentang pemberian grasi, amnesty, abolisi,
yang merupakan hak prerogative Presiden dalam bidang
hukum. Menjalankan tinjauan Yudisial(yudisial review) yaitu
melakukan uji peraturan pemerintah yang bertentangan
dengan UU yang ada diatasnya.
b) Mahkamah Konstitusi(MK), berfungsi melakukan uji undangundang terhadap UUD 1945, menyelesaikan konflik antar

172

lembaga Negara dan melakukan pembubaran Partai politik


bila melakukan pelanggaran terhadap UUD 1945.
c) Komisi Yudisial(KY) , berwenang merekrut dan menyeleksi
calon Hakim Agung. Fungsi pengawasan Hakim dari tingkat
Pengadilan Negeri sampai Mahkamah Agung maupun Hakim
Konstitusi yang semula dilakukan oleh Komisi Yudisial telah
dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi, sehingga fungsi
pengawasan Hakim dikembalikan ke Mahkamah Agung
dibawah tanggungjawab Wakil Ketua MA bidang Yudikatif.
ooooooo((((o))))ooooooo

BAB II
IDENTITAS NASIONAL
A. Pengertian Identitas Nasional.
Pada tahun 1992 untuk pertama kalinya bendera Merah Putih
berkibar di Olimpiade Internasional di Barcelona Spanyol. Ketika itu
Susi Susanti berdiri di panggung, diiringi pengibaran bendera Merah
putih dan lagu Indonesia Raya. Bendera yang berkibar dan lagu
kebangsaan yang terdengar di Barcelona tersebut merupakan salah
satu ciri dari bangsa Indonesia. Selain lagu kebangsaan dan
bendera, ciri khas lainnya seperti letak geografis Indonesia, pulaupulaunya yang berjumlah ribuan, suku bangsanya yang beragam,
masyarakatnya yang religius atau beragama, dan kebudayaan yang
terkait dengan norma maupun teknologi.
Pengertian identitas nasional pada hakikatnya adalah manifestasi
nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek
kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri khas dan dengan ciri-ciri
yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam
kehidupan.
Identitas berasal dari kata identity yang berarti ciri-ciri , tanda-tanda,
atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang
membedakannya dengan yang lain. Kata nasional dalam identitas
nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompokkelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan,
baik fisik seperti, budaya, agama, bahasa maupun nonfisik seperti
keinginan, cita-cita, dan tujuan. Implikasinya adalah bahwa identitas
nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru
agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang
berkembang dalam masyarakat.
B. Parameter Identitas Nasional.
Parameter identitas nasional adalah sesuatu ukuran atau patokan
yang dapat digunakan untuk menyatakan sesuatu adalah menjadi
ciri khas suatu bangsa.
Sesuatu yang terjadi dalam masyarakat dan mencari ciri atau
identitas nasional biasanya mempunyai indikator sbb:
173

- Identitas nasional menggabarkan pola perilaku yang terwujud


melalui aktivitas masyarakat sehari-harinya. Identitas ini
menyangkut adat-istiadat, tata kelakuan, dan kebiasaan.
- Lambang-lambang yang merupakan ciri dari bangsa dan
secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsi bangsa.
- Alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan seperti bangunan , teknologi, dan peralatan manusia.
Identitas yang berasal dari alat perlengkapan ini seperti
bangunan yang merupakan tempat ibadah.( Borobudur,
prambanan, mesjid dan gerja), peralatan manusia (pakaian
adat, teknologi bercocok tanam), dan teknologi pesawat
terbang, kapal laut dll.
- Tujuan yang ingin dicapai suatu bangsa. Identitas yang
bersumber dari tujuan ini bersifat dinamis dan tidak tetap
seperti budaya unggul, prestasi dalam bidang tertentu, seperti
di Indonesia dikenal dengan bulu tangkisnya.
Unsur-unsur pembentuk identitas nasional Indonesia
berdasarkan ukuran parameter sosiologis adalah: suku bangsa,
kebudayaan dan bahasa maupun fisik seperti kondisi geografis.
1. Suku Bangsa
Suku bangsa adalah golongan social yang khusus dan
bersifat askriptif(ada sejak lahir). Indonesia dikenal bangsa
dengan banyak suku bangsa, dan menurut statistic hampir
mencapai 300 suku bangsa.Setiap suku mempunyai adat
istiadat, tata kelakuan,dan norma yang berbeda, namun
demikian beragam suku ini mampu mengintegrasikan
dalam suatu Negara ndonesia untuk mencapai tujuan yaitu
masyarakat yang adil dan makmur.
2. Kebudayaan
Kebudayaan menurut ilmu sosiologis termasuk kesenian,
ilmu
pengetahuan,
teknologi,
dan
adatistiadat.Kebudayaan sebagai parameter identitas nasional
bukanlah sesuatu yang bersifat individual.Apa yang
dilakukan sebagai kebiasaan pribadi bukanlah suatu
kebudayaan.Kebudayaan harus merupakan milik bersama
atau kelompok, artinya para warganya memiliki bersama
sejumlah pola-pola berpikir dan berkelakuan yang didapat
dan dikembangkan melalui proses berlajar.
3. Bahasa
Bahasa adalah suatu identitas nasional yang bersumber
dari salah satu lambang suatu Negara. Bahasa adalah
merupakan satu keistimewaan manusia, khususnya dalam
kaitan dengan hidup bersama dalam masyarakat adalah
adanya bahasa.Di Indonesia terdapat beragam bahasa
daerah yang mewakili banyaknya suku-suku bangsa atau
etnis namun bahasa Melayu dahulu dikenal sebagai
bahasa penghubung berbagai etnis yang mendiami
kepulauan nusantara.Selain menjadi bahasa komunikasi
diantara suku-suku di nusantara, bahasa Melayu juga
menempat juga menempati posisi bahasa transaksi

174

perdagangan internasional di kawasan kepulauan


nusantara.
4. Geografis
Kondisi geografis merupakan identitas yang bersifat
alamiah. Kedudukan geografis wilayah Negara
menunjukkan tentang lokasi Negara dalam kerangka
ruang, tempat dan waktu, sehingga untuk waktu tertentu
menjadi jelas batas-batas wilayahnya di atas bumi.
C. Unsur unsur Pembentukan Identitas Nasional.
Identitas nasional indonesia pada saat ini terbentuk dari enam unsur
namun demikian unsur-unsur ini tidak statis dan akan berkembang
sesuai dengan tujuan bangsa Indonesia.
1. Unsur Sejarah
Bangsa Indonesia mengalami kehidupan dalam beberapa situasi
dan kondisi social yang berbeda sesuai perubahan jaman.
Bangsa Indonesia secara ekonomis dan politik pernah mencapai
era kejayaan di wilayah Asia Tenggara. Kejayaan dalam bidang
ekonomi bangsa Indonesia pada era pemerintahan kerajaan
Majapahit dan Sriwijaya, rakyat mengalami kehidupan ekonomi
yang sejahtera, sedang dalam bidang politik memiliki kekuasaan
Negara hingga seluruh wilayah nusantara yang meliputi wilayah
jajahan belanda hingga wilayah Negara Pilipina, Singapura,
Malaysia bahkan sebagian wilayah Thailand. Namun kejayaan ini
mengalami keruntuhan akibat menghilangnya jiwa kebersamaan
diatara bangsa dalam pemerintahan Majapahit dan Sriwijaya
tersebut.
Keruntuhan pemerintahan Majapahit dan Sriwijaya ini
berimplikasi pada terciptanya pemerintahan kerajaan di masingmasing daerah diseluruh wilayah Indonesia. Sistem
pemerintahan kerajaan ini menyebabkan bangsa Indonesia
menjadi makin lemah untuk menghadapi ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan dari Negara lain yang ingin mencari
sumber energy baru bagi negaranya. Ketidak mampuan bangsa
Indonesia ini akhirnya menyebabkan bangsa Indonesia jatuh
ketangan Negara-negara colonial.
Dampak langsung dari adanya penjajah ini adalah bangsa
Indonesia mengalami kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan,
perpecahan dan kehilangan sumberdaya alam akibat eksplorasi
yang tidak bertanggung jawab oleh penjajah untuk dibawa
kenegaranya.
Realitas perjalanan sejarah tersebut mendorong bangsa
Indonesia untuk menjadi bangsa pejuang yang pantang
menyerah dalam melawan penjajah untuk meraih dan
mempertahankan harga diri, martabatnya sebagai bangsa.
Perjuangan demi perjuangan bangsa Indonesia diatas pada
akhirnya menjadi suatu nilai yang mengkristal dalam jiwa bangsa
Indonesia bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa pejuang.
Semangat juang yang dimiliki bangsa Indonesia menjadi
kebanggaan sebagai identitas nasional bagi bangsa indonesia.
175

Sejarah telah memberikan identitas nasional bahwa bangsa


indonesia adalah bangsa pejuang.
2. Kebudayaan
Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentukan identitas
nasional adalah meliputi tiga unsur yaitu :
- Akal budi : adalah sikap dan perilaku yang dimiliki oleh
bangsa
Indonesia
dalam
berinteraksi
antara
sesama(horizontal) maupun antara pimpinan dengan staf,
anak dengan orang tua(vertikal atau sebaliknya. Bentuk sikap
dan perilaku sebagaimana yang tersebut diatas adalah
hormat menghormati antar sesama, sopan santun dalam
sikap dan tutur kata, dan hormat pada orang lain.
- Peradaban yang menjadi identitas nasional bangsa Indonesia
adalah dapat dilihat dari beberapa aspek yang meliputi aspek
ideology, politik, ekonomi, social, dan hankam. Identitas
nasional dalam masing-masing aspek yang dimaksud adalah :
(1) ideology adalah sila-sila dalam Pancasila, (2). Politik
adalah demokrasi langsung dalam pemilu langsung presiden
dan wakilnya serta kepala daerah tngkat 1 dan tingkat II
kabupaten/kota.(3). Ekonomi adalah usaha kecil dan koperasi.
(4) Sosial adalah semangat gotong royong, sikap ramah
tamah, murah senyum dan setia kawan. (5) Hankam adalah
system keamanan lingkungan, system perang gerilya, dan
teknologi kentongan dalam memberikan informasi bahaya
dsb.
- Pengetahuan (know ledge) : pengetahuan yang menjadi unsur
pembetuk identitas nasional meliputi : (1) prestasi anak
bangsa dalam bidang olah raga, (2). karya anak bangsa dalam
bidang teknologi pesawat terbang, (3). karya anak bangsa
dalam bidang teknologi kapal laut, (4). prestasi anak bangsa
dalam lomba olimpide fisika.
3. Budaya unggul
Budaya unggul adalah semangat dan kultur kita untuk mencapai
kemajuan dengan cara kita harus bisa, kita harus berbuat
terbaik, kalau orang lain bisa, mengapa kita tidak bisa.
Dalam UUD 1945 menyatakan bahwa bangsa Indonesia berjuang
dan mengembangkan dirinya sebagai bangsa merdeka
berdaulat , bersatu, maju, makmur serta adil atau
berkesejahteraan. Untuk mencapai kualitas hidup demikian, nilai
kemanusiaan, demokrasi dan keadilan dijadikan landasan
ideologis yang secara ideal dan normative diwujudkan secara
konsisten , konsekuen, dinamis, kreatif dan bukan indoktriner.
4. Suku Bangsa
Identitas nasional dalam aspek suku bangsa adalah adanya suku
bangsa yang majemuk .Majemuk atau anekaragamnya suku
bangsa dimaksud adalah terlihat dari jumlah suku bangsa yang
lebih dari 300 suku bangsa dengan bahasa dan dialek yang
berbeda. Populasinya menurut data BPS tahun 2003 adakah
berjumlah 210 juta jiwa.50% suku jawa, 3.68% Makasar-Bugis,
2.04% Batak, 1.88% Bali, 1.4% Aceh 2.8% Tionghoa.
176

5. Agama
Identitas nasional dalam aspek agama adalah masyarakat agamis
dan memiliki hubungan antar umat dan antar umat beragama
yang rukun. Menurut UU no. 16/1969 negara Indonesia mengakui
multiagama yang dianut oleh bangsanya yaitu : Islam, Katholik,
Kristen, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Pada era orde baru ,
agama Kong Hu Cu tidak diakui sebagai agama resmi Negara
Indonesia, tetapi sejak Presiden Abdulrahman Wahid istilah
agama resmi dihapuskan.Dalam Islam dikenal juga istilah Islam
Santri (Islam yang memiliki pemahaman Islam yang kuat dan
taan) dan Islam Abangan(penganut Islam yang tidak memiliki
pemahaman yang kuat tentang syariah islam).Islam Santri
terbagai menjadi dus yaitu Islam Modernis(berorientasi pada
pencarian tafsir baru atau ijtihad atas wahyu Allah) dan islam
Tradisionalis (menyadarkan pengamalan agara secara apa
adanya pada kitab dan sunah rasul serta pendapat para ulama)
Indonesia merupakan Negara multi agama, karena itu Indonesia
dikatakan Negara yang rawan disintegrasi bangsa. Oleh karena
itu salah satu jalan untuk mengurangi resiko konflik antar agama
perlu diciptakan tradisi saling menghormati antara umat agama
yang ada. Menghormati berarti mengakui secara positif dalam
agama dan kepercayaan orang lain juga mampu belajar satu
sama lain.
6. Bahasa
Bahasa adalah salah satu atribut bangsa di samping sebagai
identitas nasional. Bahasa Indonesia dikenal sebagai bahasa
melayu yang merupakan bahasa penghubung (lingua franca)
berbagai etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Bahasa
melayu ini pada tahun 1928 ditetapkan oleh pemuda dari
berbagai suku bangsa Indonesia dalam peristiwa Sumpah
Pemuda sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia.
ooooooo((((o))))ooooooo

BAB III
DEMOKRASI
ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA DI INDONESIA
A. Arti , Makna dan Manfaat Demokrasi.
Rakyat dapat menyampaikan aspirasi atau suaranya secara
langsung dalam pemilihan pimpinan daerah yaitu gubernur,
bupati/walikota, dan Presiden. Pilihan pimpinan daerah dan Negara
tersebut dilangsungkan dengan suasana LUBER( langsung, umum,
bebas dan rahasia). Fenomena dimana rakyat memilih langsung
pimpinan pemerintahan ini dikenal dengan istilah demokrasi.

177

Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos


artinya rakyat dan kratos artinya pemerintah, jadi dumokrasi berarti
pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan yang rakyatnya memegang
peranan yang sangat menentukan.
Manfaat Demokrasi
Kehidupan masyarakat yang demokratis, dimana kekuasaan Negara
berada di tangan rakyat dan dilakukan dengan system perwakilan,
dan adanya peran aktif msayarakat dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan bangsa, Negara, dan masyarakat.
Manfaat demokrasi di antaranya adalah sebagai beikut :
1. Kesetaraan sebagai Warga Negara.
Demokrasi bertujuan memberlakukan semua orang adalah
sama dan sederajat. Prinsip kesetaraan tidak hanya menuntut
bahwa kepentingan setiap orang harus diperlakukan sama
dengan dan sederajat dalam kebijakan pemerintah
2. Memenuhi Kebutuhan-kebutuhan Umum
Dalam pemerintahan demokrasi lebih mungkin untuk
memenuhi kebutuhan kebutuhan rakyat biasa. Semakin
besar suara rakyat dalam menentukan kebijakan, semakin
besar pula kemungkinan kebijakan itu mencerminkan
keinginan dan aspirasi-aspirasi rakyat.
3. Pluralisme dan Kompromi
Demokrasi mengandalkan debat terbuka, persuai dan
kompromi.Dengan demikian demokrasi menginsyaratkan
kebinekaan dan kemajemukan dalam masyarakat maupun
kesamaan kedudukan diantara para warga Negara.Ketika
kebinekaan seperti itu terungkap. Metode demokrasi untuk
mengatasi perbedaan-perbedaan adalah lewat diskusi,
persuasi, kompromi, dan bukan dengan pemaksaan atau
pameran kekuatan.
4. Menjamin Hak-hak Dasar
Demokrasi menjamin kebebasan-kebebasan dasar. Diskusi
terbuka sebagai metode pengungkapan dan mengatasi
masalah-masalah perbedaan dalam kehidupan social tidak
dapat terwujud tanpa kebebasan-kebebasan yang ditetapkan
dalam konvensi tentang hak-hak sipil dan politis : hak
kebebasan berbicara dan berekspresi, hak berserikat dan
berkumpul, hak bergerak, dan hak untuk mendapatkan
perlindungan atas keselamatan diri.
5. Pembaruan Kehidupan Sosial
Demokrasi memungkinkan adanya pembaharuan kehidupan
social. Penghapusan kebijakan-kebijakan yang telah usang
secara rutin dan penggantian para politisi dilakukan dengan
cara yang santun dan damai menjadikan system demokrasi
mampu menjamin pembaruan kehidupan sosisal.
B. Nilai-nilai Demokrasi
Demokrasi memerlukan usaha nyata setiap warga Negara dan
perangkat pendukungnya dan dijadikannya demokrasi sebagai
pandangan hidup(way of life) dalam kedupan bernegara. Sebuah
178

pemerintahan yang baik dapat tumbuh dan stabil bila masyarakat


pada umumnya punya sikap prositip dan proaktif terhadap normanorma demokrasi. Oleh karena itu harus ada keyakinan yang luas di
masyarakat bahwa demokrasi adalah system pemerintahan yang
terbaik dibanding dengan system yang lain. Untuk menumbuhkan
keyakinan akan baiknya system demokrasi, maka harus ada pola
perilaku yang menjadi tuntunan atau norma/nilai-nilai demokrasi
yang diyakini masyarakat.
Nilai-nilai dari demokrasi membutuhkan hal-hal berikut :
1. Kesadaran akan pluralisme.
Demokrasi menjamin keseimbangan hak dan kewajiban setiap
warga Negara , maka kesadaran akan pluralitas sangat
penting dimiliki bagi rakyat Indonesia sebagai bangsa yang
sangat beragam dari sisi etnis, bahasa, budaya, agama, dan
potensi alamnya.
2. Sikap yang jujur dan pikiran yang sehat.
Pengambilan keputusan didasarkan pada prinsip musyawarah
mufakat dan memperhatikan kepentingan masyarakat pada
umunya. Pengambilan keputusan dalam demokrasi
membutuhkan kejujuran, logis atau berdasar akal sehat dan
tercapai dengan sumber daya alam yang ada. Demokrasi
membutuhkan sikap tulus setiap orang beritikat baik.
3. Demokrasi membutuhkan kerja sama antar warga masyarakat
dan sikap serta itikat baik.
Demokrasi membutuhkan kerjasama antar anggota
masyarakat, untuk mengambil keputusan yang disepakati
semua pihak.
Masyrakat yang terkotak-kotak dan penuh curiga kepada
masyarakat lainnya mengakibatkan demokrasi tidak berjalan
dengan baik.
4. Demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan.
Demokrasi mengharuskan adanya kesadaran untuk dengan
tulus menerima kemungkinankompromi atau kekalahan dalam
pengambilan keputusan. Semangat demokrasi menuntut
kesediaan masyarakat untuk memberikan kritik yang
membangun, disampaikan dengan cara yang sopan dan
bertanggungjawab untuk kemungkinan menerima bentukbentuk tertentu.
5. Demokrasi membutuhkan pertimbangan moral.
Demokrasi mewajibkan adanya keyakinan bahwa cara
mencapai kemenangan haruslah sejalan dengan tujuan dan
berdasarkan moral serta tidak menghalalkan segala cara.
Demokrasi memerlukan pertimbangan moral atau keluhuran akhlak
menjadi acuan dalam berbuat dan mencapai tujuan.
C. Prinsip dan Parameter Demokrasi.
Suatu Negara atau pemerintahan dikatakan demokrastis apabila
dalam system pemerintahannya mewujutkan prinsip-prinsip
demokrasi. Menurut Robert A.Dahl terdapat enam prinsip demokrasi
yang harus ada dalam system pemerintahan :
1. Adanya control dan kendali atas keputusan pemerintah.
Pemerintah dalam hal ini presiden, cabinet dan pemerintah
daerah bertugas melaksnakan pemerintahan berdasar mandat
179

2.

3.

4.

5.

6.

yang diperoleh dari pemilu. Namun demikian dalam


melaksanakan pemerintahan, pemerintah bukan bekerja tanpa
batas. Pemerintah dalam mengambil keputusan masih
dikontrol oleh lembaga legislative yaitu DPR dan DPRD. Di
Idoesia control tersebut terlihat dari keerlibatan DPR dala
penyusunan anggaran, penyususnan peraturan perundangan
dan melakukan uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper
test) untuk pengangkatan pejabat Negara yang dilakukan oleh
pemerintah.
Adanya pemilihan yang teliti dan jujur.
Demokrasi dapat berjalan dengan baik apabila adanya
partisipasi aktif dari warga Negara dan partisipasi tersebut
dilakukan dengan teliti dan jujur. Suatu keputusan tentang
apa yang dipilih, didasarkan pengetahuan warga yang cukup
dan informasi yang akurat dan dilakukan dengan jujur.
Adanya hak memilih dan dipilih.
Demokrasi dapat berjalan apabila setiaprga Negara
mendapatkan hak pilih dan dipilih.
Hak memilih untuk memberikan hak pengawasan rakyat
terhadap pemerintah, serta memuluskan pilihan yang terbaik
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai rakyat. Hak dipilih
memberikan kesempatan kepada setiap warga Negara yang
mempunyai kemampuan dan kemauan serta memenuhi
persyaratan untuk dipilih dalam menjalankan amanat dari
warga pemilihnya.
Adanya kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman.
Demokrasi membutuhkan kebebasab dalam menyampaikan
pendapat, berserikat dengan rasa aman. Apabila masyarakat
tidak dapat menyampaikan pendapat atau kritikan dengan
lugasmaka saluran aspirasi akan tersendat dan pembangunan
tidak akan berjalan dengan baik.
Adanya kebebasan mengakses informasi.
Demokrasi membutuhkan informasi yang akurat, untuk itu
setiap warga Negara harus mendapatkan akses informasi
yang memadai.
Keputusan pemerintah harus disosialisasikan dan mendapat
persetujuan DPR. Serta menjadi kewajiban pemerintah untuk
memberikan informasi yang benar, disisi lain DPR dan rakyat
dapat juga mencari informasi, sehingga antara pemerintah
DPR mempunyai informasi yang akurat dan benar.
Adanya kebebasan berserikat yang terbuka.
Kebebasan berserikat ini memberikan dorongan bagi warga
Negara yang merasa lemah, dan untuk memperkuatnya
membuuhan temanatau kelompok dalam bentuk serikat.
Adanya serikat pekerja terbukanya system politik
memungkinkan rakyat memberikan aspirasi secara terbuka
dan lebih baik.

Bagaimana dengan kondisi di Indonesia apakah sudah menerapkan


prinsip-prinsip demokrasi? Pertanyaan ini tidak dapat dijawab
dengan ya atau tidak.
a) Sistem control yaitu DPR, dan perannya sudah meningkat,
namun seringkali adanya intervensi dari partai politik atau
180

pemerintah membuat anggota DPR tidak dapat bekerja secara


maksimal.
b) Kebebsasan berserikat dan berpolitik juga sudah dijamin oleh
UUD dijamin oleh UUD no.1 tahun 2001 dan UU no. 13 tahun
2003
c) Prinsip hak pilih dan dipilih sudah dikembangkan.
d) Pemilihan anggota DPR sudah memilih nama sehingga
anggota DPR adalah pilihan langsung dari rakyat.
e) Prinsip pemilihan yang jujur dan teliti juga sudah
dikembangkan dengan baik, terlihat dari Pilkada yang telah
dilakukan hanya beberapa saja yang bermasalah.
Sebagaimana dikemukakan diatas bahwa di Indonesia prinsipprinsip Negara demokrasi telah dilakukan, walau masih ada
beberapa kelemahan dalam pelaksanaannya.
Untuk mengukur seberapa jauh kadar demokrasi sebuah Negara,
diperlukan suatu ukuran atau parameter.
Parameter untuk mengukur demokrasi dapat dilihat dari empat hal
yaitu :
1. Pembentukan pemerintahan melalui pemilu.
Pemerintah yang dihasilkan dari pemilu diharapkan dapat
menggambarkan keinginan rakyat sehingga memudahkan
dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai rakyat.
2. Sistem pertanggungjawaban pemerintah.
Pemerintah
yang
dihasilkan
dari
pemilu
harus
mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan
dalam periode tertentu.
3. Peraturan system dan distribusi kekuasaan Negara.
Kekuasaan Negara dijalankan secara distributive untuk
menghindari penumpukan kekuasaan dalam satu tangan.
Penyelenggaraan Negara haruslah diatur dalam suatu tata
cara aturan perundang-undangan yang membatasi dan
sekaligus memberikan petunjuk dalam pelaksanaanya.
4. Pengawasan oleh rakyat.
Demokrasi membutuhkan system pengawasan oleh rakyat
terhadap jalannya pemerintahan, sehingga terjadi mekanisme
yang memungkinkan check and balance terhadap kekuasaan
yang dijalankan eksekutif dan legislatif
D. Jenis-jenis Demokrasi.
Demokrasi ada beberapa jenis yang disebabkan perkembangan
dalam pelaksanaannya di berbagai kondisi dan tempat.
1. Demokrasi Berdasarkan Cara Menyampaikan Pendapat.
a) Demokrasi langsung : rakyat diikutsertakan dalam
proses pengambilan keputusan untuk menjalankan
kebijakan pemerintahaanya.
b) Demokrasi tidak langsung : Rakyat memilih wakilnya
untuk membuat keputusan politik. Aspirasi rakyat
disalurkan melalui wakil-wakil rakyat yang duduk di
lembaga perwakilan rakyat.
c) Demokrasi perwakilan dengan system pengawasan
langsung dari rakyat. Demoksari ini merupakan
campuran antara demokrasi langsung dengan
demokrasi perwakilan. Rakyat memilih wakilnya untuk
duduk di dalam lembaga perwakilan rakyat, tetapi wakil
181

rakyat dalam menjalankan tuganya diawasi rakyat


melalui referendum( adalah pemungutan suara untuk
mengetahui kehendah rakyat secara langsung) dan
inisiatif rakyat. Contohnya di Swiss.
Referandum
wajib
(referendum
obligatory).
Referandum ini dilakukan ketika ada perubahan atau
pembetukan norma penting dan mendasar dalam UUD
atau UU yang sangat politis UUD atau UU yang telah
dibuat oleh lembaga perwakilan rakyat dapat
dilaksanakan setelah mendapat persetujuan rakyat
melalui pemungutan suara terbanyak.
Referandum tidak wajib(referendum facultative)
Referandum ini dilaksanakan jika dalam waktu tertentu
setelah rancangan UU diumumkan, sejumlah rakyat
mengusulkan diadakan referendum. Jika dalam waktu
tertentu tidak ada permintaan dari rakyat, rancangan
UU itu dapat menjadi UU yang bersifat tetap.
Referandum konsutatif Referandum ini hanya sebatas
meminta persetujuan karena rakyat tidak mengerti
permasalahannya, pemerintah meminta pertimbangan
pada ahli bidang tertentu yang berkaitan dengan
permasalahan tersebut.
2. Demokrasi Berdasarkan Titik Perhatian atau Prioritas.
a) Demokrasi formal :
Demokrasi ini secara hukum menempatkan semua
orang dalam kedudukan yang sama dalam bidang
politik, tanpa mengurangi kesenjangan ekonomi,
Individu diberi kebebasan yang luas, sehingga
demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal.
b) Demokrasi material
Demokrasi material memandang manusia mempunyai
kesamaan dalam bidang social-ekonomi, sehingga
persamaan bidang politik tidak menjadi prioritas.
Demokrasi semacam ini dikembangkan di Negara
sosialis komunis.
c) Demokrasi campuran :
Demokrasi ini berupaya menciptakan kesejahteraan
seluruh rakyat dengan menempatkan persamaan
derajat dan hak setiap orang.
3. Berdasarkan Prinsip Ideologi.
a) Demokrasi liberal Demokrasi ini memberikan
kebebasan yang luas pada individu, campur tangan
pemerintah diminimalkan bahkan ditolak, tindakan
seweng-wenang pemerintah terhadap warganya
dihindari,
pemerintah
bertindak
atas
dasar
konstitusi(hokum dasar)
b) Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar adalah
demokrasi ini bertujuan mensejahterakan rakyat.
Negara yang dibentuk tidak mengenal perbedaan kelas.
Semua warga Negara mempunyai persamaan dalam
hokum dan politik.
182

4. Berdasarkan Wewenang dan Hubungan antar alat


Kelengkapan Negara.
a) Demokrasi system perlementer
1. DPR lebih kuat dari pada pemerintah
2. Kepala pemerintahan/kepala eksekutif disebut Perdana
Menteri dan memimpin kabinet dengan sejumlah
menteri yang bertanggung jawab kepada DPR.
3. Program kebijakan kabinet disesuaikan dengan tujuan
politik anggota parlemen.
4. Kedudukan kepala Negara terpisah dari kepala
pemerintahan, biasanya hanya berfungsi sebagai
simbul Negara. Tugasnya sebagian besar bersifat
seremonial, seperti melantik kabinet dan duta besar
sebagai
Panglima
Tertinggi
Angkatan
Bersenjata(kehormatan)
5. Jika pemerintah dianggap tidak mampu, maka
DPR(parlemen) dapat meminta mosi tidak percaya
kepada parlemen untuk membubarkan pemerintah. Jika
mayoritas anggota parlemen menyetujui maka
pemerintah bubar, sehingga kendali pemerintahan
dipegang oleh pemerintahan sementara sampai
terbentuk pemerintahan baru hasil pemilu.
b) Demokrasi system presidensial.
1. Negara dikepalai presiden
2. Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan
kedaulatan yang dipilih dari dan oleh rakyat langsung
atau melalui badan perwakilan.
3. Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan
memberhentikan menteri.
4. Menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR
melainkan kepada Presiden. Presiden dan DPR
mempunyai kedudukan yang sama sebagai lembaga
Negara, dan tidak saling membubarkan.
E. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
Dalam perjalanan sejarah bangsa, sejak kemerdekaan hingga
sekarang banyak pengalaman dan pelajaran yang dapat kita ambil,
terutama pelaksanaan demokrasi di bidang politik. Ada empat
macam Demokrasi yang pernah diterapkan dalam kehidupan
ketatanegaraan kita yaitu Demokrasi Parlementer(Liberal),
Demokrasi Terpimpin, Demokrasi Pancasila, Demokrasi Langsung
pada era Reformasi. Keempat Demokrasi tersebut dalam
realisasinya mengalami kegagalan.
1. Demokrasi Parlementer (liberal).
Pada masa berlakunya demokrasi Perlementer (1945-1959)
kehidupan politik dan pemerintahan tidak stabil, sehingga
program dari suatu pemerintahan tidak dilaksanakan dengan
baik dan berkesinambungan. Salah satu ketidakstabilan
tersebut adalah sering bergantinya pemerintahan yang
bertugas sebagai pelaksana pemerintahan. Mengapa dalam
system pemerintahan parlementer pemerintahan sering
diganti?. Hal ini terjadi karena dalam Negara demoksari
183

dengan system pemerintahan parlementer kedudukan Negara


berada dibawah DPR dan keberadaannya sangat tergantung
pada dukungan DPR, dan pemerintahan lain adalah timbulnya
perbedaan pendapat yang sangat mendasar di antara partai
politik yang ada saat itu.
2. Demokrasi Terpimpin.
Kegagalan konstituante dalam menetapkan UUD baru, yang
diikuti suhu politik yang memanas dan membahayakan
keselamatan bangsa dan Negara, maka pada tanggal 5 Juli
1959 Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden. Dekrit
Presiden dipadang sebagai usaha untuk mencari jalan keluar
dari kemacetan politik mealui pembentukan kepemimpinan
yang kuat. Untuk mencapai hal tersebut di Negara kita saat itu
digunakan Demokrasi Terpimpin.
Demokrasi terpimpin lahir dari keinsyafan, kesadaran, dan
keyakinan terhadap keburukan yang diakibatkan oleh praktik
Demokrasi Parlementer melahirkan terpecahnya masyarakat,
baik dalam kehidupan politik maupun dalam tatanan
kehidupan ekonomi.
Secara konsepsional demokrasi terpimpin memiliki kelebihan
yang dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi
masyarakat. Hal itu dapat dilihat dari ungkapan Presiden
Soekarno ketika memberikan amanat kepada konstituante
tanggal 22 April 1959 tentang Pokok-pokok Demokrasi
Terpimpin al:
a) Demokrasi terpimpin bukanlah diktator
b) Demokrasi terpimpin adalah Demokrasi yang cocok
dengan kepribadian dan dasar hidup bangsa Indonesia
c) Demokrasi terpimpin adalah demokrasi disegala soal
kenegaraan dan kemasyarakatan yang meliputi bidang
politik, ekonomi dan social
d) Inti dari pada pimpinan dalam Demokrasi Terpimpin
adalah permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksnan
e) Oposisi dalam arti melahirkan pendapat yang sehat dan
membangun diharuskan dalam Demokrasi Terpimpin.
Berdasarkan pokok pikiran diatas bahwa Demokrasi
Terpimpin tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD
1945 serta budaya bangsa Indonesia.Namun dalam
prakteknya, konsep-konsep tersebut tidak direalisasikan
sebagaimana mestinya, sehingga seringkali menyimpang dari
nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan budaya bangsa.Penyebab
penyelewengan tersebut, selain terletak pada presiden, juga
karena kelemahan legislatifsebagai partner dan pengontrol
eksekutif, serta situasi social politik yang tidak menentu.
3. Demokrasi Pancasila pada era Orde Baru.
Latar belakang munculnya Demokrasi Pancasila ialah adanya
berbagai penyelewengan dan permasalahan yang dialami
bangsa Indonesia
pada masa berlakunya Demokrasi
Parlementer dan Demokrasi Terpimpin. Kedua jenis
demokrasi tersebut tidak cocok diterapkan di Indonesia yang
bernafaskan kekeluargaan dan gotong royong. Sejak lahirnya
Orde Baru diberlakukan Demokrasi Pancasila sampai saat ini.
184

Secara konseptual Demokrasi Pancasila masih dianggap dan


dirasakan paling cocok diterapkan di Indonesia. Demokrasi
Pancasila bersumberkan pada pola pikir dan tata nilai social
budaya bangsa Indonesia dan menghargai hak individu yang
tidak terlepas dari kepentingan social.
Demokrasi Pancasila mengandung arti bahwa dalam
menggunakan hak-hak demokrasi haruslah disertai rasa
tanggung jawab kepada TYE menurut agama dan
kepercayaan masing-masing, menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan sesuai dengan martabat dan harkat manusia,
haruslah menjamin persatuan dan kesatuan bangsa, dan
harus dimanfaatkan untuk mewujudkan keadilan social.
Apabila kita kaji ciri dan prinsip Demokrasi Pancasila tidak
bertentangan
dengan
dengan
prinsip
demokrasi
konstitusional. Namun demikian pratik demokrasi yang
dijalankan pada masa Orde Baru masih terdapat berbagai
penyimpangan yang tidak sejalan dengan ciri dan prinsip
Demokrasi Pancasila. Diantara penyimpangan yang dilakukan
penguasa Orde Baru khususnya yang berkaitan dengan
Demokrasi Pancasila adalah sbb :
a) Penyelenggaraan pemilu yang tidak jurdil
b) Pengekangan kebebasan berpolitik bagi Pengawai
Negeri Sipil(PNS)
c) Kekuasaan Kehakiman(yudikatif) yang tidak mandiri
karena para hakim adalah anggota PNS Departeman
Kehakiman.
d) Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan
pendapat
e) Sistem kepartaian yang tidak otonom dan berat
sebelah.
f) Maraknya praktik kolusi, korupsi dan nepotisme.
g) Menteri menteri dan gubernur diangkat menjadi
anggota MPR
4. Demokrasi Langsung pada era Orde Reformasi.
Orde reformasi ini merupakan consensus untuk mengadakan
demokratisasi dalam segala bidang kehidupan khususnya
bidang politik, ekonomi dam hukum. Perubahan yang terjadi
pada orde reformasi ini dilakukan secara bertahab, karena
memang reformasi berbeda dengan revolusi yang berkonotasi
perubahan mendasar pada semua komponen dalam suatu
system politik yang cenderung menggunakan kekerasan.
Menurut Hutington reformasi mengandung arti perubahan
yang mengarah pada persamaan politik Negara, dan ekonomi
yang lebih merata, termasuk perluasan basis partisipasi
politik rakyat
Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih
tetap Demokrasi Pancasila. Perbedaannya terletak pada
aturan pelaksanaan dan praktek penyelenggaraan. Beberapa
perubahan pelaksanaan pada Orde Reformasi adalah :
a) Pemilihan umum lebih demokratis,
b) Partai politik lebih mandiri, Pengaturan Hak Asasi
Manusia(HAM),
c) Lembaga Demokrasi lebih berfungsi,
185

d) Konsep Trias Politika(3pilar kekuasaan


masing-masing bersifat otonom penuh.

Negara)

Kegagalan Demokrasi Pancasila pada masa Orde Baru bukan


berasal dari konsep dasar demokrasi Pancasila melainkan
lebih kepada praktik atau pelaksanaannya yang mengingkari
keberadaan Demokrasi Pancasila itu.
Demokrasi Pancasila hanya akan dapat dilaksanakan dengan
baik apabila nilai-nilai yang terkandung didalamnya dapat
dipahami dan dihayati sebagai nilai-nilai budaya politik yang
mempengaruhi sikap hidup politik pendukungnya.
Kegagalan Demokrasi Pancasila pada masa Orde Baru
membuat banyak penafsiran mengenai asas demokrasi.
Belajar dari pengalaman dalam era reformasi perlu penataan
ulang dan penegasan kembali arah dan tujuan Demokrasi
Pancasila, menciptakan prasarana dan sarana yang
diperlukan bagi pelaksanaan Demokrasi Pancasila, membuat
dan menata kembali program-program pembangunan
ditengah berbagai persoalan yang dialami sekarang ini, dan
bagaiman program-progran itu dapat menggerakkan
partisipasi seluruh rakyat.
F. Mengembangkan Sikap Demokrasi.
1. Memberikan perhatian dengan serius pada anak yang sedang
berusaha menjampaikan perasaan, pendapat atau cerita
dengan cara memandangnya, dan jangan sampai
memutuskan pendapat sebelum anak selesai menyampaikan
pendapatnya.
2. Mengusahakan menjadi pembicara yang baik.Usahakan untuk
mendengarkan pembicaraan anak-anak dengan kontak mata
serta memberikan ekspresi yang sesuai. Jangan menunjukan
rasa geli. Misal jangan mentertawakan bila anak tidak
mengharapkannya.
3. Memberikan kesempatan memperbaiki sebelum memberikan
sanksi. Sebelum memberikan hukuman, berikan kesempatan
pada anak menjelaskan duduk persoalannya kemudian
berikan hukumam sesuai dengan kesalahannya disertai
penjelasan mengapa hukuman harus diberikan, dan
menghindari hukuman fisik.
4. Menghormati anak. Anak-anak harus dihormati dan
menghindari kesan memerintah dalam meminta si anak untuk
melakukan sesuatu.
5. Melibatkan
anak
dalam
pengambilan
keputusan.
Mengembangkan proses demokrasi dengan melibatkan anak
dalam pengambilan keputusan seperti misalnya dalam
menentukan menu makanan, tujuan rekreasi, program TV atau
VCD/DVD yang sesuai dengan usia mereka untuk
menghindari kesan mendekte.
Untuk pembelajaran demokrasi di sekolah dan perkuliahan, maka
ada beberapa hal khusus yang perlu diperhatikan oleh para guru dan
dosen yaitu :
1. Menjadikan siswa dan mahasiswa sebagai subyek atau teman
dalam proses belajar mengajar atau perkuliahan.

186

2. Sebagai pendidik baik guru maupun dosen sebaiknya belajar


untuk berlapang dada dalam menerima kritik murid. Usahakan
kritik dianggap sesuatu yang wajar terjadi, dan sebagai
koreksi untuk memperbaiki kinerja guru dan dosen.
3. Guru dan dosen megembangkan sikap adil , terbuka,
konsisten, dan bijaksana dalam memberikan hukuman kepada
murid dan mahasiswa yang bersalah.
4. Guru dan dosen sebaiknya menghindari, mencaci-maki atau
memarahi murid dan mahasiswa dihadapan
temantemanya, karena harga dirinya terkoyak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh siswa dan mahasiswa adalah
sbb:
a. Aktif mengungkapkan ide, gagasan, dan pikiran kepada guru
dan dosen.
b. Siswa dan mahasiswa mempunyai motivasi agar lebih maju
dan dewasa.
c. Mengembangkan kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya
d. mengembangkan derajat kesehatan sehingga sehat secara
jasmani dan rohani.
e. Mengembangkan perasaan sehingga menjadi halus dan bisa
memahami orang lain.
f. Mempunyai kemauan untuk belajar untuk mengetahui(to
know) untuk melakukan sesuatu(to do), dan menjadi diri
sendiri(to be)dan untuk hidup bersama( to be together)
g. Mempunyai kemauan untuk belajar berorganisasi melaluli
wadah yang ada di sekolah dan perguruan tinggi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh masyarakat dan pemerintah
dalam prosesbe;ajar demokrasi al :
a. Mendidik masyarakat untuk bersikap dewasa.
b. Mendorong sikap kesatria dengan mengakui kekalahan, atau
bersikap siap menag dan siap kalah.
c. Mengembangkan sikap menghargai perbedaan pendapat,
perbedaan pendapat adalah satu rahmat, dan keputusan
bersama adalah pilihan yang terbaik yang dihasilkan dari
suatu kompromi.
d. Menggunakan mekanisme demokrasi untuk mencari titik
perbedaan pendapat.
e. Menghilangkan penggunaan tindakan kekerasan dalam
menyelesaikan suatu permasalahan.
f. Mengembangkan sikap yang sensitife dan empati terhadap
kepentingan rakyat yang lebih luas.
g. Mengembangkan kerjasama antar anggota masyarakat
dengan pikiran yang logis dan itikat baik.
h. Mengembangkan masyarakat untuk aktif dalam memberikan
pengawasan.
oo((((((000)))))) oo

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

187

A. Pengertian Hak dan Kewajiban Warga Negara.


Pengertian Warga Negara menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2002) adalah penduduk sebuah Negara atau
bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan
sebagainya, yang mempunyai kewajiban dan hak penuh
sebagai seorang warga dari Negara itu.
Beberapa pengertian tentang warga Negara diatur oleh UUD
1945 pasal 26 menyatakan warga Negara adalah bangsa
Indonesia Asli dan bangsa lain yang disahkan undang-undang
sebagai warga Negara.
Pasal 1 UU nomor 22/1958 dan dinyatakan juga dalam UU
nomor 12/2006 tentang Kewarganegaraan RI, menekankan
kepada peraturan yang menyatakan bahwa Warga Negara RI
adalah orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan
dan atau perjanjian-perjanjian dan atau peraturan yang
berlaku sejak proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi
warga negara RI.
Orang-orang yang tinggal dalam wilayah Negara dapat
diklasifikasikan menjadi :
1. Warga Negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga
Negara.
2. Penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam
Negara bersifat sementara sesuai dengan visa yang
diberikan Negara melelui kantor imigrasi.
B. Asas Kewarganegaraan.
Asas kewarganegaraan diperlukan untuk mengatur status
kewarganegaraan seseorang. Hal ini penting agar seseorang
mendapatkan perlindungan hukum dari Negara, serta
menerima hak dan kewajibannya.
Ketentuan tentang status kewarganegaraan penting diatur
dalam peraturan perundangan dari Negara. Peraturan
perundangan inilah yang kemudian dijadikan asas untuk
penentuan status kewarganegaraan seseorang.
Dalam asas kewarganegaraan dalam UU Nomor 12 tahun
2006. Dikenal dua pedoman yaitu :
1. Asas Kewarganegaraan Umum
a) Asas kelahiran (Ius Soli)
Ius soli berasal dari bahasa latin : ius berarti
hukum atau pedoman sedangkan soli dari kata
solum yang berarti negeri, tanah, jadi ius soli
adalah penentuan status kewarganegaraan
berdasarkan tempat atau daerah kelahiran
seseorang. Jadi seseorang dapat menjadi warga
Negara dimana dia dilahirkan , contoh Jepang
dan Amerika Serikat.
b) Asas keturunan (Ius Sanguinis).
Ius sanguinis juga berasal dari bahasa latin ius
berarti hukum atau pedoman, sedangkan
sanguinis adalah asas kewarganegaraan yang
188

berdasarkan darah atau keturunan. Asas ini


menetapkan
seseorang
mendapatkan
kewarganegaraan suatu Negara, apabila orang
tuanya adalah warga Negara suatu Negara,
sebagai contoh : seseorang lahir di Indonesia,
namun orang tuanya kewarganegaraan asing
maka ia mendapatkan status kewarganegaraan
dari orang tuanya.
c) Asas Kewarganegaraan Tunggal
Asas ini adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang. Setiap
orang tidak dapat menjadi warga Negara ganda
atau lebih dari satu.
d) Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas.
Asas ini adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda( lebih dari 1 warga
Negara ) bagi anak-anak sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam UU. Pada saat anak
itu sudah mencapai 18 tahun , maka harus
menentukan salah satu kewarganegaraan.
Seseorang tidak boleh memegang status dua
kewarganegaraan. Oleh karena itu apabila seseorang
berhak mendapatkan status kewarganegaraan karena
kelahiran atau keturunan sekaligus, maka pada saat
dewasa harus memilih salah satu.
2. Asas Kewarganegaran Khusus
a) Asas Kepentingan Nasional
Adalah asas yang menentukan bahwa peraturan
kewarganegaraan mengutamakan kepentingan
nasional
Indonesia,
yang
bertekad
mempertahankan kedaulatanya sebagai Negara
kesatuan yang memiliki cita-cita dan tujuannya
sendiri,
b) Asas Perlindungan Maksimum
Adalah asas yang menentukan bahwa
pemerintah wajib memberikan perlindungan
penuh kepada setiap warga Negara Indonesia
dalam keadaan apapun, baik didalam maupun
diluar negeri.
c) Asas persamaan didalam hukum dan
pemerintahan
Adalah asas yang menentukan bahwa setiap
warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan
yang sama didalam hukum dan pemerintahan.
d) Asas kebenaran substantif.
Adalah
asas
dimana
procedure
kewarganegaraan seseorang tidak hanya
bersifat administratif , tetapi juga disertai
substansi dan syarat-syarat permohonan yang
dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
e) Asas non-diskriminatif.

189

Adalah asas yang tidak membedakan perlakuan


dalam segala hal ikwal yang berhubungan
dengan warga Negara atas dasar suku, ras,
agama, golongan, jenis kelamin, serta harus
menjadi melindungi, dan memuliakan HAM pada
umumnya dan hak warga Negara pada
khususnya.
f) Asas pengakuan dan penghormatan terhadap
HAM
Adalah asas yang dalam segala hal ikwal yang
berhubungan dengan warga Negara harus
menjamin, melindungi, dan memuliakan HAM
pada umumnya dan hak warga Negara pada
khususnya.
g) Asas keterbukaan.
Adalah asas yang menentukan bahwa segala
ikwal yang berhubungan dengan warga Negara
harus dilakukan secara terbuka.
h) Asas publisitas
Adalah asas yang menentukan bahwa seseorang
yang memperoleh dan atau kehilangan
kewarganegaraan RI akan diumumkan dalam
berita
Negara
RI
agar
masyarakat
mengetahuinya.

C. Masalah Status Kewarganegaraan.


Masalah status kewarganegaraan seseorang akan muncul
apabila asas kewarganegaraan tersebut diatas diterapkan
secara tegas dalam sebuah Negara, sehingga mengakibatkan
terjadinya beberapa kemungkinan sbb :
1. Apatride adalah seseorang yang tidak memiliki status
kewarganegaraan. Hal ini disebabkan karena orang
tersebut lahir di Negara yang menganut ius sanguinis.
2. Bipatride adalah seseorang yang memiliki dua
kewarganrgaan. Hal ini dimungkinkan apabila orang
tersebut berasal dari orang tua yang negaranya
menganut sanguine sedangkan ia lahir di Negara yang
menganut ius soli.
3. Multipatride, seseorang yang memiliki lebih dari dua
status kewarganegaraan, yaitu seseorang (penduduk)
yang tinggal didaerah perbatasan antara dua negara.
Untuk memecahkan permasalahan kewarganegaraan ini
masing-masing Negara memiliki peraturan sendiri-sendiri
yang prinsip-prinsipnya bersifat universal.
Di Indonesia dinyatakan dalam UUD 1945 Pasal 28E ayat (4)
bahwa setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
Oleh sebab itu, melalui UU no .62 tahun 1958 tentang
kewarganegaraan Indonesia dinyatakan bahwa cara
memperoleh kewarganegaraan Indonesia adalah :
190

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Karena kelahiran,
Karena pengangkatan,
Karena dikabulkan permohonan
Karena kewarganegaraan.
Karena perkawinan,
Karena pernyataan.

D. Syarat dan Tata Cara Memperoleh Kewarganegaraan


Indonesia. Hak dan Kewajiban Warga Negara.
Tata cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia diatur
dalam UU no. 62 tahun 1958 dan diperbaharui dalam UU no.
12 tahun 2006 yang meliputi delapan syarat yaitu :
a) Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin.
b) Pada
waktu
mengajukan
permohonan
kewarganegaraan telah tinggal di Negara RI paling
singkat 5 tahun berturut-turut atau paling singkat 10
tahun tidak berurutan.
c) Sehat jasmani dan rohani
d) Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar
Negara Pancasila dan UUD Negara RI tahun 1945.
e) Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak
pidana yang diancam dengan pidana penjara 1tahun
atau lebih.
f) Jika dengan memperoleh kewarganegaraan RI tidak
menjadi berkewarganegaraan ganda,
g) Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap.
h) Membayar uang pewarganegaraan ke kas Negara.
Adapun tata caranya adalah sbb:
a) Permohonan diajukan di Indonesia oleh pemohon
secara tertulis dalam bahasa Indonesia diatas kertas
bermeterai cukup kepada Presiden melalui menteri.
b) Berkas permohonan tersebut diserahkan kepada
pejabat.
c) Permohonan disertai dengan pertimbangan kepada
Presiden dalam waktu paling lambat 3bulan terhitung
sejak tanggal permohonan diterima.
d) Permohonan dikenai biaya yang besarnya diatur
dengan peraturan pemerintah.
e) Presiden dapat menerima dan menolak permohonan.
f) Pengabulan
permohonan
ditetapkan
dengan
Keputusan Presiden paling lambat 3 bulan sejak
permohonan diterima oleh menteri.
g) Penolakan permohonan disertai alasan dan
diberitahukan oleh menteri paling lambat 3 bulan sejak
tanggal permohonan diterima oleh menteri.
h) Keputusan
Presiden
mengenai
pengabulan
permohonan berlaku efektif terhitung sejak tanggal
pemohon mengucapkan sumpah atau menyatakan
janji setia.
i) Paling lambat 3 bulan sejak Keputusan Presiden
dikirim kepada pemohon, pejabat memanggil pemohon
untuk mengucapkan sumpah dan janji setia.
191

j) Apabila tidak hadir dalam pemanggilan tanpa alasan


yang sah, maka Keputusan Presiden batal demi hukum.
k) Apabila pelaksanaan sumpah dan janji tidak dapat
dilakukan karena kelalain pejabat, maka pemohon
dapat menyatakan pengucapan sumpah/janji setia
dihadapan pejabat lain yang ditunjuk menteri.
l) Pejabat tersebut membuat berita acara pelaksanan
sumpah/janji.
m) Paling lambat 14 hari sejak tanggal pengucapan
sumpah/janji, pejabat menyampaikan berita acara
tersebut.
n) Setelah pengucapan sumpah/ janji , pemohon wajib
menyerahkan dokumen keimigrasian atas namanya
kepada kantor imigrasi paling lambat 14 hari
o) Salinan Keputusan Presiden tentang Pewarganegaraan
menjadi bukti sah kewarganegaraan sah seseorang.
p) Menteri mengumumkan nama orang yang telah
memperoleh kewarganegaraan dalam berita Negara RI.
E. Hak dan Kwajiban Warga Negara.
Apabila seseorang menjadi warga Negara suatu Negara, maka
orang tersebut mempunyai hak dan kewajiban. Hak adalah
suatu yang seharusnya diperoleh warga Negara setelah
melaksanakan segala sesuatu yang menjadi kewajibannya
sebagai warga Negara.
1. Hak Warga Negara Indonesia menurut UUD 1945 adalah
:
a) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
b) Berhak untuk hidup dan mempertahankan
kehidupan.
c) Berhak membentuk keluarga dan melanjutkan
keturunan melalui perkawinan.
d) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan berkembang, serta perlindungan
terhadap kekerasan dan diskriminasi.
e) Setiap orang berhak mengembangkan diri,
melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya.
f) Berhak
mendapatkan
pendidikan,
ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya
demi meningkatkan kualitas hidupnya dan/atau
demi kesejahteraan hidup manusia.
g) Setiap orang berhak memajukan dirinya dalam
memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun
masyarakat,
bangsa,
dan
negaranya.
h) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil
serta perlakuan yang sama didepan hukum.
i) Setiap orang berhak untuk bekerja serta
mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil
dan layak dalam hubungan kerja.
j) Setiap warga Negara berhak memperoleh
kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
192

k) Setiap
orang
berhak
atas
status
kewarganegaraan.
l) Setiap orang bebas memeluk agama dan
beribadah
menurut
agamanya,
memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan,
memilih kewarganegaraan, memilih tempat
tinggal diwilayah Negara, dan meninggalkannya
serta berhak kembali.
m) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini
kepercayaan, menyatakan pikiran, dan sikap,
sesuai dengan hati nurani.
n) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,
berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
o) Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan
memperoleh informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak
untuk
mencari,
memperoleh,
memiliki,
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan
informasi dengan menggunakan segala jenis
saluran yang tersedia.
p) Setiap orang berhak atas perilndungan diri
pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan
harta benda yang dibawah kekuasaannya serta
berhak atas rasa aman dan pelindungan dari
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
q) Setiap orang berhak untuk bebas dari
penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia dan berhak
memperoleh suaka politik dari Negara lain.
r) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
s) Setiap orang berhak mendapatkan kemudahan
dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna
mencapai persamaan dan keadilan.
t) Setiap orang berhak atas jaminan social yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara
utuh sebagai manusia yang bermartabat.
u) Setiap orang berhak mempunyai hak milik
pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh
diambil alih secara sewenang-wenang oleh
siapapun.
v) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak
beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak
untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum,
dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum
yang berlaku surut adalah hak asasi manusia
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apapun.
193

w) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang


bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan
berhak mendapatkan perlindungan terhadap
perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.
x) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional
dihormati selaras dengan perkembangan zaman
dan perdaban.
2. Kewajiban Warga Negara meliputi :
a) Kewajiban membayar pajak sebagai kontrak
utama antara Negara dengan warga Negara dan
membela tanah air (Pasal 27)
b) Wajib membela pertahanan dan keamanan
Negara (pasal 29)
c) Wajib menghormati hak asasi orang lain dan
mematuhi pembatasan yang tertuang dalam
peraturan (pasal 28)
d) Wajib menjunjung hokum dan pemerintah
e) Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara
f) Wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas
hak dan kebebasan orang lain
g) Wajib mengikuti pendidikan dasar.
F. Hak dan Kewajiban Negara/ Pemerintah,
Sebagaimana seorang warga Negara yang mempunyai hak
dan kewajiban, maka negarapun mempunyai hak dan
kewajiban atas warga negaranya.
1. Hak Negara atau pemerintah adalah meliputi :
a) Menciptakan peraturan dan perundangundangan yang dapat mewujudkan ketertiban
dan keamanan bagi keseluruhan rakyat.
b) Melakukan monopoli terhadap sumberdaya yang
menguasai hajat hidup orang banyak.
c) Memaksa setiap warga Negara untuk taat pada
hukum yang berlaku.
2. Kewajiban Negara atau pemerintah sebagaimana yang
tersebut dalam tujuan Negara dalam pembukaan UUD
1945 (point a.b.c.d dan kewajiban Negara menurut
undang-undang serta UUD meliputi :
a) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia.
b) Memajukan kesejahteraan umum
c) Mencerdaskan kehidupan bangsa
d) Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
perdamaian abadi dan keadilan social.
e) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk memeluk agama dan kepercayaannya.
f) Negara atau pemerintah
wajib membiayai
pendidikan khususnya pendidikan dasar.

194

g) Pemerintah berkewajiban mengusahakan dan


menyelenggarakan satu system pendidikan
nasional.
h) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan
sekurang-kurangnya 20% dari anggaran belanja
Negara dan belanja daerah.
i) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
agama dan pergaulan bangsa untuk kemajuan
peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
j) Negara memajukan kebudayaan manusia
ditengah peradaban dunia dengan menjamin
kebebasan masyarakat dengan memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budayanya.
k) Negara menghormati dan memelihara bahasa
daerah sebagai kekayaan kebudayaan nasional.
l) Negara menguasai cabang-cabang produksi
terpenting bagi Negara dan menguasai hidup
orang banyak.
m) Negara menguasai bumi, air dan kekayaan alam
demi kemakmuran rakyat.
n) Negara berkewajiban memelihara fakir miskin
dan anak-anak terlantar.
o) Negara bertanggung jawab atas persediaan
fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak.
p) Negara mengembangkan system jaminan social
bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai
dengan martabat kemanusiaan.
G. Karakteristik Warga Negara yang Bertanggung Jawab.
Karakteristik adalah sejumlah sifat atau tabiat yang harus
dimiliki oleh warga Negara Indonesia, sehingga muncul suatu
identitas yang mudah dikenali sebagai warga Negara yaitu :
1. Memiliki rasa hormat dan tanggung jawab.Sifat ini
adalah sikap dan perilaku sopan santun, ramah tamah,
dan melaksanakan semua tugas dan fungsinya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
2. Bersikap kritis, adalah sikap dan perilaku yang
berdasarkan data dan fakta yang valid(sah) serta
argumentasi yang akurat.
3. Bersikap terbuka adalah sikap dan perilaku yang
tranparan serta terbuka, sejauh masalah tersebut tudak
bersifat rahasia.
4. Rasional, adalah pola sikap dan perilaku yang
berdasarkan rasio atau akal pikiran yang sehat
5. Adil adalah sikap dan perilaku menghormati persamaan
derajat dan martabat kemanusiaan.
6. Melakukan diskusi dan dialog adalah sikap dan
perilaku dalam menyelesaikan masalah(problem
solving) hendaknya dilakukan dengan pola diskusi dan

195

dialog untuk mencari kesamaan pemikiran terhadap


penyelesaian masalah yang dihadapi.
7. Jujur adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data
dan fakta yang sah dan akurat.
Sedangkan karakteristik warga Negara yang mandiri
adalah meliputi :
a) Memiliki kemandirian
b) Mmiliki tanggung jawab pribadi, politik dan
ekonomi sebagai warga Negara.
c) Menghargai martabat manusia dan kehormatan
pribadi
d) Berpartisipasi dalam urusan kemasyarakatan
dengan pikiran dan sikap yang santun
e) Mendorong
berfungsinya
demokrasi
konstitusional yang sehat.

BAB V
KONSTITUSI DAN RULE OF LAW
A. Pengertian dan Definisi Konstitusi
Beberapa kasus yang menyadarkan kita untuk mempelajari
konstitusi dan role of law atau penegakan hukum, karena
terkait dengan aturan bagaimana kehidupan bermasyarakat
dan bernegara diatur. Contohnya kasus berhentinya Presiden
Suharto pada tahun 1998 dan digantikan oleh Wakil Presiden
B.J.Habibie. Menurut UUD 1945 sebelum seseorang menjabat
Presiden maka calon presiden mengucapkan sumpah
dihadapan MPR. Namun demikian pada tahun 1998 MPR tidak
dapat bersidang, sehingga sumpah presiden dilakukan di
Istana Merdeka dan disaksikan pimpinan DPR-MPR peristiwa
tersebut tidak diatur dalam UUD 1945. Belajar dari
pengalaman tersebut maka MPR periode 1999-2004
mengadakan amandemen Pasal 9 yang semula berbunyi
sebelum memangku jabatannya Presiden dan Wakil Presiden
bersumpah menurut agama atau berjanji dengan sunggungsungguh dihadapan MPR atau DPR menjadi 2 ayat, dengan
ayat tambahan berbunyi Jika MPR atau DPR tidak dapat
mengadakan sidang, Presiden atau Wakil Presiden
bersumpah menurut agama atau janji dengan sungguhsungguh di hadapan Pimpinan MPR dengan disaksikan oleh
Pimpinan MA .
1. Pengertian Konstitusi
Istilah konstitusi berasal dari bahasa Prancis
( constituer) yang berarti membentuk. Pemakaian
istilah konstitusi yang dimaksud adalah membentuk
suatu Negara atau menyusun dan menyatakan aturan
suatu Negara. Sedangkan pernyataan undang-undang
196

dasar (UUD) merupakan terjemahan istilah dari bahasa


Belanda Gronwet. Perkataan wet diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia undangundang dasar , dan
grond berarti tanah atau dasar.
Di Negara-negara yang menggunakan bahasa inggris
dipakai istilah Constitution yang diindonesiakan
menjadi konstitusi. Pengertian konstitusi dalam praktek
dapat diartikan lebih luas dari pada pengertian undangundang dasar. Constitusi merupakan keseluruhan dari
peraturan-peraturan baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis yang mengatur secara mengikat
bagaimana sesuatu pemerintahan diselenggarakan
dalam suatu masyarakat.
2. Definisi Konstitusi(UUD)
Para ahli hokum ada yang membedakan arti konstitusi
dengan undang-undang dasar dan ada juga yang
menyamakan arti keduanya.
a) L.J.Van Apeldoorn membedakan konstitusi
dengan UUD, menurutnya konstitusi adalah
memuat peraturan tertulis dan peraturan tidak
tertulis , sedangkan undang-undang dasar
(gronwet) adalah bagian tetulis dari pada
konstitusi.
b) Sri Sumantri menyamakan arti keduanya sesuai
dengan praktik ketatanegaraan di sebagian
besar Negara-negara dunia termasuk Indonesia.
c) C.F.Strong memberikan pengertian konstitusi
adalah suatu kumpulan asas-asas yang
menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan
(arti luas) hak-hak dari pemerintah dan
hubungan antara pemerintah dan yang
diperintah(menyangkut hak-hak asasi manusia)
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa konstitusi meliputi peraturan tertulis dan
tidak tertulis. Undang-undang dasar merupakan peraturan
yang tertulis. Dengan demikian konstitusi dapat diartikan
sebagai berikut :
a) Suatu kumpulan kaidah yang memberikan pembatasanpembatasan kekuasaan kepada para penguasa.
b) Suatu dukumen tentang pembagian tugas dan
sekaligus petugasnya dari suatu system politik.
c) Suatu gambaran dari lembaga-lembaga Negara.
d) Suatu gambaran yang menyangkut masalah hak-hak
asasi manusia.
B. Arti Konstitusi Negara.
1. Konstitusi Negara atau Undang-Undang Dasar adalah
peraturan Negara dan merupakan batang tubuh
sesuatu Negara yang membuat ketentuan-ketentuan
pokok dan menjadi salah satu sumber dari pada
peraturan perundangan lainnya yang kemudian
dikeluarkan oleh Negara itu.

197

2. UUD dari suatu Negara hanyalah merupakan sebagian


saja dari hokum dasar dari Negara itu dan bukanlah
merupakan satu-satunya sumber hokum.UUD adalah
hokum dasar tertulis, sedang disamping UUD berlaku
juga hokum dasar yang tidak tertulis yang merupakan
sumber hokum lain, misalnya kebiasaan-kbiasaan,
traktat-traktat dan sebagainya.
3. Oleh karena itulah didalam ketatanegaraan dikenal dua
macam hokum dasar yaitu : a).Hukum dasar tertulis
yaitu UUD; b).Hukum dasar yang tidak tertulis
umumnya disebut konvensi
4. Hukum Dasar Tertulis (UUD) adalah piagam=piagam
tertulis yang sengaja diadakan dan memuat segala apa
yang dianggap oleh pembuatnyamenjadi asas
fundamental dari pada Negara pada waktu itu.
UUD ini lebih terang dan tegas dari pada Hukum Dasar
tidak tertulis.Hukum Dasar tertulis lebih menjamin
kepastian hokum dari pada yang tidak tertulis.Oleh
karenanya pembuatannya melalui badan tertentu yang
mempunyai tingkat tertinggi dalam suatu Negara,
menyebabkan sulitnya untuk mengadakan perubahan
terhadap UUD, sehingga dengan demikian UUD adalah
bersifat lebih kaku(rigrid) jika dibandingkan hokum
dasar tidak tertulis.Hukum Dasar tidak tertulis lebih
luwes/supel dan mudah menyesuaikan diri dengan
keadaan
Negara-negara yang mempunyai UUD(tertulis) misalnya
:
Amerika Serikat (1787), Perancis (1791), Belanda
( 1814), Uni Sovyet ( 1918), Indonesia(1945)
5. Suatu pengecualian adalah Negara Inggris yang tidak
mempunyai UUD(tertulis).Pemerintahan Negara ini
didasarkan kepada Hukum Dasar tak tertulis yang
disebut konvensi yaitu kebiasaan ketatabegaraan
yang pada umumnya sudah tua sekali misalnya :
Piagam Magna Charta, tahun 1215
Petition of Rights, tahun 1628
The Habeas Corpus Act, tahun 1679
Bill of Rights, tahun 1689
Piagam Westminster, tahun 1931
6. Walaupun iinduk Negara Commonwealth Inggris ini
tidak mempunyai Konstitusi Tertulis, namun tidaklah
berarti bahwa Negara anggota Commonwealth juga
tidak mempunyai UUD; Negara India bahkan
mempunyai UUD yang amat pnjang isinya ( 395 pasal).
7. Seperti telah dijelaskan, Konstitusi tak tertulis itu
bersifat kurang tegas/ terang dan juga tidak
sistematis.Tetapi sebalinya ia tidak kaku( soepel =
elastic atau fleksible) seperti UUD(tertulis) yang
bersifat kaku(rigrid) melainkan luwes mudah diubah

198

sehingga mudahlan ia menyesuaikan diri dengan


keadaan.
C. Cara Timbulnya UUD,
Negara-negara modern memperoleh UUD mereka
dengan melalui beberapa cara al :
1. Cara Pemberian (Grant).
UUD yang diperoleh dengan cara pemberian
terdapat pada Negara-negara yang berbentuk
Kerajaan. Negara-negara monarkhi yang mulamula bersifat mutlak, lambat laun sebagai akibat
faham demokrasi berubah sifatnya menjadi
Negara monarkhi yang konstitusional.
Raja-raja dari Negara=Negara monarkhi
kemudian seorang demi seorang memberikan
UUD kepada rakyatnya, dimana ia berjanji akan
menjalankan kekuasaannya dalam batas-batas
yang
diperkenankan
oleh
UUD
yang
diberikannya itu.UUD yang diberikan Raja itu
disebut UUD Oktroi( misalnya UUD Kerajaan
Jepang).
2. Cara pembuatan dengan sengaja ( Deliberation
Creation).
Pembuatan UUD dilakukan setelah suatu Negara
baru didirikan.Negara Amerika serikat adalah
Negara yang pertama membuat UUD
tertulis.Konstitusi amerika disusun oleh Majelis
Konstituante di Kota Philadelpia pada 1 Maret
1781 dan disyahkan pada 17 September 1787
oleh Sidang Konstituante tersebut.Negaranegara baru banyak juga yang mengikuti jejak
Amerika Serikat membuat UUD sendiri, misalnya
Negara RI dengan UUD 1945.
3. Cara Revolusi(Revolution)
Salah satu cara untuk menggulingkan suatu
pemerintahan yang tidak disenangi rakyatnya
ialah mengadakan revolusi melalui suatu
perebutan kekuasaan (coup dEtat).Pemerintah
baru yang lahir akibat revolusi lalu membuat
UUD yang diusahakan mendapat persetujuan
rakyatnya.Negara-negara yang membuat UUD
setelah melalui suatu revolusi adalah misalnya :
Perancis(1791), Uni Sovyet(1918) dan Spanyol
(1932).
D. Hakikat dan Konstitusi (UUD)
1. Hakikat isi Konstitusi (UUD)
Pada hakikatnya konsititusi(UUD) itu berisi tiga hal
pokok yaitu :
a) Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan
warganya,
b) Ditetapkan susunan ketatanegaraan suatu Negara yang
bersifat fundamental,

199

c) Adanya
pembagian
dan
pembatasan
tugas
ketatanegaraan yang juga bersifat fundamental.
Sedangkan menurut Budihardjo setiap undang-undang
dasar memuat ketentuan-ketentuan mengenai :
a) Organisasi Negara
Dalam kontek organisasi Negara, konstitusi
(UUD) berisi hal-hal :
1. Pembagian kekuasaan antara legislatif, eksekutif
dan yudikatif.
2. Pembagian kekuasaan antara pemerintah pusat
atau federal dengan pemerintah daerah atau
Negara bagian.
3. Prosedure menyelesaikan masalah pelanggaran
hukum oleh salah satu badan pemerintah dan
sebagainya.
4. Bangunan hukum dan organisasi-organisasi
yang ada dalam suatu Negara.
5. Bentuk Negara , bentuk pemerintahan, sistem
pemerintahan dari Negara tersebut.
b) Hak dan Kewajiban Warga Negara, Hak dan
Kewajiban Negara, dan Hubungan keduanya.
Ketentuan ini ditujukan untuk memberikan
jaminan yang pasti kepada warga Negara dan
Negara sehingga kehidupan tata Negara dapat
berjalan tertib dan damai, dan untuk
menghindari adanya pelanggaran oleh pihakpihak yang memegang kekuasaan.
c) Prosedure mengubah Undang-undang Dasar.
Konstitusi suatu Negara dibuat berdasarkan
pengalaman dan kondisi social politik
masyarakat yang selalu mengalami perubahan
akibat dari pembangunan, modernisasi dan
munculnya perkembangan-perkembangan baru
dalam ketatanegaraan.
2. Fungsi Konstitusi (UUD)
Konstitusi (UUD) dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan benegara memiliki arti dan makna yang
sangat penting. Hal ini berarti bahwa konstitusi (UUD)
menjadi tali pengikat setiap warga Negara dan
lembaga Negara dalam kehidupan Negara. Dalam
kerangka kehidupan Negara, konstitusi (UUD) secara
umun memiliki fungsi sbagai :
a) Tata aturan dalam pendirian lembaga-lembaga
yang permanen( lembaga suprastruktur dan
infrastruktur politik)
b) Tata aturan dalam hubungan Negara dengan
warga Negara serta dengan Negara lain.
c) Sumber hukum dasar yang tertinggi. Artinya
bahwa seluruh praturan
dan perundang-

200

undangan yang berlaku harus mengacu pada


konstitusi(UUD)
Secara khusus, fungsi konstitusi (UUD) dalam Negara
Demokrasi dan Negara komunis adalah :
a) Fungsi Konstitusi (UUD) dalam Negara
Demokrasi Konstitusional :
1. Membatasi
kekuasaan
pemerintah
sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan
kekuasaan
tidak bersifat sewenangwenang(absolut)
2. Sebagai cara yang efektif dalam membagi
kekuasaan.
3. Sebagai perwujudan dari hukum yang
tertinggi (supremasi hukum) yang harus
ditaati oleh masyarakat dan penguasanya.
b) Fungsi konstitusi(UUD)
Komunis :

dalam

Negara

1. Sebagai
cerminan
kemenangankemenangan yang telah dicapai dalam
perjuangan kearah masyarakat komunis.
2. Sebagai pencatatan formal(legal) dari
perjuangan yang telah dicapai.
3. Sedagai dasar hukum untuk perubahan
masyarakat yang dicita-citakan dan dapat
diubah setiap kali ada pencapaian
kemajuan dalam masyarakat komunis.

E. Dinamika Pelaksanaan Konstitusi (UUD 1945)


Dalam gerak pelaksanaan konstitusi (UUD 1945) mengalami
perubahan mengikuti perubahan system polittik Negara
Indonesia. Peristiwa perubahan ini berlangsung dalam
beberapa kali dengan periode waktu tertentu.
1. UUD 1945, berlaku 18 Agustus 1945 sampai 27
Desember 1949.
Dalam kurun waktu diatas pelaksanaan UUD tidak
dapat dilaksanakan dengan baik, karena bangsa
Indonesia sedang dalam masa pancaroba, artinya
dalam masa upaya membela dan mempertahankan
kemerdekaan yang baru diproklamasikan sedangkan
pihak colonial Belanda masih ingin menjajah kembali
Negara Indonesia.
2. Konstitusi RIS 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus
1950.
Rencana konstitusi UUD ini disepakati bersama Negara
Belanda antara wakil-wakil pemerintah RI dengan wakilwakil pemerintah Negara BFO(Bijeenkomst Voor
Federal Overleg) yaitu Negara-negara buatan Belanda
diluar negara RI. Peristiwa ini terjadi diKota Pantai
Scheveningen tanggal 29 Oktober 1949, pada saat
201

3.
4.
5.
6.
7.

berlangsungnya KMB(Konfernsi Meja Bundar).


Rancangan Konstitusi RIS disetujui pada tanggal, 14
Desember 1949 di Jakarta.Namun demikian konstitusi
RIS ini tidak dapat berlangsung dalam waktu yang
cukup lama melainkan hanya lebih kurang 08 bukan (27
Desember 1949 s/d 17 Agustus 1950).Hal ini terjadi
karena adanya tuntutan masyarakat dari berbagai
daerah untuk kembali kebentuk Negara kesatuan dan
meninggalkan bentuk Negara RIS sangat tinggi. Negara
RIS bubar
UUDs , berlaku 15 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959
Da,N PeUUD 1945, berlaku 5 Juli 1959 sampai 1966
UUD 1945 pada tahun 1966 sampai dengan 1999
UUD 1945 amandemen 1999, berlaku pada tahun 1999
sampai sekarang.
Proses Perubahan UUD 1945.
a) Sidang Umum MPR 19 september 1999
Perubahan pertama tentang UUD. Delapan pasal
tentang hak dan kewajiban presiden dan wakil
presiden serta hak legislatife.
b) Sidang Tahunan MPR 18 Agustus 2000
Perubahan kedua UUD 1945. Tambahan dan
perubahan lima pasal bab 25 mengenai otonomi
daerah daerah, DPR, wilayah Negara,
kewarganegaraan, hak dasar(HAM), pertahanan
dan keamanan, serta perlengkapan Negara.
c) Sidang tahunan MPR 9 Nopember 2001
Perubahan ketiga UUD 1945. Tambahan dan
perubahan tiga bab 24 pasal tentang kedaulatan
dan Negara Indonesia, MPR, pencalonan
presiden dan wakil presiden, pemilihan presiden
dan wakil presiden, pemakzulan, hak-hak
presiden, kementrian Negara , DPR, pemilu,
keuangan Negara, BPK, MA dan kekuasaan
kehakiman, KY,MK.
d) Sidang Tahunan MPR 10 Agustus 2002
Perubahan keempat UUD 1945.
I. Perubahan UUD 1945(I,II,III & IV)
ditetapkan sebagai UUD 1945.
II. Penambahan
bagian
akhir
pada
perubahan kedua UUD Negara RI tahun
1945 dengan kalimat : Perubahan
tersebut
diputuskan
dalam
rapat
paripurna MPR RI ke 9 tanggal, 18
Agustus 2000 Sidang Tahunan MPR RI
dan mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
III. Perubahan penomoran Pasal 3 ayat 3 dan
ayat 4 , Perubahan Ketiga UUD 1945
menjadi pasal 3 ayat 2 dan ayat 3 ;Pasal
25-E Perubahan kedua UUD 1945 menjadi
pasal 25-A.

202

IV.

V.

Penghapusan judul Bab IV tentang DPA


dan penghapusan substansi Pasal 16
serta penempatannya ke dalam Bab III
tentang Kekuasaan Pemerintah Negara.
Perubahandan/atau
penambahan
:
keanggotaan MPR, pemilihan pasangan
presiden dan wakil presiden secara
langsung, memakzulan presiden dan wakil
presiden, hak presiden, Dewan Penasehat
Presiden, mata uang, bank sentral,
kekuasaan kehakiman, pendidikan dan
kebudayaan, perekonomian nasional dan
kesejahteraan social, fakir miskin dan
anak terlantar, perubahan konstitusi,
aturan peraliahan serta aturan tambahan.

F. Institusi dan Mekanisme Pembuatan Konstitusi(UUD 1945),


UU, PERPU, PP, dan PERDA
1. Institusi Legal
Institusi yang bertugas membuat konsitusi (UUD
1945) dan peraturan perundang-undangan yang
ada dibawahnya meliputi dua(2) institusi yaitu :
Badan Legislatif (DPR) dan Badan Eksekutif
(presiden). Sedangkan ditingkat I dan II yang
bertugas adalah masing-masing Gubernur
bersama DPRD tingkat I dan Bupati/Walikota
bersama DPRD tingkat II
2. Mekanisme Amandemen Konstitusi(UUD), dan
Pembuatan UU, Perpu, PP dan Perda.
a) Amandemen Konstitusi(UUD 1945). Sebagai
usaha untuk mengembalikan kehidupan Negara
yang berkedaulatan rakyat berdasarkan UUD
1945 , salah satu aspirasi yang terkandung di
dalam semangat reformasi adalah melakukan
amandemen terhadap UUD 1945, maka pada
awal reformasi, MPR telah mengeluarkan
seperangkat
Tap
sebagai
landasan
konstitusionalnya.
b) Mekanisme Amandemen Konstitusi (UUD 1945).
c) Mekanisme pembuatan Undang-undang dan
PERPU. Pembuatan UU dilakukan secara
bersama-sama oleh Presiden dengan DPR.
d) Mekanisme pembuatan undang-undang atas
usul inisiatif DPR RI.
e) Mekanisme Pembuatan PERDA. Pembuatan
perda dilakukan secara bersama-sama oleh
Gubernur/Bupati/ Walikota
dengan DPRD
Tingkat I atau II.
f) Mekanisme
Pembuatan
Peraturan
Pemerintah(PP).
Pembuatan
PP
adalah
sepenuhnya
dilakukan
oleh
Pemerintah(Eksekutif).PP berfungsi sebagai
peraturan mengenai pelaksana UU atau PERPU.
203

g) Hirarki Peraturan Perundang-undangan.


Menurut Tap MPR RI no. III/MPR/2000, tentang
sumber hukum dan tata urutan perundangundangan Negara RI adalah :
- UUD 1945
- Tap MPR RI
- UU
- PERPU
- PP
- Kepres
- Perda
G. Pengertian Rule of Law.
Bedasarkan pengertiannya Frerdule of law menjadi 2(dua)
yaitu secara formal rule of law diartikan sebagai kekuasaan
umum yang terorganisasi(organized public power), hal ini
diartikan bahwa setiap negara mempunyai aparat penegak
hukum.
Sedangkan secara hakiki/materiil(ideological sense) rule of
law terkait dengan penegakan hukum yang menyangkut
ukuran hukum yaitu baik dan buruk (just and unjust law)
H. Latar Belakang Rule of Law.
Rule of law dalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul
pada abad 19, bersamaan dengan kelahiran Negara konstitusi
dan demokrasi. Ia lahir sejalan dengan tumbuh suburnya
demokrasi dan meningkatnya peran parlemen dalam
penyelenggaraan Negara dan sebagai reaksi terhadap Negara
absolut yang berkembang sebelumnya. Rule of law
merupakan konsep tentang common law, dimana segenap
lapisan masyarakat dan Negara beserta seluruh
kelembagaannya menjunjung tinggi supremasi hukum yang
dibangun di atas prinsip keadilan dan egalitarian(pendukung
persamaan hak). Rule of law adalah rule by the law bukan rule
by the man. Ia lahir mengambil alih dominasi yang dimiliki
kaum gereja, ningrat, kerajaan, menggeser Negara kerajaan
dan memunculkan Negara konstitusi yang pada gilirannya
melahirkan doktrin rule of law.
Paham rule of law di inggris diletakkan antara hukum dan
keadilan, di Amerika diletakkan pada hak-hak asasi manusia,
dan di Belanda paham rule of law lahir dari paham kedaulatan
Negara, melalui paham kedaulatan hukum untuk mengawasi
pelaksanaan tugas kekuatan pemerintah.
Di Indonesia inti rule of law adalah jaminan adanya keadilan
bagi masyarakat, kususnya keadilan social. Pembukaan UUD
1945 memuat prinsip-prinsip rule of law, yang pada
hakikatnya merupakan jaminan secara formal terhadap rasa
keadilan bagi rakyat Indonesia. Prinsip-prinsip rule of law di
dalam pembukaan UUD 1945 bersifat tetap dan instruktif bagi
penyelenggara Negara, karena pembukaan UUD 1945
merupakan pokok kaidah fundamental NKRI.
I. Fungsi Rule of Law
Fungsi rule of law pada hakikatnya merupakan jaminan
secara formal terhadap Rasa Keadilan bagi rakyat Indonesia
dan juga keadilan social sehingga diatur pada pembukaan
204

UUD 1945, bersifat tetap dan instruktif bagi penyelenggaraan


Negara. Dengan demikian inti dari rule of law adalah jaminan
adanya keadilan bgi masyarakat, terutama keadilan social.
Prinsip-prinsip diatas merupakan dasar pengambilan
kebijakan bagi penyelenggara Negara /pemerintahan, baik di
tingkat pusat maupun daerah , yang berkaitan dengan
jaminan atas rasa keadilan, terutama keadilan social.
Penjabaran prinsip-prinsip rule of law secara formal termuat
didalam pasal-pasal UUD 1945 yaitu :
1. Negara Indonesia adalah Negara hukum(pasal 1 ayat 3)
2. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang
merdeka untuk menyelenggaraan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadila(pasal 24 ayat 1)
3. Setiap warga Negara bersamaan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung
hkum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya (pasal 27 ayat 1)
4. Bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di hadapan hukum(pasal 28 D
ayat 1)
5. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat
imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam
hubungan kerja(pasal 28 D ayat 2 )
J. Dinamika Pelaksanaan Rule of Law.
Pelaksanaan the rule of law mengandung keinginan untuk
menciptakan Negara hukum, yang membawa keadilan bagi
seluruh rakyat. Penegakan rule of law harus diartikan secara
hakiki (materiil) yaitu dalam arti pelaksanaan dari just law.
Prinsip-prinsip rule of law secara hakiki(materiil) sangat erat
kaitannya dengan the enforcement of the rule of law dalam
penyelenggaraan pemerintahan terutama dalam hal
penegakan hukum dan implementasi prinsip-prinsip rule of
law.
Hal-hal yang mengemuka untuk diprtanyakan antara lain
adalah
bagaimana
komitmen
pemerintah
untuk
melaksanakan prinsip-prinsip rule of law. Proses penegakan
hukum di Indonesia dilakukan oleh lembaga penegak hukum
yang terdiri dari :
1. Kepolisian
a) Fungsi Kepolisian
Adalah memelihara keamanan dalam negri yang
meliputi pemeliharaan keamanan dan ketertiban
masyarakat, penegakan hukum, perlidungan,
pengayoman,
dan
pelayanan
kepada
masyarakat.
b) Tugas Pokok Kepolisian
1. Memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat
205

2. Menegakkan hukum
3. Memberikan perlindungan, pengayoman
dan pelayanan kepada masyarakat.
Tugas pokok Kepolisian tersebut dapat
dirinci al sbb :
1. Menyelenggarakan segala kegiatan
dalam menjamin keamanan, ketertiban,
dan kelancaran lalu lintas di jalan.
2. Membina
masyarakat
untuk
meningkatkan pertisipasi masyarakat,
kesadaran hukum masyarakat serta
ketaatan warga masyarakat terhadap
hukum dan peraturan perundangundangan.
3. Malakukan
penyelidikan
dan
penyidikan terhadap semua tindak
pidana sesuai dengan hukum acara
pidana dan peratutan perundangundangan lainnya.
4. Melindungi keselamatan jiwa raga,
harta benda, masyarakat, dan
lingkungan hidup dari gangguan
ketertiban dan/ atau bencana termasuk
memberikan bantuan dan pertolongan
dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia.
5. Melayani
kepentingan
warga
masyarakat untuk sementara sebelum
ditangai oleh instansi dan/atau pihak
yang berwenang.
c) Wewenang Kepolisian
1. Mengawasi
aliran
yang
dapat
menimbulkan
perpecahan
atau
mengancam persatuan dan kesatuan
bangsa.
2. Melakukan penangkapan, penahanan,
penggeledahan, dan penyitaan.
3. Melaksanakan
pemeriksaan
khusus
sebagai bagian dari tindakan kepolisian
dalam rangka pencegahan. Memberikan
bantuan pengamanan dalam sidang dan
pelaksanaan
putusan
pengadilan,
kegiatan instansi lain, serta kegiatan
masyarakat.
4. Memberikan izin dan mengawasi kegiatan
keramaian
umum
dan
kegiatan
masyarakat lainnya.
5. Memberikan izin dan mengawasi kegiatan
keramaian
umum
dan
kegiatan
masyarakat lainnya.
6. Memberikan izin dan
melakukan
pengawasan senjata api, bahan peledak,
dan senjata tajam.
206

2. Kejaksaan
Kejaksaan RI adalah lembaga pemerintahan yang
melaksanakan kekuasaan Negara di bidang penuntutan
dan penyidikan pidana khusus berdasar KUHP.
Pelaksanaan kekuasaan Negara diselenggarakan oleh
Kejaksaan Agung( berkedudukan di ibukota negara),
kejaksaan tinggi(berkedudukan di ibukota propinsi),
dan Kejaksaan Negeri (berkedudukan di ibukota
Kabupaten).
Tugas dan wewenang Kejaksaan sbb :
a) Melakukan penuntutan
b) Melaksanakan penetapan hakim dan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hokum tetap.
c) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
putusan pidana bersyarat, putusan pidana
pengawasan, dan putusan pidana lepas
bersyarat.
d) Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana
tertentu berdasarkan undang-undang.
e) Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk
itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan
sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam
pelaksanaannya
dikoordinasikan
dengan
penyidik.
3. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
KPK ditetapkan dengan UU no. 20 tahun 2002 dengan
tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna
terhadap pemberantasan tindak pidana korupsi.
a) Tugas pokok KPK
1. Berkoordinasi dengan instansi lain yang
berwenang melakukan pemberantasan
tindak pidana korupsi
2. Supervisi terhadap instansi yang
berwenang melakukan pemberantasan
tindak pidana korupsi.
3. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan
penuntutan terhadap tindak pidana
korupsi.
4. Melakukan tindkan-tindakan pencegahan
tindak pidana korupsi.
5. Melakukan
monitor
terhadap
penyelenggaraan pemerintahan negara.
b) Wewenang KPK
1. Melakukan
pengawasan
penelitian,
penelaahan terhadap instansi yang
menjalankan tugas dan wewenang dengan
pemberantasan tindak korupsi.
2. Mengambil
alih
penyidikan
dan
penuntutan terhadap pelaku tindak
korupsi yang sedang dilakukan oleh
kepolisian dan kejaksaan.

207

3. Menetapkan system pelaporan dalam


kegiatan pemberantasan korupsi,
4. Meminta
laporan
instansi
terkait
mengenahi pencegahan tindak pidana
korupsi.
5. Menangani korupsi yang terjadi setelah 27
Desember 2002.Pasal 2 ayat 1 UU tentang
Pembrantasan
Tindak
Pidana
Korupsidinyatakan bertentangan dengan
UUD 1945. Artinya tindakan korupsi baru
bisa dinyatakan melawan hokum jika
memenuhi kaidah delik formal.
6. Peradilan tindak pidana korupsi tidak bisa
berjalan dengan landasan hukum UU
KPK.MK telah memutuskan bahwa
undang-undang tentang TIPIKOR harus
sudah selesai dalam waktu 3 tahun (2009).
Jika tidak selesai, maka keberadaan
pengadilan tipikor harus dinyatakan bubar
serta
merta
dan
kewenangannya
dikembalikan kepada pengadilan umum.
4. Badan Peradilan :
Badan peradilan menurut uu no. 4 dan no. 5 tahun 2004
tentang Kekuasaan Kehakiman dan Mahkamah Agung,
bertindak sebagai lembaga penyelenggara peradilan
guna menegakkan hukum dan keadilan serta
membantu pencari keadilan, Badan peradilan terdiri
dari :
a) Mahkamah Agung(MA) merupakan puncak
kekuasaan kehakiman di Indonesia. MA
mmpunyai kewenangan : 1). mengadili pada
tingkat kasasi terhadap putusan yang diberikan
pada tingkat terakhir oleh peradilan. 2). menguji
peraturan perundang-undangan di dibawah
undang-undang terhadap undang-undang. 3).
Kewenangan lain yang ditentukan undangundang.
b) Mahkamah Konstitusi(MK) merupakan lembaga
peradilan pada tingkat pertama dan terakhir
untuk :1) menguji undang-undang terhadap
UUD
1945.
2) memutuskan
sengketa
kewenangan
lembaga
Negara
yang
kewenangannya diberikan oleh UUD 1945.
3).Memutuskan pembubaran partai politik.
4).Memutuskan perselisihan tentang hasil
pemilihan umum.
c) Peradilan Tinggi dan Negeri merupakan
peradilan umum ditingkat propinsi dan
kabupaten. Fungsi kedua peradilan adalah
menyelenggarakan peradilan baik pidana dan
perdata
ditingkat kabupaten, dan tingkat
banding di peradilan tinggi. Pasal 57 uu no. 8
208

tahun 2004 menetapkan agar peradilan


memberikan prioritas peradilan terhadap tindak
korupsi,
terorisme,
narkotika/psikotropika,
pencucian uang dan selanjutnya tindak pidana.
oo((((((000)))))) oo

BAB VI
HAK ASASI MANUSIA
A. Pengertian Hak Asasi Manusia
Liputan SCTV memberitakan bahwa ada seorang anak SD di
Bandung yang bunuh diri karena orang tuannya tidak mampu
membayar SPP. Di Tangerang sorang anak dianiaya oleh orang
tuanya sendiri. Kasus yang lebih besar kita mendengar adanya
pelanggaran berat HAM di Aceh berupa perampasan harta,
penculikan, dan pembunuhan selama konfik antara GAM dan TNI.
Semua peristiwa di atas menujukkan bahwa pemahaman dan
implementasi tentang HAM seperti hak untuk hidup, hak untuk hidup
layak, hak mendapatkan pendidikan dll, secara keseluruhan belum
berjalan dengan baik.
Pengertian hak asasi manusia menurut Tilaar (2001) adalah hak-hak
yang melekat pada diri manusia, dan tanpa hak-hak itu manusia
tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Hak tersebut diperoleh
bersama dengan kelahiran atau kehadirannya didalam kehidupan
masyarakat.
Dasar dari hak asasi adalah bahwa manusia harus memperoleh
kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat dan citacitanya. Secara definitive hak merupakan unsur normative yang
berfungsi sebagai pedoman berperilaku, melindungi kebebasan,
kekebalan, serta menjamin adanya peluang bagi manusia dalam
menjaga harkat dan martabatnya.
Hak asasi manusia bersifat supralegal, artinya tidak tergantung pada
Negara atau undang-undang dasar, dan kekuasaan pemerintah,
bahkan HAM memiliki kewenangan lebih tinggi karena berasal dari
sumber yang lebih tinggi, yaitu Tuhan. Di Indonesia hal ini
ditegaskan dalam UU no : 39/1999 tentang hak asasi manusia yang
mendefinisikan hak asasi manusia sebagai seperangkat hak yang
melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan.
Berdasarkan beberapa rumusan pengertian HAM diatas diperoleh
suatu kesimpulan bahwa HAM merupakan hak yang melekat pada
diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu
anugerah Tuhan yang harus dihormati, dijaga dan dilindungi oleh
setiap individu, masyarakat atau Negara. Dengan demikian hakikat
penghormatan dan perlindungan terhadap HAM ialah menjaga
keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi
keseimbangan, yaitu keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta
keseimbangan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan
umum. Begitu pula dalam memenuhi kepentingan perorangan tidak
boleh merusak kepentingan orang banyak. Jadi dapat disimpulkan
bahwa hakikat dari asasi manusia adalah keterpaduan antara hak
209

asasi manusia(HAM), kewajiban asasi manusia(KAM), dan tanggung


jawab asasi manusia(TAM) yang berlansung secara sinergis dan
seimbang. Bila ketiga unsur asasi yang melekat pada setiap
individu manusia, baik dalam tatanan kehidupan pribadi,
kemasyarakatan, kebangsaan, kenegaraan, dan pergaulan global,
dapat dipastikan tidak akan menimbulkan kekacauan, anarkisme,
dan kesewenang-wenangan dalam tata kehidupan umat.
Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik
kesimpulan tentang beberapa pokok hakikat HAM yaitu :
a) HAM tidak perlu diberikan, dibeli, atupun diwarisi, HAM
adalah bagian manusia secara otomatis.
b) HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis
kelamin, ras, agama, pandangan politik, atau asal usul social
bangsa.
c) HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak
untuk membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap
mempunyai HAM walaupun sebuah Negara membuat hukum
yang tidak melindungi atau melanggar HAM( Mansour Fakih,
2003)
Ruang lingkup HAM meliputi :
1. Hak social politik(hak alamiah) yang dibawa manusia sejak
dia dilahirkan. contoh : hak hidup, hak milik, dan hak untuk
mengusahakan kebahagiaan.
2. Hak social ekonomi social budaya, yaitu hak yang diperoleh
manusia dari masyarakatnya. contoh : hak mendapatkan
pekerjaan, hak menerima upah yang layak, hak
berserikat/berorganisasi, hak mengemukakan pendapat(lisan,
tertulis), hak mendapatkan pendidikan, dan hak mendapatkan
pelayanan kesehatan. Hak-hak ini bersifat non universal.
B. Tujuan Hak Asasi Manusia
Tujuan pelaksanaan hak asasi manusia adalah untuk
mempertahankan hak-hak warga Negara dari tindakan kesewenangwenangan aparat Negara dan mendorong tumbuh serta
berkembangnya pribadi manusia yang multi dimensional.
C. Perkembangan Pemikiran HAM
1. Perkembangan HAM di Dunia
Setiap manusia yang ada didunia memiliki derajat dan
martabat yang sama. Untuk itu setiap manusia memiliki hak
dan kewajiban yang sama untuk berusaha melindungi hak
asasinya dari adanya tindakan pelanggaran oleh manusia lain
yang dapat merugikan kelangsungan hak asasinya.
Dalam kaitannya hak asasi di atas maka adalah hal yang
sangat wajar, rasional, serta perlu mendapat dukungan yang
nyata(riil) bagi setiap manusia yang berpikir dan berjuang
untuk memperoleh pengakuan hak asasinya dimana dia
berada. Sejarah telah mencatat beberapa monument yang
berupa piagam sebagai
bentuk penghargaan atas
pemikiran/perjuangan dalam memperoleh pengakuan HAM
dari pemerintah atau Negara.

210

Piagam mengenahi perkembangan pemikiran dan perjuangan


HAM adalah sebagai berikut:
a) Magna Charta(Piagam Agung 1215)
Piagam magna Charta ini adalah piagam penghargaan
atas pemikiran dan perjuangan HAM yang dilakukan
oleh rakyat Inggris kepada Raja John yang berkuasa
pada tahun 1215. Isi Piagam Magna Charta ini adalah :
1. Rakyat Inggris menuntut kepada Raja agar
berlaku adil kepada rakyat.
2. Menuntut raja apabila melanggar harus
dihukum(didenda) berdasarkan kesamaan dan
sesuai dengan pelanggaran yang dilakukannya
3. Menuntut
raja
menyampaikan
pertanggungjawaban kepada rakyat
4. Menuntut raja untuk segera menegakkan hak
dan keadilan bagi rakyat.
b) Bill of rights(UU Hak 1689)
Bill of right adalah piagam penghargaan atas pemikiran
dan perjuangan HAM oleh rakyat kepada penguasa
Negara atau pemerintah di Inggris pada tahun 1689. Inti
tuntutan yang diperjuangkannya adalah rakyat inggris
menuntut agar rakyat diperlakukan sama dimuka
hukum(equality before the law), sehingga tercapai
kebebasan. Implikasi adanya tuntutan ini memberi
inspirasi pada para ahli untuk menciptakan toeri yang
berkenaan dengan kesamaan hak yang diperjuangkan
diatas.
c) Declaration Des Droits de Lhomme et du
Citoyen( Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga
Negara Perancis tahun 1789)
Isi deklarasi ini adalah sbb:
1. Manusia dilahirkan merdeka.
2. Hak milik dianggap suci dan tidak boleh
diganggu gugat oleh siapapun.
3. Tidak boleh ada penangkapan dan penahanan
dengan semena-mena atau tanpa alasan yang
sah serta surat izin dari pejabat yang
berwenang.
d) Bill of right(UU Hak Virginia 1789)
Ini merupakan amandemen tambahan terhadap
konstitusi Amerika Serikat yang diatur secara tersendiri
dalam 10 pasal tambahan, meskipun secara prisip hal
mengenai HAM telah termuat dalam deklarasi
kemerdekaan Amerika Serikat.
e) Declaration Of Human Right PBB
Piagam PBB lahir tanggal, 12 Desember 1948 di Jenewa
yang merupakan usul serta kesepakatan seluruh
anggota PBB yang mencakup 20 hak yang diperoleh
manusia seperti ( hak hidup, kebebasan, keamanan
pribadi, hak atas benda dll).
Maksud dan tujuan PBB mendeklarasikan HAM seperti
tertuang dalam piagam mukadimahnya :

211

1. Hendak menyelamatkan keturunan manusia


yang ada dan yang akan datang dari bencana
perang.
2. Meneguhkan sikap dan keyakinan tentang HAM
yang asasi, tentang harkat dan derajat manusia,
dan tentang persamaan kedudukan antara lakilaki dan perempuan, juga antara bangsa yang
besar dan yang kecil.
3. Menimbulkan suasana dimana keadilan dan
penghargaan atas berbagai kewajiban yang
muncul dari segala perjanjian dan lain-lain
sumber hukum internasional menjadi dapat
dipelihara.
4. Memajukan masyarakat dan tingkat hidup yang
lebih baik dalam suasana kebebasan yang lebih
leluasa.
f) Piagam Atlantic Charter
Piagam
ini
merupakan
kesepakatan
antara
F.D.Roosevelt dan Churchil pada tanggal 14 Agustus
1941. Isinya : Bahwa selenyapnya kekuasaan Nazi
yang zalim itu akan tercapai suatu keadaan damai yang
memungkinkan tiap-tiap negara hidup dan bekerja
dengan aman menurut batas-batas wilayahnya masingmasing serta jaminan kepada setiap manusia suatu
kehidupan yang bebas dari rasa takut dan
kesengsaraan.
Dalam pidatonya yang ditujukan kepada semua
manusia didunia pada bulan Juli 1940 F.D.Roosevelt
menyebutkan lima kebebasan dasar manusia yaitu :
1. Freedom from fear(bebas dari rasa takut)
2. Freedom of religion( bebas memeluk agama)
3. Freedom of expression(bebas menyatakan
pendapat/perasaan)
4. Freedom of information(bebas dalam hal
pemberitaan)
5. Freedom
from
want(bebas
dari
kekurangan/kemelaratan)
2. Perkembangan HAM di Indonesia
Secara garis besar perkembangan pemikiran HAM dibagi
dalam dua periode yaitu periode sebelum kemerdekaan (19081945) dan periode setelah kemerdekaan ( 1945 sekarang).
a) Periode Sebelum Kemerdekaan(1908 -1945).
1. Budi Oetomo, pemikirannya Hak kebebasan berserikat
dan mengeluarkan pendapat.
2. Perhimpunan Indonesia, pemikirannya Hak untuk
menentukan nasib sendiri(the right of self
determination).
3. Sarekat Islam, pemikirannya Hak penghidupan yang
layak dan bebas dari penindasan dan diskriminasi
rasial.

212

4. Partai Komunis Indonesia, pemikirannya Hak social


dan berkaitan dengan alat-alat produksi.
5. Indische Party, pemikirannyta Hak untuk
mendapatkan kemerdekaan dan perlakuan yang sama.
6. Partai Nasional Indonesia, pemikirannya Hak untuk
memperoleh kemerdekaan( the right of self
determination).
7. Organisasi
Pendidikan
Nasional
Indonesia,
pemikirannya meliputi Hak untuk menentukan nasib
sendiri, mengeluarkan pendapat, berserikat dan
berkumpul, persamaan dimuka hukum, turut dalam
penyelenggaraan Negara.
b) Periode Sesudah Kemerdekaan (1945 sekarang).
1. Periode 1945 1950 Pemikiaran HAM pada periode ini
menekankan pada hak-hak mengenai :
a) Hak untuk merdeka ( self determination).
b) Hak kebebasan untuk berserikat melalui
organisasi politik yang didirikan.
c) Hak kebebasan untuk menyampaikan pendapat
terutama di parlemen.
Sebagai implementasinya pemikiran HAM di atas,
pemerintah mengeluarkan maklumat Pemerintah 3
Nopember 1945, tentang Partai Politik dengan tujuan
untuk mengatur segala aliran yang ada dalam
masyarakat dan pemerintah berharap partai tersebut
telah terbentuk sebelum pemilu DPR bulan Januari
1946.
2. Periode 1950-1959
Pemikiran HAM dalam periode ini lebih menekankan
pada semangat kebebasan demokrasi liberal yang
berintikan kebebasan individu. Implementasi pemikiran
HAM pada periode ini lebih memberi ruang hidup bagi
tumbuhnya lembaga demokrasi yang antara lain :
a) Partai Politik dengan beragam ideologinya.
b) Kebebasan pers yang bersifat liberal.
c) Pemilu dengan system multi partai.
d) Parlemen sebagai lembaga control pemerintah.
e) Wacana pemikiran HAM yang kondusif karena
pemerintah memberi kebebasan.
3. Periode 1959-1966. Pada periode ini pemikiran HAM
tidak mendapat ruang kebebasan dari pemerintah atau
dengan kata lain pemerintah melakukan pemasungan
HAM, yaitu hak sipil , seperti hak untuk beserikat,
berkumpul, dan mengeluarkan pikiran dengan tulisan.
Sikap pemerintah bersifat restriktif(pembatasan yang
ketat oleh kekuasaan) terhadap hak sipil dan hak politik
warga Negara. Salah satu penyebabnya adalah karena
periode ini system pemerintahan parlementer berubah
menjadi system demokrasi terpimpin.
4. Periode 1966-1998. Dalam periode ini , pemikiran HAM
dapat dilihat dalam 3 kurun waktu yang berbeda.

213

Kurun waktu yang pertama tahun 1967 (awal


pemerintahan Presiden Soeharto) berusaha melindungi
kebebasan dasar manusia yang ditandai dengan
adanya hak uji materiil(yudicial review)yang diberikan
kepada MA.
Kurun waktu kedua tahun 1970 1980 pemerintah
melakukan pemasungan
HAM dengan sikap
devensif(bertahan),
represif(kekerasan)
yang
dicerminkan dengan produk hukum yang bersifat
restriktif(membatasi) terhadap HAM.
Alasan pemerintah adalah bahwa HAM merupakan
produk pemikiran Barat dan tidak sesuai dengan nilainilai luhur budaya bangsa yang tercermin dalam
Pancasila.
Kurun waktu ketiga tahun 1990-an, pemikiran HAM
tidak lagi hanya bersifat wacana saja melainkan sudah
dibentuk lembaga penegakan HAM, seperti KOMNAS
HAM berdasarkan Kepres no. : 50 tahun 1993 tanggal, 7
Juni 1993. Selain itu pemerintah memberikan
kebebasan yang sangat besar menurut UUD 1945
amandemen, Piagam PBB dan Piagam Mukadimah.
5. Periode 1998 sekarang. Pada periode ini, HAM
mendapat perhatian yang resmi dari pemerintah
dengan melakukan amandemen UUD 1945 guna
menjamin HAM dan menetapkan Undang-undang no.
399 tahun 1999 tentang hak asasi manusia. Artinya
pemerintah memberi perlindungan yang signifikan
terhadap kebebasan HAM dalam semua aspek, yaitu
aspek hak politik, social, ekonomi, budaya, keamanan,
hokum, dan pemerintahan.
D. HAM di Indonesia : Permasalahan dan penegakannya.
Sebelum konsep Ham diratifikasi oleh PBB, terdapat beberapa
konsep utama mengenai HAM yang telah berkembang sebelumnya
yaitu :
1. HAM menurut konsep Negara-negara Barat/Liberalisme
a) Ingin meninggalkan konsep Negara yang mutlak.
b) Ingin mendirikan federasi rakyat yang bebas, Negara
sebagai coordinator dan pengawas.
c) Filosofi dasar hak asasi tertanam pada diri individu
manusia.
d) Hak asasi lebih dulu ada dari pada tatanan negara.
2. HAM menurut konsep sosialis.
a) Hak asasi hilang dari individu dan terintegrasi dalam
masyarakat.
b) Hak asasi manusia tidak ada sebelum Negara ada.
c) Negara berhak membatasi HAM apabila situasi
menghendaki.
3. HAM menurut konsep bangsa-bangsa Asia dan Afrika.
a) Tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama/ sesuai
dengan kodratnya.
b) Masyarakat sebagai keluarga besar
artinya
penghormatan utama untuk kepala keluarga.
214

c) Individu tunduk kepada kepala adat yang menyangkut


tugas dan kewajiban anggota masyarakat.
4. HAM menurut konsep PBB
Respons terhadap HAM pembangunan menghasilkan konsep
yang dibidani oleh sebuah komisi PBB (10 Desember 1948)
dan secara resmi disebut Universal Declaration of Human
Right. Pada tahun 1957 konsep HAM tersebut dilengkapi
dengan 3 perjanjian yaitu :
a) Hak ekonomi, social , budaya.
b) Perjanjian international tentang hak sipil dan politik.
c) Protokol opsional bagi perjanjian hak sipil dan politik
international.
Pada sidang umum PBB 16 Desember 1966 ketiga dokumen
tersebut diterima dan saat itu 100 negara dan bangsa telah
meratifikasinya.
Universal Declaration of Human Right menyatakan bahwa
setiap orang mempunyai :
a) Hak untuk hidup.
b) Kemerdekaan dan keamanan badan.
c) Hak untuk diakui kepribadiannya menurut hokum.
d) Hak untuk memperoleh pengakuan yang sama dengan
orang lain menurut hokum.
e) Hak untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara
pidana seperti diperiksa dimuka umum, dianggap tidak
bersalah kecuali ada bukti yang sah.
f) Hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu Negara.
g) Hak untuk mendapat hak milik atas benda.
h) Hak untuk bebas untuk mengeluarkan pikiran dan
perasaan.
i) Hak untuk bebas memilih agama serta mempunyai dan
mengeluarkan pendapat.
j) Hak untuk mengeluarkan pendapat dan berkumpul.
k) Hak untuk mendapat jaminan hokum.
l) Hak untuk mendapatkan pekerjaan.
m) Hak untuk berdagang.
n) Hak untuk mendapatkan pendidikan.
o) Hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan
dalam masyarakat.
p) Hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam
kemajuan keilmuan.
Dalam Deklarasi Universal tentang HAM(Universal
Declaration of Human Right) atau yang dikenal dengan
istilah DUHAM, hak asasi manusia terbagi kedalam
beberapa jenis yaitu hak personal(hak jaminan kebutuhan
pribadi), hak legal (hak jaminan perlindungan hokum), hak
sipil dan politik, hak subsistensi(hak jaminan adanya
sumber daya untuk menunjang kehidupan), serta hak
ekonomi, hokum, dan budaya.
Hak personal, hak legal, hak sipil dan politik yang terdapat
dalam pasal 3-21 dan DUHAM tersebut memuat :
a) Hak untuk hidup, kebebasan, dan keamanan pribadi.
215

b) Hak bebas dari perbudakan dan penghambaan.


c) Hak bebas dari penyiksaan atau perlakuan maupun
hokum yang kejam, tak berperikemanusiaan
maupun merendahkan derajat manusia.
d) Hak untuk memperoleh pengakuan hokum dimana
saja secara pribadi,
e) Hak untuk pengampunan hokum secara efektif.
f) Hak bebas dari penangkapan, penahanan, atau
pembuangan yang sewenang-wenang.
g) Hak untuk peradilan yang independen dan tidak
memihak.
h) Hak untuk praduka tak bersalah sampai terbutkti
bersalah.
i) Hak bebas dari campurtangan yang sewenangwenang terhadap kekuasaan pribadi, keluarga,
tempat tinggal, maupun surat-surat.
j) Hak bebas dari serangan terhadap kehormatan dan
nama baik.
k) Hak perlindungan hokum terhadap serangan
semacam itu.
l) Hak bergerak.
m) Hak memperoleh suaka.
n) Hak atas satu kebangsaan.
o) Hak untuk menikah dan membentuk keluarga.
p) Hak untuk mempunyai hak milik.
q) Hak bebas berpikir, berkesadaran dan beragama.
r) Hak bebas berpikr dan menyatakan pendapat.
s) Hak untuk berhimpun dan berserikat.
t) Hak untuk mengambil bagian dalam pemerintahan
dan hak atas akses yang sama terhadap pelayanan
masyarakat.
Sedangkan hak ekonomi, hukum, dan budaya berdasarkan
pada pernyataan DUHAM menyangkut hal-hal sbb :
a) Hak atas jaminan hokum.
b) Hak untuk bekerja.
c) Hak atas upah yang sama untuk pekerjaan yang
sama.
d) Hak untuk bergabung dengan serikat-serikat buruh.
e) Hak untuk istirahat dan waktu senggang.
f) Hak atas standar hidup yang pantas dibidang
kesehatan dan kesejahteraan,
g) Hak atas pendidikan.
h) Hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan yang
berkebudayaan dari masyarakat.
Sementara itu HAM di Indonesia dinyatakan dalam UUD
1945 (amandemen I-V UUD 1945) yang memuat HAM yang
terdiri dari :
a) Hak kebebasan untuk mengeluarkan pendapat.
216

b) Hak
kedudukan
yang
sama
didalam
hokum/pemerintahan.
c) Hak kebebasan berkumpul.
d) Hak kebebasan beragama.
e) Hak penghidupan yang layak.
f) Hak kebebasan berserikat.
g) Hak memperoleh pengajaran atau pendidikan.
Selanjutnya secara operasional beberapa bentuk HAM
yang terdapat dalam UU nomor 39 tahun 1999 tentang
HAM sbb :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)

Hak hidup.
Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan.
Hak mengembangkan diri.
Hak memperoleh keadilan.
Hak atas kebebasan pribadi.
Hak atas rasa aman.
Hak atas kesejahteraan.
Hak turut serta dalam pemerintahan.
Hak wanita.
Hak anak.

E. HAM di Indonesia : Permasalahan dan penegakannya.


Sejalan dengan amanat konstitusi Indonesia berpandangan bahwa
perlindungan HAM harus didasarkan pada prinsip bahwa hak-hak
sipil, politik, ekonomi, social budaya dan hak pembangunan
merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan baik dalam
penerapan, pemantauan maupun dalam pelaksanaannya. Sesuai
dengan pasal 1(3) , pasal 55 dan 56 Piagam PBB upaya pemajuan
dan perlindungan HAM harus dilakukan melalui konsep kerja sama
international yang berdasarkan pada prinsip saling menghormati,
kesederajatan, dan hubungan antar Negara serta hokum
international yang berlaku.
HAM di Indonesia didasarkan pada konstitusi NKRI, yaitu
Pembukaan UUD 1945(alinea 1), Pancasila sila keempat, Batang
Tubuh UUD 1945 (pasal 27,29 dan 30, UU no. 39/1999 tentang HAM
dan UU no. 26/2000 tentang pengadilan HAM.
Kegiatan-kegiatan pokok penegakan HAM meliputi :
1. Penguatan upaya-upaya memberantas korupsi melalui
pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi
tahun 2004 -2009.
2. Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional HAM (RANHAM) dari
tahun 2004-2009 sebagai gerakan nasional.
3. Peningkatan penegakan hukum terhadap pemberantasan
tindak pidana terorisme dan penyalahgunaan narkotika serta
obat berbahaya lainnya.
4. Peningkatan efektifitas penguatan dan lembaga/ institusi
hokum
maupun lembaga yang fungsi dan tugasnya
mencegah dan memberantas korupsi.
5. Peningkatan efektifitas dan penguatan lembaga/institusi
hukum maupun lembaga yang fungsi dan tugasnya
menegakkan HAM.
217

6. Peningkatan upaya penghormatan persamaan terhadap


setiap warga negara di depan hukum melalui keteladanan
kepala Negara dan pimpinan lainnya untuk mematuhi dan
mentaati hokum dan HAM secara konsistem dan konsekuen.
7. Penyelenggaran audit regular atas seluruh kekayaan pejabat
pemerintah dan pejabat Negara.
8. Peninjauan serta penyempurnaan berbagai konsep dasar
dalam rangka mewujudkan proses hokum yang lebih
sederhana, cepat, tepatdan dengan biaya yang terjangkau
oleh semua lapisan masyarakat.
9. Peningkatan berbagai kegiatan
operasional penegakan
hokum dan HAM dalam rangka menyelenggarakan keteriban
social agar dinamika masyarakat dapat berjalan sewajarnya.
10. Pembenahan system manajemen penanganan perkara yang
menjamin akses publik, pengembangan system pengawasan
yang transparan dan akuntabel.
11. Pengembangan system manajemen kelembagaan hukum
yang transparan.
12. Penyelamatan barang bukti akuntabilitas kinerja yang berupa
dokumen/arsip lembaga Negara dan badan pemerintahan
untuk mendukung penegakan hokum dan HAM.
13. Peningkatan koordinasi dan kerja sama yang menjamin
efektifitas penegakan hukum dan HAM.
14. Pembaharuan materi hukum yang terkait dengan
pemberantasan korupsi.
15. Peningkatan pengawasan terhadap lalu lintas orang yang
melakukan perjalanan ke luar maupun masuk kewilayah
indonsia.
16. Peningkatan fungsi intelejen agar aktivitas terorisme dapat
dicegah pada tahap yang sangat dini, serta meningkatkan
berbagai operasi keamanan dan intelejen.
17. Peningkatan penanganan dan tindakan hukum terhadap
penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya melalui
identifikasi
dan
memutus
jaringan
peredarannya,
meningkatkan penyidikan, penyelidikan, penuntutan, serta
menghukum para pengedarnya secara maksimal.
F. Lembaga Penegak HAM
Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi
oleh Negara, hokum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Oleh karena itu,
untuk menjaga agar setiap orang menghormati HAM orang lain,
maka perlu adanya penegakkan dan pendidikan HAM.
Untuk mengatasi masalah penegakan HAM, maka Bab VII pasal 75
UU tentang HAM, Negara membentuk komisi hak asasi manusia atau
KOMNAS HAM, dan Bab IX pasal 104 tentang pengadilan HAM, serta
peran serta masyarakat seperti dikemukakan dalam Bab XIII pasal
100-103.
a) Komnas HAM
Komnas HAM adalah lembaga yang mandiri yang
kedudukannya setingkat dengan lembaga Negara lainya yang
218

berfungsi melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan,


dan mediasi HAM.
Tujuan Komnas HAM.
1. Tujuan Komnas HAM mengembangkan kondisi yang
kondusif bagi pelaksanaan HAM sesuai dengan
Pancasila, UUD 1945 dan piagam PBB serta Deklarasi
Universal HAM.
2. Meningkatkan perlindungan dan penegakan HAM guna
berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya
dan kemampuannya berpartisipsi dalam berbagai
bidang kehidupan.
Wewenang Komnas HAM.
1. Wewenang dalam bidang pengkajian penelitian
a) Pengkajian dan penelitian berbagai instrument
international HAM dengan tujuan memberikan
saran-saran mengenai kemungkinan aksesi dan
atau ratifikasi.
b) Pengkajian dan penelitian berbagai peraturan
perundang-undangan
untuk
memberikan
rekomendasi
mengenai
pembentukan,
perubahan,
dan
pencabutan
peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan
HAM
c) Penerbitan hasil pengkajian dan penelitian.
d) Studi kepustakaan, studi lapangan, dan studi
banding di Negara lain mengenai HAM.
e) Pembahasan berbagai masalah yang berkaitan
dengan perlindungan, penegakan, dan pemajuan
HAM.
f) Kerjasama pengkajian dan penelitian dengan
organisasi, lembaga atau pihak lainnya, baik
tingkat nasional, regional, maupun international
dalam bidang HAM.
2. Wewenang dalam bidang penyuluhan.
a) Penyebarluasan wawasan mengenai Ham
kepada masyarakat Indonesia.
b) Upaya peningkatan kesadaran masyarakat
tentang HAM melalui lembaga pendidikan formal
dan nonformal serta berbagai kalangan lainnya.
c) Kerjasama dengan organisasi, lembaga atau
pihak lainnya, baik ditingkat nasional, regional,
maupun international dalam bidang HAM.
3. Wewenang dalam pemantauan.
a) Pengamatan pelaksanaan HAM dan penyusunan
laporan hasil pengamatan tsb.
b) Penyelidikan dan pemeriksaan terhadap
peristiwa yang timbul dalam masyarakat yang
berdasarkan sifat atau lingkupnya patut diduga
terdapat pelanggaran HAM; Pemanggilan
terhadap pengadu atau korban maupun pihak
yang diadukan untuk dimintai dan didengar
keterangannya.

219

c) Pemanggilan saksi untuk diminta dan didengar


kesaksiannya, dan kepada saksi pengadu
diminta menyerahkan bukti yang diperlukan.
d) Peninjauan ditempat kejadian dan tempat
lainnya yang dianggap perlu.
e) Pemanggilan terhadap pihak terkait untuk
memberikan keterangan secara tertulis atau
menyerahkan dokumen yang diperlukan sesuai
dengan aslinya dengan persetujuan ketua
pengadilan.
f) Pemeriksaan setempat terhadap rumah,
pekarangan, bangunan, dan tempat-tempat
lainnya yang diduduki atau dimiliki pihak
tertentu dengan persetujuan ketua pengadilan.
g) Pemberian pendapat berdasarkan persetujuan
ketua pengadilan terhadap perkara tertentu yang
sedang dalam proses peradilan, bilamana dalam
perkara tersebut terdapat pelanggaran HAM
dalam masalah publik dan acara pemeriksaan
oleh pengadilan yang kemudian pendapat
Komnas HAM tersebut wajib diberitahukan oleh
hakim kepada para pihak.
4. Wewenang dalam bidang mediasi.
a) Perdamaian kedua belah pihak.
b) Penyelesaian perkara melalui cara konsultasi,
negosiasi, mediasi, konsiliasi, dan penilaian ahli.
c) Pemberian saran kepada para pihak untuk
menyelesaikan sengketa melalui pengadilan.
d) Penyampaian rekomendasi atas suatu kasus
pelanggaran HAM kepada pemerintah untuk
ditindaklanjuti penyelesaiannya.
e) Penyampaian rekomendasi atas suatu kasus
pelanggaran HAM kepada DPR RI untuk ditindak
lanjuti,
b) Pengadilan HAM.
Dalam rangka penegakan HAM, maka Komnas HAM
melakukan pemanggilan saksi, dan pihak kejaksaan yang
melakukan penuntutan di pengadilan HAM. Menurut pasal 104
UU HAM, untuk mengadili pelanggaran HAM yang berat
dibentuk pengadilan HAM dilingkungan peradilan umum,
yaitu pengadilan negeri dan pengadilan tinggi. Proses
pengadilan sesuai fungsi badan peradilan.
c) Partisipasi Masyarakat.
Partisipasi masyarakat dalam penegakan HAM diatur dalam
pasal 100-103 UU tentang HAM. Partisipasi masyarakat dapat
terbentuk sbb:
1. Setiap orang, kelompok, organisasi politik, organisasi
masyarakat, lembaga swadaya masyarakat(LSM), atau
lembaga kemasyarakatan lainnya, berhak berpartisipasi
dalam perlindungan, penegakan dan pemajuan hak
asasi manusia.

220

2. Masyarakat juga berhak menyampaikan laporan atas


terjadinya pelanggaran HAM kepada Komnas HAM atau
lembaga lain yang berwenang dalam rangka
perlindungan, penegakan, dan pemajuan HAM
3. Masyarakat berhak mengajukan usulan mengenai
perumusan dan kebijakan yang berkaitan dengan HAM
kepada Komnas HAM atau lembaga lain.
4. Masyarakat dapat bekerjasama dengan Komnas HAM
melakukan penelitian, pendidikan, dan penyebarluasan
informasi mengenai HAM.
G. Mengembangkan Pendidikan HAM.
Dr.Seto Mulyadi, seorang psikolog dan ketua komnas perlindungan
anak berpendapat, pembelajaran HAM sejak dini dimulai dari anakanak merupakan tuntutan bagi pembangunan bangsa mendatang.
Dengan memahami HAM moral bangsa akan terbangun sejak dini
dan mereka terlahir menjadi generasi yang menghargai hak asasinya
sebagai manusia.
Dr. Sri Untari, ahli psikolog social juga menyatakan bahwa
pembelajaran HAM harus disesuaikan dengan tingkatan usia dan
golongan masyarakat, serta adanya keselarasan antara
pembelajaran HAM di dalam dan di luar rumah agar tidak ada
benturan nilai.
Pembelajaran HAM sejak dini dilaksanakan tidak hanya bertujuan
sebagai sebagai pengetahuan(knowledge) tentang HAM tetapi juga
mengembangkan sikap ( attitude) dan ketrampilan ( skills).
a) Pengetahuan tentang HAM mencakup hak dan kewajiban
setiap manusia, hak-hak anak, hak-hak perempuan, masalah
keadilan dan pluralisme.
b) Pendidikan HAM juga mengembangkan ketrampilan
mahasiswa yang dilakukan dengan meningkatkan
keterampilan mendengarkan orang lain, bekerja sama,
berkomunikasi, memecahkan masalah, membuat analisis
moral, dan bagaimana mengajukan kritik dengan baik.
c) Tahap selanjutnya dari pendidikan HAM diharapkan
mempunyai sikap yang baik. Mahasiswa harus menyadari
bahwa hak asasi setiap manusia adalah inheren(tak dapat
dipisahkan) dimiliki orang lain. Mahasiswa harus mau
menghargai hak orang lain, menyadari bahwa kerjasama lebih
baik dari pada konflik, dengan orang lain, dan mampu
bertanggung jawab atas tindakan yang diambil, serta mampu
memperbaiki kehidupannya dimasa mendatang.
Penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno(2004) menunjukkan bahwa:
1. 70% responden setuju pendidikan HAM sejak dini dengan
alasan sebagai dasar penanaman sikap, dan mengurangi
pelanggaran HAM dimasa datang.
2. Materi yang perlu disampaikan dalam perkuliahan HAM,
menurut responden terdiri atas 40% tentang HAM yang
bersifat umum, 40% tentang HAM anak-anak , perempuan dan
minoritas, dan 20% tentang penyelesaian permasalahan HAM.
3. Metode pembelajaran HAM yang diharapkan dan disukai
secara berurutan adalah : diskusi, role play, perempuan dan
minoritas, curah pendapat, studi kasus, dan tutorial.

221

Dari hasil penelitian tersebut tergambar bentuk pendidikan HAM


dimasa mendatang. Pendidikan diselenggarakan sejak dini sampai
perguruan tinggi. Penyampaian materi HAM dilakukan dengan
metode diskusi dan permainan, dan tujuan pembelajaran tidak hanya
pengetahuan, tetapi mengubah sikap dan peningkatan keterampilan
dibidang HAM. Materi HAM untuk tingkat anak-anak diutamakan
tentang hak anak, hak perempuan dan minoritas, sedangkan untuk
mahasiswa dan masyarakat pada umumnya meliputi konsep HAM,
hak sipil dan hak politik, hak ekonomi, social dan budaya, masalah
diskrimiasi dan anti penyiksaan.
ooo((((((*)))))ooo

BAB VII
GEOPOLITIK
A. Pengertian Geopolitik
Pada topic Negara dan Kedaulatan atau Geopolitik dibahas hal-hal
yang berkaitan dengan dasar-dasar terbentuknya suatu Negara,
berdirinya Negara Kesatuan RI, dan hal-hal penting yang harus kita
tegakkan, dimana kita semua berperan aktif di dalamnya, agar
keberadaan Negara tercinta ini dapat dipertahankan, bahkan dapat
menyamakan dirinya dengan Negara-negara besar dan Negara maju
di dunia.
Kata Geopolitik berasal dari kata geo dan politik. Geo berarti bumi
dan politik berasal dari bahasa Yunani politeia, berarti kesatuan
masyarakat yang berdiri sendiri (yaitu Negara) dan tea berarti
urusan. Dalam bahasa inggris, politics adalah suatu rangkaian
asas( prisip), keadaan, cara, dan alat yang digunakan untuk
mencapai cita-cita atau tujuan tertentu.
Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai
makna kepentingan umum warga Negara suatu bangsa. Politik
merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan
alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita
kehendaki.
Untuk mempertahakan Negara, kita sebagai bangsa harus
mempunyai kesatuan cara pandang yang dikenal sebagai Wawasan
Nasional. Konsep Wawasan Nasional setiap bangsa berbeda. Hal ini
berkaitan dengan profil dari bangsa, sejarah, pandangan hidup,
ideology, budaya politik, dan geografi. Kedua unsur pokok, yaitu
profil bangsa dan kondisi geografis sebuah bangsa inilah yang
harus diperhatikan dalam membuat konsep geopolitik bangsa dan
Negara.
Geopolitik atau Wawasan Nasional dinamakan Wawasan Nusantara.
Wawasan Nusantara merupakan cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia
mengenai dirinya yang bhineka, dan lingkungan
geografinya yang berwujud Negara kepulauan berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Wawasan Nusantara ini dijiwai dengan
222

mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan tetap


menghargai serta menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek
kehidupan nasional untuk mencapai tujuan nasional.
B. Latar Belakang Wawasan Nusantara
Dalam menentukan, membina, dan mengembangkan nasionalnya,
bangsa Indonesia menggali dan mengembangkan dari konsidi nyata
yang terdapat di lingkungan Indonesia sendiri. Wawasan nasional
Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuasaan bangsa
Indonesia yang berdasarkan falsafah Pancasila dan oleh pandangan
geopolitik Indonesia yang berdasarkan pemikiran kewilayahan dan
kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pembahasan latar
belakang filosofi sebagai pemikiran dasar pengembangan Wawasan
Nasional Indonesia ditinjau dari :
1) Falsafah Pancasila.
Nilai-nilai Pancasila mendasari pengembangan Wawasan
Nasional, antara lain memberi kesempatan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama masing-masing sebagai wujud
nyata penerapan HAM. Pengambilan keputusan yang
menyangkut kepentingan bersama diusahakan melalui
musyawarah, mengutamakan kepentingan masyarakat dari
pada kepentingan pribadi atau golongan.
2) Aspek Kewilayahan Nusantara
Kondisi obyektif geografi Indonesia yang terdiri atas ribuan
pulau, memiliki karakteristik yang berbeda dengan Negara
lain. Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang
mutlak diperhitungkan karena mengandung beraneka ragam
kekayaan alam dan jumlah penduduk yang besar. Geografi
diperhitungkan karena memiliki aneka SDA dan suku bangsa.
Dengan demikian, secara konseptual kondisi geografi
Indonesia mengandung keunggulan sekaligus kelemahan/
kerawanan. Kondisi ini perlu diperhitungkan dan dicermati
dalam perumusan geopolitik Indonesia.
3) Aspek Sosial Budaya
Indonesia memiliki beragam suku, agama, bahasa, dan adat
istiadat. Menurut ahli antropologi, tidak mungkin ada
masyarakat kalau tidak ada kebudayaan, dan sebaliknya.
Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masingmasing memiliki adat istiadat, bahasa, agama, dan
kepercayaan. Oleh karena itu, tata kehidupan nasional yang
berhubungan dengan interaksi antar golongan masyarakat
mengandung potensi konflik yang besar, terlebih lagi
kesadaran nasional masyarakat masih relative rendah dan
jumlah masyarakat yang terdidik relative terbatas.
4) Aspek Historis
Perjuangan suatu bangsa dalam meraih cita-cita pada
umumnya tumbuh dan berkembang dari latar belakang
sejarahnya.
Dengan
semangat
kebangsaan
yang
menghasilkan proklamasi 17 Agustus 1945 dimana Indonesia
mulai merdeka, maka semangat itu harus tetap dipertahankan
dengan semangat persatuan bangsa dan menjaga wilayah

223

kesatuan Indonesia, jangan sampai terulangnya perpecahan


dalam lingkungan bangsa dan Negara Indonesia.
C. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan
1. Kedudukan Wawasan Nusantara
a) Wawasan nusantara sebagai Wawasan Nasional
Bangsa Indonesia merupakan ajaran yang diyakini
kebenaran oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi
penyesalan dan penyimpangan dalam upaya mencapai
dan mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.
b) Wawasan nusantara dalam paradigma nasional dapat
dilihat dari spesifikasinya sebagai berikut :
1. Pancasila sebagai falsafah, ideology bangsa dan
dasar Negara berkedudukan sebagai landasan
idiil
2. UUD 1945 sebagai landasan konstitusi Negara;
berkedudukan sebagai landasan konstitusional
3. Wawasan Nusantara sebagai visi nasional,
berkedudukan sebagai landasan konsepsional.
4. Ketahanan Nasional sebagai konsepsi nasional,
berkedudukan sebagai landasan konsepsional
5. GBHN sebagai politik dan strategi nasional atau
sebagai
kebijaksanaan dasar nasional,
berkedudukan sebagai landasan opersional.
2. Fungsi Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi,
dorongan, serta rambu-rambu dalam menentukan segala
kebijakan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi
penyelenggara Negara ditingkat pusat dan daerah maupun
bagi seluruh indonesia dalam kehidupan barmasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
3. Tujuan Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara mewujudkan nasionalisme yang tinggi
disegala aspek kehidupan rakyat Indonesia dalam segala
bidang kehidupan.
D. Kedudukan ( status) Wawasan Nusantara
Posisi bangsa Indonesia yang berada pada kondisi lingkungan
geografis yang berwujud Negara kepulauan, terletak diantara dua
benua dan dua samudra yang mana dapat memberi keuntungan juga
kerugian,
Keuntungan :
1. Menjadi jalur lalu lintas perdagangan international
2. Meningkatkan penerimaan pajak
3. Memudahkan Indonesia berinteraksi dengan Negara lain
4. Mempercepat perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi
5. Mempercepat proses akselerasi budaya asing, khususnya
yang sesuai dengan nilai luhur budaya bangsa
6. Membuka peluang bagi peran Indonesia dalam penyelesaian
konfik politik yang terjadi di antara negara tetangga.

224

Kerugian :
1. Terganggunya ketertiban dan keamanan nasional
2. Terjadinya pencurian ikan
3. Terjadi perompakan atas kapal laut yang melewati jalur
perdagangan.
Secara hirarki system kehidupan nasional Indonesia, posisi dan
status Wawasan Nusantara menempati urutan ketiga setelah UUD
1945 yaitu:
1. Pancasila sebagai filsafat, ideology bangsa, dan dasar
Negara.
2. UUD 1945 sebagai konstitusi Negara
3. Wawasan Nusantara sebagai geopolitik bangsa Indonesia
4. Ketahanan nasional sebagai geostrategic bangsa dan Negara
Indonesia
5. Politik dan strategi nasional sebagai kebijaksanaan dasar
nasional dalam pembangunan nasional.
E. Bentuk Wawasan Nusantara
Bentuk Wawasan nusantara meliputi
1. Wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional.
Bentuk ini mempunyai arti bahwa konsepsi Wawasan
Nusantara
dipandang
sebagai
konsepsi
politik
ketatanegaraan dalam upaya mewujudkan tujuan nasional.
2. Wawasan Nusanatara sebagai wawasan Pembangunan
Nasional Menurut UUD1945. Wawasan Nusanatara sebagai
cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat berbangsa dan
bernegara mencakup :
a) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu
kesatuan politik
b) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu
kesatuan ekonomi
c) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu
kesatuan social dan budaya
d) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu
kesatuan pertahanan keamanan.
3. Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan
keamanan Negara
4. Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan
Sebagai eksistensi suatu Negara , wilayah nasional perlu
ditentukan batas-batasnya agar tidak terjadi sengketa dengan
Negara tetangga.
Mengenai batas Negara, UUD 1945 tidak menjelaskan secara
jelas tentang batas negara, melainkan hanya menyebut
seluruh tumpah darah Indonesia(pembukaan UUD 1945) dan
pasal 18 UUD 1945 menyebutkan pembagian daerah daerah
Indonesia atas daerah besar dan kecil
F. Wadah Wawasan Nusantara
Wadah meliputi tiga unsur :

225

1. Batas Ruang Lingkup


Bidang ini telah dibahas dalam asas kepulauan(archipelago),
dimana Wawasan Nusantara mempunyai bentuk wujud
sebagai :
a) Nusantara
b) Manunggal dan utuh menyeluruh
1. Nusantara : dalam bentuk wujud nusantara,
maka batas-batas Negara ditentukan oleh lautan
yang didalamnya pulau-pulau serta gugusan
kepulauan yang saling berhubungan, tidak
dipisahkan oleh air, baik yang berupa laut
maupun selat.
2. Manunggal :
Wilayah Indonesia terdiri atas beribu-ribu
pulau besar maupun kecil dan dipisahkan
serta dihubungkan oleh lautan, pulau, dan
selat, harus dijaga dan diusahakan tetap
menjadi satu kebulatan wilayah nasional
dengan segala isi dan kekayaanya.
Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai
macam suku bangsa, berbicara dalam
berbagai bahasa daerah, dan meyakini
berbagai
macam
agama
serta
kepercayaan.
2. Tata Susunan Pokok/ Inti Organisasi
Sumber inti organisasi ialah UUD 1945 yang menyangkut :
a) Bentuk dan kedaulatan Bab I Pasal 1 :
1. Negara Indonesia adalah Negara kesatuan yang
berbentuk Republik,
2. Kedaulatan ada ditangan rakyat, dan
dilaksanakan menurut UUD
b) Kekuasaan pemerintah Negara , Bab III pasal 4 dan 5 ,
Presiden RI memegang kekuasaan pemerintah menurut
UUD 1945.
c) Sistem pemerintahan yang ditegaskan dalam UUD 1945
ialah :
1. Indonesia ialah Negara yang berdasarkan atas
hokum dan tidak berdasarkan atas kekuasaan
belaka
2. Pemerintah berdasarkan atas system konstitusi
dan tidak berdasarkan absolutisme
3. Tata Susunan Pelengkap/kelangkapan Organisasi:
Tata kelengkapan organisasi antara lain :
a) Aparatur Negara:
Aparatur Negara harus mampu mendorong ,
menggerakkan, serta mengarahkan usaha-usaha
pembangunan ke sasaran yang telah ditetapkan, untuk
kepentingan rakyat banyak.
b) Kesadaran Politik Masyarakat dan Kesadaran
Bernegara. Kunci lain dalam pemantapan stabilitas
politik juga terletak pada kesadaran politik seluruh
masyarakat, setiap orang, partai politik, ormas,
226

organisasi profesi/fungsional, juga seluruh tubuh


pemerintahan.
c) Pers, Pers yang sehat dalam arti pers yang bebas
bertanggung jawab , jujur dan efekif dengan tulisantulisan yang memberikan penjelasan-penjelasan yang
jujur, dedikatif dan bertanggung jawab.
G. Isi Wawasan Nusantara
Isi Wawasan Nusantara terdiri atas tiga unsur yaitu :
1. Tujuan
Tujuan yang terkandung dalam Wawasan Nusantara adalah
seperti yang dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 yaitu :
untuk membentuk suatu Pemerintahan Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan social ..
2. Sifat dan Ciri-ciri
a) Manunggal
Keserasihan dan keseimbangan yang dinamis dalam
segenap aspek kehidupan, baik alamiah maupun
social. Segenap aspek kehidupan social tersebut selalu
menuntut untuk dimanunggalkan secara serasi dan
seimbang, sesuai dengan magna sesanti Bhineka
Tunggal Ika yang merupakan sifat asasi dari Negara
Pancasila.
b) Utuh Menyeluruh
Utuh menyeluruh bagi nusantara dan rakyat Indonesia
sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh bulat
dan tidak dapat dipecah-pecah oleh kesatuan apapun
dan bagaimanapun, sesuai Satu Nusa, satu Bangsa,
dan Satu Bahasa.
c) Cara kerja
Cara kerja Wawasan Nusantara berpedoman pada
Pancasila sebagai kebulatan padangan hidup bangsa
Indonesia.
H. Tata Laku Wawasan Nusantara
Tata laku dapat dirinci dalam dua unsur, yaitu tata laku batiniah dan
tata laku lahiriah. tata laku batiniah tumbuh dan terbentuk karena
konsidi dalam proses pertumbuhan hidupnya, pengaruh keyakinan
pada suatu agama/kepercayaan termasuk tuntutan budi pekerti,
seperti kondisi kekusassan yang memungkinkan berlangsungnya
kebiasaan-kebiasaan hidupnya.
Wawasan Nusantara dalam wujud dan wadahnya, merupakan
kesatuan :
1. Isi RI berupa falsafah Pancasila dan UUD 1945

227

2. Wadah RI berupa, nusantara yang manakala diisi atau diberi


ISI menampakkan wujud dan wadahnya sebagai Wawasan
Nusantara.
3. Tata laku RI berupa UUD 1945 yang bila dilaksanakan dan
diterapkan berdasarkan wawasan nusantara, akan
menghasilkan Ketahanan Nasional Indonesia.
I. Implementasi Wawasan Nusantara
Implementasi Wawasan Nusantara dimaksudkan menerapkan atau
melaksanakan Wawasan Nusantara dalam kehidupan sehari-hari
secara nasional yang mencakup kehidupan politik, ekonomi, social
dan budaya, serta pertahanan nasional.
1. Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan Politik
Untuk mengimplementasikan Wawasan Nusantara beberapa
hal harus diperhatikan:
a) Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam
undang-undang , seperti UU Partai Politik, UU Pemilu,
UU Pemilihan Presiden, UU Susunan dan Kedudukan
MPR, DPR, DPD, DPRD I, DPRD II, serta
pelaksanaannya
harus
sesuai
hokum
dan
mementingkan kepentingan persatuan bangsa.
b) Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara
di Indonesia harus berdasarkan hokum yang berlaku.
Implementasi dari adanya satu hokum, bahwa seluruh
Indonesia harus mempunyai dasar hokum yang sama
bagi setiap warga Negara, dan tidak ada pengecualian.
c) Mengembangkan hak asasi manusia dan sikap
pluralisme untuk mempersatukan berbagai suku,
agama, dan bahasa yang berbeda-beda. Dengan
mengembangkan hak asasi dan pluralisme akan
menumbuhkan
rasa toleransi, sikap menghargai
terhadap perbedaan sehingga kesatuan bangsa lebih
mudah dipelihara.
d) Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik
dan lembaga pemerintahan untuk meningkatkan
semangat kebangsaan, dan pertahanan untuk menjaga
kesatuan bangsa yang terdiri atas pulau-pulau.
e) Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah
international dan memperkuat korps diplomatic untuk
mempertahankan posisi dan kedaulatan wilayah
Indonesia dari upaya pencaplokan wilayah Indonesia
terutama pulau-pulau terluar pulau kosong.
2. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Ekonomi
Untuk mengimplentsaikan Wawasan Nusantara beberapa hal
berikut harus diperhatikan :
a) Wilayah Nusantara merupakan potensi ekonomi yang
tinggi beberapa potensi adalah :
1. Posisi di katulistiwa memungkinkan matahari
muncul setiap hari dan dengan tanah yang subur
menjadikan potensi pertanian yang besar.

228

2. Luas wilayah laut dengan diakuinya ZEE(Zona


Ekonomi Eksklusif), menjadikan indonesia
mempunyai pantai terpanjang di dunia dan
merupakan potensi bagi pengembangan
industry kelautan.
3. Indonesia mempunyai hutan tropis yang cukup
luas dan besar untuk potensi industry
kehutanan.
4. Indonesia mempunyai hasil tambang dan minyak
yang cukup besar.
5. Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang
besar, sehingga menjadi potensi tenaga kerja
dan pasar sekaligus.
b) Pembangunan ekonomi
harus memperhatikan
keadilan dan keseimbangan antar daerah. Kepincangan
ekonomi akan menyebabkan adanya disintegrasi
bangsa, oleh sebab itu adanya otonomi daerah
merupakan salah satu jawaban dalam upaya
menciptakan keadilan ekonomi.
c) Pembangunan ekonomi harus dirancang dengan
melibatkan partisipasi rakyat, dan karenanya
pengembangan usaha kecil dan menengah yang
jumlahnya sangat besar perlu didorong dan diberikan
fasilitas seperti kredit mikro, dan pemberian pelatihan
serta peluang pasar.
3. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Sosial
a) Mengembangkan perikehidupan bangsa yang serasi
antara masyarakat yang berbeda, baik budaya maupun
status social, dan daerah dengan tingkat kemajuan
yang sama, merata dan seimbang dengan kemajuan
bangsa. Hal ini dapat dilakukan dengan pemerataan
pendidikan, sehingga tingkat pengetahuan antardaerah
sama, program wajib belajar harus berjalan dan
diprioritaskan pada daerah yang masih tertinggal.batas
materi pagi
b) Pembangunan bidang social harus berorientasikan
pada pengembangan budaya Indonesia. Budaya ini
menjadi kekayaan Indonesia dan harus dilestarikan.
Program pelestarian budaya, pengembangan museum,
cagar budaya harus diperhatikan dan ditingkatkan
untuk mengembangkan kebudayaan Indonesia dan
dapat dijadikan kegiatan pariwiasta sebagai sumber
pendapatan nasional dan daerah.
4. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan
Pertahanan dan Keamanan.
Untuk mengimplementasikan Wawasan Nusantara, beberapa
hal berikut harus diperhatikan :
a) Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan
harus memberikan kesempatan kepada setiap warga
Negara
untuk
berperan
aktif.
Kegiatan
mempertahankan Negara merupakan kewajiban seriap
warga Negara.
229

b) Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu


daerah atau pulau yang menjadi ancaman bagi daerah
lain. Rasa persatuan ini dapat diciptakan dengan
membangun solidaritas dan hubungan erat antara
warga Negara yang berbeda daerah dengan kekuatan
keamanan.
c) Membangun TNI yang professional serta menyediakan
sarana dan perasaan yang memadai bagi kegiatan
pengamanan wilayah Indoensia terutama pulau dan
wilayah terluar Indonesia.
ooo((((((*)))))ooo

BAB VIII
GEOSTRATEGI
A. Pengertian Geostrategi/Ketahanan Nasional.
Kasus impor beras membuat DPR RI berencana membuat hak
angket yaitu hak menyelidiki kebijakan pemerIntah. Tindakan
ini diperlukan karena impor tersebut menunjukkan lemahnya
daya tahan bangsa terhadap ketahanan pangan nasional.
Pada kasus lain ada kegamangan dalam pertahanan budaya,
di mana generasi muda mulai enggan menggunakan budaya
nasional dan mulai terimbas budaya global. Oleh karena itu
perjuangan mengisi kemerdekaan pada saat ini harus
berdasarkan kemampuan nasional dan dibina secara
berkelanjutan walaupun dihadapkan pada berbagai jenis
kendala, seperti pluralisme masyarakat, kondisi geografis,
dan dinamika lingkungan yang dampaknya tidak mungkin
diabaikan.
Strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber
daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu
dalam keadaan perang dan damai. Geostrategi adalah suatu
strategi dalam memanfaatkan kondisi geografis Negara dalam
menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana untuk mewujudkan
cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Geostrategi juga
memberi arahan tentang bagaimana merancang strategi
pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih
baik, aman dan sejahtera.
Geostrategi /ketahanan nasional indonsia adalah strategi
dalam memanfaatkan konstelasi geografi Negara indonesia
untuk menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana-sarana
untuk mencapai tujuan nasional bangsa indonsia serta
memberi arahan tentang bagaimana merancang strategi
pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih
baik, aman dan sejahtera.
Geostrategi bukanlah merupakan geopolitik untuk
kepentingan politik dan perang tetapi untuk kepentingan

230

kesejahteraan dan keamanan. Geostrategi Indonesia


dirumuskan dalam wujud konsepsi Ketahanan Nasional.
Geostrategi/Ketahanan nasional adalah kondisi kehidupan
nasional yang harus diwujudkan. Kondisi kehidupan tersebut
sejak dini dibina secara terus menerus mulai dari pribadi,
keluarga , lingkungan daerah dan nasional.
B. Latar Belakang Geostrategi/Ketahanan Nasional
Sejak proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945
bangsa Indonesia tidak luput dari berbagai gejolak, ancaman
dari dalam negeri maupun luar negeri yang hampir
mambahayakan kelangsungan hidup bangsa dan Negara.
Dengan posisi geografis potensi sumber kekayaan alam, serta
besarnya jumlah dan kemampuan penduduk yang dimiliknya.
Indonesia menjadi ajang persaingan kepentingan dan
perebutan pengaruh Negara Negara besar.
Dalam rangka menjamin eksitensi bangsa dan Negara dimasa
kini dan masa datang bangsa Indonesia harus memiliki
keuletan dan ketangguhan yang harus dibina secara
konsisten dan berkelanjutan.
C. Tujuan Geostrategi/ Ketahanan Nasional
Geostrategi diperlukan dalam menunjang keberhasilan tugas
pokok pemerintahan, seperti tegaknya hukum dan ketertiban,
terwujudnya
kesejahteraan
dan
kemakmuran,
terselenggaranya pertahanan dan keamanan, mewujudkan
keadilan hukum dan keadilan social, serta terdapatnya
kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri.
D. Fungsi Geostrategi/ Ketahanan Nasional
Geostrategi /Ketahanan Nasional Indonesia mempunyai
fungsi sbb:
Daya tangkal dalam kedudukannya sebagai konsepsi
penangkalan, geostrategic indonsia ditujukan untuk
menangkal segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan,
dan tantangan terhadap identitas, integritas eksistensi
bangsa dan Negara Indonesia dalam aspek :
1. Ketahanan pada aspek ideology
Ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi
ancaman dari luar ,maupun dari dalam, dalam rangka
menjamin kelangsungan hidup ideology bangsa dan
Negara RI
2. Ketahanan pada aspek politik
Untuk mengejar ketinggalan dari Negara maju kita perlu
mengadakan proses perubahan atau modernisasi
,penegakan hokum, dan menegakkan disiplin nasional
3. Ketahanan pada aspek ekonomi
Ketangguhan kekuatan nasional dalam kegiatan yang
berkaitan dengan produksi, distribusi dan konsumsi
barang dan jasa, usaha untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat baik secara individu maupun kelompok.
4. Ketahanan pada aspek social budaya
Ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi
ancaman dari luar maupun dari dalam, dalam rangka
menjamin kelangsungan kehidupan social budaya bangsa
dan Negara RI
231

5. Ketahanan pada aspek pertahanan keamanan.


Ketangguhan kekuatan pertahanan nasional dan upaya
untuk melindungi kepentingan bangsa dan Negara demi
tetap terwujudnya kondisi kelangsungan hidup bangsa.
Berfungsi sebagai pengarah bagi pengembangan potensi
kekuatan bangsa dalam ideology, politik, ekonomi, social
budaya , pertahanan dan keamanan (hankam) sehingga
tercapai kesejahteraan rakyat. Ketahanan nasional sebagai
pengarah berfungsi menyatukan pola pikir, pola tindak, dan
cara kerja intersektor, antarsector, dan multidisipliner.
Cara kerja ini selanjutnya diterjemahkan dalam RJP(rencana
jangka panjang) yang dulu dikenal dengan GBHN, RJP yang
dibuat pemerintah dan disetujui DPR memuat kebijakan dan
strategi pengembangan dalam setiap seckor untuk mencapai
tujuan nasional masyarakat adil dan makmur.
E. Sifat Geostrategi /Ketahanan Nasional
Untuk mewujudkan Ketahanan Nasional, dilaksanakan
dengan mengelola dan menyelenggarakan kesejahteraan dan
keamanan terhadap system kehidupan nasional. Sebagai
konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan
berbangsa dan bernegara, metode pendekatan dan
pengkajian, Ketahanan Nasional terdiri atas pendekatan
keamanan dan pendekatan kesejahteraan,
Sifat-sifat Ketahanan Nasional adalah sbb :
1. Manunggal
Dalam membangun Ketahanan Nasional adanya
kesatuan yang bersifat komprehensif-integral antara
trigatra (tiga aspek) dan pancagatra(lima aspek). Sifat
integrative tidak mempunyai arti mencampuradukkan
semua aspek social secara begitu saja , tetapi integrasi
dilaksanakan secara serasi, seimbang dan harmonis.
2. Mawas ke dalam
Geostrategi/Ketahanan Nasional ditujukan kedalam diri
bangsa dan Negara sendiri karena bertujuan untuk
mewujudkan hakikat dan sifat nasional.
3. Kewibawaan
Geostrategi/Ketahanan Nasional bertujuan untuk
mewujudkan kewibawaan nasional, dan harus
diperhitungkan oleh pihak lain
4. Berubah menurut waktu
Geostrategi/Ketahanan Nasional bersifat dinamis dan
dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi
bangsa.
5. Tidak membenarkan sikap adu kekuasaan dan adu
kekuatan
Konsepsi ketahanan nasional dapat dipandang sebagai
suatu alternative lain dari konsepsi yang
mengutamakan penggunaan adu kekuasaan dan adu
kekuatan yang masih dianut oleh Negara-negara maju
pada umumnya.
6. Percaya pada diri sendiri

232

Geostrategi /Ketahanan Nasional dikembangkan dan


ditingkatkan berdasarkan sikap mental percaya pada
diri sendiri. Suatu bangsa yang merdeka dan berdaulat
harus percaya dan yakin , bahwa ia dapat mengurus
dan mengatur rumah tangga sendiri dengan baik dan
tidak tergantung kepada bantuan luar.
7. Tidak tergantung pada pihak lain
Geostrategi/Ketahanan Nasional dibangun dan
dikembangkan atas dasar kemampuan sendiri dengan
memanfaatkan segenap aspek kehidupan nasional.
Pengembangan
kemampuan
nasional
dalam
meningkatkan daya saing bangsa diupayakan untuk
tidak tergantung pada pihak lain.
F. Konsepsi Dasar Geostrategi/Ketahanan Nasional
Konsep adalah teori atau model yang merupakan pedoman
dalam
menciptakan
Ketahanan
Nasional
melalui
pembangunan seluruh aspek Ketahanan Nasional. Seluruh
aspek yang dimaksud adalah meliputi aspek trigatra) dan
aspek pancagatra(lima gatra) yang keduanya dikenal dengan
astgatra(delapan gatra)
1. Model Astagatra
Model ini berisi delapan gatra yang terdiri atas trigatra
(Geografi, SDA,Demografi), dan Pancagatra (ideologi,
Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya, serta Pertahanan,
dan Keamanan) secara matematis model ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
K(n) =f(Trigatra,Pancagatra)t
=f(G,D,A),(I,P,E,S,H)t
Keterangan :
K(n) = Kondisi kekuatan nasional yang dinamis
G
= Kondisi Geografis
D
= Kondisi Demografi
A
= Kondisi Kekayaan Alam
I
= Kondisi Pemahanan dan Pengamatan Ideologi
P
= Kondisi system Politik
E
= Kondisi system Ekonomi
S
= Kondisi system Sosial Budaya
H
= Kondisi system Hankam
f
= Fungsi dalam penegrtian matematis
t
= Dimensi waktu
2. Model Morgenthau
Morgentau mengadakan observasi atas tata kehidupan
nasional secara mikro dilihat dari luar sehingga
ketahanan masyarakat bangsa ditampilkan sebagai
kekuatan.
Secara matematis model ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
K(n) = f(umur stabil), (umur berubah)
K(n) = f(G,A),(T,M,D,L,C,O)
Keterangan :
233

K(n) = Kekuatan Nasional


G
= Kemampuan Geografi
A
= Kemampuan SDA
T
= Kemampuan Industri
M
= Kemampuan Militer
D
= Kemampuan Demografi
C
= Karakter Nasional
L
= Moral Nasional
O
= Kualitas Diplomasi
Model yang menekankan pentingnya Kekuatan
Nasional dibina dalam kaitannya dengan Negaranegara lain. Artinya model ini menganggap pentingnya
perjuangan untuk mendapatkan power position(posisi
yang kuat) dalam satu kawasan. Sebagai
konsekuensinya maka terdapat advokasi untuk
memperoleh power position sehingga muncul sytrategi
kearah balance of power(kekuatan penyeimbang)
3. Model Alfred Thayer Mahan
Model ini menganggap bahwa kekuatan nasional suatu
bangsa dapat dipenuhi apabila bangsa tersebut
memenuhi unsur-unsur berikut:
Geografi bentuk wilayah dan wujud bumi, luas wilayah,
jumlah penduduk, watak nasional atau bangsa, dan
sifat pemerintahan.
Kekuatan Negara tidak hanya tergantung pada luas
wilayah daratan, akan tetapi sangat tergantung juga
pada factor luasnya akses ke laut dan bentuk pantai
dari wilayah Negara.
Ada empat factor yang membentuk kekuatan laut suatu
Negara yaitu :
a) Situasi geografi, khususnya mengenai morfologi
topografinya yang dikaitkan dengan akses ke
laut dan penyebaran penduduk.
b) Kekayaan alam yang dikaitkan dengan
kemampuan industry sertakemandirian dalam
penyediaan pangan
c) Konfigurasi wilayah Negara yang akan
mempengaruhi karakter rakyat dan orientasinya
d) Jumlah penduduk.
4. Model Cline
Cline melihat suatu Negara dari luar sebagaimana
dipersepsikan oleh Negara lain. Baginya hubungan
antarnegara pada hakikatnya sangat dipengaruhi oleh
persepsi suatu Negara terhadap Negara lainnya,
termasuk didalamnya persepsi atas system pangkalan
dari Negara lain.
Dalam bentuk matematis, model cline ini dpat
dirumuskan sbb :
P(p) = (Cr+M+E) (S+W)

234

Keterangan :
P(p) = Perceived Power, Kekuatan Nasional
Sebagaimana Dipersepsikan oleh Negara lain.
Cr
= Critical mass, yaitu strtegi antara Potensi
Demografi dengan Geografi
M
= Kemampuan Militer
E
= Kemampuan Ekonomi
S
= Strategi Nasional
W
= Kemauan Nasional atau Tekat Rakyat untuk
Mewujudkan Strategi Nasional.
Model ini (Cr+M+E) merupakan factor yang berwujud
(tangible) sedangkan (S+W) yaitu bagian yang tidak
beujud(intangible). Faktor yang tangible, yaitu critical mass,
yang dipresentasikan sebagai penjumlahan dari potensi
demografi dan geografi yang efektif untuk menunjang
pembentukan Kekuatan Nasional.
Menurut Cline bahwa suatu Negara akan muncul sebagai
kekuatan besar apabila memiliki potensi geografi besar dan
SDA yang besar pula.
G. Komponen Strategi Astagatra
Komponen ini adalah komponen strategi yang terdiri atas
delapan gatra(aspek). Delapan gatra (aspek) ini dapat
diklasifikasikan dalam dua bagian yang meliputi :
1. Trigatra
Adalah komponen yang bersifat alamiah (tetap).
Komponen ini meliputi tiga unsur yaitu:
a) Aspek geografi
Aspek geografi adalah berkaitan dengan letak
kondisi bumi dimana Negara berada. Pengaruh
letak geografi terhadap politik melahirkan
geopolitik dan geostrategi.
Beberapa Wawasan Nasional yang tumbuh
karena pengaruh geografi adalah seperti :
1. Wawasan benua adalah cara pandang Negara
yang dilandasi lingkungan Negara yang serba
daratan yang dikenal dengan Land Locked
Country
2. Wawasan bahari adalah cara pandang Negara
yang dipengaruhi oleh kondisi Negara yang
bersifat archipelago, tetapi negaranya sendiri
bersifat daratan
3. Wawasan dirgantara adalah cara pandang
Negara yang dipengaruhi oleh kondisi wilayah
dirgantara yang strategis bagi penempatan
GSO(geo stationary orbit)
4. Wawasan kombinasi adalah cara pandang
Negara yang dipengaruhi oleh kondisi geografis
Negara yang memiliki wilayah daratan, lautan,
dan udara yang strategis.
Dalam kaitan dengan wawasan Nasional di atas,
Negara Indonesia dapat dikategorikan sebagai

235

Negara kesatuan yang menganut


kombinasi atau Wawasan Nusantara.

wawasan

b) Sumber Daya Alam


Kekayaan alam yang terkandung dalam sumber
daya alam (SDA) Indonesia dapat dibagi tiga
golongan yaitu :
1. Hewan (fauna) adalah sumber daya alam
yang menjadi sumber bahan makanan
yang berasal dari binatang(hewan)
2. Nabati(flora) adalah sumber daya alam
yang dapat menjadi sumber bahan
makanan yang berasal dari unsur tumbuhtumbuhan.
3. Mineral(tambang) adalah sumber daya
alam yang memiliki nilai tambah bagi
devisa negara yang berasal dari
eksploitasi dan eksplorasi dalam bumi.
Pola dasar pengelolaan sumber daya alam di atas ,
dilakukan berdasarkan pada asas :
1. Maksimal, yaitu prinsip pengelolaan sumber
daya manusia secara menyeluruh dan sungguhsungguh oleh seluruh elemen bangsa dan
Negara.
2. Lestari, yaitu prinsip pengelolaan SDA, yaitu
prinsip pengelolaan SDA yang mengutamakan
kelangsungan lingkungan hidup secara
berkelanjutan(sustainable)
3. Daya saing, yaitu prinsip pengelolaan SDA yang
berorientasi pada kualitas dan kuantitas yang
bias memiliki daya saing dengan produk SDA
Negara asing(luar negeri).
Untuk mengatasi kesejangan (gap) antara potensi SDA
dengan penduduk maka diupayakan :
a) Menyusun pola pengelolaan SDA
b) Mengembangkan IPTEK
c) Membina kesadaran Nasional
d) Mengadakan program pembangunan yang serasi
e) Mengadakan pembentukan modal yang cukup
f) Menciptakan daya beli konsumen yang cukup.
c) Keadaan dan Kemampuan Penduduk.
Penduduk adalah orang yang mendiami suatu
tempat dalam wilayah tertentu dengan tanpa
melihat status kewarganegaraan yang dianut
oleh orang tersebut.
Masalah yang dihadapi dalam kependudukan
adalah sbb.:
236

1. Jumlah penduduk, makin meningkatnya


jumlah penduduk yang tidak memiliki
kualitas, baik dirinya , masyarakat, dan
negara
2. Komposisi penduduk adalah susunan
penduduk menurut usia, jenis kelamin,
agama, suku bangsa, dan pendidikan.
3. Distribusi penduduk adalah penyebaran
penduduk yang tidak merata ke seluruh
wilayah Negara(tanah air)
2. Pancagatra
Komponen pancagatra adalah komponen yang meliputi
lima aspek Ketahanan Nasional dalam kehidupan
social(intangible). Komponen pancagatra meliputi :
a) Ketahanan di Bidang Ideologi berintikan
pemahaman
dan
pengamalan
nilai-nilai
Pancasila.
b) Ketahanan Nasional di Bidang Politik berintikan
pada kehidupan politik yang damai, tertib, adil,
jujur dan demokratis.
c) Ketahanan Nasional di Bidang Ekonomi
berintikan tersedianya pangan, sandang dan
tersedianya lapangan kerja, perumahan.
d) Ketahanan Nasional di Bidang Sosial dan
Budaya berintikan tersedianya pendidikan
murah dan berkualitas, hormat menghormati,
sopan santun, beretika, dan bangga menjadi
anak Indonesia.
e) Ketahanan Nasional di Bidang Hankam,
berintikan adanya rasa aman, damai, tidak
sengketa dengan bangsa dan Negara lain.
H. Hubungan Komponen Strategi Antargatra
1. Komponen strategi Trigatra
a) Gatra Geografi dan Sumber Kekayaan Alam. Hubungan
gatra geografi dan SDA dapat menjadi sumber/tempat
bagi tumbuh dan berkembangnya potensi sumber
kekayaan alam yang dapat memberi nilai tambah bagi
kesejahteraan keseluruhan rakyat Indonesia.
b) Gatra Geografi dan Penduduk
Hubungannya adalah gatra geografi dapat menjadi
sumber/tempat bagi penduduk untuk memperoleh nilai
tambah dalam meningkatkan taraf hidup, pendapatan
perkapita , dan lingkungan hidup yang sehat bagi
kesejahteraan seluruh rakyat Negara.
Untuk itu dalam pembinaan dan pengelolaan penduduk
perlu beberapa strategi yaitu :
1. Penciptaan kualitas penduduk
2. Distribusi penduduk(transmigrasi) yang merata
c) Gatra Kekayaan Alam dan Penduduk

237

Hubungannya adalah gatra kekayaan alam dapat


menjadi sumber bagi penduduk untuk memperoleh
nilai tambah dalam meningkatkan taraf hidup ,
pendapatan per kapita, dan lingkungan hidup yang
sehat bagi kesejahteraan keseluruhan rakyat Indonesia.
2. Hubungan antar komponen dalam Pancagatra
a) Gatra Ideologi
Pancasila sebagai ideology bangsa dan Negara
berfungsi mengarahkan perjuangan bangsa mencapai
cita-cita dan tujuan nasional. Membina ideology pada
hakikatnya adalah merupakan upaya meningkatkan
Ketahanan Nasional.
b) Gatra Politik
Politik dalam arti kebijakan merupakan suatu proses
alokasi system nilai dan norma kehidupan bernegara
yang diyakini benar oleh suatu bangsa yang dilakukan
oleh sebuah instansi yang berwenang, agar menjadi
pedoman pelaksanaan dalam mewujudkan cita-citanya.
c) Gatra Ekonomi
Proses kehidupan ekonomi mempunyai pengaruh yang
positif dalam meningkatkan kesejahteraan dan
keseimbangan antara pengadaan, permintaan dan
distribusi barang dan jasa
d) Gatra Sosial Budaya
Pada kenyataannya nilai budaya hanya dapat
berkembang dalam situasi aman dan damai.
Kemegahan
nilai
social
budaya
biasanya
mencerminkan tingkat kesejahteraan bangsa, baik fisik
maupun kejiwaan bangsanya. Sebaliknya keadaan
social yang timpang serta adanya erosi dan
kemerosotan warga Negara dalam memahami dan
menghayati nilai-nilai luhur budaya bangsa dapat
menimbulkan ketegangan social(social entrophy) yang
dapat membahayakan Ketahanan Nasional.
e) Gatra Hankam
Kondisi hankam yang baik, stabilitas nasional yang
aman dan damai merupakan prasyarat bangsa untuk
dapat membina dan mengembangkan aspek-aspek
kehidupan bangsa. Hubungan hankam mempengaruhi
aspek ideology, politik, ekonomi, social dan budaya.
I. Implementasi ketahanan Nasional
Implementasi ketahanan nasional diartikan melaksanakan
atau menggunakan kemampuan berupa pengetahuan,
keterampilan yang dilandasi sikap ulet dan tangguh untuk
mengembangkan daya saing bangsa sehingga menjadi
bangsa yang kompetitif dan dihormati didunia.
1. Dalam Bidang Politik
Untuk menghadapi permasalahan dalam bidang politik,
maka sejumlah tindakan harus dilaksanakan.
Beberapa hal yang harus dilaksanakan adalah.

238

a) Dalam rangka menghadapi globalisasi, maka perlu


mengadakan proses perubahan atau modernisasi.
Peningkatan kompetensi diplomat diperlukan dalam
rangka
menghadapi
berbagai
perundingan
international.
b) Mengembangkan politik bebas dan aktif. Hal ini
dilakukan dengan berperan serta dalam proses
perdamaian di dunia international dan berpartisipasi
aktif dalam peristiwa yang bersifat global.
c) Masalah disintegrasi dan otonomi, Masalah
disintegrasi bangsa harus diselesaikan dengan
baik. Banyak kasus disintegrasi disebabkan adanya
ketidak adilan dalam bidang hokum, politik,
ekonomi, dan budaya.
d) Penataan system politik yang menjamin kestabilan
pemerintah.
e) Sistem birokrasi yang efisien. Efisiensi birokrasi
dilakukan dengan penataan tanggung jawab yang
sesuai dengan fungsinya, system penilaian kinerja
yang adil dan terbuka serta system numerasi yang
memadai dan layak.
2. Dalam Bidang Ekonomi
Untuk menghadapi permasalahan dalam bidang ekonomi,
maka sejumlah tindakan harus dilaksanakan.
Beberapa hal yang harus dilaksanakan adalah.
a) Menata kebijakan fiscal terutama yang terkait
dengan pajak, serta restribusi.
b) Mengembangkan industry yang berorientasi pada
produk dalam negeri.
c) Menggiatkan swasembada pangan. Pangan adalah
kebutuhan pokok, krisis pangan dapat membuat
stabilitas politik terganggu.
d) Mengembangkan
iklim
investasi
yang
baik.Pembenahan system investai dilakukan dengan
mempermudah procedure perizinan dan member
insentif yang memadai seperti keringanan pajak,
sarana infrastruktur, dan kepastian hokum dalam
ketenagakerjaan.
e) Mengembangkan system ekonomi kerakyatan dan
mendorong usaha kecil dan mengengah dengan
mengembangkan kredit mikro dan penunjang yang
memadai seperti pembangan informasi pasar dan
teknologi.
f) Mengembangkan system pasar dengan mengurangi
campur tangan pemerintah.
g) Mengembangkan pasar modal yang sehat,
transparan, dan efisien untuk menjadi sumber
permodalan
h) Mengelola kebijakan mikro secara hati-hati
sehingga tingkat inflasi rendah dan tingkat suku
bunga rendah untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi.
239

i) Meningkatkan efisiensi BUMN dan BUMD dengan


melakukan reorganisasi dan restrukturisasi,
sehingga fungsi dan tanggung jawab BUMN
berjalan dengan baik.
3. Dalam Bidang Sosal dan Budaya
Untuk menghadapi permasalahan dalam bidang social
budaya , maka sejumlah tindakan harus dilaksanakan.
Beberapa hal yang harus dilaksanakan adalah.
a) Meningkatkan HDI (human development index)
Indonesia dengan melakukan peningkatan mutu
pendidikan dengan penerapan standarisasi
pendidikan, meningkatkan wajib belajar sembilan
tahun, meningkatkan daya saing perguruan tinggi,
peningkatan kesehatan ibu dan anak, serta
peningkatan fasilitas lingkungan.
b) Meningkatkan taraf pendidikan dari 60% lulusan SD
menjadi lebih tinggi dengan memberikan dana
pendidikan minimal 20% dari APBN.
c) Meningkatkan perbaikan lingkungan dengan upaya
penataan daerah inustri melalui tata guna lahan,
pengendalian konversi hutan, pengelolaan sampah
dan pengendalian pencemaran udara, air, dan tanah.
d) Meningkatkan disiplin(batas sore)
e) masyarakat dengan upaya pemberian penyuluhan
tentang
kedisiplinan,
sosialisai
peraturan
perundang-undangan dan peraturan daerah , serta
memberikan sanksi social yang tegas untuk
memberikan efek jera.
f) Meningkatkan
kualitas
pendidikan
agama,
kerukunan umat beragama dan mempermudah umat
beragama dalam menjalankan ibadahnya.
g) Mengembangkan system jaminan social
bagi
seluruh warga Negara untuk memberikan
perlindungan terhadap kecelakaan kerja, kematian,
dan hari tua.
h) Mengembangkan kebebasan berekpresi dalam
bidang kesenian, kebudayaan, dan pariwisata
dengan memerhatikan etika, moral, estetika, dan
agama.
i) Meningkatkan peran perempuan dalam bidang
politik ekonomi sesuai dengan peran kaum pria
j) Mengembangkan iklim yang kondusif bagi pemuda
untuk mengembangkan kegiatan organisasi dan
olahraga dalam rangka peningkatan derajat
kesehatan dan prestasi
k) Mempercepat proses pembangunan daerah
tertinggal sehingga terjadi keseimbangan antar
daerah dalam menikmati hasil pembangunan.
4. Dalam Bidang Hukum

240

Untuk menghadapi permasalahan dalam bidang hokum


maka sejumlah tindakan harus dilaksanakan.
Beberapa hal yang harus dilaksanakan adalah.
a) Meningkatkan profesional aparat penegak hokum
dan dukungan sarana penunjang yang memadai.
Lemahnya penegakan hokum diupayakan dengan
melengkapi peraturan baik undang-undang maupun
peraturan pemerintah sehingga penegak hokum
mempunyai dasar yang kuat dalam menjalankan
tugasnya dan tidak melanggar HAM.
b) Meningkatkan pemberantasan korupsi
Indonesia dikenal sebagai Negara dengan tingkat
korupsi yang tinggi, maka pemberantasan korupsi
harus membuat efek jera.
c) Meningkatkan kesadaran HAM
Penegak hokum , aparat keamanan, serta
masyarakat masih banyak yang melakukan
pelanggaran HAM.
d) Mengembangkan budaya hokum disemua lapisan
masyarakat.
Dengan menata system hokum yang menyeluruh
dan terpadu, dengan melakukan reoganisasi system
peradilan yang dibawah satu payung MA, KY., dan
mengembangkan MK untuk menguji perundangan
dan MY untuk memberikan pengawasan kinerja
aparat peradilan dalam menjamin kepastian hokum
dan keadilan.
e) Menyelenggarakan proses pengadilan yang cepat,
mudah, murah dan terbuka untuk meningkatkan
kepastian hokum.
Keberhasilan dari implementasi Ketahanan Nasional
juga ditentukan oleh beberapa factor yaitu :
1. Kepercaraan
diri
akan
kompetensi,
kemampuan, dan kekuatan sendiri yang
didasari sikap jujur dan disiplin.
2. Kesadaran, kepatuhan, dan ketaatan pada
hokum yang berlaku
3. Menjaga keseimbangan diri antara tuntutan
hak dan menjalankan kewajiban
4. Mengembangk ilmu dan pengetahuan sesuai
dengan
perkembangan
zaman
dan
mendayagunakan terhadap
kebutuhan
masyarakat
5. Meningkatkan etos kerja, pengabdian,
disiplin, dalam rangka meningkatkan
kesadaran akan cinta tahan air
6. Mengembangkan kepribadian yang berisi
semangat kerja sama tim(team work) dan
beriman kepada Tuhan.
oooO((((((0))))))0ooo

241

242

Anda mungkin juga menyukai