Anda di halaman 1dari 32

Pendahuluan

Berbagai teknik pemisahan campuran zat cair yang banyak digunakan


diantaranya,
destilasi ( fraksionasi, destilasi uap) dan ekstraksi. Kromatografi merupakan
teknik
pemisahan yang lebih baik dan lebih cepat dari kedua teknik tersebut di atas,
teknik ini telah
dikenal sejak abad ke-19.
Dasar pemisahan pada kromatografi adalah pendistribusian sampel di antara
dua fase,
yaitu fase diam dan fase gerak. Berdasarkan pemakaian fase gerak, kromatografi
dapat dibagi
menjadi : Kromatografi Cair da Kromatografi Gas.
Kromatografi gas adalah teknik pemisahan yang didasarkan atas sampel di
antara
suatu fase gerak yang bisa berupa gas dan fase diam yang juga bisa berupa
caira ataupun
suatu padatan. Sedangkan kromatografi cair merupakan teknik pemisahan yang
didasarkan
atas sampel di antara suatu fase gerak berupa cairan dan fase diam yang juga
didasarkan atas
sampel di antara suatu fase gerak yang bisa berupa gas dan fase diam yang juga
bisa berupa
caira ataupun suatu padatan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan polaritas
dar fase diam
dan fase gerak.
Banyaknya macam-macam kromatografi yang salah satunya adalah
kromatografi gas,
yang merupakan metode kromatografi pertama yang dikembangkan pada zaman
instrumen
dan elektronika. Kromatografi gas dapat dipakai untuk setiap campuran dimana
semua
komponennya mempunyai tekanan uap yang berarti, suhu tekanan uap yang
dipakai untuk
proses pemisahan. Tekanan uap memungkinkan komponen menguap dan
bergerak bersamasama dengan fase gerak berupa gas.

Kromatografi gas metode yang tepat dan cepat untuk memisahkan camputan
yang
sangat rumit. Waktu yang dibutuhkan beragam, mulai dari beberapa detik untuk
campuran
sederhana sampai berjam-jam untuk campuran yang mengandung 500-1000
komponen.
Metode ini sangat baik untuk analisis senyawa organik yang mudah menguap
seperti
hidrokarbon dan eter. Efisiensi pemisahan ditentukan dengan besarnya interaksi
antara
sampel dan cairan, dengan menggunakan fasecair standar yang diketahui efektif
untuk
berbagai senyawa.
Kromatografi gas sendiri terdiri dari 2 yaitu kromatografi gas cairan dengan
mekanisme pemisahan partisi, teknik kolom dan nama alat GLC dan kromatografi
gas padat
dengan mekanisme pemisahan absorbsi, teknik kolom dan nama alat GSC.
Namun GSC
jarang digunakan sehingga pada umumnya

Pengertian
Secara etimologi, Kromatografi berasal dari bahasa yunani yang berarti warna
dan
tulis. Kromatografi gas (GC), merupakan jenis kromatografi yang digunakan
dalam kimia
organik untuk pemisahan dan analisis. Oleh karena itu, senyawa-senyawa kimia
yang akan
dipisahkan haruslah dalam bentuk gas pula. GC dapat digunakan untuk menguji
kemurnian
dari bahan tertentu, atau memisahkan berbagai komponen dari campuran.
Kromatografi gas
memisahkan suatu campuran berdasarkan kecepatan migrasinya di dalam fase
diam yang
dibawa oleh fase gerak. Sedangkan perbedaan migrasi ini disebabkan oleh
adanya perbedaan

interaksi diantara senyawa-senyawa kimia tersebut (di dalam campuran) dengan


fase diam
dan fase geraknya. Interaksi ini adalah adsorbsi, partisi, penukar ion dan jel
permiasi.
Kromatografi gas termasuk dalam salah satu alat analisa (analisa kualitatif dan
analisa
kuantitatif), kromatografi gas dijajarkan sebagai cara analisa yang dapat
digunakan untuk
menganalisa senyawa-senyawa organik.

Sejarah
Kromatografi sebagai metode pemisahan secara fisikokimia telah ditemukan
sejak
awal abad ke 20 oleh seorang botanist keturunan Rusia-Italia, M.S. Tswet. Ia
memaparkan

penomena pemisahan yang berdasarkan pada absorpsi pada 21 maret 1903


pada Warsaw
Society of Natural Sciences, yang kemudian dia beri nama Chromatography,
merupakan
transliterasi dari bahasa Yunani (greek) yang artinya penulisan warna.
Sejarah Kromatografi berkembang sepuluh tahun setelahnya, L.S. Palmer di US
dan
C. Dhere di Eropa secara independen mempublikasikan proses pemisahan yang
mirip dengan
Tswet. Pad 1931, Lederer bersama dengan Kuhn dan Winterstein
mempublikasikan paper
tentang purifikasi xantofil pada kolom absorpsi CaCO3 berdasarkan prosedur
Tswet. Pada
tahun 1941, A. J. P. Martin and R. L. M. Synge dari Cambridge University
menemukan
kromatografi partisi, dan mendapatkan nobel pada tahun 1952.
Kromatografi yang ditemukan oleh Tswet dalam bentuk kromatografi cair-padat
(liquid-solid chromatography) mengalami perkembangan selama lebih dari 50
tahun ke
dalam bentuk kromatografi gas (gas chromatography), kromatografi lapis tipis
(Tin Layer
chromatography) dan kromatografi cair-cair (liquid-liquid chromatography).
Adalah prof.
Horvath dari Yale university, mendesain instrumen yang memiliki kolom yang
kecil, yang
sangat resisten terhadap aliran fase gerak, inilah HPLC, dan nama HPLC
diperkenalkan oleh
Prof. Horvart pada tahun 1970 pada the Twenty-first Pittsburgh Conference in
Cleveland.
High Performance yang didefinisikan oleh Prof. Horvart

Prinsip Kerja
Kromatografi gas mempunyai prinsip yang sama dengan kromatografi lainnya,
tapi
memiliki beberapa perbedaan misalnya proses pemisahan campuran dilakukan
antara
stasionary fase cair dan gas fase gerak dan pada oven temperur gas dapat
dikontrol sedangkan
pada kromatografi kolom hanya pada tahap fase cair dan temperatur tidak
dimiliki.
Kromatografi gas merupakan teknik pemisahan yang mana solut-solut yang
mudah
menguap (dan stabil terhadap panas) bermigrasi melalui kolom yang
mengandung fase diam
dengan suatu kecepatan yang tergantung pada rasio distribusinya. Pemisahan
pada
kromatografi gas didasarkan pada titik didih suatu senyawa dikurangi dengan
semua interaksi
yang mungkin terjadi antara solute dengan fase diam. Selain itu juga
penyebaran cuplikan
diantara dua fase. Salah satu fase ialah fase diam yang permukaannya nisbi luas
dan fase
yang lain yaitu gas yang mengelusi fase diam. Fase gerak yang berupa gas akan
mengelusi
solute dari ujung kolom lalu menghantarkannya ke detector. Prinsip utama
pemisahan dalam
kromatografi gas adalah berdasarkan perbedaan laju migrasi masing-masing
komponen

dalam melalui kolom. Komponen-komponen yang terelusi dikenali (analisa


kualitatif) dari
nilai waktu retensinya (Tr).
Gas pembawa (biasanya digunakan Helium, Argon atau Nitrogen) dengan
tekanan
tertentu dialirkan secara konstan melalui kolom yang berisi fase diam.
Selanjutnya sampel di
injeksikan kedalam injektor (Injection Port) yang suhunya dapat diatur.
Komponenkomponen dalam sampel akan segera menjadi uap dan akan dibawa
oleh aliran gas pembawa
menuju kolom. Komponen- komponen akan teradopsi oleh fase diam pada kolom
kemudian
akan merambat dengan kecepatan berbeda sesuai dengan nilai Kd masingmasing komponen
sehingga terjadi pemisahan.
Komponen yang terpisah menuju detektor dan akan terbakar menghasilkan
sinyal
listrik yang besarnya proporsional dengan komponen tersebut. Sinyal lau
diperkuat oleh
amplifier dan selanjutnya oleh pencatat (recorder) dituliskan sebagai
kromatogram berupa
puncak. Puncak konsentrasi yang diperoleh menggambarkan arus detektor
terhadap waktu.
Secara sederhana prinsip kromatografi gas adalah udara dilewatkan melalui
nyala
hydrogen (hydrogen flame) selanjutnya uap organik tersebut akan terionisasi
dan
menginduksi terjadinya aliran listrik pada detektor, kuantitas aliran listrik
sebanding dengan
ion.

Jenis Kromatografi
Metoda kromatografi bukanlah merupakan suatu metoda pemisahan yang
tunggal,

akan tetapi terdiri dari sekelompok jenis kromatografi yang pada hakekatnya
satu sama lain
saling berhubungan. Semua metoda kromatografi didasarkan pada retardasi
(penghambatan)
selektif oleh fasa diam terhadap pergerakan komponen-komponen oleh fasa
gerak.
Pemeberian nama daripada masing -masing jenis metode kromatografi
didasarkan pada
banyak hal yang berbeda sehingga sama sekali tidak ada konsistensi di dalam
nama- nama
yang diberikan.
Hal ini dapat dilihat dengan jelas pada pemberian nama daripada masingmasing
metode kromatografi sebagai berikut :
Kromatografi kertas dan kromatografi gel diberiukan nama atas dasar
penggunaan
solid support sebagai medium pemisahan
Kromatografi adsorpsi dan partisi diberikan nama atas dasar sifat daripada
proses
fisika yang terjadi selama pemisahan
Kromatografi gas diberikan nama atas dasar penggunaan gas sebagai fasa
gerak
Kromatografi kolom diberikan nama atas dasar penggunaan kolom sebagai
kontainer
untuk fasa diam.
Seperti dijelaskan di atas, proses yang esensial di dalam kromatografi adalah
proses
distribusi daripada zat terlarut (komponen- komponen sampel) diantara fasa
diam dan fasa
gerak. Tabel-1 di bawah ini menunjukkan klasifikasi metode kromatografi
berdasarkan
perbedaan proses distribusi, jenis fasa gerak dan fasa diam yang digunakan.
Tabel- 1 : Klasifikasi Metode Kromatografi
Proses Distribusi
Partisi

Fasa Gerak
cair

Fasa diam
Cair

Jenis Kromatografi
Kromatografi
kolom

Kromatografi
kertas
(kromatografi cairPartisi

Gas

Cair

cair)
Kromatografi gas

Adsorpsi

Gas

Padat

cair (GLC)
Kromatografi gas

Adsorpsi

Cair

padat

padat (GSC)
Kromatografi
lapisan tipis
Kromatografi
pertukaran ion

Dari tabel di atas jelas bagi kita bahwa jika fasa geraknya adalah gas maka
teknik
kromatografinya dikenal sebagai Kromatografi Gas. Adanya dua jenis fasa diam
yang
dapat digunakan menyebabkan kromatografi gas dapat dibedakan atas
Kromatografi Gas Cair (Gas Liquid Chromatography = GLC) dan Kromatografi Gas-Padat (Gas Solid
Chromatography = GSC).
Perbedaan antara kedunya hanya tentang cara kerja. Pada kromatografi gas
padat (GSC)
terdapat adsorbsi dan pada kromatografi gas cair (GLC) terdapat partisi
(larutan).
Kromatografi gas padat (KGP) digunakan sebelum tahun 1800 untuk memurnikan
gas.
Metode ini awalnya kurang berkembang. Penemuan jenis-jenis padatan baru
sebagi hasil riset
memperluas penggunaan metode ini. Kelemahan metode ini mirip dengan
kromatografi cair
padat. Sedangkan kromatografi gas cair sering disebut oleh para pakar kimia
organic sebagai
kromatografi fasa uap. Pertama kali dikenalkan oleh James dan Martin pada
tahun 1952.
metode ini paling banyak digunakan karena efisien, serba guna, cepat dan peka.
Cuplikan

dengan ukuran beberapa microgram sampel dengan ukuran 10 gram masih


dapat dideteksi.
Komponen cuplikan harus mempunyai tekanan beberapa torr pada suhu kolom.

Komponen Utama
Sistem peralatan dari kromatografi gas terdiri dari 7 bagian utama diantaranya
1. Tabung gas pembawa
2. Pengontrolan aliran dan regulator tekanan
3. Injection port (tempat injeksi cuplikan)
4. Kolom
5. Detektor
6. Rekorder (pencatat)
7. Sistem termostat untuk (3), (4), (5)

Cara pemisahan dari sistem ini sangat sederhana sekali, cuplikan yang akan
dipisahkan
diinjeksikan kedalam injektor, aliran gas pembawa yang inert akan membawa
uap cuplikan
kedalam kolom. Kolom akan memisahkan komponen-komponen cuplikan
tersebut.

Komponen-komponen yang telah terpisah tadi dapat dideteksi oleh detektor


sehingga
memberikan sinyal yang kemudian dicatat pada rekorder dan berupa puncakpuncak
(kromatogram).
1. Gas Pembawa
Gas pembawa ditempatkan dalam tabung bertekanan tinggi. Biasanya tekanan
dari
silinder sebesar 150 atm. Tetapi tekanan ini sangat besar untuk digunakan
secara Iansung.
Untuk memperkecil tekanan tersebut agar memenuhi kondisi pemisahan maka
digunakan
drager yang dapat mengurangi tekanan dan mengalirkan gas dengan laju tetap.
Aliran gas
akan mengelusi komponen-komponen dengan waktu yang karaterisitik terhadap
komponen
tersebut (waktu retensi). Karena kecepatan gas tetap maka komponen juga
mempunyai
volume yang karateristik untuk gas pembawa (volume retensi).
Adapun persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh gas pembawa
adalah :
1. Inert, agar tidak terjadi interaksi dengan pelarut.
2. Murni, mudah didapat dan murah harganya.
3. Dapat mengurangi difusi dari gas
4. Cocok untuk detektor yang digunakan.
Gas-gas yang sering dipakai adalah : helium, argon, nitrogen, karbon dioksida
dan
hidrogen.Gas helium dan argon sangat baik, tidak mudah terbakar, tetapi sangat
mahal. H2
mudah terbakar, sehingga harus berhati-hati dalam pemakaiannya. Kadangkadang digunakan
juga CO2.
Pemilihan gas pengangkut atau pembawa ditentukan oleh detektor yang
digunakan. Tabung gas pembawa dilengkapi dengan pengatur tekanan keluaran
dan pengukur

tekanan. Sebelum masuk ke kromatografi, (harusnya) ada pengukur kecepatan


aliran gas serta
sistem penapis molekuler untuk memisahkan air dan pengotor gas lainnya. Pada
dasarnya
kecepatan alir gas diatur melalui pengatur tekanan dua tingkat yaitu pengatur
kasar
(coarse) pada tabung gas dan pengatur halus (fine) pada kromatograf. Tekanan
gas masuk ke
kromatograf (yaitu tekanan dari tabung gas) diatur pada 10 s.d 50 psi (di atas
tekanan
ruangan) untuk memungkinkan aliran gas 25 s.d 150 mL/menit pada kolom
terpaket dan 1 s.d
25 mL/menit untuk kolom kapiler.
Laju alir gas pembawa mempengaruhi resolusi. Laju alir yang minimum
diperlukan untuk
resolusi maksimum. Namun, perlu diketahui bahwa pada laju alir yang sangat
lambat
resolusinya secara dramatis menurun oleh karena faktor-faktor: packing tidak
teratur, ukuran
partikel, diameter kolom, dan lain-lain.
Laju alir harus dikontrol dengan tepat. Tekanan dari silinder gas bertekanan pada
gas
pembawa harus cukup untuk mendorong gas melewati kolom packing. Flow
controller atau
needle valve harus ada pada sistem GC dan sering disatukan dalam bagian
depan instrumen.
Laju alir harus dapat diatur secara hati-hati sehingga dapat diketahui berapa laju
alir
optimumnya dan harus dapat disamakan dalam percobaan berikutnya. Berbagai
flow meter
tersedia, dan kadang-kadang oleh pabrik pembuat instrumen disatukan di dalam
instrumen
sehingga laju alir terpantau secara kontinyu dan dapat diatur lagi (bila perlu)
dengan memutar
needle valve. Bila tidak ada flow meter maka flow meter gelembung sabun
sering digunakan,

flow meter gelembung sabun tersusun dari pipet ukur (measuring pipet), tabung
gelas (glass
tubing), dan pipet bulb. Dengan perangkat flow meter gelembung sabun, stop
watch
digunakan untuk mengukur waktu pada gelembung yang bergerak di antara dua
tanda garis,
misalnya 02 ml. Dengan demikian laju alir gas pembawa (ml/menit) dapat
dihitung.
2. Tempat Injeksi
Dalam pemisahan dengan GLC cuplikan harus dalam bentuk fase uap. Gas dan
uap dapat
dimasukkan secara langsung. Tetapi kebanyakan senyawa organik berbentuk
cairan dan
padatan. Hingga dengan demikian senyawa yang berbentuk cairan dan padatan
pertama-tama
harus diuapkan. Ini membutuhkan pemanasan sebelum masuk dalam kolom.
Panas itu
terdapat pada tempat injeksi seperti pada gambar 9. bagan injektor.
Tempat injeksi dari alat GLC selalu dipanaskan. Dalam kebanyakan alat, suhu
dari tempat
injeksi dapat diatur. Aturan pertama untuk pengaturan suhu ini adalah bahwa
suhu tempat
injeksi sekitar 50C lebih tinggi dari titik didih campuran dari cuplikan yang
mempunyai titik
didih yang paling tinggi. Bila kita tidak mengetahui titik didih komponen dari
cuplikan maka
kita harus mencoba-coba. Sebagai tindak lanjut suhu dari tempat injeksi
dinaikkan. Jika
puncak-puncak yang diperoleh lebih baik, ini berarti bahwa suhu percobaan
pertama terlalu
rendah. Namun demikian suhu tempat injeksi tidak boleh terlalu tinggi, sebab
kemungkinan
akan terjadi perubahan karena panas atau penguraian dari senyawa yang akan
dianalisa.
Cuplikan dimasukkan ke dalam kolom dengan cara menginjeksikan melalui
tempat

injeksi.Hal ini dapat dilakukan dengan pertolongan jarum injeksi yang sering
disebut "a gas
tight syringe".
Perlu diperhatikan bahwa kita tidak boleh menginjeksikan cuplikan terlalu
banyak,
karena GC sangat sensitif. Biasanya jumlah cuplikan yang diinjeksikan pada
waktu kita
mengadakan analisa 0,5 -50 ml gas dan 0,2 - 20 ml untuk cairan.
Ketepatan volum injeksi menjadi sangat penting untuk analisa kuantitatif di
mana
jumlah analit yang diukur oleh detektor tergantung pada konsentrasi analit
dalam cuplikan.
Apabila prosedur dikehendaki hanya untuk identifikasi (analisis kualitatif), maka
ketepatan
volum injeksi menjadi kurang penting.
Untuk mengisi alat injeksi dapat dipakai teknik sebagai berikut:
- Alat injeksi dibersihkan.
- Alat injeksi dikuras dengan menghisap cuplikan beberapa kali (dan
mengeluarkan isinya di
luar tempat cuplikan).
- Jumlah cuplikan yang diperlukan dihisap. Cara untuk mengeluarkan gelembunggelembung
udara yang masih tertinggal pada tabung injeksi adalah dengan jalan menekan
torak injeksi
secepatnya beberapa kali dan ujung jarum harus selalu berada di dalam cairan.
- Udara 1/10 dari volum maksimum dihisap lagi.
- Jarum bagian luar dibersihkan dengan kain yang tidak mudah lepas seratseratnya
- Cuplikan diinjeksikan dengan menusukkan jarum menembus septum, dan
menekan
penghisap sampai ujungnya dengan gerakan yang cepat dan tidak terputusputus, kemudian
tarik jarum keluar dari septum.
- Torak injeksi ditarik kembali sedikit dan lihat berapa banyak cairan yang masih
tertinggal.

- Diameter kolom yang digunakan tetap diperhatikan dalam melakukan


pemisahan agar
sesuai dengan batasan volum penyuntikan. Tabel 1 memperlihatkan hal itu.
Tabel 1: Batasan Volum Penyuntikan
Diameter Kolom

Volum Injeksi

in. (packed column)

Maksimum
100 l

1/8 in. (packed column)

20 l

Kapiler (open tubular)

0,1 l

3. Kolom
Kolom merupakan jantung dari kromatografi gas. Bentuk dari kolom dapat lurus,
bengkok, misal berbentuk V atau W, dan kumparan/spiral. Biasanya bentuk dari
kolom
adalah kumparan. Kolom ini dapat terbuat dari :
a. Tembaga (murah dan mudah diperoleh)
b. Plastik (teflon), dipakai pada suhu yang tidak terlalu tinggi.
c. Baja (stainless steel), (mahal)
d. Alumunium
e. Gelas
Panjang kolom dapat dari 1 m sampai 3 m. Diameter kolom mempunyai berbagai
ukuran, biasanya pengukuran berdasarkan diameter dalam dari kolom gelas
yaitu antara 0,3
mm hingga 5 min. Kebanyakan kolom yang digunakan berupa stainles steel
dengan diameter
luar (OD) dari I/S atau 1/4 inch (0,3 atau 0,6 cm). Pada GSC kolom diisi dengan
penyerap
(adsorbent), sedangkan pada GLC kolom diisi dengan "solid support" (padatan
pendukung)
yang diikat oleh fase diam.
Instrumen GC didisain supaya kolom dapat diganti secara mudah dengan
melepaskan
fitting di dalam oven. Fitting ini tidak hanya memudahkan penggantian fasa diam
yang
berbeda, tetapi juga mengijinkan operator mengganti kolom yang lebih panjang
yang berisi

fasa diam yang sama. Ide penggantian kolom yang lebih panjang adalah
memberikan
kesempatan kontak lebih lama antara campuran komponen dengan fasa diam
yang pada
gilirannya memperbaiki pemisahan. Interaksi campuran komponen dengan
cairan fasa diam
memainkan peran kunci dalam proses pemisahan sehingga sifat-sifat fasa diam
menjadi
penting. Berbagai jenis kolom biasanya menyebutkan nama komersialnya,
komposisi, dan
klasifikasi senyawa untuk penggunaannya (kaitannya dengan polaritas).
Ada 2 jenis kolom yang digunakan dalam kromatografi gas secara umum, yaitu
kolom
jejal (packed columns) dan kolom tubuler terbuka (open tubular columns). Kolom
jejal
(packed columns) adalah kolom metal atau gelas yang diisi bahan pengepak
terdiri dari
penunjang padatan yang dilapisi fase cair yang tidak menguap (untuk
kromatografi gaspadatan). Kolom tubuler terbuka sangat berbeda dengan kolom
jejal, yaitu gas yang mengalir
sepanjang kolom tidak mengalami hambatan, karena kolomnya merupakan
tabung tanpa
bahan pengisi.
Kolom jejal umumnya mempunyai panjang yang berkisar antara 0,7 sampai 2
meter,
sedangkan kolom tubuler terbuka dapat mempunyai panjang dari 30 sampai 300
meter.
Kolom yang panjang ini biasanya dibuat dalam bentuk melilit bergulung seperti
spiral.
Kemampuan memisahkan komponen per meter kolom pada kolom tubuler
terbuka
tidak jauh berbeda dengan pemisahan pada kolom jejal. Meskipun demikian,
penggunaan
kolom yang sangat panjang bersama-sama dengan waktu analisis yang relatif
cepat

merupakan alat penolong yang berharga bagi para ahli kimia untuk dapat
memisahkan
komponen-komponen yang perbedaannya kecil didalam sifat-sifat fisiknya.
Ada 2 jenis kolom tubuler terbuka, yaitu WCOT (Wall Coated Open
Tubular Columns)
dan SCOT (Support Coated Open Tubular Columns).

4. Detektor
Detektor berfungsi sebagai pendeteksi komponen-komponen yang telah
dipisahkan dari
kolom secara terus-menerus, cepat, akurat, dan dapat melakukan pada suhu
yang lebih
tinggi. Detektor harus dapat dipercaya dan mudah digunakan. Fungsi umumnya
mengubah
sifat-sifat molekul dari senyawa organik menjadi arus listrik kemudian arus listrik
tersebut
diteruskan ke rekorder untuk menghasilkan kromatogram. Detektor yang
diinginkan adalah
detektor yang mempunyai sensitifitas yang tinggi, noisenya rendah, responnya
linear, dapat
memberikan respon dengan setiap senyawa, tidak sensitif terhadap perubahan
temperatur dan

kecepatan aliran dan juga tidak mahal harganya.


Detektor dalam GC digunakan untuk memunculkan sinyal listrik hasil elusi gas
pembawa
dari kolom. Berbagai jenis detektor dibuat untuk melakukan deteksi. Tidak hanya
berupa
variasi disain, tapi juga variasi sensitivitas dan selektivitas. Sensitivitas mengacu
pada
kuantitas terkecil komponen campuran di mana sensitivitas menghasilkan sinyal
yang masih
teramati. Sementara, selektivitas mengacu pada jenis senyawa di mana
sinyalnya dapat
dimunculkan. Detektor yang umum digunakan:
Detektor hantaran panas (Thermal Conductivity Detector_ TCD)
Prinsip kerja TCD :
Berdasarkan perbedaan daya hantar panas, relatif terhadap gas pembawa.
Filament
dipanaskan, dimana suhu filament tergantung pada konduktivitas panas gas di
sekelilingnya.
Konduktivitas panas efluen kolom lebih rendah (karena adanya sampel). Adanya
sampel
melewati kolom menyebabkan jembatan Wheatstone tak seimbang sehingga
terjadi signal.
TCD berdasar atas prinsip, suatu benda yang panas akan kehilangan panasnya
pada suatu
kecepatan yang tergantung kepada komposisi gas di sekitarnya. Jadi, kecepatan
hilangnya
panas itu dapat digunakan sebagai ukuran tentang komposisi gas. Gas pembawa
yang
mengandung sample atau analit masuk ke dalam kolom, maka konduktivitas gas
akan turun
dan suhu filamen akan meningkat serta resistansi. Lewatnya sampel melalui
kolom
menyebabkan Jembatan Wheatstone yang tak seimbang sehingga terjadi signal
yang terbaca
pada detektor.
Detektor ionisasi nyala (Flame Ionization Detector_ FID)

Prinsip kerja detector FID :


Senyawa yang terbawa fasa gerak diionisasi dengan nyala (H2 + O2 / udara).
Perubahan
arus akibat ionisasi diukur sebagai respon analit. Tidak senstif terhadap karbon
yang
teroksidasi penuh. FID merupakan detektor yang paling luas penggunaannya,
bahkan
dianggap sebagai detektor yang universal untuk analisis obat dalam cairan
biologis
menggunakan GLC. Pada detector ini, komponen-komponen sampel yang keluar
dari kolom
dibakar dalam nyala (campuran gas hidrogen dan udara atau oksigen). Sejumlah
besar ion
yang terbentuk dalam nyala masuk ke dalam celah elektrode dan menurunkan
tegangan listrik
dari celah elektrode mula-mula. Penurunan tegangan ini yang kemudian dicatat
sebagai sinyal
oleh rekorder. Intensitas sinyal ini berbanding lurus dengan konsentrasi solute
dalam gas
pembawa.
Detektor penangkap elektron (Electron Capture Detector _ECD)
Prinsip kerja detector ECD :
Mekanisme deteksi melibatkan emisi partikel radioaktif () dari 63Ni. Partikel
menghasilkan elektron termal dari gas pembawa. Berdasarkan penangkapan
elektron termal
oleh molekul sampel. Pada ECD terdapat pemancar radioaktif , seperti 3H atau
63Ni yang
akan mengionisasi gas pembawa. Aliran elektron sebagai hasil ionisasi gas
pembawa
(nitrogen atau argon/methan) dalam ECD memberikan sinyal yang berupa
baseline suatu
kromatogram. Bila kemudian suatu senyawa masuk ke dalam detektor, sebagian
dari elektron
tersebut akan ditangkap oleh senyawa sebelum mereka mencapai plat detektor.
Ini

mengakibatkan aliran arus listrik dalam detektor berkurang, yang oleh rekorder
akan dicatat
sebagai suatu peak.
Detektor fotometrik nyala (Falame Photomertic Detector _FPD)
Detektor nyala alkali
Detektor spektroskopi massa
Detektor yang peka terhadap senyawa organik yang mengandung fosfor adalah
FID,
ECD, dan FPD. Detektor penangkap elektron (Electron Capture Detector ECD).
Pada
penetapan ini, digunakan detektor penangkap elektron. Detektor ini merupakan
modifikasi
dari FID yaitu pada bagian tabung ionisasi. Dasar dari ECD ialah terjadinya
absorbsi e- oleh
senyawa yang mempunyai afinitas terhadap e- bebas (senyawa-senyawa
elektronegatif).
Dalam detektor gas terionisasi oleh partikel yang dihasilkan dari 3H atau 63Ni.
Detektor ini
mengukur kehilangan sinyal ketika analit terelusi dari kolom kromatografi.
Detektor ini peka
terhadap senyawa halogen, karbonil terkoyugasi, nitril, nitro, dan organo logam,
namun tidak
peka terhadap hidrokarbon, ketone, dan alkohol.
Tabel 2: Beberapa jenis detektor GC
Jenis Detector

Detectable compounds

Minimum detectable

Thermal Conductivity

(Selektivitas)
All compounds other than

amount (Sensitivitas)
10 ppm

Detector (TCD)

the

(10 ng)

Flame Ionization Detector

carrier gas
Organic compounds

ppm

(FID)
Electron Capture

Organic halogen

(0.1 ng)
ppb

Detector

compounds

(0.1 pg)

(ECD)

Organic metal
compounds

Flame Thermionic

Organic nitrogen

1ppb (1 pg)

Detector (FTD)

compounds

0.1 ppb (0.1 pg)

Organic phosphorous
Flame Photometric

compounds
Inorganic, organic sulfur

10 ppb

Detector (FPD)

compounds

(10 pg)

Inorganic, organic
Surface Ionization

phosphorous compounds
Level 3 amine

ppb (0.1 pg)

Detector (SID)

compounds

1 ppb (1 pg)

Polycyclic aromatics
5. Recorder (pencatat)
Recorder berfungsi sebagai pengubah sinyal dari detektor yang diperkuat melalui
elektrometer menjadi bentuk kromatogram. Dari kromatogram yang diperoleh
dapat
dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dengan cara
membandingkan
waktu retensi sampel dengan standar. Analisis kuantitatif dengan menghitung
luas area
maupun tinggi dari kromatogram (Hendayana, 2001). Sinyal analitik yang
dihasilkan
detektor dikuatkan oleh rangkaian elektronik agar bisa diolah oleh rekorder atau
sistem
data. Sebuah rekorder bekerja dengan menggerakkan kertas dengan kecepatan
tertentu. di
atas kertas tersebut dipasangkan pena yang digerakkan oleh sinyal keluaran
detektor sehingga
posisinya akan berubah-ubah sesuai dengan dinamika keluaran penguat sinyal
detektor.
Hasil rekorder adalah sebuah kromatogram berbentuk pik-pik dengan pola yang
sesuai
dengan kondisi sampel dan jenis detektor yang digunakan.
Rekorder biasanya dihubungkan dengan sebuah elektrometer yang dihubungkan
dengan
sirkuit pengintregrasi yang bekerja dengan menghitung jumlah muatan atau
jumlah energi

listrik yang dihasilkan oleh detektor. Elektrometer akan melengkapi pik-pik


kromatogram
dengan data luas pik atau tinggi pik lengkap dengan biasnya.
Sistem data merupakan pengembangan lebih lanjut dari rekorder dan
elektrometer dengan
melanjutkan sinyal dari rekorder dan elektrometer ke sebuah unit pengolah
pusat
(CPU,Central Procesing Unit).

Diagram alir alat kromatografi Gas

Metoda Analisis
Bila volum atau konsentrasi dari masing-masing komponen yang terpisah sudah
tertentu,
hal itu disebut penentuan volumetrik (volumetric determination). GC didasarkan
pada prinsip
bahwa komponen target yang terdeteksi adalah murni karena sudah dipisahkan
dari
komponen-komponen lain dalam cuplikan. Bila pemisahan ini betul-betul
sempurna,
volumnya (konsentrasinya) dapat ditentukan dengan tingkat keakuratan yang
sangat tinggi.
Berikut 4 pokok metoda analisis (penentuan volumetrik) yang digunakan dalam
GC:
1. Metoda persentase luas permukaan (surface area percentage method)
2. Metoda pengaturan persentase luas permukaan (adjusted surface area
percentage
method)

3. Metoda kurva kalibrasi absolut (absolute calibration curve method)


4. Metoda internal standard (internal standard method)
Keuntungan dan kekurangan masing-masing metoda di atas dan pemilihan
metodanya
menjadi penting dalam mempertimbangkan analisis yang ingin dihasilkan.

Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan
1. Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggi.
2. Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi
pemisahan
yang tinggi.
3. Gas mempunyai vikositas yang rendah .
4. Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat sehingga
analisis
relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi.

5. Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam
yang sangat
beragam yang akan memisahkan hampir segala macam campuran.
Kekurangan
1. Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap.
2. Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam
jumlah
besar. Pemisahan pada tingkat [mg] mudah dilakukan, pemisahan pada tingkat
[gram]
mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat [pon] atau [ton] sukar
dilakukan
kecuali jika ada metode lain.
3. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap
fase
diam dan zat terlarut.

Aplikasi Penggunaan
a. Pada Bidang Bioteknologi
Dalam bidang bioteknologi, kromatografi mempunyai peranan yang sangat
besar.

Misalnya dalam penentuan, baik kualitatif maupun kuantitatif, senyawa dalam


protein.
Protein sering dipilih karena ia sering menjadi obyek molekul yang harus dipurified
(dimurnikan) terutama untuk keperluan dalam bio-farmacy. Kromatografi juga
bisa
diaplikasikan dalam pemisahan molekul-molekul penting seperti asam nukleat,
karbohidrat,
lemak, vitamin dan molekul penting lainnya.
Dengan data-data yang didapatkan dengan menggunakan kromatografi ini,
selanjutnya sebuah produk obat-obatan dapat ditingkatkan mutunya, dapat
dipakai sebagai
data awal untuk menghasilkan jenis obat baru, atau dapat pula dipakai untuk
mengontrol
kondisi obat tersebut sehingga bisa bertahan lama.
b. Pada Bidang Klinik
Dalam bidang clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat terutama dalam
menginvestigasi fluida badan seperti air liur. Dari air liur seorang pasien, dokter
dapat
mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien tersebut. Seorang
perokok dapat
diketahui apakah dia termasuk perokok berat atau ringan hanya dengan
mengetahui
konsentrasi CN(sianida) dari sampel air liurnya. Demikian halnya air kencing, darah dan
fluida badan lainnya bisa memberikan data yang akurat dan cepat sehingga
keberadaan suatu
penyakit dalam tubuh manusia dapat dideteksi secara dini dan cepat.
Sekarang ini, deteksi senyawa oksalat dalam air kencing menjadi sangat penting
terutama bagi pasien kidney stones (batu ginjal). Banyak metode analisis seperti
spektrofotometri, manganometri, atau lainnya, akan tetapi semuanya
membutuhkan kerja
ekstra dan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil analisis
dibandingkan dengan
teknik kromatografi.

Dengan alasan-alasan inilah, kromatografi kemudian menjadi pilihan utama


dalam
membantu mengatasi permasalahan dalam dunia bioteknologi, farmasi, klinik
dan kehidupan
manusia secara umum.
c. Pada Bidang Forensik
Aplikasi kromatografi pada bidang forensik pun sangat membantu, terutama
dilihat
dari segi keamanan. Masih lekat dalam ingatan kita, sebuah peristiwa Black
September
Tragedy mengguncang Amerika pada tanggal 11 September 2001 yang ditandai
dengan
runtuhnya dua gedung kesayangan pemerintah Amerika Serikat. Demikian
halnya di Indonesia yang marak dengan aksi peledakan bom yang terjadi di
mana-mana. Perhatian
dunia pun akhirnya mulai beralih dengan adanya peristiwa-peristiwa
pengeboman/peledakan
tersebut ke bahaya explosive (bahan peledak) dengan peningkatan yang cukup
tajam.
Kini kromatrografi menjadi hal yang sangat penting dalam menganalisis berbagai
bahan-bahan kimia yang terkandung dalam bahan peledak. Hal ini didorong
karena dengan
semakin cepat diketahuinya bahan-bahan dasar apa saja bahan peledak, maka
akan makin
mempercepat diambilnya tindakan oleh bagian keamanan untuk mengatasi
daerah-daerah
yang terkena ledakan serta antisipasi meluasnya efek radiasi yang kemungkinan
akan
mengena tubuh manusia di sekitar lokasi ledakan. Lebih jauh lagi, efek
negatifnya terhadap
lingkungan juga bisa segera diketahui.
Pada dasarnya setiap bahan peledak, baru akan meledak jika terjadi benturan,
gesekan, getaran atau adanya perubahan suhu yang meningkat. Dengan
terjadinya hal-hal
seperti ini, memberikan peluang bahan peledak tersebut berubah manjadi zat
lain yang lebih

stabil yang diikuti dengan tekanan yang tinggi, yang bisa menghasilkan ledakan
dahsyat atau
bahkan munculnya percikan api.
Ada banyak bahan kimia yang biasa digunakan dalam bahan peledak, baik
bahan
peledak yang kerkekuatan tinggi maupun rendah, beberapa diantaranya adalah
2,4,6trinitrotoluene (TNT), siklonit (RDX), tetril, pentaeritritol tetranitrat (PETN) dan
tetritol
serta beberapa anion lain seperti perklorat, klorat, klorida, nitrat, nitrit, sulfate
dan tiosianat.
Bisa dikatakan bahwa analisis organic ion (ion organik) dan inorganic ion (ion
anorganik)
memainkan peranan yang sangat penting pada saat investigasi lokasi ledakan
bom
berlangsung. Pendeteksian ion-ion anorganik misalnya, setelah pengeboman
berlangsung,
akan memberikan harapan karena tidak semua material dari bahan peledak
tersebut ikut
meledak pada saat terjadi ledakan.
Bahan-bahan anorganik seperti klorat, klorida, nitrat, nitrit, sulfate, tiosianat, dan
perklorat adalah bahan-bahan kimia yang biasa digunakan sebagai oksidator
untuk low
explosive (bahan peledak berkekuatan rendah).
Pada gambar 1A di bawah ini adalah kromatogram dari analisis menggunakan
metode
kromatografi ion pada sampel standar yang telah diketahui ion-ionnya serta
konsentrasi yang
terkandung di dalamnya dan gambar 1B adalah kromatogram dari ekstrak
serpihan sebuah
ledakan bom.
d. Dalam bidang lingkungan
Dalam masalah lingkungan, sebagai konsekuensi majunya peradaban manusia,
berarti

permasalahan pun semakin maju. Salah satu permasalahan serius yang


dihadapi oleh
negara-negara berkembang dan utamanya negara maju adalah persoalan global
warming
(pemanasan global). Menurut survei National Institute for Environmental Studies,
Japan, tahun 2006 lalu, bahwa masyarakat di Jepang memperkirakan tingkat
pemanasan global
merupakan masalah lingkungan paling serius dan tingkatannya hampir 7 kali
lipat dari satu
dekade yang lalu saat polling kali pertama dilakukan pada tahun 19972
). Seiring dengan hal
itu, permasalahan lingkungan pun semakin meningkat. Di sinilah, teknik
kromatografi
mengambil peran paling penting dalam environmental analysis (analisis
lingkungan) ini.
Pada dasarnya permasalahan lingkungan bisa dibagi ke dalam 3 bagian : water
hygiene, soil hygiene dan air hygiene. Sebagai contoh, kualitas air (misal : air
ledeng, air
sungai, air danau, air permukaan) dapat diketahui salah satunya dengan
mengetahui jenis
anion dan kation yang terkandung dalam sampel air tersebut sekaligus
jumlahnya. Apakah
mengandung logam-logam berbahaya atau tidak.
Demikian halnya pada daerah yang terkena acid rain (hujan asam). Antisipasi
dini
dapat dilakukan dengan mengetahui secara dini kandungan sulfate ion, SO4
2(ion sulfat) dan
nitrogen trioxide ion, NO3
(nitrogen trioksida) yang terdapat dalam air hujan tersebut.
Terbentuknya hujan asam disebabkan gas sulfur oxide, SOx dengan uap air dan
membentuk
asam sulfat (H2SO4), demikian pula nitrogen oxide NOx dapat membentuk asam
nitrat

(HNO3) di udara. Reaksi-rekasi ini mengambil waktu berjam-jam atau bahkan


berhari-hari di
udara hingga akhirnya jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam.
Di beberapa negara maju seperti Jepang, Amerika, Eropa, Kanada, dan beberapa
negara lainnya, monitoring udara dan air hujan menjadi sangat penting tidak
hanya untuk
memperkirakan efek dari polusi itu tapi yang lebih penting lagi adalah
memonitor progress
(perkembangan) control polusi dari global ecology (ekologi global).
Kontrol kondisi air hujan ini menjadi penting karena beberapa efek yang fatal
yang
mungkin bisa terjadi, di antaranya jatuhnya hujan asam dapat meningkatkan
keasaman danau,
sungai, bendungan yang pada akhirnya mungin dapat menyebabkan kematian
pada kehidupan
air. Demikian pula keasaman pada tanah dapat meningkat dan merembes ke air
permukaan
tanah yaitu sumber air minum sehari-hari.
e. Aplikasi pada bidang yang lain
Sebenarnya masih sangat banyak aplikasi kromatografi dalam bidang-bidang
keilmuan lainnya. Beberapa aplikasi tersebut misalnya dalam industri kertas,
pertambangan,
proses logam, petrokimia, pertanian, kedokteran dan lain-lain. Contohnya saja
pada industi
oil and gas seperti di PT Badak NGL, kromatogragi gas sangat berguna untuk
menentukan
besarnya HHV dari produk LNG.

Kesimpulan
Kromatografi gas adalah teknik pemisahan yang didasarkan atas sampel di
antara
suatu fase gerak yang bisa berupa gas dan fase diam yang juga bisa berupa
caira ataupun
suatu padatan. Prinsip utama pemisahan dalam kromatografi gas adalah
berdasarkan
perbedaan laju migrasi masing-masing komponen dalam melalui kolom.
Komponenkomponen yang terelusi dikenali (analisa kualitatif) dari nilai waktu
retensinya (Tr).
Aplikasi penggunaan dari kromatografi gas sangat beragam antara lain pada
bidang
industri oil and gas, petrokimia, bidang bioteknologi, klinik, forensik, lingkungan,
dan
industri lainnya seperti industri kertas, pertambangan, proses logam, pertanian,
kedokteran.

Daftar Pustaka
http://pikanurropiah88.mhs.unimus.ac.id/files/2012/07/kromatografi-gas1.pdf
http://eskrimsandwich.blogspot.com/2013/05/gas-kromatografi.html
http://www.sodiycxacun.web.id/2010/01/kromatografi-gas.html
http://yi2ncokiyute.blogspot.com/2010/12/kromatografi-gas.html
http://apryshinsetsuboy.blogspot.com/2010/12/kromatografi-gas-dan-aplikasinyapada.html
http://ariffadholi.blogspot.com/2009/10/oleh-najiullah-2007-kromatografi-gasi.html
http://sanagory.blogspot.com/2012/02/sejarah-kromatografi.html
http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/01/sejarah-penemuan-danperkembangan-alat.html
http://helnidanainggolan.blogspot.com/2012/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html

http://www.sodiycxacun.web.id/2010/01/kromatografi-gas.html
http://asisulkimia.blogspot.com/p/kromatografi-gasasisul.html
https://www.academia.edu/4968980/KROMATOGRAFI_GAS_GAS_CHROMATOGRAP
H
Y_GC_
http://bisontampan.blogspot.com/2013/04/gas-kromatografi.html
http://rachmakimhunter.blogspot.com/p/kimia-analitik.html
http://www.batan.go.id/ptbn/php/pdf-publikasi/UraniaOldPDF/urania_23_24_pdf/1_PENGENALAN%20ALAT%20BAMBANG%20W.pdf
http://echechemis308.blogspot.com/2012/02/makalah-analisis-instrumen.html
http://wocono.files.wordpress.com/2013/03/gc.jpg
http://1.bp.blogspot.com/_jKTWR6_fBgg/TRR0FrmsULI/AAAAAAAAABE/uQpeWNG
Qu
3w/s1600/kolom+packing.jpg
http://www.chem-is-try.org/wp-content/uploads/2010/09/gambar-18.4.jpg
http://laskarvck.wordpress.com/kromatografi-gas/
http://www.scribd.com/doc/125576169/Kromatografi-Dan-Aplikasinya-PadaBidangLain#download
http://rachmakimhunter.blogspot.com/p/kimia-analitik.html
http://www.fbi.gov/hq/lab/fsc/backissu/april2001/mmiller.html
http://mdn.mainichi-msn.co.jp/national/news/20070109p2a00m0na026000c.html
http://www.tosohbioscience.com/biohome.html
http://www.metrohm-peak.com/
http://www1.dionex.com/en-us/index.html
http://www.krict.re.kr/english/e_equip/e_equ_a00.php

Anda mungkin juga menyukai