Anda di halaman 1dari 7

Soal Ujian Mentoring AEI

Tahsin Dasar
Waktu: 90 menit
Nama
NIM
Jurusan/angkatan
Tanggal

: Riyani Jana Yanti


:18113002
: Teknik Telekomunikasi 2013
: 7 Desember 2014

1. Apa yang dimaksdud dengan tajwid secara bahasa dan istilah?


2. Apakah yang dimaksud dengan haq dan mustahaq huruf?
3. Apakah kesalahan umum yang sering dilakukan ketika membaca Al-Quran?
Jelaskan bagaimana cara mengatasinya.
4. Bagaimana hukum mempelajari dan menerapkan tajwid dalam tilawah AlQuran?
5. Huruf apa sajakah yang harus dipantulkan dalam membacanya? Berikan
contohnya kalimatnya (3).
6. Bagaimana hukum pembacaan nun dan mim bertasydid?
7. Ada berapakah hukum pembacaan nun sukun dan tanwin?
8. Jelaskan tentang izhar. Dan sebutkan contoh-contoh kalimat yang termasuk izhar
syafawi (3).
9. Sebutkan tajwid yang termasuk gunnah.
10. Berikan contoh idhgam mutajanisain yang merupakan gunnah.
11. Apa yang dimaksud dengan idhgam mitslain atau idhgam mimi? Sebutkan
contohnya (3).
12. Apa yang dimaksud dengan mad?
13. Sebutkan jenis mad yang termasuk ke dalam mad asli.
14. Apa yang dimaksud dengan ha dhomir? Dalam kondisi apa ha dhomir dibaca
panjang dalam mad silah qoshiroh?
15. Apa yang dimaksud dengan mad iwadh?

----------------------------------- Selamat mengerjakan -------------------------------

Jawaban
1. Pengertian Tajwid menurut bahasa (ethimologi) adalah: memperindah sesuatu.
Sedangkan menurut istilah, Ilmu Tajwid adalah pengetahuan tentang kaidah serta caracara membaca Al-Quran dengan sebaik-baiknya.
2. Haq huruf adalah sifat asli yang senantiasa menyertai huruf seperti : sifat al-hams atau
al-jahr yaitu mengalir atau tertahannya udara ketika mengucapkan huruf
tertentu .Mustahaq huruf adalah sifat yang terkadang menyertai huruf tertentu dan
terkadang tidak , seperti : sifat tafkhim atau tarqiq pada huruf ro atau sifat tambahan
seperti idzhar , iqlab , ikhfa dan sebagainya

3.

Kesalahan itu secara umum dalam membaca Al Quran :


a. Tidak konsisten dalam membaca mad (bacaan panjang), baik yang dua harakat
(mad tabii) maupun empat, lima, atau enam harakat.
b.

Tidak mendengungkan atau kurang lama mendengungkan bacaan yang


segarusnya berdengung.

c. Kesalahan vokal, dalam bahasa arab hanya ada tiga vokal yaitu a, i, dan u,
jika ada bacaan yang berbunyi seperti huruf o maka hal itu disebabkan sifat
hurufnya bukan vokalnya.
d.

Kesalahan pemantulan. Huruf-huruf yang dipantulkan hanyalah huruf qolqolah,


selainnya dibaca bersih tanpa pemantulan.

Untuk memperbaiki keempat hal tersebut terdapat beberapa metode yaitu :


Untuk memperbaiki konsistensi pembacaan mad dan dengungan biasa dilakukan
dengan anggukan, satu anggukan berarti dua harakat. Untuk tiga harakat atau
lebih biasa dilakukan metode hitungan dengan jari. Hal ini harus sering dilakukan
sampai kita terbiasa dengan tempo kita masing-masing.
Tahan suara (selama 3 ketuk) tidak boleh tergesa-gesa dengan melibatkan rongga
hidung (disertai dengung ke hidung).

Kesalahan vokal dapat diperbaiki dengan mempelajari sifat-sifat huruf, dan sifatsifat vokal itu sendiri. Vokal a harus dilakukan dengan mulut terbuka penuh, hal
ini berlaku juga bagi huruf-huruf yang mempunyai sifat vokal seperti o. Vokal
i harus dilakukan dengan mulut seperti tersenyum, sedangkan vokal u harus
dilakukan dengan memajukan bibir (monyong).
Kesalahan pemantulan dapat diperbaiki dengan mengetahui huruf-huruf qolqolah
dan cara membacanya. Dengan menyempurnakan huruf sukun tersebut sesuai
makhrajnya, kemudian baru dilepaskan dari makhrajnya dengan tidak tergesagesa. Hindari suara yang tertekan atau tidak memberhentikan suaranya sehingga
terkesan ada saktah (berhenti sejenak tanpa napas).
4. Hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardhu kifayah. Sedangkan hukum menerapkan
ilmu tajwid dalam tilawah Al-quran adalah fardhu ain.
5. Huruf yang harus dipantulkan dalam membacanya adalah huruf qolqolah. Qalqalah ()
adalah bacaan pada huruf-huruf qalqalah dengan bunyi seakan-akan berdetik atau
memantul. Huruf qalqalah ada lima yaitu qaf ( ), tha (), ba' (), jim (), dan dal ().
Qalqalah terbagi menjadi dua jenis:
Qalqalah kecil yaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu berbaris mati dan
baris matinya adalah asli karena harakat sukun dan bukan
karena waqaf.Contoh: ,
Qalqalah besar yaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu dimatikan karena
waqaf atau berhenti. Dalam keadaan ini, qalqalah dilakukan apabila bacaan
diwaqafkan tetapi tidak diqalqalahkan apabila bacaan diteruskan.Contoh: ,
,
6. Hukum mim dan nun tasydid juga disebut sebagai ghunnah ( ) yang bermakna
bahwa pembaca wajib untuk mendengungkan bacaan. Maka jelaslah yang bacaan bagi
kedua-duanya adalah didengungkan. Hukum ini berlaku bagi setiap huruf mim dan nun yang
memiliki tanda syadda atau bertasydid ( dan ).
Contoh:

7.

Hukum pembacaan nun sukun dan tanwin ada 5, yaitu:


Idh -har Halqi : Jika nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf halqy
yaitu ,,,,,. maka cara membacanya harus dengan jelas di
kerongkongan, terang tidak diperbolehkan untuk didengungkan
Idhghom bighunnah : Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf : mim (), nun ()
wau (), dan ya' (), maka ia harus dibaca dengan dengung.
Contoh: I

idghom Bilaghunnah : Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf seperti ra' ( )
dan lam (), maka ia harus dibaca tanpa dengung. Contoh:
Ikhfa : Jika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf seperti ta ( ), tsa (),
jim (), dal (), dzal (), zai (), sin (), syin (), shad (), dhad (), tha (), zha (
), fa (), qof (), dan kaf (), maka ia harus dibaca samar-samar (antara Izhar
dan Idgham). Contoh:
Iqlab : Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ba

( )maka

( )yang membacanya dengan cara huruf nun


atau tanwin itu dibalik atau ditukar menjadi suara mim (). Seperti contoh berikut :
hukum bacaannya adalah iqlab

8.

Izhar Halqi adalah Jika nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf halqi
yaitu ,,,,,. maka cara membacanya harus dengan jelas di kerongkongan, terang
tidak diperbolehkan untuk didengungkan .


Izhar Syafawi : Apabila mim mati ( )bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain
huruf mim ( )dan ba (), terutama huruf idzhar, maka cara membacanya dengan jelas di
bibir.
Contoh:

9. Tajwid yang termasuk Ghunnah adalah ghunnah asli, IDGHOOM BIGHUNNAH, IDGHOM
MIIMI, IKHFAA , IKHFAA SYAFAWI, dan IQLAAB.
Secara rinci penjelsannya sebagai berikut :

GHUNNAH terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :


1. ( GHUNNAH ASHLIYYAH ) artinya : GHUNNAH yang Asli
yaitu : ketika Huruf MIM dan NUN kedua-duanya dalam keadaan bertasydid. maka
dalam mengucapkannya di wajibkan memakai GHUNNAH/ suara dengung yang nyata

dan jelas dari pangkal hidung, seraya ditahan kira-kira ukuran 2 harkat/ketukan.
contoh seperti lafazh :
dibaca : FALAMMAA
dibaca : TSUMMA
dibaca : INNA
dibaca : JANNATUN dll.
dikatakan GHUNNAH ASHLIYYAH dikarenakan GHUNNAH pada lafazh-lafazh
tersebut misti wajib ada nya, baik dalam keadaan washol ataupun waqof.
2. ( GHUNNAH 'AARIDHOH ) artinya : GHUNNAH yang Baru.
yaitu GHUNNAH yang ada pada Hukum IDGHOOM BIGHUNNAH, IDGHOOM
MIIMI, IKHFAA AQROB-AUSATH-AB'AD, IKHFAA SYAFAWI, dan IQLAAB.
contoh seperti lafazh :
dibaca : MAYYAQUULU

dibaca : LAHUMMAA
dibaca : MINGQOBLIKA
dibaca : HUMMBIDZAALIKA
dibaca : MIMMBA'DI dll.
jadi pada lafazh-lafazh tersebut juga terdapat GHUNNAH/ suara dengung dari pangkal
hidung. dan ketika mengucapkannya seraya ditahan kira-kira ukuran 2 harkat/ketukan..
10. idghom mutajanisain yaitu apabila ada dua huruf yang sama dalam
makhrojnya akan tetapi berbeda dalam sifatnya. Yaitu pada makhraj huruf:
(--( )--( )-)
Contohyang merupakan ghunnah

11. Idghom mislain atau idghom mimi adalah apabila mim sukun bertemu dengan mim (),
maka cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasyidkan dan
wajib dibaca dengung. Idgham mimi disebut juga idgham mislain atau mutamasilain.
Contoh: , , ,

12. Mad berarti melanjutkan atau melebihkan. Dari segi istilah ulama tajwid dan ahli bacaan,
mad bermakna memanjangkan suara dengan lanjutan menurut kedudukan salah satu dari
huruf mad. Terdapat dua bagian mad, yaitu mad asli dan mad far'i. Terdapat tiga huruf mad
yaitu alif, wau, dan ya' dan huruf tersebut haruslah berbaris mati atau saktah. Panjang
pendeknya bacaan mad diukur dengan menggunakan harakat.

13. Jenis mad yang Termasuk Mad Asli : yaitu memanjangkan bacaan hingga 1 alif atau 2
harakat.

I. Adapun pembagian mad Ashli adalah sebagai berikut:


a. Mad Thabii, yaitu mad yang tidak terpengaruhi oleh sebab hamzah atau
sukun, tetapi didalamnya ada salah satu huruf mad yang tiga; alif, ya, waw.
Contoh:
b. Mad Badal, yaitu apabila terdapat hamzah bertemu dengan mad. Panjangnya 2
harakat.
Contoh:
c. Mad Iwadh, yaitu berhenti pada huruf yang bertanwin fat-hah. Panjangnya 2
harakat. Catatan:
Huruf Hamzah yang bertanwin fat-hah terkadang disudahi dengan alif, atau
terkadang didahului alif, cara membaca tetap sama 2 harakat. Dan pengecualian
berhenti pada Ta Marbuthah yang bertanwin fat-hah cara membacanya ta harus
mati dan berubah menjadi Ha.
Contoh:
d. Mad Tamkin, yaitu apabila terdapat ya bertasydid bertemu dengan ya sukun.
Panjangnya 2 harakat.

Contoh:

e. Mad Shilah Qashirah, yaitu apabila terdapat ha dhamir (bunyi hu atau hi)
bertemu dengan selain
hamzah. Panjangnya 2 harakat.


Contoh:

14. Ha dhomir adalah kata ganti. Khususnya pada hu dan hi yang artinya dia . Letaknya
selalu di akhir kalimat (kata). Ha dhomir dalam mad silah qosirah dibaca panjang
apabila didahului atau diikuti huruf hidup. Ha dhomir hanya berharakat kasrah atau
dhommah.
15. Mad Iwadh : Iwad artinya ganti. .Mad iwad ialah apabila Fathatain pada bacaan waqaf
(bacaan berhenti) di akhir kalimat. Hukum atau cara membacanya adalah 1 alif atau
2 harakat. Kecuali ta marbutah yang berbaris fathatain, bila dihentikan tidak jadi mad
iwad, akan tetapi menjadi HA. Contoh :
,

Anda mungkin juga menyukai