Anda di halaman 1dari 18

GUNUNG API DAN

GEOTHERMAL

ASPEK DALAM
MITIGASI BENCANA
KELOMPOK V
GUNUNGAPI

OUTLINE
Pendahuluan

: Bahaya Letusan

Gunungapi
Lahar
Peringatan awal letusan
Pengamatan visual

Pendahuluan
Bahaya Letusan Gunungapi:
Bahaya Langsung
(Primer)

Bahaya Tidak
Langsung
(Sekunder)

Bahaya langsung (primer)


Bahaya
langsung
(primer)
merupakan
bahaya
yang
ditimbulkan secara langsung oleh
erupsi gunungapi. Bahaya tersebut
berupa aliran lava, Awan panas,
hujan
abu,
longsoran
gunungapi,guguran
batu
pijar,
hujan lumpur, dan gas racun.

Bahaya tidak langsung


(sekunder)
Bahaya tidak langsung (sekunder)
merupakan bahaya yang
ditimbulkan secara tidak langsung
oleh erupsi gunungapi, yang berupa
lahar hujan dan longsoran
gunungapi,

CONTOH BAHAYA SEKUNDER

Lahar hujan
merupakan lahar yang
terbentuk akibat terjadinya
hujan lebat di daerah puncak
atau lereng atas gunungapi,
dimana air hujan tersebut
bercampur dengan material
hasil letusan gunungapi di
daerah puncak lereng dan
membentuk massa cair yang
bergerak menuruni lereng
melalui lembah.lembah.

CONTOH BAHAYA SEKUNDER


Dampak aliran lahar hujan

LAHAR
Lahar(daribahasa

jawa) adalah
aliran
material
vulkanik
yang
biasanya berupa campuranbatu,
pasir dan kerikil akibat adanya aliran
air yang terjadi di lereng gunung.
Beberapa gunung di Indonesia yang
mempunyai aktivitas aliran lahar ini
misalnyaGunung Merapidi
Jawa Tengah/Yogyakarta.

Lahar merupakan material piroklastik yang


mengalir akibat bercampur dengan air hujan.
Meskipun
materialnya
lebih
berat
dibandingkan air biasa, namun material yang
berisi abu dan fragmen batuan tersebut
mampu mengalir lebih cepat. Kecepatan
aliran lahar bisa mencapai 65 km per jam
dengan jarak lebih 80 km (Daryono,2011).
Adapun lahar dingin merupakan jenis
ancaman bahaya sekunder dari bencana
letusan gunungapi. Proses bencana ini terjadi
ketika fase letusan gunung api primer sudah
berhenti.

Proses Terjadinya Lahar

Ketika meluncur dari puncak Merapi, material ini


berupa material piroklastik yang menyebabkan
terbentuknya awan panas. Isinya terdiri atas
batuan berukuran bongkah, kerakal, kerikil, pasir
hingga debu panas. Setelah di daerah produksi
ini terkena hujan maka di daerah transportasi di
lerengnya akan memiliki energi sangat tinggi
yang
mampu
merusak
apa
saja
yang
dilewatinya. Seterusnya ketika sampai dibawah
maka akan terjadi proses sedimentasi dari pasirpasir ini sebagai endapan material vulkanik

Bahaya Lahar Dingin


Banjir Lahar Dingin harus diwaspadai
karena :
1. Lahar Dingin memiliki daya terjang yang
sangat kuat.
2. Material vulkanik yang berukuran besar
3.Lahar dingin bisa terjadi dalam waktu
yang lama, karena tumpukan material yang
hanyut menjadi lahar dingin terjadi tidak
seketika.
4.Kawasan yang biasa di jangkau oleh arus
lahar dingin, jaraknya biasa lebih jauh
daripada jarak yang bisa di jangkau oleh

Zonasi ini didasarkan pada buffer zone 300


dan 500 meter sepanjang sungai yang
hulunya di lereng Gunung Merapi.

Peringatan Awal Letusan

Tanda-tanda gunungapi akan


meletus
Suhu
Meningkat
Gemuruh
dan Getaran

Tumbuhan
mulai Layu

Sumber Air
Mengering

Migrasi
Hewan

Pengamatan Visual Dan


Instrumentasi
Secara
sederhana
pemantauan
dapat
dikategorikan atas pemantauan dengan indera
manusia langsung atau dengan peralatan
instrumentasi. Apabila magma naik menuju ke
permukaan maka 4 tanda utama biasanya
muncul sebagai indikasi menjelang erupsi, yaitu :
(1) Meningkatnya gempa-gempa vulkanik
(2) deformasi di permukaan akibat desakan magma
(3) kenaikan flux gas-gas vulkanik dan
(4) adanya peningkatan suhu kawah

Pengamatan Visual di
Lapangan
Gunungapi

Pengamatan visual gunungapi dilakukan secara


periodik pada semua gunungapi aktif, minimal
sekali dalam sebulan dengan sasaran
mengamati di sekitar kawah (retakan, longsoran,
warna dan tinggi asap, dll), perubahan warna air
dan pH di danau kawah serta pengukuran suhu
air danau kawah, solfatara dan fumarola. Pada
gunungapi aktif berkubah lava, dilakukan
pengukuran volume dan pengamatan perubahan
bentuk kubah itu sendiri.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai