Anda di halaman 1dari 5

Alangkah lucunya negeriku

(persahabatan cicak dan buaya)


There is no art which one government sooner learns of
another than that of draining money from the pockets of the
people. Kurang lebih terjemahan dalam Bahasa Indonesianya
adalah tidak ada seni yang mudah dipelajari oleh pemerintah
kecuali seni menguras duit dari kantong penduduk. Sepenggal
pernyataan Adam Smith dalam bukunya An Inquiry into the Nature
and Cause of the Wealth of Nation atau dikenal dengan the wealth
of nations. Di Indonesia pernyataan di atas menjadi justifikasi dari
begitu banyak tindakan korupsi yang kian merajalela dalam
berbagai kehidupan, khususnya kehidupan pemerintahan. Tidak
dapat dipungkiri bahwa korupsi yang terjadi saat ini telah menjadi
problematika yang terlembagakan dan harus diatasi hingga ke akarakanya dikarenakan dampak yang ditimbulkannya sangat besar.
Berbicara mengenai korupsi maka kita akan dihadapkan
dengan suatu kondisi dimana ruang-ruang etika sudah tertutup rapi.
Korupsi lahir sebagai salah satu penyimpangan terhadap etika yang
selama ini diyakini oleh masyarakat sebagai hal yang negatif.
Berbagai kerugian Negara, kemiskinan yang tidak dapat dientaskan,
serta

berbagai

dampak

negatif

lainnya

membuat

upaya

penanganannya tidak dapat ditawar lagi. Berbagai upaya telah


dilakukan mulai dari penerapan konsep clean government, good
governance, dan good corporate governance yang pada initinya
kesemuanya bertujuan untuk menciptakan suatu pemerintahan

yang baik, yang di Indonesia berkonsentrasi pada kepentingan


rakyat.
Pada dasarnya korupsi adalah suatu pelanggaran hukum yang
kini telah menjadi suatu kebiasaan. Berdasarkan data Transparency
Internasional yang dimuat dalam
Internasional

merilis

Indeks

Liputan6.com Transparansi

Korupsi

Dunia

2014.

Denmark

dinyatakan sebagai negara yang paling bersih dari korupsi.


Indonesia menduduki peringkat 107 dari 175 negara. Indonesia
menduduki ranking 107 sebagai negara paling bersih dengan skor
34. Angka ini naik dari sebelumnya. Pada 2012 dan 2013, Nusantara
meraih skor 32. Artinya tindak korupsi di Indonesia berkurang
sedikit. Di Eropa, ada Belanda yang paling bersih di antara negara
lainnya. Negeri Kincir Angin berada di peringkat 8 dengan skor 83,
disusul Inggris peringkat 14 dan Belgia

yang juga menempati

peringkat 15 seperti Jepang.


Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional maka mau
tidak mau korupsi harus diberantas, baik dengan cara preventif
(sebelum terjadinya pelanggaran) maupun reprensi (memulihkan
keadaan seperti sebelum pelanggaran itu terjadi). Penanganan
kasus korupsi harus mampu memberikan efek jera agar tidak
terulang kembali. Tidak hanya demikian, sebagai warga indonesia
kita wajib memiliki budaya malu yang tinggi agar segala tindakan
yang merugikan negara seperti korupsi dapat terminimalisir. Maka
dalam penindahan hukum bagi pelaku korupsi haruslah tidak boleh
pilih kasih, baik bagi pejabat maupun masyarakat kecil.

Budaya malu yang rendah, sanksi hukum lemah yang tidak


mampu menimbulkan efek jera, penerapan hukum yang tidak
konsisten dari institusi penegak hukum, dan kurangnya pengawasan
hukum. Dalam upaya pemberantasan korupsi diperlukan kerja sama
semua pihak maupun elemen masyarakat, tidak hanya institusi
terkait saja. Yang berwenang menangani kasus korupsi ialah KPK,
kepolisian Indonesia dan kejaksaan. Adanya KPK merupakan salah
satu langkah berani pemerintah dalam usaha pemberantasan
korupsi di indonesia.
Dalam menangani kasus korupsi yang harus disoroti adalah
oknum pelaku dan hukum. Kasus korupsi dilakukan oleh oknumoknum yang tidak bertanggung jawab sehingga membawa dampak
buruk pada nama instansi hingga pada pemerintah dan negara.
Hukum bertujuan untuk mengatur, dan tiap badan di pemerintahan
telah memiliki kewenangan hukum sesuai dengan perundangundangan

yang

ada,

namun banyak

terjadi

tumpang

tindih

kewenangan yang diakibatkan oleh banyaknya campur tangan yang


dibawa oleh oknum perorangan maupun instansi.
Diera demokrasi, korupsi akan mempersulit pencapaian good
governance

dan pembangunan

ekonomi.

Terlebih

lagi

dalam

masalah yang baru hangat ini terjadi perebutan kewenangan antara


KPK

dan

POLRI.

Sebagai

sebuah

instansi

yang

sama-sama

menangani korupsi seharusnya KPK dan POLRI bisa bekerja sama


dalam memberantas korupsi. Tumpang tindih kewenangan harusnya
tidak terjadi. Sampai saat ini sudah berapa episode cicak vs buaya?
Mulai dari kasus Susno Duaji menerima gratifikasi dari nasabah
Bank Century, episode berikutnya Irjen Djoko Susilo sebagai

tersangka kasus korupsi di proyek simulator ujian SIM dan episode


yang sedang berjalan adalah kasus Budi Gunawan dengan rekening
gendutnya. Ini adalah salah satu dari ribuan kasus korupsi yang
menurut saya lucu. Anggota polri seharusnya memberantas
korupsi namun malah melakukan korupsi. Saat KPK menyelidiki dan
berusaha

membuktikan

kebenaran

dugaan

korupsi

alih-alih

mendukung tapi malah mengajukan pra peradilan dan persidangan


yang di[impin oleh hakim Sarpin Rizaldi yang mengabulkan gugatan
BG, sungguh alangkah lucunya negeriku kata itu yang keluar
dalam benak saya ketika mengikuti kasus ini para petinggi Negara
yang tertututp etika dan moral demi harta dan tahta.
Etika dan moral merupakan panduan universal yang merawat
cita-cita kehidupan bernegara untuk mencapai tujuan hak asasinya
yaitu kehidupan yang berjalan diatas nilai-nilai budaya bangsa.
Setiap sikap dan perilaku diruang publik harus mencerminkan nilainilai itu, agar cita-cita dan keutuhan masyarakat tetap terjaga.
Konsepsi dasar dan moral sebuah negara perlu terus mengacu pada
nilai-nilai yang ada, yang hidup dan berkembang di masyarakat
terutama nilai-nilai mayoritas yang menjadi sebuah keniscayaan
dalam mewarnai tata perilaku warga bangsa. Hal ini akan terjadi
jika politik kekuasaan berjalan diatas landasan demokrasi dan
menempatkan rakyat sebagai yang berdaulat. Semoga semua
apparat pemberantas korupsi saling bersatu tidak mementingkan
urusan pribadi guna membangun Indonesia tanah air kita bersama.

Referensi
http://news.liputan6.com/read/2142084/indeks-korupsi-dunia-2014denmark-paling-bersih-indonesia
http://nasional.kompas.com/read/2015/02/27/00061381/JK.Konflik.K
PKPolri.karena.Masalah.Pribadi.Dicampur.ke.Politik.dan.Hukum
Pemahaman Etika dan Moral Bangsa
http://filsafat.kompasiana.com/2011/03/27/pemahaman-etika-danmoral-bangsa-352048.html
Pengendalian Sosial
http://belajarpsikologi.com/pengendalian-sosial/
http://hukum.kompasiana.com/2012/08/07/menengok-kembalicicak-vs-buaya-jilid-i-dan-menyaksikan-cicak-vs-buaya-jilid-iibagian-pertama-dari-dua-tulisan-483897.html

Anda mungkin juga menyukai