WATER TREATMENT
3.1.
cara tertentu dengan tujuan untuk mencapai hasil yang diharapkan sesuai
kebutuhan. Water Treatment Plant adalah sebuah system yang difungsikan untuk
mengolah air dari kualitas air baku (influent) yang kurang bagus agar
mendapatkan
kualitas
air
pengolahan
(effluent)
standart
yang
di
Konsentrasi (mg/L)
100 300
BOD
50 150
Minyak nabati
5 10
Minyak mineral
10 50
200 400
pH
6.0 9.0
Temperatur
38 40 [oC]
1.0 5.0
Nitrat (NO3-N)
20 30
5.0 10
Sulfida (H2S)
0.05 0.1
Fenol
0.5 1.0
Sianida (CN)
0.05 0.5
a. Kontaminan gas
Beberapa kontaminan gas seperti karbondoksida, sulfur dioksida, oksigen, dan
lain-lain. Air yang mengandung gas-gas tersebut bersifat korosif dalam
reaksinya terbentuk senyawa asam yang kemudian bereaksi dengan peralatan
dari logam dengan reaksi sebagai berikut.
CO2 + H2O
H2CO3 + Fe
FeCO3 + H2
SO2 + O2
SO3
SO3 + H2O
H2SO4 + Fe
FeSO4 + H2
b. Kontaminan cair
Kandungan zat cair dalam air dapat berupa asam, seperti asam klorida (HCl),
asam sulfat (H2SO4) atau basa seperti ammonia cair (NH 4OH), minyak/ lemak
yang berasal dari kebocoran air yang masuk ke dalam system. Kandungan asam
dan basa dalam air akan bersifat korosif.
c. Kontaminan padatan
Berdasarkan besarnya ukuran partikel padatan terlarut, maka kontaminan
padatan dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu: padatan terlarut (TDS), padatan
tersuspensi (TSS), an padatan sediment.
Padatan terlarut (TSS) terdiri dari senyawa organic dan anorganik yang larut
dalam air seperti kalsium karbonat, magnesium karbonat, kalsium sulfat,
magnesium sulfat, kalsium klorida, natrium silikat, dan lain-lain. Air yang
mengandung padatan terlarut sangat baik daya hantar listriknya.
Garam-garam kalsium dan magnesium menjadikan air bersifat sadah, dapat
menyebabkan kerak (CaCO3.CaSO4) dan defosit lumpur {(MgCO3.Mg(OH)2)}
pada pipa-pipa ketel uap (boiler).
CaCl2 + SO42CaCl2 + CO32MgSO4 + CO32MgCl2 + CO32MgCl2 + H2O
Padatan tersuspensi ( TSS ) menyebabkan air keruh, tidak larut, tidak dapat
mengendap langsung seperti tanah liat, koloid silikat. Koloid silikat sering lolos
dalam proses koagulasi sehingga proses penghilangannya dapat menggunakan
alat penukar ion.
Padatan Sedimen adalah padatan yang langsung mengendap jika air
didiamkan. Padatan yang mengendap tersebut terdiri dari partikel-partikel
padat yang berukuran lebih besar dari padatan tersusupensi, relative besar dan
berat, seperti pasir dan lumpur. Padatan sering menimbulkan erosi pada
material dan menyumbat aliran air.
d. Kontaminan mikroorganisme
Kontaminan mikroorganisme seperti ganggang, lumut, jamur dan bakteri dapat
tumbuh dengan baik pada system air pendingin open circuit. Mikroorganisme
jenis ganggang dan lumut dapat menyumbat saringan-saringan air pendingin,
tube-tube kondensor, pompa-pompa dan mengurangi kecepatan pertukaran
panas. Bakteri merupakan salah satu jenis mikroorganisme dalam air yang
dapat merusak bangunan-bangunan menara pendingin yang terbuat dari beton.
3.2.
buangan dari proses industri dimana pengelolahan itu dimaksudkan supaya air
buangan industry itu tidak mencemari lingkungan atau bisa digunakan kembali
untuk proses industri dengan cara menghilangkan kontaminan atau memurnikan
kembali air tersebut.
3.3. Parameter dalam Water Treatment.
3.3.1 Parameter Fisik.
Parameter fisik air biasanya di lihat dari unsur yang berhubungan dengan
indra manusia seperti penglihatan, sentuhan, rasa dan penciuman, yang meliputi
Turbidity (kekeruhan), warna, bau, rasa dan suhu. Sistem pengolahan yang biasa
tersebut dapat bersatu dan mengendap dan disatukan menjadi lebih besar dengan
kadar
kesadahan air yang biasanya digunakan sebagai air umpan boiler. Proses softening
dilakukan dengan 2 cara, yaitu : preaifitasi kimia dan pertukaran ion. Presipitasi
kimia dilakukan dengan cara mengubah kesadahan kalsium dan magnesium yang
mempunyai kelarutan kecil menjadi kalsium karbonat dan magnesium hidroksida
2 CaCO3(s)
CaCO3(s) + Mg(OH)2(s)
+ 2 H2O
terendapkan dengan penambahan soda kaustik (NaOH). Reaksi yang terjadi pada
proses soda kaustik sebagai berikut :
Ca2+ + 2 (HCO3)- + 2 NaOH CaCO3 + 2 Na+ + CO32-
+ 2 H2O
Rangkaian reaksi tersebut menghasilkan senyawa soda abu (Na 2CO3) yang
digunakan untuk bereaksi dengan calcium non carbonat hardness (NaNCH).
Tabel 3.2 Dosis Bahan Kimia Untuk Softening (Lb/Million Gallon)
Sumber
Proses Soda
Kaustik
CO2
10,61
Tidak Ada
15,16
Ca CH
4,67
Tidak Ada
6,67
Mg CH
9,34
Tidak Ada
13,34
Mg NCH
4,67
8,84
6,67
Ca CH
Tidak Ada
8,84
Tidak Ada
Dosis stoikometri bahan kimia murni dari sumber 1 mg/l sebagai CaCO 3
kecuali CO2 1 lb/million gallon = 1,2 x 10-4 kg/m3
Pertukaran Ion
Adalah suatu alat untuk mengambil ion ion kontaminan air oleh resin
resin dan menukarnya dengan ion ion hydrogen (H+) dan ion ion hidroksil
(OH- ) sehingga diperoleh air murni. Resin adalah bahan polimer sintesis yang
mengandung ion ion hydrogen sebagai resin kation dan ion ion hidroksil
sebagai resin anion.
Resin memiliki batas kemampuan dalam melakukan pertukaran ion.
Apabila telah mencapai batasnya, maka resin tersebut telah jenuh dan harus di
aktifkan kembali melalui regenerasi dan injeksi bahan bahan kimia. Alat
penukar ion terdiri dari alat penukar kation dan alat penukar anion.
Na+R- + H+Cl-
R2 Ca + 2 H2CO3
2 R H + CaSO4
R2 Ca + H2SO4
2 R H + CaCl2
R2 Ca + 2 NaCl
2 R H + Mg(HCO3)2
R2 Mg + 2 H2CO3
2 R H + MgSO4
R2 Mg + H2SO4
2 R H + MgCl2
R2 Mg + 2 HCl
Urutan penukaran oleh resin pertukaran kation: Ca2+, Mg2+, K dan Na.
Alat Penukar Anion : adalah suatu berbentuk silinder yang berisi resin anion,
berfungsi untuk menukar ion-ion negatif don kontaminan air, Contoh; kontaminan
air adalah keluaran alat penukar kation HCI. Rekasinya sebagai berikut :
H+ CI- + R+ OH-
R+ CI- + H2O
Hasil keluaran dari penukar kation adalah bersifat asam. Ion positif pada
resin anion akan menangkap ion negatif dari senyawa asam sehingga produk akhir
adalah air murni yang babas mineral, Reaksinya sebagai berikut :
2 R - OH + H2CO3
R2 - CO3 +2 H2O
2R - OH + H2SO4
R2 -SO4 + 2 H2O
2R - OH + H2(SiO2)
R2__SiO2 +2 H2O
Urutan penukaran oleh resin penukar anion adalah: SO42-, CI-, HCO3- HSiO2- ,
Hasil penukaran ion baik kation dan anion terkadang tidak berlangsung
100 %. Idealnya setelah melewati penukar kation dan anion, air tidak lagi
mengandung kontaminan. Tetapi kenyataannya masih ada ion-ion kontaminan air
yang lolos dari penukar kation dan anion.
Mixed bed: adalah suatu alat berbentu silinder yang berisi campuran resin
kation dan resin anion, berfungsi untuk menangkap kation dan anion yang lolos
dari tangkapan penukar lotion dan peaukar anion. Keseluruhan reaksi terjadi pada
satu silinder. Dengan dilengkapi mixed bed diharapkan akan diperoleh air dengan
kemurnian tinggi.
Gambar 5. Degasser
Resin Penukar Ion
Resin sebagai penukar ion memiliki kapasitas yang terbatas. Bila kapasitas
kapasitas ion sudah terlampaui, penuler ion tidak lagi mampu menangkap ion-ion
kontaminan air. Dalam keadaan watt, ini resin penukar ion dikatakan sudah jenuh
dan harus diregenerasi.
Kejenuhan Resin
Ada 2 cara yang dipakai untuk menentukan indikasi kejenuhan resin:
Berdasarkan couter flow; yaitu dengan cara mengukur kuantitas air yang
telah diproses oleh resin penukar ion.
Berdasarkan kualitas air yaitu dengan cara mengukur kualitas air yang telah
diproses oleh resin penukar ion. Parameter yang digunakan adalah
konduktivitas dan kadar silikat.
Regenerasi Resin
Agar resin penukar ion yang telah jenuh dapat berfungsi kembali perlu
ion
yang
telah
jenuh
larutanregenerasi.
Langkah-Langkah Regenerasi Resin
menggunakan
bahan
kimia
sebagai
dilakukan dengan
mengalirkan air dan bahan regenerasi (HCI untuk kation dan NaOH untuk
anion pada konsentrasi tertentu) dengan arah aliran normal. Regenerasi
dilakukan sampai larutan regenerai habis.
4. Slow Rinse : Pencuci lambat dilakukan dengan cara mengalirkan air
dengan arah aliran normal secara perlahan-lahan. Hal ini dimaksutkan
agar bahan kimia regenerasi berdifusi secara sempurna ke dalam resin.
5. Fast Rinse: Dilakukan sama seperti pencucian lambat, tetapi dengan laju
alir yang lebih besar. Maksudnya untuk membuang sisa-sisa bahan kimia
regenerant. Pencucian cepat terus dilakukan sampai hasil airnya sesuai
dengan standar yang telah diterapkan.
Proses Regenerasi Kation
Regenerasi kation adalah proms pengendalian resin yang telah
menangkap kontaminan air untuk ditukar kembali dengan ion hidrogen
dengan cara menginjeksikan bahan kimia HCI. Contoh reaksi yang terjadi
pada proses regenerasi kation untuk ion yang ditangkap adalah Na+, yaitu:
Na+ R- + H+ CIProses Regenerasi Anion
yang
Waktu
yang
semestinya
setelah
regenerasi
dapat
Normal operation
Back washing
Air blowing
Fast rinse
Sedimentasi
Filtrasi
Filtrasi adalah proses penyaringan air melalui media pasir atau bahan sejenis
untuk memisahkan partikel flok atau gumpalan yang tidak dapat mengendap, agar
diperoleh air yang jernih.
Penyaring adalah pengurangan lumpur tercampur dan partikel koloid dari
air limbah dengan melewatkan pada media yang porous. Kedalaman penyaringan
menentukan derajat kebersihan air yang disaringnya pada pengolahan air untuk
minum.
Mekanisme yang dilalui pada filtrasi:
1. Air mengalir melalui penyaring glanular
2. Partikel-partikel tertahan di media penyaring
Ticking Filter
poros sehingga membentuk suatu modul atau paket, selanjutnya modul tersebut
diputar secara pelan dalam keadaan tercelup sebagian ke dalam air limbah yang
mengalir secara kontinyu ke dalam reaktor tersebut.
Dengan cara seperti ini mikro-organisme miaslanya bakteri, alga, protozoa,
fungi, dan lainnya tumbuh melekat pada permukaan media yang berputar tersebut
membentuk suatu lapisan yang terdiri dari mikro-organisme yang disebut biofilm
(lapisan biologis). Mikro-organisme akan menguraikan atau mengambil senyawa
organik yang ada dalam air serta mengambil oksigen yang larut dalam air atau
dari udara untuk proses metabolismenya, sehingga kandungan senyawa organik
dalam air limbah berkurang.
Pada saat biofilm yang melekat pada media yang berupa piringan tipis
tersebut tercelup kedalam air limbah, mikro-organisme menyerap senyawa
organik yang ada dalam air limbah yang mengalir pada permukaan biofilm, dan
pada saat biofilm berada di atas permuaan air, mikro-organisme menyerap okigen
dari udara atau oksigen yang terlarut dalam air untuk menguraikan senyawa
organik. Enegi hasil penguraian senyawa organik tersebut digunakan oleh mikroorganisme untuk proses perkembang-biakan atau metabolisme.
Senyawa hasil proses metabolisme mikro-organisme tersebut akan keluar
dari biofilm dan terbawa oleh aliran air atau yang berupa gas akan tersebar ke
udara melalui rongga-rongga yang ada pada mediumnya, sedangkan untuk
padatan tersuspensi (SS) akan tertahan pada pada permukaan lapisan biologis
(biofilm) dan akan terurai menjadi bentuk yang larut dalam air.
Pertumbuhan mikro-organisme atau biofilm tersebut makin lama semakin
tebal, sampai akhirnya karena gaya beratnya sebagian akan mengelupas dari
mediumnya dan terbawa aliran air keluar. Selanjutnya, mikro-organisme pada
permukaan medium akan tumbuh lagi dengan sedirinya hingga terjadi
kesetimbangan sesuai dengan kandungan senyawa organik yang ada dalam air
limbah.
Air limbah dialirkan dengan tenang ke dalam bak pemisah pasir, sehingga
kotoran yang berupa pasir atau lumpur kasar dapat diendapkan. Sedangkan
kotoran yang mengambang misalnya sampah, plastik, sampah kain dan lainnya
tertahan pada sarangan (screen) yang dipasang pada inlet kolam pemisah pasir
tersebut.
Bak Pengendap Awal
Dari bak pemisah/pengendap pasir, air limbah dialirkan ke bak pengedap
awal. Di dalam bak pengendap awal ini lumpur atau padatan tersuspensi sebagian
besar mengendap. Waktu tinggal di dalam bak pengedap awal adalah 2 - 4 jam,
dan lumpur yang telah mengendap dikumpulkan daan dipompa ke bak
pengendapan lumpur.
Bak Kontrol Aliran
Jika debit aliran air limbah melebihi kapasitas perencanaan, kelebihan debit
air limbah tersebut dialirkan ke bak kontrol aliran untuk disimpan sementara. Pada
waktu debit aliran turun / kecil, maka air limbah yang ada di dalam bak kontrol
dipompa ke bak pengendap awal bersama-sama air limbah yang baru sesuai
dengan debit yang diinginkan.
Kontaktor (reaktor) Biologis Putar
Di dalam bak kontaktor ini, media berupa piringan (disk) tipis dari bahan
polimer atau plastik dengan jumlah banyak, yang dilekatkan atau dirakit pada
suatu poros, diputar secara pelan dalam keadaan tercelup sebagian ke dalam air
limbah. Waktu tinggal di dalam bak kontaktor kira-kira 2,5 jam. Dalam kondisi
demikian, mikro-organisme akan tumbuh pada permukaan media yang berputar
tersebut, membentuk suatu lapisan (film) biologis. Film biologis tersebut terdiri
dari berbagai jenis/spicies mikro-organisme misalnya bakteri, protozoa, fungi, dan
lainnya. Mikro-organisme yang tumbuh pada permukaan media inilah yang akan
menguraikan senaywa organik yang ada di dalam air limbah. Lapsian biologis
tersebut makin lama makin tebal dan kerena gaya beratnya akan mengelupas
dengan sedirinya dan lumpur orgnaik tersebut akan terbawa aliran air keluar.
Selanjutnya laisan biologis akan tumbuh dan berkembang lagi pada permukaan
media dengan sendirinya.