OLEH
IMAN ASHARI
G2I1 14 024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang memiliki
peranan penting dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia. Mutu
pendidikan matematika harus terus ditingkatkan sebagai upaya pembentukan
sumber daya manusia yang bermutu tinggi, yakni manusia yang mampu berpikir
kritis, logis, sistematis, kreatif, inovatif, dan berinisiatif dalam menanggapi
masalah yang terjadi. Oleh sebab itu, matematika sebagai ilmu dasar perlu
dikuasai dengan baik oleh siswa, baik oleh siswa SD, SMP, SMA juga oleh
mahasiswa perguruan tinggi
Tujuan pembelajaran matematika ini dengan harapan terbentuknya
kemampuan bernalar pada diri siswa yang tercermin melalui kemampuan berfikir
kritis, logis, sistematis, dan mempunyai sifat jujur, disiplin. Pemecahan masalah
merupakan tipe belajar yang paling tinggi tingkatannya dan kompleks (Suyitno
dkk, 2001: 31). Memecahkan masalah sesuatu yang biasa dalam hidup setiap
manusia dan tiap hari sepuluh dua puluh kali ia memecahkan masalah. Menurut
Nasution (2008: 139) memecahan masalah memerlukan pemikiran dengan
menggunakan dan menghubungkan berbagai aturan-aturan yang telah kita kenal
menurut kombinasi yang berlainan. Dalam memecahkan masalah sering-sering
harus dilalui berbagai langkah seperti mengenal setiap unsur dalam masalah itu,
mencari aturan-aturan yang berkenaan dengan masalah itu dan dalam segala
langkah yang perlu ia pikirkan. Namun, keadaan di lapangan belum sesuai dengan
yang diharapkan. Kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan
kemampuan berpikir siswa. Pendekatan yang kurang bervariasi dapat juga
mengakibatkan motivasi belajar siswa menjadi sulit ditumbuhkan dan pola belajar
cenderung menghafal. Masalah ini juga terjadi di SMA Negeri 1 Wakorsel di
Kecamatan Pasir Putih Kab. Muna. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
langsung dilapangan pada tanggal 26 Januari 2015 dalam proses belajar mengajar
yang berlangsung di kelas masih terlihat sejumlah siswa yang kurang aktif terlibat
dalam pembelajaran, tidak memperhatikan guru saat mengajar karena sibuk
dengan kegiatannya sendiri. Terbatasnya alat peraga atau media pembelajaran dan
sumber belajar menjadi penyebab sehingga siswa kurang terpusat pada pengajaran
guru di kelas dan kurangnya perhatian orang tua siswa akan masalah kesulitan
siswa dalam belajar. Adapun faktor lain yang menjadi penyebab adalah tebatasnya
cara guru untuk mengubah suasah dalam kelassehingga siswa dapat menalar
dengan baik dalam menghadapi masalah pembelajaran matematika. Mencermati
hal tersebut, perlu adanya pembaharuan guna mencapai tujuan pembelajaran.
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami konsep matematis, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat
dalam memecahkan masalah.
menjadi tantangan bagi siswa untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, serta tidak
dapat diselesaikan dengan prosedur rutin yang telah diketahui oleh siswa.
Untuk mencapai kemampuan pemecahan masalah matematis yang
maksimal
munculnya
maka pembelajaran
kemampuan
yang
dilakukan
haruslah
memfasilitasi
persamaan liner dua variabel di SMA Negeri 1 Wakorumba Selatan. Ini juga
melatih siswa agar bisa berpikir matematika dan bisa menafsirkan soal cerita
menjadi sebuah persamaan dal;am matematika sehingga siswa mendapatkan
solusi pemecahan masalah matematika matematika.
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Berpikir
2. Apa yang dimaksud dengan proses berpikir
3. Apa yang dimaksud dengan proses berpikir matematik
4. Bagamana hasil uji coba terkait kemampuan pemecahan masalah
matematika dengan materi Sistem persamaan liner Dua variabel di SMA
Negeri 1 Wakorumba Selatan.
1.2 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas,tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan:
1. Mampu memahami apa itu berpikir
2. Mampu memahami apa itu proses berpikir
3. Mampu memahami apa itu poses berpikir matematika
4. Dapat memahami pemecahan masalah matematika disekolah yang dites
terkait system persaan linear dua variabel.
1.3 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1.
2.
Sebagai bahan masukan bagi sekolah yang dijadikan obyek penelitian dalam
upaya peningkatan mutu dan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah matematika.
3.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Perpikir
Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan
konsep (Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri
seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses
penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam
diri seseorang yang berupa pengertian-pengertian. Berpikir mencakup
banyak aktivitas mental. Kita berpikir saat memutuskan barang apa yang akan
kita beli di toko. Kita berpikir saat melamun sambil menunggu kuliah
pengantar psikologi dimulai. Kita berpikir saat mencoba memecahkan ujian
yang diberikan di kelas. Kita berpikir saat menulis artikel, menulis makalah,
menulis surat, membaca buku, membaca koran, merencanakan liburan, atau
mengkhawatirkan suatu persahabatan yang terganggu.
Berpikir meliputi dua aspek utama yakni kritis dan kreatif. Berpikir terjadi
dalam setiap aktivitas mental manusia yang berfungsi untuk memformulasikan
atau menyelesaikan masalah, membuat keputusan, serta mencari pemahaman.
Melalui berpikirlah manusia mampu memperoleh makna atau pemahaman
tentang setiap hal yang dihadapinya dalam kehidupan. Aktivitas utama dalam
berpikir dilakukan dalam keadaan sadar, walaupun tidak tertutup kemungkinan
berkaitan dengan sesuatu yang diperoleh secara tidak sadar.
menghitung,
menggolongkan,
mengukur,
memilah-milah
atau
mengevaluasi,
membandingkan,
membedakan,
menghubungkan,
B. Proses Berpikir
Proses berpikir didefinisikan Ormrod (2009) sebagai suatu cara merespon
atau memikirkan secara mental terhadap informasi atau suatu peristiwa.
Pendapat lain tentang proses berpikir dikemukakan oleh Suryabrata (2004) yang
menyatakan bahwa proses berpikir dapat diklasifikasikan ke dalam tiga langkah,
yaitu: (1) pembentukan pengertian dari informasi yang masuk, (2) pembentukan
pendapat dengan membanding-bandingkan pengetahuan yang ada sehingga
terbentuk pendapat-pendapat, dan (3) penarikan kesimpulan.
Siswono mengatakan (1986) proses berpikir adalah aktivitas yang terjadi
dalam otak manusia. Dahar menyatakan informasi-informasi dan data yang
masuk diolah didalamnya, sehingga apa yang sudah ada di dalam perlu
penyesuaian bahkan perubahan. Proses demikian dinamakan adaptasi. Dalam
pikiran seseorang ada struktur pengetahuan awal (skemata). Setiap skema
konsep
yang
sering
digunakan
dalam
ilmu
mengajar
untuk
menampilkan gambar yang lebih luas (O'Bannon et al, 2006; Hyerle, 1996, 2000).
Contoh dari peta pemikiran adalah struktur organisasi yang merupakan jenis
hirarkis atau pohon peta. Jenis peta juga dapat digunakan untuk menunjukkan
hubungan, seperti antara ide-ide utama dan rincian pendukung. Selain peta
hirarkis, Hyerle (1966) menggambarkan empat jenis tambahan peta berpikir:
dialogis, metafora, sistem, dan evaluatif. Peta dialogis membantu menentukan ide
atau hal-hal dalam konteks dan membantu ketika menyajikan sudut pandang. Peta
metafora membantu menjelaskan analogi. Sistem atau peta aliran menunjukkan
proses atau peristiwa dalam urutan atau menunjukkan penyebab dan efek dari
peristiwa dan memprediksi hasil. Peta evaluatif atau gelembung yang digunakan
untuk menggambarkan kualitas atau membandingkan dan kontras kualitas. Maps
dapat menjadi lebih kompleks sebagai pemikiran dan pemahaman siswa
meningkat (O'Bannon et al, 2006).
Proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada empat langkah, yaitu
a. Pembentukan Pengertian
Pengertian, atau lebih tepatnya disebut pengertian logis di bentuk melalui tiga
tingkatan, sebagai berikut:
Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah obyek yang sejenis. Obyek tersebut kita
perhatikan unsur - unsurnya satu demi satu. Kita ambil manusia dari
berbagai bangsa lalu kita analisa ciri-ciri misalnya, manusia Indonesia, ciri cirinya: makhluk hidup, berbudi, berkulit sawo matang, berambut hitam,
adanya sesuatu sifat pada sesuatu hal, misalnya si Ani tidak marah, si
Totok tidak bodoh, dsb.
c. Pendapat Modalitas (kebarangkalian), yaitu pendapat yang menerangkan
analisis
dibutuhkan untuk menjadi sukses dalam matematika: (1) referensi - proposisi dan
pengetahuan prosedural matematika, (2) heuristik - strategi dan teknik untuk
pemecahan masalah, (3) kontrol - keputusan tentang kapan, sumber daya, dan
strategi untuk digunakan dalam pemecahan masalah, dan (4) keyakinan
matematika dianggap sebagai pandangan yang menentukan bagaimana
seseorang mendekati dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Memnun et al. (2012) dalam menjelaskan keyakinan matematika akan
mempengaruhi keterampilan pemecahan masalah dan juga penerapan dalam
kehidupan nyata.
Hudojo dalam Aisyah (2007) menjelaskan bahwa pemecahan masalah
pada dasarnya adalah proses yang ditempuh oleh seseorang untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapinya sampai masalah itu tidak lagi menjadi masalah
baginya. Ada empat langkah tahap pemecahan masalah yang diusulkan oleh Polya
(1973), yakni:
a. Memahami masalah; pada tahap ini kegiatan pemecahan masalah diarahkan
untuk membantu siswa menerapkan apa yang diketahui dalam permasalahan
dan apa yang ditanyakan.
b. Membuat rencana untuk menyelesaikan masalah; pemecahan masalah tidak
akan berhasil tanpa perencanaan yang baik. Dalam perencanaan pemecahan
masalah, siswa diarahkan untuk dapat mengidentifikasi strategi-strategi
pemecahan masalah yang sesuai untuk menyelesaikan masalah.
c. Melaksanakan
penyelesaian
masalah;
jika
siswa
telah
memahami
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Pemecahan Masalah Matematika
Salah satu tujuan pembelajaran matematika di Indonesia adalah
kemampuan memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh. Fernandez, Linares, dan Vals (2013) menjelaskan individu
belajar untuk mengedepankan pikiran mereka, yang berkembang ketika mereka
memecahkan masalah, dengan cara yang sistematis melalui pemecahan masalah
dan menemukan cara berpikir yang baru. Oleh karena itu, mereka mendapatkan
kepercayaan diri ketika mereka dihadapkan dengan peristiwa yang tidak biasa.
Zevenbergen, Dole, & Wright (2004) menjelaskan pengajaran pemecahan
masalah dilakukan dengan mengajar melalui pemecahan masalah, dan mengajar
tentang pemecahan masalah. Mengajar melalui pemecahan masalah berarti
membawa siswa dalam berbagai masalah baru, tantangan, dan masalah yang
memotivasi yang merupakan bagian dalam program pembelajaran matematika.
Mengajar tentang pemecahan masalah berarti memberikan bimbingan melalui
penyediaan strategi pemecahan masalah. Sedangkan menurut Stenberg pemecahan
masalah merupakan proses kerja mental untuk mengatasi masalah yang ada dalam
mencapai suatu tujuan.
Schoenfeld (2013: 11) menjelaskan, secara teoritis, konsep pemecahan
masalah matematika merupakan sebuah kerangka kerja untuk
analisis
Nama Siswa
L/
P
P
P
Nomor Item
1
6
6
2
0
0
3
0
0
4
0
0
5
0
0
Skor
Total
Nilai
6
6
12
12
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Hisman
Sulaiman
Wd. Siska A
Boby
Ali Mudatsir
Ld. Parman
Nariati
Imran
Ilham Bintang P
Pus Nawir
Siti Zalma Sari
Triani Mustika R
Rudi Nasir
Narlin
Afdal Yasin
Wd. Ramlan
Wd. Putri Bayasti
Ld. Arfan
L
L
P
L
L
L
P
L
L
L
P
P
L
L
L
P
P
L
2
4
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
4
4
6
10
8
0
10
10
10
0
10
10
10
10
0
8
0
0
0
2
10
0
4
0
2
2
0
0
0
0
2
6
0
0
0
8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
12
16
6
18
18
16
6
16
16
21
22
6
14
6
14
4
6
16
24
32
12
36
36
32
12
32
32
42
44
12
28
12
28
8
12
32
Dari hasil hasil uji coba tes diatas nilai yang didapatkan oleh siswa
SMA Negeri 1 Wakorumba Selatan Kabupaten Muna bisa dikatan sangat rendah
sebab banyak siswa yang tidak menjawab item soal yang diberikan oleh
penulis dan lebih jelasnya kita dapat lihat hasil tersebut pada data hasil
validasi dan realibilitas serta analisis deskripsi hasil tes tersebut dibawa.
N XY X Y
N X X N Y Y
2
yang
k
rii
1
k 1
2
i
2
t
Keterangan:
rii = koefisien reliabilitas tes
Dari table 3 diatas diperoleh nilai r11 = 0,151 yang berarti reliabilitas
instrumen berada pada kategori rendah sehingga dapat dikatakan bahwa tes
kemampuan pemecahan masalah matematik matematik di kelas X SMA Negeri 1
Wakorumba Selatan Kabupaten Muna belum memenuhi kategori reliabel yang
maksimum atau dapat dapat dikatakan bahwa tingkat kepercayaan pada hasil tes
uji coba belum maksimal
siswa
kelas
SMA
108
NILAI
90
70
50
24
30
10
-10
3
ITEM SOAL
Grafik diatas menunjukan bahwa dari 5 nomor soal tes uji coba yang
diberikan oleh penulis kepada kelas X SMA Negeri 1 Wakorumba Selatan
Kabupaten Muna, Soal yang hanya maksimal yang dijawab oleh siswa adalah
pada item soal nomor 1 dan nomor 2 sedangkan soal nomor 3 dan nomor 4 tidak
maksimal bahkan soal nomor lima hanya dijawab oleh seorang siswa dari
jumlah 20 orang siswa itupun tidak maksimal dijawab.
Hal ini menarik simpati kepada pemberi tes uji coba pada kelas X
SMA Negeri 1 Wakorumba Selatan untuk melakukan tes kembali dalam hal
ini adalah melakukan uji coba sebagai bentuk penelitian agar bisa memberi
solusi
kepada
pihak
sekolah
terhadap
masalah
pemecahan
masalah
matematik yang dihadapi oleh siswa karena salah satu penyebab rendahnya
hasil tes ini menurut hemat penulis adalah kurangnya pemberian latihan
kepada
siswa
untuk menalar
soal-soal
cerita
yang
dibentuk
menjadi
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematik siswa SMA
Negeri 1 Wakorumba Selatan Kabupaten Muna dan pembahasan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1.
2.
Siswa belum terbiasa mengerjakan soal cerita dan belum termotivasi untuk
berlatih
mengerjakan
soal
serta
B. Saran
Adapun saran dalam pembahasan kali ini adalah, diharapkan bagi Guru
Matematika untuk dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa dengan memberikan memberikan soal yang beragam serta
soal yang kontekstual, agar kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
meningkat khususnya pada materi sistem persamaan linear dua peubah.
DAFTAR PUSTAKA
Andy.
2009.
Problem
Solving
in
Singapore
Math.
http://www.hmheducation.com/.../pdf.MIFProbSolving.
diakses
20
September 2011.
Davidson, J.E., dan Sternberg R.J., editors, The Psychology of Problem Solving,
Cambridge
University
Press,
Cambridge,
2003.
http://www.ubaya.ac.id/2014/content/articles_detail/38/Berfikir-SecaraMatematika.html.
Djaali dan Pudji Muljono. 2004. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:
Program Pasca sarjana Universitas Negeri Jakarta.
Glover, Jerry., 2002, Adaptive Leadership: When Change is Not Enough, The
Organization Development Journal,
Kadir.
Mason, J., Burton, L., dan Stacey, K., Thinking Mathematically, 2nd Edition,
Prentice
Hall,
Harlow,
2010.
Tersedia
dalam
:
http://www.ubaya.ac.id/2014/content/articles_detail/38/Berfikir-SecaraMatematika.html.
Ormrod, Jeanne Ellis. 2009. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan
Berkembang. Jakarta. Erlangga
Polya, G. 1973. How To Solve It. New Jersey: Princeton University Press.
Lampiran 1
Kisi-Kisi dan Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Jenjang / Mata Pelajaran
Pokok Bahasan
Kelas / Semester
Jumlah Soal / Alokasi Waktu
: SMA / Matematika
: Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
: X / Ganjil
: 5 Soal / 90 Menit
No
Indikator
PM1, PM2,
PM3
PM1, PM2,
PM3
PM1, PM2,
PM3
PM1, PM2,
PM3
Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik (P) Kemampuan yang tergolong pada
pemecahan masalah matematika adalah:
1. memahami masalah, meliputi kemampuan: (a) mengidentifikasi kecukupan data untuk
memecahkan masalah; dan (b) membuat model matematik dari suatu situasi atau masalah
sehari-hari ( PM1 ).
2. menyelesaikan masalah, meliputi kemampuan: (a) memilih dan menerapkan strategi
untuk menyelesaikan model atau masalah matematika dan atau di luar matematika; dan
(b) menerapkan matematika secara bermakna ( PM2 ).
3. menjawab masalah, meliputi kemampuan: (a) menjelaskan atau menginterpretasikan hasil
sesuai permasalahan asal, serta memeriksa kebenaran hasil atau jawaban ( PM3 ).
Lampiran 2
SOAL UJI COBA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
Jenjang / Mata Pelajaran
Pokok Bahasan
Kelas / Semester
Jumlah Soal / Alokasi Waktu
: SMA / Matematika
: Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
: X / Ganjil
: 5 Soal / 90 Menit
1. Budiman memiliki beberapa jumlah kandang. Keseluruhan kandang tersebut dapat dipilih
dua jenis kandang berdasarkan bentuknya. Jenis pertama berbentuk persegi terdapat 2 ekor
itik dan 4 ekor ayam dan jenis kedua berbentuk persegi panjang terdapat 2 ekor itik dan 8
ekor ayam. Berapa banyak kandang bentuk persegi dan kandang bentuk persegi panjang yang
dibutuhkan agar jumlah itik 30 ekor dan jumlah ayam 80 ekor.
2. Kelas X SMAN 1 Wakorsel akan melaksanakan peknik disebuah permandian dengan
menggunakan ketinting. Hari pertama mereka peknik menyewa ketinmting dengan harga
sewanya Rp. 50.000,-. Untuk penambahan hari berikutnya dikenakan sewa seharga Rp.
40.000,- per hari. Jika hasil patungan siswa siswi kelas X SMAN 1 Wakorsel tersebut untuk
sewa ketinting selama peknik Rp. 450.000,-. Berapa harikah mereka paling banyak menyewa
ketinting untuk peknik tersebut ?
3. Harga 2 buah mangga dan 3 buah jeruk adalah Rp. 6000, kemudian apabila membeli 5 buah
mangga
dan
buah
jeruk
adalah
Rp11.500,-
Berapa jumlah uang yang harus dibayar apabila kita akan membeli 4 buah mangga dan 5 .
buah jeruk ?
4. Harga 8 buah buku tulis dan 6 buah pensil Rp. 14.400,- dan harga 6 buah buku tulis dan 5
buah pensil adalah Rp. 11.200,-. Berapa harga 5 buah buku tulis dan 8 buah pensil.
Tempat
Pada Tahap
II
100
100
50
75
Rp. 400.000,-
Rp. 500.000,-
Budidaya
Total Biaya
Jika biaya pada masing-masing tahap tetap, berapakah total biaya yang dibutuhkan jika tempat
persemaian tahap pertama 120 bibit dan persemaian tahap kedua 150 bibit !
-----------------------------------Selamat Bekerja -----------------
Lampiran 3
PEDOMAN PENSKORAN SOAL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK
Skor
0
menyelesaikan dan
10
10
Lampiran 4
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA
1. misalkan: kandang bentuk persegi adalah x dan kandang bentuk persegi panjang adalah y,
maka persamaan diatas adalah
2x + 2y = 30
4x + 8y = 80
ditanyakan x dan y ?
(4)
dicari dalam bentuk eliminasi
2x + 2y = 30 | x 2 | 4x + 4y = 60
4x + 8y = 80 | x 1 | 4x + 8y = 80
-4y= -20
y= -20
-4
y= 5
y=5 pada persamaan 2x + 2y = 30
(4)
2x + 2(5) = 30
2x + 10 = 30
2x = 30 -10
x= 20
2
x= 10
sehingga banyak kandang bentuk persegi yang dibutuhkan adalah 10 dan kandang bentuk
persegi panjang adalah 5.
(2)
2. Sewa hari pertama Rp. 50.000,Sewa hari kedua dan seterusnya Rp. 40.000,/hari
Jadi, sewa untuk x hari adalah 50.000,- + 40.000x
(4)
Ditanya 4 x + 5 y = ?
Kita eliminasi variable x :
2x + 3 y = 6000 | x 5 | = 10x + 15 y = 30.000
5x + 4 y = 11500 | x 2 | = 10x + 8 y = 23.000 7y = 7000
y = 1000
y = 1000 masukkan ke dalam suatu persamaan : 2x + 3 y = 6000
2x + 3 . 1000 = 6000
2x + 3000 = 6000
2x = 6000 3000
2x = 3000
x = 1.500
(4)
didapatkan x = 1500 (harga sebuah mangga) dan y = 1000 (harga sebuah jeruk)
sehingga uang yang harus dibayar untuk membeli 4 buah mangga dan 5 buah jeruk
adalah 4 x + 5 y = 4. 1500 + 5. 1000
= 6000 + 5000 = Rp. 11.000,(2)
4. Misalkan harga 1 buah buku tulis adalah x dan harga 1 pinsil adalah y
Maka model matematika soal tersebut adalah
8x + 6y = 14.400
6x + 5y = 11.200
(4)
Ditanyakan, 5x + 8y =
Kita eliminasi variable x
8x + 6y = 14.400 | x 6 | = 48x + 36y = 86.400
6x + 5y = 11.200 | x 8 | = 48x + 40y = 89.600
-4y = -3200
y = -3200
-4
y= 800
y= 800 pada persamaan 8x + 6y = 14.400
8x + 6(800) = 14.400
8x + 4800 = 14.400
8x = 14.400 4800
8x
= 9600
x= 9600
8
x= 1200
(4)
Harga 1 buah buku tulis adalah Rp. 1200,- dan harga 1 pensil adalah Rp. 800,Maka harga 5 buah buku tulis dan 8 buah pensil adalah
5x + 8y = ?
5(1200) + 8(800) =
6000 + 6400
= Rp. 12.400,(2)
5. misalkan : biaya 1 kg bibit rumput laut pada tempat pertama adalah x dan biaya 1 kg
bibit rumput laut tempat kedua adalah y
maka bentuk SPLDV adalah ;
100x + 50y = 400.000
(4)
= 80.000
(4)
jadi biaya perbibit rumput laut pada tempat pertama adalah Rp.2000 dan biaya perbibit
pada tempat dua adalah Rp. 4000.
Sehingga dengan demikian, total biaya yang dibutuhkan untuk mengembangkan bibit
rumput laut 120 bibit pada termpat pertama dan 150 bibit pada tempat kedua adalah;
120 (2000) + 150 (4000) =
240.000 + 600.000
= Rp. 840.000,-
(2)