PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1. DEFINISI
Kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti melawan
atau mencegah dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang
dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi, kontrasepsi berarti
menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya
pertemuan antara sel telur dengan sel sperma.
2.2. METODE KONTRASEPSI
2.2.1. KONTRASEPSI HORMONAL
Kontrasepsi ini tersedia dalam sediaan oral, injeksi, patch transdermal, dan
cincin transvaginal. Kontrasepsi oral tersedia dalam bentuk pil yang adalah
kombinasi estrogen dan progestin dan hanya progestin atau pil mini. Sediaan lain
berisi progestin saja atau kombinasi estrogen dan progestin.
Kontrasepsi estrogen dan progestin
Kontrasepsi oral adalah metode yang paling sering digunakan. Umumnya
kontrasepsi oral yang digunakan berisikan kombinasi estrogen dan agen
progestasional yang diminum setiap hari selama 3 minggu dan tidak diminum
selama 1 minggu, saat itulah terjadi perdarahan uterus.
2.2.1.1. Mekanisme kerja
Kontrasepsi hormonal kombinasi ini bekerja dengan mencegah ovulasi
dengan menekan gonadotropin-releasin factor di hipotalamus, yang kemudian
menghambat sekresi LH dan FSH oleh hipofisis. Progestin menghambat ovulasi
dengan menekan hormon LH, menebalkan mukus servikal sehingga dapat
memperlambat perjalanan sperma. Progestin juga menyebabkan endometrium
tidak siap untuk menerima implantasi. Estrogen mencegah ovulasi dengan
menekan FSH. Efek kedua estrogen adalah menstabilisasi endometrium, yang
mencegah perdarahan selama konsumsi hormon ini.
2.2.1.2. Farmakologi
Sediaan estrogen tunggal tersedia dalam bentuk ethinyl estradiol dan
mestranol. Progestin tersedia dalam bentuk derivate 19-nortestosteron dan derivat
aldosterone.
Semua progestin menurunkan testosterone bebas, dan menghambat 5reduktase dan konversi testosterone kedalam bentuk metabolit aktifnya,
dihidrotestosteron. Karena itulah, semua progestin menyebabkan kondisi yang
berkaitan dengan androgen, seperti munculnya akne.
2.2.1.3. Dosis
Dosis estrogen harian bervariasi dari 20 hingga 50 l ethinyl estradiol, yang
kebanyakan terdiri atas 35g atau kurang. Jumlah progestin dibedakan
berdasarkan dua keadaan, yaitu:
-
yang dijaga tetap konstan dan ditingkatkan kemudian pada siklus. Pada semua
preparasi fasik, dosis estrogen adalah diantara 20 hingga 40 g ethinyl estradiol.
2.2.1.4. Interaksi Obat
Fenitoin dan rifampin dapat meningkatkan perdarahan di antara siklus dan
mengurangi efektivitas pil kontrasepsi yang berisikan kurang dari 50 g ethynil
estradiol. Vitamin C meningkatkan bioavailabilitas ethinyl estradiol karena
berkompetisi dalam mengambil sulfat aktif pada dinding usus, sehingga dapat
meningkatkan perdarahan di antara siklus.
2.2.1.5. Keamanan
Kontrasepsi oral secara umum telah dibuktikan aman untuk kebanyakan
wanita. Namun hingga saat ini masih membingungkan dan seringkali terdapat
laporan-laporan mengenai kerugian kontrasepsi oral.
2.2.1.6. Keuntungan
Keuntungan pil estrogen dan progestin yang tidak nonkontraseptif antara
lain peningkatan densitas tulang, penurunan hilangnya darah saat menstruasi dan
anemia, penurunan risiko kehamilan ektopik, membaiknya dysmenorrhea dari
endometriosis, lebih sedikit keluhan premenstrual, penurunan risiko kanker
endometrium dan ovarium, penurunan kelainan jinak pada payudara, inhibisi
progresi hirustisme, perbaikan akne, pencegahan atherogenesis, menurunkan
insidensi dan keparahan salfingitis akut, dan perbaikan arthritis rheumatoid.
2.2.1.7. Efek Samping
Terdapat banyak perubahan metabolik yang teridentifikasi pada wanita yang
mengonsumsi kontrasepsi oral. Tiroksin total plasma dan tiroid-binding protein
meningkat. Kortisol plasma dan transcortin juga meningkat. Kombinasi
kontrasepsi oral meningkatkan trigliserida dan kolesterol total. Estrogen
menurunkan konsentrasi LDL dan meningkatkan HDL. Beberapa progestin dapat
angiotensin
dapat
menyebabkan
pill-induced
hypertension.
Fibrinogen, dan faktor II, VII, IX, X, XII dan XIII meningkat sesuai dengan dosis
estrogen. Hubungan antara peningkatan faktor pembekuan dapat menyebabkan
thrombosis vena dan arteri.
Cholestasis atau cholestasis jaundice adalah komplikasi yang tidak biasa
pada pengguna kontrasepsi oral. Jika terjadi, kontrasepsi dihentikan.
Terhadap kejadian neoplasia, kontrasepsi berkaitan dengan efek stimulasi
terhadap beberapa kanker dan berkaitan dengan steroid. Pada masa lalu,
penggunaan kontrasepsi estrogen dan progestin dikaitkan dengan hyperplasia
nodular hepatik fokal dan adenoma hepatika jinak. Hubungan ini diobservasi pada
wanita yang menggunakan estrogen-dosis tinggi yang berisikan estrogen untuk
waktu yang lama.
2.2.1.8. Kontraindikasi
Kontrasepsi Progestasional
Progestin oral
Keuntungan
Kerugian
Kontraindikasi
Progestin injeksi
Keuntungan
Progestin Implan
Medroksiprogesteron asetat/estradiol cypionate
Mekanisme kerja
Efektivitas
Keuntungan dan kerugian
Efek metabolik
Kontraindikasi
2.2.2. KONTRASEPSI MEKANIK
AKDR
AKDR adalah bahan inert sintetik (dengan atau tanpa unsure tambahan
untuk senergi efektivitas) dengan berbagai bentuk yang dipasang ke dalam
rahim untuk menghasilkan efek kontraseptik, Bentuk AKDR yang ada di
pasaran adalah spiral (lippes loops), huruf T (TCU 380 A, TCU 200 C
nova) Tulang ikan (ml cu 250 dan 375) dan batang (syntetik) unsure
tambahan adalah tembaga (cuprim) atau hormone (lapornogostirel)
(Saifudin, 2002).
AKDR adalah kontrasepsi yang terbuat dari plastic halus berbentuk spiral
(Lippes Loop) atau berbentuk lain (Copper T Cu 200. Copper T 220 atau
ML Cu 250) yang dipasang di dalam rahim yang memakai alat khusus oleh
dokter atau bidan/parmedik lain yang sudah terlatih (Depkes RI, 1991).
AKDR yang banyak dipakai di Indonesia
Dewasa ini dari jenis unmedicated adalah lippes loop dan dari jenis
medicated yaitu Cu T, Cu 7, Multiload, Nova T dan Cu T-300 A. pada jenis
medicated AKDR, angka yang tertera di belakang macam AKDR menunjukan
luasnya kawat halus tembaga yang ditambahkan. Misalnya Cu T 200, berat
tembaganya 200 mmz. (Mochtar, 1998).
AKDR terbagi beberapa jenis (Menurut Hartanto 2004) :
Dan menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi :
1. Bentuk terbuka (opendevice), yakni Lippes Loop, Cu T, Cu 7, Margulies,
Sprring Coil, Multiload, Nova T.
2. Bentuk tertutup (closed device), yakni Ota Ring, Antigon,Grafenberg ring,
hall stonering. Pada bentuk tertutup, bila terjadi dislokasikan ke dalam
rongga perut maka harus dikeluarkan, karena dapat menyebabkan
masuknya usus ke dalam lubang atau cincin dan kemudian terjadi ileus.
Dan menurut tambahan obat atau metal AKDR dibagi menjadi Mochtar, (1998) :
1. Medicated AKDR, yakni Cu T -200. Cu T -220, Cu T 300, Cu T 380
AKDR, Cu 7, Nova T, ML Cu 375, Progesterone.
2. Unmedicated AKDR, misalnya lippes loop, salf t coil antigon. Mochtar,
(1998).
Device Intrauterin
AKDR
yang
benangnya
dapat
dilihat
dan
diambil
atau
Kondom pria
Kondom wanita
Spermisida
Diafragma dan spermisida
Sponge
Cervical cap
Periodic (rhitmic) abstinence
Kalender
Temperature
Mucus servikal
Natural family planning
2.3. PERTIMBANGAN KHUSUS PADA KONTRASEPSI
2.3.1. KONTRASEPSI PADA DEWASA
Kontrasepsi oral kombinasi
Metode long-acting
Metode Barrier
2.3.2. PILIHAN KONTRASEPSI UNTUK WANITA DIATAS 35 TAHUN
Kontrasepsi oral kombinasi
Medroksiprogesteron depot injeksi
Device intrauterine
Barrier dan agen spermisida
2.3.3. KONTRASEPSI PADA WANITA DENGAN KONDISI MEDIK
KHUSUS
2.3.4. KONTRASEPSI EMERGENSI
2.3.5. LAKTASI
BAB III
SIMPULAN