KASUS
TONSILITIS KRONIS
Pembimbing : dr. I Wayan Marthana, Sp. THT
Nama
KASUS
An. WS
Umur
10 tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki
Agama
Islam
Suku Bangsa
Jawa
Pendidikan
SD
Pekerjaan
Pelajar
Alamat
Bantul
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Kontrol rutin bronchitis dengan disertai batuk dan nyeri telan
sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
Keluhan tambahan
Ibu pasien mengatakan anaknya sering batuk berdahak (+),
nyeri telan (+), demam (+) kambuh-kambuhan dan tidur sering
mendengkur.
Riwayat penyakit
sekarang
RPD
RPK
ANAMNESIS SISTEM
Pemeriksaan fisik
STATUS GENERALIS
Paru
Inspeksi : simetris +/+, retraksi -/-.
Palpasi : Vocal fremitus kedua thorax sama kuat.
Perkusi : Sonor +/+.
Auskultasi : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing-/-.
Jantung
Bunyi jantung I dan II regular
Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus (+)
Palpasi : supel, turgor kulit baik, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani
Ekstremitas : lengkap, tidak ada deformitas, tidak
oedem, capillary refill <2 detik
Kanan
Kiri
Normal
Normal
Deformitas (-)
Normotia, nyeri tarik
(-), nyeri tekan tragus
(-), nyeri tekan
mastoid (-)
Deformitas (-)
Normotia, nyeri tarik
(-), nyeri tekan tragus
(-), nyeri tekan
mastoid (-)
Sikatriks (-)
Sikatriks(-)
Lapang
Lapang
Mukosa
Hiperemis (-)
Hiperemis (-)
Sekret
(-)
(-)
Serumen
(-)
(-)
Membran
timpani
Bentuk telinga
luar
Daun telinga
Retroaurikular
Liang telinga
PEMERIKSAAN HIDUNG
Kanan
Kiri
Tidak ada
Tidak ada
Nyeri
tekan
(-)
(-)
Deformitas
Krepitasi
RHINOSKOPI ANTERIOR
Kanan
Vestibulum
Kiri
Konka inferior
Konka media
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Konka superior
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Lapang
Lapang
Mukosa
Hiperemis (-)
Hiperemis (-)
Sekret
(-)
(-)
Deviasi (-)
Deviasi (-)
Dasar hidung
Normal
Normal
Aliran Udara
Hambatan (-)
Hambatan (-)
Septum
PEMERIKSAAN
TENGGOROKAN
Arkus Faring
Mukosa Faring
hiperemis (-)
Dinding Faring
Uvula
PEMERIKSAAN TONSIL
Tonsil
Ukuran
Kripta
Permukaa
n
Warna
Detritus
Peritonsil
Dextra
T3
Melebar
Sinistra
T3
Melebar
Tidak rata
Tidak rata
Merah muda,
hiperemis (+)
(+)
Abses (-)
Merah
muda,
hiperemis
(+)
(+)
Abses (-)
RESUME
ANAMNESIS
Pasien datang untuk kontrol rutin bronchitis di poli anak.
Pasien mengeluhkan batuk berdahak dan nyeri telan yang
dialami 3 hari sebelum masuk RS, pasien lalu di konsulkan ke
poli THT. Ibu pasien juga mengatakan pasien sering demam.
Gejala-gejala tersebut di alami kambuh-kambuhan. Pasien
juga sering mendengkur jika tidur yang sudah dialami sejak
masik kelas 1 SD. Dokter mengatakan keluhan diakibatkan
karena pembesaran amandel. Kakak pasien juga mengalami
gejala serupa.
PEMERIKSAAN FISIK
DIAGNOSIS
Tonsilitis Kronis
TERAPI MEDIKAMENTOSA
Sesuai TS
TERAPI NON MEDIKAMENTOSA
Jangan makan makanan yang berminyak
Jangan minum minuman yang dingin/es
Menjaga kebersihan mulut / kumur2
Memberikan saran pengangkatan tonsil
TONSIL
Masa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang dengan
jaringan kriptus di dalamnya. Ada 3 macam tonsil :
Tonsil faring: di nasofaring (adenoid)
Tonsil palatina : di kanan dan kiri orofaring (pada fosa tonsil)
Tonsil lingua : ada 2 buah yang letaknya berdekatan satu
sama lain dipangkal lidah
TONSIL FARING/ADENOID
Adenoid berbatasan dengan kavum
nasi dan sinus paranasalis pada
bagian anterior, kompleks tuba
eustachius- telinga tengah- kavum
mastoid pada bagian lateral.
Ukuran adenoid bervariasi pada
masing-masing anak. Pada
umumnya adenoid akan mencapai
ukuran maksimal antara usia 3-7
tahun kemudian akan mengalami
regresi
Dilapisi oleh epitel berlapis gepeng
tanpa lapisan tanduk
TONSILA LINGUA
TONSILA PALATINA
mempunyai
lekukan
yang
merupakan
WALDEYERSS RING
INERVASI TONSIL
Fisiologi Tonsil
TONSILITIS
KLASIFIKASI TONSILITIS
VIRAL
AKUT
BAKTERI
KRONIS
TONSILITIS
YANG
BERULANG
TONSILITIS
DIFTERI
TONSILITIS
SEPTIK
MEMBRANOSA
AKIBAT
KELAINAN
DARAH
STOMATITIS
ULSERO
MEMBRANOSA
KLASIFIKASI
Tonsilitis Akut
Tonsilitis
Membranosa
Tonsilitis Viral
Tonsilitis Bakteri
Tonsilitis difteri
Tonsilitis septik
Angina
plaut
vincent
Penyakit kelainan
darah
Tonsilitis
Kronis
TONSILITIS AKUT
VIRUS
virus Epstein Barr
Hemofillus influenza (tonsilitis supuratif)
coxschakie ( tampak luka-luka kecil di Tonsil dan
rongga mulut)
BAKTERI
grup A streptococcus hemolitikus (strept throat)
Pneumokokus
Streptococcus viridan dan streptococcus
piogenes.
BAKTERI
Nyeri tenggorokan dan nyeri untuk menelan
Demam dengan suhu tubuh yang tinggi
Lesu, nyeri disendi-sendi, tidak nafsu makan dan rasa nyeri di
telinga (otalgia), rasa nyeri ditelinga (nyeri alih/komplikasi
OMA)
tampak tonsil yang membengkak,hiperemia dan terdapat
detritus berbentuk folikel/lakuna/pseudomembran
Kelenjar submandibula juga dapat membengkak
TERAPI TONSILITIS
BAKTERI
VIRUS
TONSILITIS MEMBRANOSA
TONSILITIS DIFTERI
Disebabkan Coryne bacterium diphteriae
(gram +)
Gejala umum : Demam, nyeri kepala, nafsu makan
Terapi :
ADS (Anti Difteri Serum) yang diberikan segera
ANGINA PLAUT
(Stomatitis
Membranosa)
VINCENT
Ulsero
lemah,
gangguan
pencernaan,
hipersalivasi, gigi dan gusi mudah
berdarah.
Pemeriksaan
Tonsilitis kronis
PATOLOGI
Peradangan berulang
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
pemeriksaan
didapatkan
pilar
anterior
hiperemis,
tonsil
grup
A,
Streptokokus
viridans,
Stafilokokus,
atau
Menurut Brodsky:
T0: Tonsil terletak pada fosa tonsil (tidak ada pembesaran/tidak punya
tonsil)
T1: < 25% tonsil menutupi orofaring, (batas medial tonsil melewati
pilar anterior sampai jarak pilar anterior uvula)
T2: > 25% sampai < 50% tonsil menutupi orofaring, (batas medial
tonsil melewati jarak pilar anterior-uvula sampai jarak pilar
anterior-uvula)
T3:> 50% sampai < 75% tonsil menutupi orofaring, (batas medial
tonsil melewati jarak pilar anterior-uvula sampai jarak pilar
anterioruvula)
TERAPI
Terapi lokal ditujukan pada higiene mulut dengan
Tonsilitis Akut
Tonsilitis Kronik
Onset
cepat,
terjadi
dalam Onset lama, beberapa bulan hingga
beberapa hari, hingga beberapa beberapa tahun (menahun)
minggu
Penyebab kuman streptokokus
beta hemolitikus grup A,
pneumokokus, streptokokus
viridian, dan streptokokus
piogenes.
Detritus + / -
Detritus +
Obstruksi :
Hiperplasia tonsil
dengan obstruksi.
Kegagalan untuk
bernafas.
Corpulmonale.
Gangguan menelan.
Gangguan bicara.
Kelainan orofacial /
dental yang
menyebabkan jalan
nafas sempit.
INDIKASI TONSILEKTOMI
Infeksi
Indikasi
Absolut
Pembengkakan tonsil
yang menyebabkan
obstruksi jalan nafas,
disfagia berat,
gangguan tidur dan
komplikasi
kardiopulmoner
Abses peritonsil yang
tidak membaik
dengan pengobatan
medis & drainase
Tonsilitis yang
menimbulkan kejang
demam
Tonsilitis yang
membutuhkan biopsi
untuk menentukan
INDIKASI TONSILEKTOMI
Indikasi Relatif
pertahun
dengan
terapi
antibiotik adekuat
streptokokus
membaik
dengan
yang
tidak
pemberian
Hipertrofil
tonsil
unilateral
yang
KONTRAINDIKASI
Kontraindikasi relatif
Palatoschizis
Radang akut, termasuk tonsilitis
Poliomyelitis epidemica
Umur kurang dari 3 tahun
Kontraindikasi absolut
Diskariasis darah, leukemia, purpura, anemia aplastik, hemofilia
Penyakit sistemis yang tidak terkontrol: DM, penyakit jantung,
dan sebagainya.
TEKNIK TONSILEKTOMI
Guillotine
Tonsilektomi guillotine dipakai untuk mengangkat tonsil secara cepat dan praktis.
Tonsil dijepit kemudian pisau guillotine digunakan untuk melepas tonsil beserta
kapsul tonsil dari fosa tonsil. Sering terdapat sisa dari tonsil karena tidak seluruhnya
terangkat
atau
timbul
perdarahan
yang
hebat.
Teknik
Diseksi
elektrokauter
Teknik ini memakai metode membakar seluruh jaringan tonsil disertai kauterisasi
untuk mengontrol perdarahan. Pada bedah listrik transfer energi berupa radiasi
elektromagnetik untuk menghasilkan efek pada jaringan. Frekuensi radio yang
digunakan dalam spektrum elektromagnetik berkisar pada 0,1 hingga 4 Mhz.
Penggunaan gelombang pada frekuensi ini mencegah terjadinya gangguan konduksi
saraf
atau
jantung.
Radiofrekuensi
Laser (CO2-KTP)
Laser tonsil ablation (LTA) menggunakan CO2 atau KTP
(Potassium Titanyl Phosphat) untuk menguapkan dan
mengangkat jaringan tonsil. Teknik ini mengurangi volume
tonsil dan menghilangkan reses pada tonsil yang
menyebabkan infeksi kronik dan rekuren.
KOMPLIKASI
Komplikasi anestesi
Laringospasme
Mual muntah
Komplikasi Bedah
Perdarahan
Nyeri
Nyeri pasca operasi muncul
karena kerusakan mukosa
dan serabut saraf
glosofaringeus atau vagal.
Komplikasi lain
Demam, kesulitan bernapas,
gangguan terhadap suara
(1:10.000), aspirasi, otalgia,
pembengkakan uvula,
insufisiensi velopharingeal,
stenosis faring, lesi dibibir,
lidah, gigi dan pneumonia.
PROGNOSIS