Anda di halaman 1dari 5

ELEKTRONIKA DASAR I (E7)

Rangkaian Segitiga Daya (E8)


I Gusti Ag. Anom Trenggana D., Linahtadiya Andiyani, Bachtera Indarto
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut
Teknologi
Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: anom.trenggana@gmail.com
Abstrak Telah dilakukan percobaan segitiga daya.
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk
menganalisis daya aktif, daya reaktif, dan daya pasif
pada rangkaian Ac,dan membandingkan segitiga daya
pada rangkaian RL dan RC.Percobaan ini menggunakan
prinsip segitiga daya, dimana segitiga daya adalah
hubungan trigonometri dari daya aktif, daya reaktif,
dan daya semu. Berdasarkan percobaan diatas dapat
disimpulkan bahwa Daya aktif adalah daya yang
dipakai oleh rangkaian, daya semu adalah daya yang
dikeluarkan oleh sumber dan daya reaktif adalah daya
yang tidak digunakan oleh rangkaian. Segitiga daya
dipengaruhioleh faktor leading dan legging pada
rangkaian.
Kata Kunci Daya Aktif, Daya Semu, Daya Reaktif, dan Segitiga
Daya

I.

PENDAHULUAN

angkaian listrik sering didengar dalam kehidupan


sehari-hari. Dalam rangkaian listrik itu sendiri
dikenal tentang adanya arus, tegangan, resistansi.
Adapun susunan dari rangkaian listrik ada yang sederhana
adapula yang susunannya komplek. Selain resistansi juga di
kenal komponen lain pada rangkaian listrik diantaranya
kapasitor dan inductor. Berdasarkan hal tersebut praktikum
kali ini memiliki tujuan untuk menganalisis daya aktif, daya
reaktif, dan daya pasif pada rangkaian Ac,dan
membandingkan segitiga daya pada rangkaian RL dan RC.
Sumber tegangan AC merupakan bentuk tegangan
yang membentuk grafik sinusiodal sehingga pada waktu
tertentu bernilai positif atau bernilai negatif namun dalam
kenyataanyya tegangan tersebut tetap berniali positif karena
fase tersebut sangat cepat. Bentuk rangkaian pada tegangan
Ac bermacam macam salah satunya yakni rangkaian seri
RLC dimana R merupakan resitor, L merupakan induktor, C
merupakan kapasitor. Karena rangkaian ini merupakan
rangkaian seri maka arus pada setiap komponen bernilai
sama dan pula ketika digrafik sinusoidal maka nilai
amplitudo dan fase masing-masing komponen bernilai
sama[1][2].
Namun apabila dilihat pada setiap komponennya
misal resistor pada sumber AC maka sifatnya yakni terjadi
tegangan instan yang melewati resistor maksudnya tidak ada
perlakuan atau perubahan tegangan lain pada resistor
sehingga hal ini menyebabkan fase arus dan tegangan sama
pada resistor. Pada induktor memiliki sifat terdapat ggl hsail
induktansi diri sehingga terjadi perubahan sifat bahwa
tegangan mendahului arussebesar 90 derajat fasenya. Untuk
kapasitor pada tegngan AC bersifat arus mendahului
tegangan sebesar 90 derajat faenya.dan secra umum
persamaaan untuk impedansi (Z) (hambatan total) pada
tegangan AC yakni

R 2 ( XL XC ) 2

...........................(1)
Dimana XL merupakan reaktansi induktif yakni hambatan
yang dihasilkan oleh induktor dengan rumus

XL L 2fL ................................(2)

Untuk nilai L sendiri bisa dicari dengan rumus bila diketahui


tegangan dan arus

VL
2If ....................................(3)

dan XC reaktansi kapasitif yakni reaktansi yang


dihasilkan oleh kapasitor dengan rumus

XC

1
C .....................................(4)

dan nilainya apabila keduanya dihubungkan nilai


reaktansi kapasitor berbanding terbalik dengan induktor
apabila dihubungkan dengan sumber tegangan dengan
frekuensi yang sama[3].
Untuk proses resonansi terjadi ketika nilai I
maximum dan V minimum sehingga membuat XL=XC
sehingga nilai kedua frekuensi haruslah sama maka besar
frekuensi yakni resonansi

1
2 LC ....................................(2)

[3].
Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan
usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah
energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau usaha.
Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan perkalian dari
Tegangan (volt) dan arus (amphere). Daya dinyatakan dalam
P, Tegangan dinyatakan dalam V dan Arus dinyatakan dalam
I, sehingga besarnya daya dinyatakan :
P = V x I.................................................(1)
P = Volt x Ampere x Cos ....................(2)
P = Watt.................................................(3)

Gambar 1.1 Arah Aliran arus listrik


Daya aktif (Active Power) adalah daya yang terpakai untuk

ELEKTRONIKA DASAR I (E7)


melakukan energi sebenarnya. Satuan daya aktif adalah
Watt. Adapun persamaan dalam daya aktif sebagai berikut :
Untuk satu phasa
P = V I Cos ......................................(4)
Untuk tiga phasa
P = 3 V I Cos ................................(5)
Daya ini digunakan secara umum oleh konsumen dan
dikonversikan dalam bentuk kerja.
Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan
untuk pembentukan medan magnet. Dari pembentukan
medan magnet maka akan terbentuk fluks medan magnet.
Contoh daya yang menimbulkan daya reaktif adalah
transformator, motor,dan lain lain. Satuan daya reaktif
adalah Var.
Untuk satu phasa
Q = V I Sin .................................(6)
Untuk Tiga phasa
Q = 3 V I Sin .............................(7).
Daya Semu (Apparent Power) adalah daya yang
dihasilkan oleh perkalian antara tegangan dan arus dalam
suatu jaringan. Satuan daya semu adalah VA[3].

Gambar 2.2
Gambar rangkaian RC
Kemudian arus dan tegangan pada masing-masing rangkaian
diukur dan percobaan tersebut diulanggi untuk tiga variasi
resistor yang berbeda.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan kali ini diperoleh hasil sebagai
berikut
Tabel 3.1 Tabel hasil percobaan arus

RANGKAI
AN
Gambar 1.2 Penjumlahan trigonometri daya aktif,
reaktif dan semu

RC
RC

II. METODE
Pada percobaan segitiga daya ini alat dan bahan yang
digunakan generator AC, VOM meter, kabel buaya,
jumper ,project board, resistor 300 dan 200, kapasitor 47
mf dan innduktor 1 mH. Kemudian rangkaian dirangkai
dengan variasi rangkaian seperti dibawah ini.

RC
RL
RL
RL

R1 R2
20 30
0
0
30 30
0
0
30 20
0
0
20 30
0
0
30 30
0
0
30 20
0
0

Vi
n

I1
(mA
)

I2
(mA
)

12

38,5

2,7

1,8

12

39

2,6

1,8

12

1,8

2,4

1,9

12

38,6

7,9

57,9

12

4,8

8,2

1,6

12

1,7

2,5

1,3

I3
(mA)

Tabel 3.2 Tabel hasil percobaan rangkaian tegangan

RANGKAIAN

Gambar 2.1
Gambar rangkaian RL

V1

V2

V3

RC

11,95

11,55

11,54

RC

12,5

12,05

12,14

RC

12,5

0,07

12,5

RL

11,93

0,08

11,66

RL

11,96

11,93

11,81

RL

12,46

0,09

12,48

Tabel 3.3 Tabel hasil proteus rangkaian arus

Z
307,5
5
307,5
5
211,1
6
300,0
0
300,0
0
200,0
0

ELEKTRONIKA DASAR I (E7)

RANGKAI
AN

Vi I1
I2
I3
5
R1 R2 n
(mA) (mA) (mA)
20 30
500,0
1262,
0,002
RC
0
0 12 70,7 42,4 28,3 RL
0
5
120
1
30 30
RC
0
0 12 56,5 28,3 28,3Tabel 3.6 Tabel perhitungan daya reaktif dan semu
P
30 20
P(reak
(semu P (semu)
RC
0
0 12 70,7 28,3 42,4
tif)
)I
V
20 30
R
182,8
37366
304,048
RL
0
0 12 70,7 42,4 28,3
C
589
8,3
8362
30 30
R
176,0
45917
327,950
RL
0
0 12 56,5 28,3 28,3
C
863
9,8
2618
30 20
RL
0
0 12 70,7 28,3 42,4
R
162,5 1404, 286,469
C
412
15
6343
Tabel 3.4 Tabel hasil proteus rangkaian tegangan
RANGKAI
R
2,481 48121 122,481
AN
V1 V2 V3 Z
L
858
3
8845
8,4 3,3 5,0 307,5
RC
8
9
9
5
R
2,576 14025 152,576
8,4 4,2 4,2 307,5
L
106
,4
1471
RC
8
4
4
5
8,4 5,0 3,3 211,1
R
0,785 1261, 120,785
RC
8
9
9
6
L
398
72
487
8,4 3,3 5,0 300,0
RL
8
9
9
0
Tabel 3.7 Tabel perhitungan rangkaian aktif proteus
8,4 4,2 4,2 300,0
P
P (aktif)
RL
8
4
4
0
Rtot
I
(aktif)
I
Rtot
V
V
8,4 5,0 3,3 200,0
R 507,5 609018 121,18 0,1423
RL
8
9
9
0
C
5
,89
997
806
R
607,5
483144
151,86
0,1183
Berdasarkan pada hasil yang telah kami peroleh
C
5
,69
394
796
berdasarkan proteus dan juga berdasarkan percobaan
memiliki nilai yang cukup berbeda dikarenakan pada saat
R 511,1 613345 123,92 0,1392
praktikan melaksanakan praktikum pemasangan rangkaian
C
6
,99
842
344
pada project board tidak terpasang dengan baik sehingga
R 500,0 599960 120,00 0,1437
hasil yang diperoleh berbeda. Sementara itu setelah
L
0
,2
003
925
melakukan perhitungan diperoleh hasil daya sebagai
R
600,0
477141
150,00
0,1198
berikut :
L
0
,13
004
506
R
500,0
599960
120,00
0,1437
Tabel 3.5 Tabel perhitungan daya aktif
L
0
,3
009
924
P
P
(aktif)
(aktif)
Tabel 3.8 Tabel perhitungan rangkaian semu dan reaktif
Rtot I I
Rtot V V
proteus
P(reaktif P (semu)
P (semu)
R
507,5 37348 121,1 0,510
)
I
V
C
5
5
9
7
R
2871,56
611890,4
2992,751
C
153
54
492
R
607,5 45900 151,8 0,448
R
1916,63 485061,3 2068,495
C
5
4
6
9
C
187
224
81
R
1916,63
615262,6
2040,560
R
511,1
1566, 123,9
-2EC
187
213
284
C
6
7
3
05
R
13,3203 599973,5 133,3203
L
529
177
792
500,0 48121
0,026
R
8,89070
477150,0
158,8907
RL
0
5
120
5
L
721
215
483
RL 600,0
150
R
8,89070
599969,1
128,8907
0 14028
0,462

ELEKTRONIKA DASAR I (E7)

721

868

96

Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa hasil


perhitungan dari hasil percobaan dan hasil proteus berbeda
hal tersebut terjadi karena hasil percobaan dan hasil proteus
memiliki hasil yang berbeda. Berdasarkan perhitungan
tersebut dapat dilihat pada rangkaian RC dan Rl yang
pertama diperoleh hasil daya aktif arus sebesar 373485 dan
daya aktif tegangan sebesar -0,5107 nilai negatif ini
disebabkan karena pada rangkaian RC arus mendahulukan
tegangan dan pada rangkaian pertama RL daya aktif arus
adalah sebesar -481215 dan daya aktif tegangan adalah
sebesar 0,0265 nilai negatif pada daya aktif tegangan
disebabkan karena pada rangkaian RL tegangan mendahului
arus. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui
bahwa daya aktif adalah daya yang dipakai oleh rangkaian,
daya semu adalah daya yang dikeluarkan oleh sumber dan
daya reaktif adalah daya yang tidak digunakan oleh
rangkaian.
III. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan diatas dapat disimpulkan
bahwa
- Daya aktif adalah daya yang dipakai oleh
rangkaian, daya semu adalah daya yang
dikeluarkan oleh sumber dan daya reaktif
adalah daya yang tidak digunakan oleh
rangkaian.
- Segitiga daya dipengaruhioleh faktor leading
dan legging pada rangkaian.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Giancoli C. Douglas, Physics Fifth Edition. 2001. Jakarta:
Airlangga
[2] Sadiku, Matthew N.o dan Charles K. Alexander. Fundamental of
Electric Circuits. 2009. Amerika: Mc.Graw Hill Company
[3] Zaenab, Buku Bahan Ajar Rangkaian Listrik. 2011. Makasar:
Universitas Hasanudin

ELEKTRONIKA DASAR I (E7)

Anda mungkin juga menyukai