I.
PENDAHULUAN
R 2 ( XL XC ) 2
...........................(1)
Dimana XL merupakan reaktansi induktif yakni hambatan
yang dihasilkan oleh induktor dengan rumus
XL L 2fL ................................(2)
VL
2If ....................................(3)
XC
1
C .....................................(4)
1
2 LC ....................................(2)
[3].
Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan
usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah
energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau usaha.
Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan perkalian dari
Tegangan (volt) dan arus (amphere). Daya dinyatakan dalam
P, Tegangan dinyatakan dalam V dan Arus dinyatakan dalam
I, sehingga besarnya daya dinyatakan :
P = V x I.................................................(1)
P = Volt x Ampere x Cos ....................(2)
P = Watt.................................................(3)
Gambar 2.2
Gambar rangkaian RC
Kemudian arus dan tegangan pada masing-masing rangkaian
diukur dan percobaan tersebut diulanggi untuk tiga variasi
resistor yang berbeda.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan kali ini diperoleh hasil sebagai
berikut
Tabel 3.1 Tabel hasil percobaan arus
RANGKAI
AN
Gambar 1.2 Penjumlahan trigonometri daya aktif,
reaktif dan semu
RC
RC
II. METODE
Pada percobaan segitiga daya ini alat dan bahan yang
digunakan generator AC, VOM meter, kabel buaya,
jumper ,project board, resistor 300 dan 200, kapasitor 47
mf dan innduktor 1 mH. Kemudian rangkaian dirangkai
dengan variasi rangkaian seperti dibawah ini.
RC
RL
RL
RL
R1 R2
20 30
0
0
30 30
0
0
30 20
0
0
20 30
0
0
30 30
0
0
30 20
0
0
Vi
n
I1
(mA
)
I2
(mA
)
12
38,5
2,7
1,8
12
39
2,6
1,8
12
1,8
2,4
1,9
12
38,6
7,9
57,9
12
4,8
8,2
1,6
12
1,7
2,5
1,3
I3
(mA)
RANGKAIAN
Gambar 2.1
Gambar rangkaian RL
V1
V2
V3
RC
11,95
11,55
11,54
RC
12,5
12,05
12,14
RC
12,5
0,07
12,5
RL
11,93
0,08
11,66
RL
11,96
11,93
11,81
RL
12,46
0,09
12,48
Z
307,5
5
307,5
5
211,1
6
300,0
0
300,0
0
200,0
0
RANGKAI
AN
Vi I1
I2
I3
5
R1 R2 n
(mA) (mA) (mA)
20 30
500,0
1262,
0,002
RC
0
0 12 70,7 42,4 28,3 RL
0
5
120
1
30 30
RC
0
0 12 56,5 28,3 28,3Tabel 3.6 Tabel perhitungan daya reaktif dan semu
P
30 20
P(reak
(semu P (semu)
RC
0
0 12 70,7 28,3 42,4
tif)
)I
V
20 30
R
182,8
37366
304,048
RL
0
0 12 70,7 42,4 28,3
C
589
8,3
8362
30 30
R
176,0
45917
327,950
RL
0
0 12 56,5 28,3 28,3
C
863
9,8
2618
30 20
RL
0
0 12 70,7 28,3 42,4
R
162,5 1404, 286,469
C
412
15
6343
Tabel 3.4 Tabel hasil proteus rangkaian tegangan
RANGKAI
R
2,481 48121 122,481
AN
V1 V2 V3 Z
L
858
3
8845
8,4 3,3 5,0 307,5
RC
8
9
9
5
R
2,576 14025 152,576
8,4 4,2 4,2 307,5
L
106
,4
1471
RC
8
4
4
5
8,4 5,0 3,3 211,1
R
0,785 1261, 120,785
RC
8
9
9
6
L
398
72
487
8,4 3,3 5,0 300,0
RL
8
9
9
0
Tabel 3.7 Tabel perhitungan rangkaian aktif proteus
8,4 4,2 4,2 300,0
P
P (aktif)
RL
8
4
4
0
Rtot
I
(aktif)
I
Rtot
V
V
8,4 5,0 3,3 200,0
R 507,5 609018 121,18 0,1423
RL
8
9
9
0
C
5
,89
997
806
R
607,5
483144
151,86
0,1183
Berdasarkan pada hasil yang telah kami peroleh
C
5
,69
394
796
berdasarkan proteus dan juga berdasarkan percobaan
memiliki nilai yang cukup berbeda dikarenakan pada saat
R 511,1 613345 123,92 0,1392
praktikan melaksanakan praktikum pemasangan rangkaian
C
6
,99
842
344
pada project board tidak terpasang dengan baik sehingga
R 500,0 599960 120,00 0,1437
hasil yang diperoleh berbeda. Sementara itu setelah
L
0
,2
003
925
melakukan perhitungan diperoleh hasil daya sebagai
R
600,0
477141
150,00
0,1198
berikut :
L
0
,13
004
506
R
500,0
599960
120,00
0,1437
Tabel 3.5 Tabel perhitungan daya aktif
L
0
,3
009
924
P
P
(aktif)
(aktif)
Tabel 3.8 Tabel perhitungan rangkaian semu dan reaktif
Rtot I I
Rtot V V
proteus
P(reaktif P (semu)
P (semu)
R
507,5 37348 121,1 0,510
)
I
V
C
5
5
9
7
R
2871,56
611890,4
2992,751
C
153
54
492
R
607,5 45900 151,8 0,448
R
1916,63 485061,3 2068,495
C
5
4
6
9
C
187
224
81
R
1916,63
615262,6
2040,560
R
511,1
1566, 123,9
-2EC
187
213
284
C
6
7
3
05
R
13,3203 599973,5 133,3203
L
529
177
792
500,0 48121
0,026
R
8,89070
477150,0
158,8907
RL
0
5
120
5
L
721
215
483
RL 600,0
150
R
8,89070
599969,1
128,8907
0 14028
0,462
721
868
96