Anda di halaman 1dari 16

ALAT, MESIN, MANAJEMEN PERBENGKELAN, SERTA KESELAMATAN

DAN KESEHATAN KERJA (K3)


(Laporan Praktikum Perbengkelan)

Oleh
Magdalena Tyas Pratiwi
1314071036

LABORATORIUM DAYA, ALAT, DAN MESIN PERTANIAN


JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015

I.

I.1.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bengkel pertanian merupakan tempat untuk melakukan pembuatan,


perbaikan, penyimpanan, dan perawatan berbagai alat mesin
pertanian. Didalam bengkel harus terdapat alat-alat dan bahanbahan

yang

menunjang

kegiatan-kegiatan

yang

dilakukan

di

bengkel tersebut. Dan setiap pihak yangbersangkutan dengan


kegiatan ini harus memahami masalah keselamatan dan kesehatan
kerja (Daryanto, 2007).
Perkakas bengkel hampir selalu tersedia pada setiap satuan
kehidupan. Bahkan di rumah tangga biasapun kebanyakan akan
ditemukan peralatan bengkel minimal, yang digunakan untuk
perawatan dan perbaikan barang-barang keperluan rumah tangga.
Juga di kantor-kantor, banyak pekerjaan perawatan kecil yang lebih
efisien jika dilakukan sendiri oleh karyawan kantor tersebut.
Pekerjaan

perbengkelan

selalu

dibutuhkan

oleh

setiap

unit

kehidupan. Hal tersebut disebabkan oleh sifat alami barang-barang


perlengkapan kehidupan yang selalu membutuhkan perawatan
serta mengalami kerusakan dari waktu ke waktu (Daryanto, 2007).
Pada suatu perusahaan yang banyak menggunakan mesin, adanya bengkel
adalah hal yang penting. Mesin-mesin perlu dirawat secara berkala,
sehingga membutuhkan perkakas perawatan. Pada suatu usaha
tani, seberapapun ukuran usaha taninya, pastilah digunakan alsin
pertanian. Untuk usaha tani yang paling sederhana misalnya,

dengan alat yang dipakai adalah cangkul dan sabit,

setidaknya akan

diperlukan perkakas pengasah semisal batu gerinda atau kikir.


Untuk usaha tani yang ukurannya lebih besar, dengan alsin yang
lebih beragam dan lebih rumit, tentulah diperlukan perkakas yang
lebih banyak. Jika alsin yangdimiliki perusahaan tidak terlalu
banyak,

biasanya

lebih

efisien

dan

ekonomis

untuk

menggantungkan perbaikan pada perusahaan bengkel komersial.


Namun jika pemilikan alsin jumlahnya banyak, biasanya pemilikan
bengkel sendiri lebih efisien dan ekonomis. Pada usaha tani dengan
skala yang lebih besar, pentingnya bengkel semakin nyata. Alsin dimiliki
suatu perusahaan pertanian adalah untuk dapat digunakan dengan
semestinya,

sesuai

jadwal yang

telah

ditetapkan.

Jika

alsin

mengalami kerusakan maka jadwal kerja akan terganggu, yang


pada giliran selanjutnya akan merugikan secara ekonomi (Maran,
2007).

I.2.

Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :


1. Untuk mengetahui alat-alat dan mesin-mesin yang ada di
laboratorium yang digunakan dalam perbengkelan.
2. Untuk mengetahui fungsi dari alat dan mesin tersebut.
3. Untuk mengetahui keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam
perbengkelan.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian bengkel secara umum tempat (bangunan atau ruangan) untuk


perawatan atau

pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alat dan mesin

(alsin), tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Sedangkan


bengkel pertanian merupakan tempat untuk melakukan pembuatan,
perbaikan, penyimpanan, dan perawatan berbagai alat mesin pertanian.
Di dalam bengkel harus terdapat alat-alat dan bahan-bahan yang
menunjang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di bengkel tersebut. Dan
setiap pihak yang bersangkutan dengan kegiatan ini harus memahami
masalah keselamatan dan kesehatan kerja (Daryanto, 2007).
Perkakas bengkel hampir selalu tersedia pada setiap satuan kehidupan.
Bahkan di rumah tangga biasapun kebanyakan akan ditemukan peralatan
bengkel minimal, yang digunakan untuk perawatan dan perbaikan barangbarang keperluan rumah tangga. Juga di kantor-kantor, banyak pekerjaan
perawatan kecil yang lebih efisien jika dilakukan sendiri oleh karyawan
kantor tersebut. Pekerjaan perbengkelan selalu dibutuhkan oleh setiap
unit kehidupan. Hal tersebut disebabkan oleh sifat alami barang-barang

perlengkapan kehidupan yang selalu membutuhkan perawatan serta


mengalami kerusakan dari waktu ke waktu. Dapat dikatakan bahwa
pekerjaan perbengkelan hampir selalu menyertai setiap pemilikan barang
(Maran, 2007).
Pada suatu perusahaan yang banyak menggunakan mesin, adanya
bengkel adalah hal yang penting. Mesin-mesin perlu dirawat secara
berkala, sehingga membutuhkan perkakas perawatan. Mesin-mesin juga
mengalami

kerusakan

dalam

pemakaiannya,

sehingga

diperlukan

perbaikan. Jika mesin tidak dirawat dengan semestinya, maka umur


pemakaian akan berkurang sehingga merugikan perusahaan. Jika mesin
rusak, maka jadwal kegiatan akan terganggu sehingga akan merugikan
perusahaan (Maran, 2007).
Pada suatu usaha tani, seberapapun ukuran usaha taninya, pastilah
digunakan alsin pertanian. Untuk usaha tani yang paling sederhana
misalnya, dengan alat yang dipakai adalah cangkul dan sabit, setidaknya
akan diperlukan perkakas pengasah semisal batu gerinda atau kikir. Untuk
usaha tani yang ukurannya lebih besar, dengan alsin yang lebih beragam
dan lebih rumit, tentulah diperlukan perkakas yang lebih banyak. Jika alsin
yang dimiliki perusahaan tidak terlalu banyak, biasanya lebih efisien dan
ekonomis untuk menggantungkan perbaikan pada perusahaan bengkel
komersial. Namun jika pemilikan alsin jumlahnya banyak, biasanya
pemilikan bengkel sendiri lebih efisien dan ekonomis. Pada usaha tani
dengan skala yang lebih besar, pentingnya bengkel semakin nyata. Alsin
dimiliki suatu perusahaan pertanian adalah untuk dapat digunakan
dengan semestinya, sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Jika alsin
mengalami kerusakan maka jadwal kerja akan terganggu, yang pada
giliran selanjutnya akan merugikan secara ekonomi (Daryanto, 2007).

III.

III.1.

METODELOGI PERCOBAAN

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 12 Maret 2015


di Laboratorium Daya, Alat, dan Mesin Pertanian, Jurusan Teknik
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

III.2.

Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu
kamera, buku, pena, alat-alat di bengkel serta mesin-mesin yang
ada dibengkel.

III.3.

Diagram Alir

Diamati alat-alat dan mesin yang ada di bengkel.

Dicatat fungsi dan kegunaan dari setiap alat maupun mesin


tersebut.
Didokumentasikan setiap alat dan mesin yang sedang digunakan.

IV.

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

IV.1.

Hasil Pengamatan

Setelah dilakukan pengamatan, didapatkan hasil sebagai berikut :


No.

Nama

Fungsi

Nama

Fungsi

Alat
Kunci Pas

Memutar baut dan

Mesin
Bor Kecil Membuat

Kunci

mur.
Memutar baut dan

Bor

lubang.
Membuat

Ring

mur.

Besar

lubang.

Kunci

Melepas/mengencan

Inggris

gkan mur/baut.

Amplas

Mengikis/meng
haluskan
permukaan
benda kerja
dengan cara

Siku

Mengukur/memeriksa Bor

digosokkan.
Membuat

Sekrup

kesikuan.
Alat pengikat untuk

lubang.
Memperhalus

Gerinda

sejumlah alat-alat
6

permukaan

mesin.
Memukul benda/alat-

Serkel

material bahan.
Meratakan kayu

alat lainnya.

Kayu

yang berbidang

Memotong besi.

Pemoto

lebar.
Memotong plat

Besi

ng Plat

sesuai dengan

Bor

Besi
Mesin

ukuran.
Menghaluskan

Serut

sisi kayu

Palu

Gergaji

Membuat lubang.

Manual

setelah proses
9
10

Kunci T

Membuka baut di

Penjepit

ruang yang sempit.


Menjepit paralon.

Paralon

Serkel

penggergajian.
Meratakan

Bor

kayu.
Melubangi

Duduk

benda kerja
dengan ukuran

11

Gergaji

Menggergaji searah

Gerinda

tertentu.
Menggerinda

Belah

dengan serat kayu.

Mesin

permukaan
benda kerja
sehingga rata

12

Tatah

Meratakan

Mesin

dan halus.
Pengubah

permukaan kayu.

Bubut

bentuk dan
ukuran benda
dengan cara

menyayat
13

Kunci L

Memutar baut L.

Mesin

benda tersebut.
Membuat

Milling

lubang/roda

Mata

Membentuk/mengger

Gergaji

gigi.
Membelah

Gerinda

inda bahan

Pita

kayu/logs.

15

Pompa

bangunan.
Memompakan gemuk/stempet.

16

Grease
Kikir

Menghaluskan/meratakan material yang belum

17
18

Laher
Kunci

rata setelah dipotong.


Mengurangi koefisien gesekan.
Memutar mur, baut, atau sekrup.

19

Shock
Pompa

Mengikat suatu benda.

14

Lem
20

Silikon
Tap Snai

IV.2.

Membuka/mengunci perkakas pengikat.

Pembahasan

Perbengkelan pertanian sangat membutuhkan pengelompokkan alat kerja, hal ini


dilakukan

untuk

mendukung

semua

proses

kegiatan

secara

optimum.

Pengelompokkan alat didasarkan pada fungsi dari alat tersebut sehingga para pekerja
bengkel tidak menggunakan alat diluar fungsi. Alat bengkel diklasifikasikan dalam
beberapa kelompok yaitu :
1. Layout Tools (L) merupakan alat-alat yang digunakan untuk mengukur atau
menandai kayu, logam atau bahan lainnya.
2. Cutting Tools (C) merupakan alat-alat yang digunakan untuk memotong,
memisahkan atau memindahkan material/bahan.
3. Boring Tools (Br) merupakan alat-alat yang digunakan untuk melubangi atau
mengubah ukuran dan bentuk lubang.
4. Driving Tools (Dr) merupakan alat-alat yang digunakan untuk memindahkan alat
dan material lain.
5. Holding Tools (H) merupakan alat-alat yang digunakan untuk menjepit kayu,
logam, plastik, dan bahan lain.

6. Turning Tools (Tr) merupakan alat-alat yang digunakan untuk memutar sekrup,
palang, baut atau mur.
7. Digging Tools (D) merupakan peralatan yang digunakan untuk mengeraskan,
mengendurkan, dan membuat rata.
8. Other Tools (O) merupakan kelompok peralatan dalam bengkel yang tidak
termasuk ke dalam penggolongan di atas (Herren dan Elmer, 2002).
Peralatan dasar yang dibutuhkan untuk sebuah bengkel antara lain obeng, palu, tang,
kunci pas, kunci-kunci khusus, catok, bor. Selain itu, peralatan lain yang tidak kalah
pentingnya dalam menyelesaikan pekerjaan dibengkel adalah meja kerja, papan alat,
dan kotak peralatan.
Manajemen

bengkel

adalah

suatu

proses

perencanaan,

pengorganisasian,

kepemimpinan, dan pengendalian suatu tempat merawat dan memperbaiki mesin


ataupun peralatan lain. Manajemen bengkel bertujuan untuk mengatur segala kegiatan
bengkel sehingga diperoleh efektifitas dan efisiensi dalam bekerja.

Dengan

manajemen bengkel yang baik diharapkan dapat mengatur dan menggerakan sumber
daya yang ada secara maksimal.
Seluruh peralatan dan mesin tentu memerlukan suatu pekerja atau operator untuk
mengoperasikannya. Keselamatan seorang atau sekelompok menjadi sangat penting
untuk berjalannya sistem kerja dalam bengkel. Semua peralatan tangan dan mesin
akan menjadi bahaya bagi pengguna

apabila digunakan secara tidak tepat dan

sembarangan. Dengan demikian diperlukan manajemen bengkel yang baik.


Adapun kondisi yang diharapkan adalah suasana nyaman, bersih, tertib, indah, kondisi
peralatan yang baik dan siap pakai, cukup penerangan dan ventilasi, bangunan ruang
bengkel terpelihara baik, tidak ada kebocoran, semua pintu dan jendela aman, instalasi
listrik yang memadai, system sirkulasi peralatan aman dan lancer, instalasi air
terjamin dan bersih, serta tersedia alat pemadam kebakaran.
Hal-hal yang patut dipahami dalam keselamatan kerja yaitu mengoperasikan alat dan
mesin sesuai petunjuk yang telah diberlakukan, mematuhi jam kerja yang telah dibuat,
menggunakan alat pelindung sesuai kebutuhan, serta menjaga kebersihan tempat dan
peralatan serta mesin.

Tujuan dalam keselamatan kerja adalah menciptakan rasa nyaman pekerja dalam
ruangan bengkel, mencegah terjadinya kecelakaan, serta mengefektifkan dan
mengefisienkan pekerjaan.
Adapun cara

untuk

mencegah terjadinya

hal-hal yang tidak

diinginkan ketika bekerja di bengkel yaitu memakai pakaian dengan


pelindung badan yang lengkap seperti jas bengkel, kacamata,
pelindung tangan, sepatu, helm, bersikap mawas diri terhadap
kemungkinan terjadinya kecelakaan, bekerja dengan serius, cepat,
teliti, dan tekun, tidak melamun ketika bekerja, jangan berbuat
bodoh ketika bekerja, beristirahat ketika mulai capek atau bosan,
hindarkan bercanda selama bekerja, serta jangan beranggapan
bahwa mesin yang biasa digunakan itu aman untuk kita.

V.

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu :


1. Penggunaan

suatu

alat

atau

mesin

pada

prinsipnya

adalah

bertujuan untuk mempermudah atau memperingan suatu pekerjaan


yang dilakukan oleh manusia.
2. Setiap peralatan bengkel pada dasarnya adalah berbahaya apabila
dipergunakan secara ceroboh atau tidak sesuai fungsi dan prosedur
seharusnya.

3. Ketepatan

dalam

cara

penggunaan/pengoperasian

bermakna

menggunakan alat atau mesin sesuai dengan prosedur dan


kapasitas yang seharusnya.
4. Bagian terbesar dalam kecelakaan kerja adalah diakibatkan oleh
pelaksanaan kerja yang tidak mengikuti prosedur yang seharusnya.
5. Alat yang digunakan untuk memotong material antara lain gergaji,
penggores, gunting, kikir, pahat, mesin bubut serta mesin pengikat.

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2007. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bengkel. Jakarta :


Rineka Cipta.
Herren, V Ray dan Elmer L Cooper. 2002. Agricultural Mechanics
Fundamentals and

Aplications 4th Edition. USA.


Maran, Zevy D. 2007. Peralatan Bengkel Otomotif. Yogyakarta : CV. Andi
Ofset.

LAMPIRAN

Alat-alat yang terdapat di bengkel

Mesin-mesin yang terdapat di bengkel

Anda mungkin juga menyukai