Anda di halaman 1dari 6

KATA KUNCI

Laki-laki 61 tahun
Batuk sejak 1 minggu yang lalu
Sesak
Demam
Dahak coklat
Lemah
Tidak ada riwayat merokok dan minum minuman keras
Pernah diopname karena keluhan yg sama 1 tahun yang lalu
Mual dan muntah
Gastric reflux
KATA SULIT
Gastric Reflux : aliran kembali isi lambung dan duodenum ke
dalam esophagussecara patologi.

PNEUMONIA

A. EPIDEMIOLOGI
Insidens
Penyakit saluran napas menjadi penyebab angka kematian dan kecatatan
yang tinggi diseluruh dunia. Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek
umum berhubungan dengan infeksi saluran napas yang terjadi di
masyarakat (PK) atau didalam RS/pusat perawatan (pneumonia
nosokimal/PN atau pneumonia di pusat perawatan/PPP). Pneumonia yang
merupakan bentuk infeksi saluran napas bawah akut di parenkim paru
yang serius dijumpai sekitar 15-20%.
Kejadian PN di ICU lebih sering daripada PN di ruangan umum, yaitu
dijumpai pada hamper 25% dari semua infeksi di ICU, dan 90% terjadi
pada saat ventilasi mekanik. PBV didapat pada 9-27% dari pasien yang
diintubasi. Risiko PBV tertinggi pada saat awal masuk ke ICU.
Pneumonia dapat terjadi pada orang normal tanpa kelainan imunitas
yang jelas. Namun pada kebanyakan pasien dewasa yang menderita
pneumonia daidapati adanya satu atau lebih penyakit dasar yang
meganggu daya tahan tubuh.
Pneumonia semakin sering dijumpai pada orang orang lansia dan
sering terjadi pada PPOK. Juga dapat terjadi pada pasien dengan penyakit
lain seperti DM, payah jantung, penyakit arteri koroner, keganasan,
insufisiensi renal, penyakit syaraf kronik, dan penyakit hati kronik. Factor
predisposisi lain antara lain berupa kebiasaan merokok, pasca infeksi
virus, DM, keadaan imunodefisiensi, kelainan atau kelemahan struktur
organ dada dan penurunan kesadaran.
B. DEFINISI
Infeksi saluran napas bawah akut (ISNBA) menimbulkan angka
kesakitan dan kematian yang tinggi serta kerugian produktivitas kerja.
ISNBA dapat dijumpai dalam berbagai bentuk, tersering adalah dalam
bentuk pneumonia. Pneumonia ini dapat terjadi secara primer atau
merupakan tahap lanjutan manifestasi ISNBA lainnya misalnya sebagai
perluasan bronkiektasis yang terinfeksi. Pneumonia adalah peradangan
yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang
mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. Pada
pemeriksaan histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa

alveolitis dan penggumpalan eksudat yang dapat ditimbulkan oleh


berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka waktu yang bervariasi.
Kalsifikasi pneumonia yang lazim dipakai adalah seperti terlihat pada
tabel 1 (didasarkan kepada factor inang dan lingkungan. Klasifikasi ini
membantu pelaksanaan terapi pneumonia secara empiric.

Tabel 1. Klasifikasi pneumonia berdasarkan


inang

Pneumonia komunitas sporadic atau endemic:muda


atau orangtua
Pneumonia nosokomial
didahului perawatan di RS
Pneumonia rekurens terjadi berulang kali, berdasarkan
penyakit paru kronik
Pneumonia aspirasi
Pneumonia pada
gangguan imun

alkoholik, usia tua


pada pasien tranplantasi, onkologi
AIDS

C. ETIOLOGI
Etiologi pneumonia berbeda beda pada berbagai tipe dari
pneumonia, dan hal ini berdampak kepada obat yang akan diberikan.
Mikroorganisme penyebab tersering adalah bakteri, yang jenisnya
berbeda antar Negara, antara satu daerah dengan daerah lain pada satu
Negara, di luar RS dan didalam RS, antara RS besar/tersier dengan RS
yang lebih kecil. Karena itu perlu diketahui dengan baik pola kuman
disuatu tempat. Indonesia belum mempunyai data mengenai pola kuman
penyebab secara umum, karena itu meskipun pola kuman di luar negeri
tidak sepenuhnya cocok dengan pola kuman di Indonesia, maka pedoman
yang ada di Indonesia, maka pedoman yang berdasarkan pola kuman
diluar negeri dapat dipakai sebagai acuan secara umum.
a. Etiologi Pneumonia Komunitas
Diketahui berbagai pathogen yang cenderung dijumpai pada
factor risiko tertentu mis. H. influenza pada pasien perokok,
patrogen atipikal pada lansia, gram negative pada pasien dari
rumah jompo, dengan adanya PPOK, penyakit penyerta
kardiopulmonal/jamak, atau pasca terapi antibiotika spectrum
luas.
b. Etiologi Pneumonia Nosokomial

Etiologi tergantung pada 3 faktor, yaitu: tingkat berat sakit,


adanya risiko untuk jenis pathogen tertentu, dan massa
menjelang timbul onset pneumonia.

D. PATOGENESIS
Proses patogenesis pneumonia terkait dengan 3 faktor , yaitu keadaan
(imunitas) inang, mikroorganisme yang menyerang pasien dengan
lingkungan yang berinteraksi satu sama lain. Infeksi ini akan menentukan
klasifikasi dan bentuk manifestasi dari pneumonia, berat ringannya
penyakit, diagnosis empiric, rencana terapi secara empiris serta prognosis
dari pasien.
Cara terjadinya penularan berkaitan dengan jenis kuman, misalnya
infeksi melalui droplet sering disebabkan streptococcus pneumonia,
melalui selang infus oleh Staphylococcus aureus sedangkan infeksi pada
pemakaian ventilator oleh P.aeruginosa dan Enterobacter. Pada masa kini
terlihat perubahan pola mikroorganisme penyebab ISNBA akibat adanya
perubahan keadaan pasien seperti gangguan kekebalan dan penyakit
kronik, polusi lingkungan, dan penggunaan antibiotic yang tidak tepat
yang menimbulkan perubahan karakteristik kuman, akibat adanya
berbagai mekanisme, terutama oleh S.aureus, B.catarrhalis, H. influenza
dan Enterobacteriacae. Juga oleh berbagai bakteri enteric gram negatif.
E. GEJALA KLINIK
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan radiologi
Pola radiologis dapat berupa pneumonia alveolar dengan
gambaran air bronkhogram (air space disease) misalnya oleh S.
pneumonia, bronkopneumonia (segmental disease) oleh antara
lain staphylococcus, virus atau mikoplasma.; dan pneumonia
interstisial (interstisial disease) oleh virus dan mikoplasma.
b. Pemeriksaan laboratorium
Leukositosis umumnya menandai adanya infeksi bakteri; leukosit
normal/rendah dapat disebabkan oleh infeksi virus/mikoplasma
atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons
leukosit, orang tua atau lemah.
c. Pemeriksaan bakteriologis
Bahan
berasal
dari
sputum,
darah,
aspirasi
nasotrakeal/transtrakeal,
aspirasi
jarum
transtorakal,
torakosentesis, bronkoskopi atau biopsy.
d. Pemeriksaan khusus

Titer antibody terhadap virus, legionella, dan mikoplasma. Nilai


diagnostic bila titer tinggi atau ada kenaikan titer 4 kali. Analisis
gas darah dilakukan untuk menilai tingkat hipoksia dan
kebutuhan O2. Pada pasien PN/PK yang dirawat nginap perlu
diperiksakan analisa gas darah, dan kultur darah.

G. PENATALAKSANAAN
H. PROGNOSIS
a. Pneumonia Komunitas
Kejadian PK di USA adalah 3,4-4 juta kasus pertahun, dan 20%
diantaranya perlu dirawat di RS. Secara umum angka kematian
pneumonia oleh pneumokokkus adalah sebesar 5% namun dapat
meningkat pada orang tua dengan kondisi yang buruk.
b. Pneumonia Nosokomial
Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50%, yang bias
mencapai 70% bila termasuk yang meninggal akibat penyakit
dasar yang dideritanya. Penyebab kematian bisanya adalah
akibat bakteiemi terutama oleh Ps.Aeruginosa atau Acinobacter
spp.

BRONKITIS

Anda mungkin juga menyukai