Anda di halaman 1dari 33

AUDIT SIKLUS

PENDAPATAN
Alfian Lindawati
Maylinda
Nani Iswandari
Rizwan Faiz

Audit Siklus Pendapatan


SIFAT SIKLUS PENDAPATAN
Cakupan transaksi
Tujuan audit

MENGGUNAKAN PEMAHAMAN ATAS BISNIS DAN INDUSTRI


UNTUK MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT
Manfaat pemahaman
Materialitas
Risiko bawaan, risiko prosedur analitis

MEMPERTIMBANGKAN KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL


PENILAIAN AWAL ATAS RISIKO PENGENDALIAN DAN STRATEGI AUDIT
PENDAHULUAN
Memeroleh pemahaman dan menilai risiko pengendalian

PENGUJIAN SUBSTANTIF PIUTANG USAHA

Menetapkan risiko deteksi untuk pengujian terhadap rincian


Merancang pengujian substantif

Prosedur awal
Prosedur analitis
Pengujian rincian transaksi
Pengujian rincian saldo

Sifat Siklus Pendapatan


Siklus pendapatan suatu entitas terdiri dari aktivitas
yang terkait dengan pemberian barang atau jasa
kepada pelanggan dan penagihan kas dari
pendapatan itu.
Kelompok transaksi dalam siklus pendapatan:
Transaksi Penjualan kredit
Transaksi Penerimaan Kas
Penyesuaian Penjualan (diskun penjualan, retur dan
penyisihan penjualan, akun-akun pelanggan yang sulit
ditagih (penyisihan dan penghapusan))

Akun yang terpengaruh dalam


siklus pendapatan

Tujuan Mengaudit Siklus Pendapatan

Tujuan Mengaudit Siklus Pendapatan

Tahap Audit

Memahami Bisnis dan Industri Klien


Auditor mengembangkan strategi audit awal
didasarkan pada risiko salah saji material. Langkah
pertama dalam menetapkan risiko adalah memeroleh
pemahaman atas bisnis dan industri klien.
Pemahaman membantu auditor dalam:
Membuat harapan terhadap pendapatan total dengan
memahami kapasitas klien, lokasi pasar, dan pelanggan
Membuat harapan atas marjin bruto dengan memahami
pangsa pasar klien dan keunggulan kompetitif di pasar.
Membuat harapan tentang piutang usaha neto didasarkan
pada rata-rata periode penagihan klien dan industri

Tahap Audit

Menetapkan Materialitas
Pendapatan merupakan ukuran dari volume aktivitas setiap
entitas. Biasanya, pendapatan memiliki volume transaksi
tinggi dan total pendapatan sangat penting terhadap laporan
keuangan. Pendapatan biasanya digunakan sebagai ukuran
materialitas pada setiap penugasan.
Pendapatan biasanya memberi penambahan pada piutang
usaha, kas dan arus kas dari aktivitas operasi. Piutang usaha
biasanya juga merupakan bagian yang material dari neraca.
Transaksi dan saldo akun yang ada pada siklus pendapatan
biasanya memiliki pengaruh yang material terhadap laporan
keuangan.
Untuk meningkatkan keefektifan dan efisiensi audit untuk
mencapai tujuan audit siklus pendapatan, maka kehati-hatian
harus dilakukan untuk mempertimbangkan risiko bawaan,
risiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian ketika
memilih strategi audit untuk setiap tujuan audit.
Materialitas (salah saji yang dapat ditoleransi) untuk piutang
usaha relatif lebih tinggi daripada untuk akun aktiva lainnya
untuk mengurangi pengeeluaran untuk memeroleh bahan
bukti audit.

Tahap Audit

Risiko Bawaan
Faktor-faktor yang umum memengaruhi salah saji asersi siklus
pendapatan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Tekanan untuk melebihsajikan pendapatan agar realisasi pendapatan dan


profitabilitas mencapai target, padahal kenyataannya tidak demikian.
Tekanan untuk melebihsajikan kas dan piutang usaha bruto atau
mengurangsajikan penyisihan untuk piutang tak tertagih supaya
meningkatkan modal kerja, yang dibutuhkan dalam perjanjian hutang.
Volume transaksi yang tinggi cenderung meningkatkan jumlah kesalahan.
Pengakuan pendapatan, standar akuntansi yang membingungkan, dan
membuat estimasi, kompleksitas perhitungan, cenderung meningkatkan
risiko salah saji
Aplikasi akuntansi untuk piutang usaha yang digadaikan dengan
tanggung renteng, apakah sebagai penjualan atau pinjaman.
Salah klasifikasi piutang usaha, apakah aktiva jangka pendek atau aktiva
jangka panjang, karena sulit menentukan ketertagihannya
Penerimaan kas cenderung akan disalahgunakan
Transaksi penyesuaian penjualan bisa saja digunakan untuk menutupi
pencurian kas dengan cara meningkatkan diskun, atau mencatat
transaksi fiktif atas retur penjualan, atau menghapus piutang pelanggan.

Karena besar potensi salah saji apabila pengendalian tidak


efektif, maka auditor harus selalu memberikan pertimbangan
yang cermat atas risiko inheren dalam siklus pendapatan.

Tahap Audit

Risiko Prosedur Analitis


Risiko prosedur analitis adalah elemen dari risiko deteksi, yaitu
risiko prosdur analitis gagal untuk mendeteksi salah saji.
Prosedur analitis sangat hemat dan didasarkan pada
pengetahuan auditor atas bisnis dan industri klien.
Langkah pertama dalam melakukan prosedur analitis adalah
memeroleh pemahaman atas total pendapatan yang diberikan:
Kapasitas klien yaitu volume penjualan maksimum yang bisa
dihasilkan jika klien menggunakan seluruh fasilias dan karyawannya
untuk menghasilkan dan menghantar produk atau jasa. Auditor harus
sensitif terhadap volume penjualan yang dicatat klien berdasarkan
kapasitas yang dimanfaatkan. Lebih efektif untuk mengevaluasi
pendapatan total dibandingkan ukuran aktivitas bisnis daripada
membandingkan pendapatan saat ini dengan pendapatan periode
sebelumnya.
Pangsa Pasar klien untuk setiap produknya.Yaitu pendapatan klien
dibandingkan dengan total pendapatan dalam industri untuk produk
klien. Hal ini penting karena perusahaan dengan pangsa pasar
dominan biasanya memeroleh margin bruto premium. Hal ini penting
bagi auditor untuk mengevaluasi perputaran piutang klien, atau
periode penagihan rata-rata, dan bisa untuk membandingkan periode
penagihan klien dengan rata-rata industri.

Rasio Prosedur Analitis yang umum


digunakan

Rasio Prosedur Analitis yang umum


digunakan

Pemahaman Atas SPI


Lingkungan Pengendalian:

Integritas dan nilai-nilai etika


Komitmen terhadap kompetensi
Partisipasi dean komisaris dan komite audit
Filosofi manajemen dan gaya operasi
Struktur organisasi
Penetapan otoritas dan tanggungjawab
Kebijakan dan praktik-praktik SDM

Penilaian Risiko apakah manajemen melakukan


indentifikasi dan mitigasi terhadap risiko-risiko dalam
siklus pendapatan.

Informasi dan komunikasiPemahaman tentang:

Bagaimana penjualan dimulai


Pemberian barang dan jasa
Pencatatan piutang usaha
Penerimaan Kas
Penyesuaian penjualan
Metode pemrosesan data dan dokumen serta catatan yang
digunakan

PemantauanUmpan balik tentang apakah


pengendalian internal yang berkaitan dengan siklus
pendapatan telah beroperasi sesuai rencana. Misalnya:
Apakah ada kesalahan penagihan, apakah ada
kesalahan dalam pengakuan pendapatan.

Unit organisasi dalam penjualan


Kredit

Prosedur Penjualan Kredit

Aktivitas Pengendalian Penjualan


Kredit
Sistem
manual
Sistem Manual:

1. Hanya Bagian kredit yang bisa mengotorisasi kredit dan


menambah file pelanggan baru
2. Bagian pengiriman mengecek barang yang diterima dari
gudang ke Formulir Pesanan Penjualan sebelum membuat
B/L
3. Faktur dikeluarkan setelah Formulir Pesanan Penjualan dan
B/L dikeluarkan (barang dikirim terlebih dahulu setelah itu
faktur dibuat). Faktur harus dilampiri oleh Pesanan Penjualan
dan B/L
4. Mengirimkan laporan bulanan kepada pelanggan dan
menindaklanjuti komplain pelanggan
5. Otorisasi dilakukan oleh pihak-pihak yang berwenang dalam
mengeksekusi transaksi.
6. Secara periodik dilakukan pengecekan antara buku
pembantu piutang dan saldo piutang di buku besar.
7. Pemegang buku pembantu dan buku besar harus berbeda
agar terjadi pengecekan independen
8. Menggunakan sistem sediaan perpetual (masing-masing
sediaan dibuat kartu sediaan) dan secara periodik
dicocokkan ke akun pengendali sediaan di buku besar.
9. Seluruh dokumen harus bernomor urut tercetak dan
dipertanggungjawabkan penggunaannya.

Aktivitas Pengendalian
Penerimaan Kas
1.
Fungsi penerima
kas dipisah dari fungsi
kas
Sistem
manual
2.
Kas disimpan ditempat yang terhidar dari bahaya kebakaran dan
pencatat

bencana alam.

3.

Untuk penjualan tunai, sebaiknya digunakan mesin register kas

4.

Prosedur penjualan tunai harus diawasi secara periodik

5.

Dalam setiap faktur yang dikirimkan kepada pelanggan harus


dicantumkan nomor rekening perusahaan agar pada cek yang
dibayarkan pelanggan dituliskan rekening tujuan pembayaran.

6.

Sekretariat menerima cek pembayaran dan membuat daftar


penerimaan cek yang diberikan kepada kasir (beserta cek), bagian
piutang usaha, dan arsip di sekretariat.

7.

Pada akhir setiap hari kerja dilakukan perhitungan kas oleh kasir dan
didampingi bagian yang independen terhadap kas (misalnya: bagian
akuntansi dan internal audit)

8.

Melakukan rekonsiliasi bank oleh fungsi internal audit atau fungsi


akuntansi.

9.

Setiap hari manajemen memonitor jumlah kas harian , kelayakan jumlah


penerimaan kas dan jumlah yang dikreditkan ke buku pembantu piutang
usaha.

10. Manajemen secara aktif menindaklanjuti piutang yang jatuh tempo.

Aktivitas Pengendalian
Sistem komputer
1. Komputer melakukan pengecekan kesesuaian
nama pelanggan di order dengan di arsip induk
2. Pencocokan komputer terhadap kredit yang
diotorisasi untuk setiap pelanggan
3. Pencocokan komputer terhadap barang yang
dikurangi dari arsip induk sediaan dengan order
yang disetujui
4. Untuk setiap pengiriman komputer harus
mencocokkan dokumen pengiriman
bernomorurut dengan pesanan penjualan yang
disetujui
5. Komputer akan mencetak seluruh pesanan
penjualan yang belum terpenuhi

6. Komputer mencetak laporan barang yang


dikirim namun belum ditagih
7. Komputer melakukan penomoran berurut untuk
setiap faktur penjualan
8. Komputer membandingkan total pengendalian
untuk seluruh dokumen pengirimandengan
total faktur penjualan.
9. Penjualan dicatat hanya berdasarkan faktur.
10. Komputer mencocokkan tanggal faktur dengan
periode akuntansi ketika barang dikirim.
11. Komputrer membandingkan harga jual dengan
daftar harga terotorisasi dan order penjualan.
12. Komputer selalu memeriksa saldo awal piutang
ditambah penjualan kredit dengan saldo akhir
piutang
13. Komputer mencocokkan seluruh nomor
pelanggan di faktur penjualan ke nomor
pelanggan di order penjualan

Penilaian awal risiko pengendalian


dan strategi awal audit
Bagi asersi siklus pendapatan dimana auditor tidak
merencanakan untuk menilai risiko pengendalian
pada tingkat yang rendah, auditor harus memunyai
pengetahuan yang diperlukan untuk mengidentifikasi
jenis potensi salah saji yang akan terjadi.
Biasanya siklus pendapatan bersifat material dan
pendapatan berasal dari banyak pelanggan. Dalam
kasus ini, sangat efisien apabila risiko pengendalian
untuk setiap asersi dinilai pada tingkat yang rendah
dan mengembangkan strategi audit melakukan
pengujian pengendalia yang ekstensif.

Pengujian substantif atas piutang


usaha
Prosedur awal
Memeroleh pemahaman atas bisnis dan idustri klien serta
menentukan:
1.
2.
3.
4.

Signifikansi pendapatan dan piutang usaha bagi perusahaan


Pemicu ekonomi utama yang memengaruhi penjualan, marjin,
dan penagihan perusahaan
Persyaratan perdagangan dalam industri, termasuk penanggalan
musiman, periode penagihan,dll
Perluasan konsentrasi aktivitas dengan pelanggan.

Melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan piutang


usaha:
1.
2.
3.

Menelusuri saldo awal piutang usaha ke kertas kerja tahun-tahun


sebelumnya
Meriviu aktivitas dalam akun piutang usaha dan menginvestigasi
ayat jurnal yang jumlah dan sumbernya tampak tidak biasa.
Memeroleh rincian saldo piutang usaha dan menentukan apakah
telah sesuai dengan catatan akuntansi dengan melakukan footing,
dan mengecek kebenaran saldo ke buku besar dan buku pembantu
piutang usaha.

Melakukan Prosedur analitis


Mengembangkan harapan atas piutang usaha
berdasarkan pengetahuan atas bisnis, pangsa pasar,
persyaratan perdagangan, riwayat hari perputaran
piutang usaha
Menghitung rasio:
Membandingkan penjualan terhadap kapasitas perusahaan.
Membandingkan perytumbuhan penjualan dengan
pertumbuhan piutang usaha
Perputaran piutang usaha
Biaya piutang tak tertagih terhadap jumlah Penjualan kredit
neto.
Biaya piutang usaha tak tertagih terhadap penghapusan
piutang usaha

Menganalisa hasil rasio relatif terhadap harapan


berdasarkan data tahun sebelumnya, data industri,
jumlah anggaran, atau data lainnya.

Pengujian terhadap rincian transaksi


1. Memvouching sampel catatan transaksi penjualan
dan piutang usaha ke dokumentasi pendukung.
2. Melaksanakan pengujian pisah batas (Cut off test)
penjualan dan retur penjualan dengan cara:

Memilih sampel catatan transaksi penjualan beberapa hari


sebelum dan sesudah akhir tahun serta memeriksa
dokumen pendukungnya dan menentukan apakah telah
dilakukan pencatatan pada periode yang tepat.
Memilih sampel memo kredit beberapa hari sebelum dan
sesudah akhir tahun serta memeriksa keberadaan
dokumen pendukungnya dan menentukan apakah retur
penjualan telah dicatat dalam periode yang tepat.

Lanjut......
Pengujian terhadap rincian transaksi
3. Melaksanakan pengujian pisah batas (Cut off test)
penerimaan kas, dengan cara:

Mengamati bahwa seluruh penerimaan kas dan bank


periode itu sudah dicatat pada periode neraca periode
yang sama dan tidak ada penerimaan periode berikutnya
yang dimasukkan pada saldo kas periode itu.
Meriviu dokumentasi seperti iktisar kas harian, duplikat
slip setoran, serta laporan bank mencakup beberapa hari
sebelum dan sesudah tanggal neraca.

Pengujian atas saldo akun


Mengonfirmasi saldo piutang usaha:
Menentukan bentuk, waktu dan luas permintaan
konfirmasi
Melakukan sampel terhadap pelanggan yang akan
dikonfirmasi dan mengevaluasi pengembalian konfirmasi
terutama untuk jawaban pengecualian (tidak setuju).
Melakukan tindak lanjut untuk konfirmasi yang tidak
dibalas:

Mengirim ulang surat konfirmasi


Melakukan prosedur alternatif untuk pelanggan yang tidak
membalas surat konfirmasi. Prosedur alternatif misalnya:

Memeriksa bukti pendukung penerimaan kas pada awal periode


akuntansi berikutnya (Subsequent Receipt) yang berasal dari saldo
piutang usaha periode sebelumnya.
Memeriksa bukti pendukung piutang usaha.

Pengujian atas estimasi akuntansi


Mengevaluasi kewajaran asumsi yang digunakan dalam
akun penyisihan piutang tank tertagih (allowance for
doubtful account):

Memeriksa penjumlahan ke bawah (foot) dan penjumlahan ke


samping (crossfoot) saldo pelanggan dan meelusuri kesesuaian
saldo ke buku besar dan buku pembantu.
Pengujian penentuan umur piutang usaha di daftar analisa atas
umur piutang usaha dengan memeriksa sampel bukti pendukung.
Untuk akun yang sudah jatuh tempo, (1) memeriksa bukti
pendukung berupa korespondensi dengan pelanggan, agen
penagihan, laporan kredit atau laporan keuangan pelanggan (2)
Membahas ketertagihan piutang usaha dengan personil
manajemen.
Mengevaluasi proses manajemen untuk mengestimasi
penyisihan piutang usaha yang sulit ditagih.
Mengevaluasi kecukupan informasi tentang kecenderungan
industri, kecenderungan penentuan umur, riwayat penagihan
atas pelanggan tertentu.

Prosedur untuk penyajian dan


pengungkapan
Membandingkan penyajian laporan dengan PABU:
Menentukan bahwa piutang usaha telah diidentifikasi dan
diklasifikasikan secara tepat menurut jenis dan periode
realisasi yang diharapkan.
Menentukan apakah ada saldo kredit yang signifikan dan
harus direklasifikasi sebagai kewajiban (hutang)
Menetukan ketepatan pengungkapan dan akuntansi untuk
pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa, piutang
yang digadaikan, atau difaktorkan.

Konfirmasi Piutang Usaha


Konfirmasi piutang usaha merupakan komunikasi
tertulis secara langsung antara pelanggan dan
auditor. Konfirmasi piutang usaha harus dilakukan
dalam audit atas saldo piutang usaha, kecuali:
Saldo Piutang usaha tidak material dibandingkan seluruh
aktiva
Penggunaan konfirmasi tidak efektif dilakukan
Penilaian gabungan atas risiko inheren dan risiko
pengendalian adalah rendah dan bukti yang disediakan
prosedur analitis atau pengujian rincian transaksi sudah
cukup menurangi risiko audit ke tingkat yang rendah.

Auditor yang tidak melakukan konfirmasi harus


mendokumentasi di kertas kerja alasan atau
pertimbangan tidak melakukan konfirmasi.

Formulir konfirmasi
Ada dua jenis formulir konfirmasi:
Konfirmasi positifmengharuskan debitur untuk menjawab
apakah saldo yang ditunjukkan dalam formulir konfirmasi sudah
tepat
Konfirmasi negatifmeminta debitur untuk menjawab hanya
apabila jumlah yang ditunjukkan tidak benar.

Bentuk konfirmasi positif biasanya menghasilkan bahan


bukti audit yang lebih baik, karena dalam konfirmasi
negatif, apabila debitur lalai menjawab hanya akan
menghasilkan anggapan saldo pelanggan itu sudah tepat.
Bentuk konfirmasi negatif bisa digunakan apabila:
Tingkat risiko deteksi untuk setiap asersi sedang atau tinggi
Saldo pelanggan kebanyakan bernilai kecil
Auditor yakin bahwa debitur akan menjawab atau memberi
pertimbangan atas saldo piutang usaha.

Waktu dan luas permintaan


konfirmasi
Waktu pengiriman konfirmasi:
Akhir tahun apabila tingkat risiko deteksi rendah
Interim (satu atau dua bulan sebelum tanggal
neraca)apabila risiko deteksi tinggi. Apabila waktu ini dipilih
maka auditor harus memvouching setiap perubahan yang
material antara tanggal pengirman konfirmasi sampai tanggal
laporan keuangan.

Luas permintaan konfirmasi atau ukuran sampel,


berhubungan terbalik dengan:
1.Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima
2.Luas pengujian substantif lainnya
3.Salah saji piutang usaha yang dapat ditoleransi (materialitas
piutang usaha).

Konfirmasi negatif membutuhkan ukuran sampelyang


lebih besar.

Pengendalian atas permintaan


konfirmasi
1. Memastikan bahwa jumlah, nama, dan alamat pada
surat konfirmasi telah sesuai dengan data yang
terkait dengan pelanggan.
2. Menjaga penyimpanan surat konfirmasi sampai
dikirimkan.
3. Menggunakan amplop berlogo dan bernama
perusahaan untuk mengembalikan konfirmasi.
4. Menangani sendiri pemasukan surat konfirmasi ke
amplop dan pengirimannya.
5. Mewajibkan pengiriman jawaban konfirmasi langsung
kepada auditor.

Anda mungkin juga menyukai