Anda di halaman 1dari 2

2.

JARINGAN PERIODONTAL

Normalnya, jaringan periodontal yang memberikan dukungan yang diperlukan untuk


mempertahankan fungsi gigi terdiri dari empat komponen utama, yaitu gingiva, ligamentum
periodontal, sementum, dan tulang alveolar. Masing-masing komponen dari jaringan periodontal
berbeda lokasi, tekstur jaringan, komposisi biokimia, dan komposisi kimianya. 8

2.2.1.

umur dan pada gigi yang supraerupsi. Dari aspek lingual alveolar, akhir dari attached gingiva
dihubungkan oleh mukosa membran dasar mulut.10
Papila Interdental

4.

Gingiva interdental menempati embrasure gingiva yang terletak pada daerah interproksimal di
bawah daerah kontak gigi. Interdental gigi dapat berbertuk piramida atau berbentuk kol. Bentuk
ruang interdental gingiva tergantung dari titik kontak antara gigi dan ada tidaknya resesi
gingiva.10
Permukaan fasial dan lingual lonjong ke daerah kontak proksimal dan berbentuk cembung pada
daerah mesial dan distal. Ujung lateral dari interdental gingiva dibentuk oleh kontibuitas
marginal gingiva ke gigi sebelahnya. Jika terjadi diastem, gingiva berbentuk datar membulat di
atas tulang interdental dan halus tanpa papila interdental. 10

Gingiva.

Gingiva adalah bagian dari mukosa mulut yang melapisi tulang alveolar dari rahang atas dan
rahang bawah serta di sekeliling leher gigi. Gingiva secara anatomi dibagi menjadi marginal gingiva
(tepi gusi), sulkus gingiva, attached gingiva (bagian dari yang melekat), serta interdental gingiva atau
interdental papilla.
1.

Marginal gingiva

2.

Marginal gingiva atau unattched gingiva adalah sambungan tepi atau pinggiran dari gingiva yang
mengelilingi gigi berbentuk seperti lingkaran. Dalam 50% kasus, marginal gingiva dibatasi
dengan attached gingiva oleh depresi linear yang dangkal disebut free gingiva groove. Biasa
lebarnya sekitar 1 mm dari dinding jaringan lunak sulkus gingiva. Marginal gingiva dapat
dipisahkan dari permukaan gigi dengan probe periodontal.9
Sulkus gingiva

3.

Sulkus gingiva adalah celah dangkal atau ruang di sekitar gigi yang dibatasi oleh permukaan gigi
pada satu sisi dan lapisan epitel margin bebas dari sisi lain gingiva. Sulkus ini berbentuk V dan
hanya sedikit saja yang dapat dimasuki oleh probe periodontal. Determinasi klinik dari
kedalaman sulkus gingiva merupakan parameter diagnostik yang penting. Dalam kondisi benarbenar normal atau ideal, maka kedalaman sulkus gingiva dapat mencapai 0.9
Attached gingiva.
Attached gingiva merupakan suatu lanjutan dari marginal gingiva. Attached gingiva berbatas
tegas, elastik dan melekat erat pada periosteum dari tulang alveolar. Aspek permukaan dari
attached gingiva meluas ke mukosa alveolar dibatasi oleh mucogingiva junction. Lebar dari
attached gingiva merupakan parameter klinik penting lainnya. Yang dapat diukur sesuai jarak
antara mucogingiva junction dan proyeksi dari permukaan dasar luar dari sulkus dengan
menggunakan probe periodontal.8
Lebar dari attached gingiva dari aspek fasial berbeda pada tiap daerah dalam rongga mulut.
Attached gingiva pada daerah insisivus rahang atas 3,5-4,5 mm dan pada insisivus rahang bawah
sebesar 3,3-3,9 mm dan lebih sempit pada daerah posterior ( 1,9 mm pada rahang atas dan 1,8
pada rahang bawah).
Mucogingiva junction tetap tidak bergerak hingga dewasa, perubahan lebar attached gingiva
disebabkan oleh perubahan posisi coronal end. Lebar dari attached gingiva meningkat sesuai

2.2.2.

Ligamentum Periodontal.

Ligamentum periodontal adalah jaringan ikat yang mengelilingi akar dan terhubung ke
tulang. Ligamentum periodontal akan terus berlanjut dengan jaringan ikat pada gingiva dan kemudian
berhubungan dengan ruang sumsum melalui pembuluh darah dalam tulang. Fungsi dari ligamentum
periodontal adalah sebagai fisik formatif dan perubahan bentuk, nutrisi dan sensoris. 9
2.2.3.

Sementum.

Jaringan mesensim yang membentuk dan melapisi bagian luar akar anatomi gigi. Terdapat
dua macam sementum, yaitu sementum aselular atau primer dan sementum selular atau sementum
sekunder. Kedua sementum tersebut terdiri dari kalsifikasi matriks interfibril dan fibril kolagen. 9
2.2.4.

Tulang alveolar.

Tulang alveolar dibentuk selama pertumbuhan janin oleh proses ossifikasi intramembranous
dan terdiri dari kalsifikasi matriks dengan osteosit tertutup dalam suatu ruang atau celah yang disebut
lacuna.9
2.2

Gingivitis

Gingivitis adalah penyakit yang paling sering terjadi, baik dalam bentuk akut maupun kronis,
dan biasanya disebabkan oleh plak bakteri. Peradangan jaringan periodontal yang disebut periodontitis
dapat disebabkan karena masuknya kuman melalui tepi gingiva langsung atau merupakan kelanjutan
dari peradangan gusi yang tidak dirawat. Selain dari peradangan gingiva, trauma oklusi, atropi
periodontal dan manifestasi penyakit sistemik juga dapat terjadi. Trauma oklusi hampir selalu terjadi
bersamaan dengan peradangan gusi. Trauma oklusi menghasilkan 2 macam gejala klinis, yaitu
meningkatnya pergerakan gigi dan melebarnya ruang periodontal. Poket periodontal merupakan suatu
penyakit unit perlekatan periodontal yang disebabkan oleh pembesaran jaringan gingiva dan
pergerakan perlekatan epitel ke arah apikal sampai kehilangan perlekatan jaringan ikat dan kadangkadang sampai kehilangan dukungan tulang alveolar.3

Tahap-tahap Gingivitis13

2.4.1.

Urutan perkembangan gingivitis terjadi dalam tiga tahap yang berbeda. Tentu, dari satu
tahap akan berkembang ke tahap selanjutnya.
a.

Tahap 1. Initial Lesion


Manifestasi pertama dari inflamasi gingiva adalah perubahan konsistensi vaskular, terutama
dilatasi kapiler dan peningkatan aliran darah. Perubahan inflamasi awal ini terjadi sebagai
respon dari leukosit terhadap aktivitas mikrobial dan stimulasi subquent sel endotel. Secara
klinis, respon awal gingiva terhadap plak bakteri tidak terlihat.

b.

Tahap II. Early Lesion


Dengan berjalannya waktu, tanda klinis eritema mungkin akan muncul, terutama karena
proliferasi kapiler dan peningkatan pembentukan loop kapiler antara rete pegs atau ridge.
Perdarahan saat probing mungkin akan terlihat jelas.

c.

Tahap III. Established Lesion


Pada gingivitis kronik (tahap III), pembuluh darah membesar dan padat, vena terganggu, dan
aliran darah menjadi lamban. Hasilnya adalah anoksemia lokal gingiva yang superimposif
berwarna kebiruan pada gingiva.

Kesehatan gigi dan gingiva serta pencegahan seperti kerusakan gigi dan penyakit
periodontal memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan umum dan kesejahteraan penduduk.
Meskipun telah terjadi penurunan yang signifikan dalam peningkatan kerusakan gigi di 30 tahun
terakhir, namun terus terjadi peningkatan kerusakan gigi antara rentan populasi, karena terdapat
perbedaan akses terhadap perawatan gigi dikalangan penduduk. Di Australia, ketersediaan dokter gigi
sangat rendah di luar kota besar. Pada saat yang sama, mereka yang tinggal di daerah terpencil dan
masyarakat adat, sering memiliki tingkat kerusakan gigi dan edentulous yang lebih tinggi daripada
populasi metropolitan. Kurangnya kesadaran kesehatan gigi menjadi faktor utama dalam tingginya
kerusakan gigi yang terjadi.14,15

Anda mungkin juga menyukai