TUJUAN
Setelah praktikum mahasiswa diharapkan :
1. Memahami cara mengekstraksi menggunakan ekstraktor soxhletasi
2. Dapat menghitung rendemen hasil isolasi
3. Mampu melakukan proses isolasi senyawa piperin dari Piper Nigri / Albi fructus
4. Mampu melakukan identifikasi senyawa hasil isolasi secara KLT
serpentina berwarna kuning). Alkaloid sering kali optik aktif, dan biasanya hanya
satu dari isomer optik yang dijumpai di alam, meskipun dalam beberapa kasus
dikenal campuran rasemat, dan pada kasus lain satu tumbuhan mengandung satu
isomer sementara tumbuhan lain mengandung enantiomernya (Padmawinata,
1995). Ada juga alkaloid yang berbentuk cair, seperti konina, nikotina, dan higrina.
Alkaloid digolongkan menjadi beberapa golongan, yaitu :
1. Golongaan pyridine
2. Golongan Pyrrolidine
3. Golongan Tropane
4. Golongan Kuinolina
5. Golongan Isokuinolina
6. Alkaloid Fenantrena
7. Golongan Indola:
Tryptamines
: serotonin, DMT, 5-MeO-DMT, bufotenine, psilocybin
Ergolines
: ergine, ergotamine, lysergic acid
Beta-carboline
: harmine, harmaline, tetrahydroharmine
Yohimbans
: reserpine, yohimbine
Alkaloid Vinca
: vinblastine, vincristine
Alkaloid Kratom
: mitragynine, 7-droxymitragynine
8. Golongan Purine:
Xantina
: Kafein, teobromina, theophylline
9. Golongan Terpenoid:
Alkaloid Aconitum : aconitine
Lainnya
: conessine
Fungsi Alkaloid
Alkaloid telah dikenal selama bertahun-tahun dan telah menarik perhatian
terutama karena pengaruh fisiologinya terhadap mamalia dan pemakaiannya di
bidang farmasi, tetapi fungsinya dalam tumbuhan hampir sama sekali kabur.
Beberapa pendapat mengenai kemungkinan perannya dalam tumbuhan sebagai
berikut (Padmawinata, 1995):
a Alkaloid berfungsi sebagai hasil buangan nitrogen seperti urea dan asam urat
dalam hewan (salah satu pendapat yang dikemukan pertama kali , sekarang
tidak dianut lagi)
b Pada beberapa kasus, alkaloid dapat melindungi tumbuhan dari serangan parasit
atau pemangsa tumbuhan. Meskipun dalam beberapa peristiwa bukti yang
mendukung fungsi ini tidak dikemukakan, mungkin merupakan konsep yang
direka-reka dan bersifat manusia sentris.
c
Alkaloid dapat berlaku sebagai pengatur tumbuh, karena dari segi struktur,
beberapa
alkaloid
menyerupai
pengatur
tumbuh.
Beberapa
alkaloid
Senyawa Alkaloid
(Nama Trivial)
Nikotin
Morfin
Kodein
Atropin
Skopolamin
Kokain
Piperin
Quinin
Vinkristin
Ergotamin
Reserpin
Mitraginin
Vinblastin
Saponin
AktivitasBiologi
Stimulan pada syaraf otonom
Analgesik
Analgesik, obat batuk
Obat tetes mata
Sedatif menjelang operasi
Analgesik
Anti feedant (bioinsektisida)
Obat malaria
Obat kanker
Analgesik pada migraine
Pengobatan simptomatis disfungsi ereksi
Analgesik dan antitusif
Anti neoplastik, obat kanker
Antibakteri
pelarut
konstan
yang
juga
dibantu
dengan
pendingin
balik
(kondensor).
Untuk cara kerjanya (mekanisme kerja), hal yang pertama yang harus dilakukan
yaitu dengan menghaluskan sampel (untuk mempercepat proses ekstraksi, karena
luas permukaannya lebih besar, jadi laju reaksi libih cepat berjalan) kemudian
sampelnya dibungkus dengan kertas saring (agar sampelnya tidak ikut kedalam labu
alas bulat ketika diekstraksi), setelah itu dimasukkan batu didih (untuk meratakan
pemanasan agar tidak terjadi peledakan) ke dalam labu alas bulat. Kemudian kertas
saring dan sampel dimasukkan kedalam timbal, dan timbalnya dimasukkan kedalam
lubang ekstraktor. Setelah itu pelarut dituangkan kedalam timbal dan disana akan
langsung menuju ke labu alas bulat. Kemudian dilakukan pemanasan pada pelarut
dengan acuan pada titik didihnya (agar pelarut bisa menguap), uapnya akan
menguap melalui pipa F dan akan menabrak dinding-dinding kondensor hingga
akan terjadi proses kondensasi (pengembunan), dengan kata lain terjadi perubahan
fasa dari fasa gas ke fasa cair.
Kemudian pelarut akan bercampur dengan sampel dan mengekstrak
(memisahkan/mengambil) senyawa yang kita inginkan dari suatu sampel. Setelah itu
maka pelarutnya akan memenuhi sifon, dan ketika pada sifon penuh kemudian akan
dislurkan kembali kepada labu alas bulat. Proses ini dinamakan 1 siklus, semakin
banyak jumlah siklus maka bisa di asumsikan bahwa senyawa yang larut dalam
pelarut juga akan semakin maksimal.
1. Titik didih pelarut harus lebih rendah dari pada senyawa yang kita ambil dari
sampelnya karena akan berpengaruh pada struktur senyawanya (ditakutkan
strukturnya akan rusak oleh pemanasan).
2. Pelarut harus inert (tidak mudah bereaksi dengan senyawa yang kita ekstrak)
3. Posisi sifon harus lebih tinggi dari pada sampelnya (karena ditakutkan, nanti pada
sampel yang berada diposisi atas tidak terendam oleh pelarut)
2.
Timbal
3. Pipa F
4.
Sifon
5.
6.
Hot plate
Teori Simplisia
Nama Simplisia
Sinonim
: Piper aromaticumLamk
Klasifikasi
Kerajaan : Plantae
Divisi
:Magnoliophyta
Kelas
:Magnoliophyta
Ordo
:Piperales
Famili
:Piperaceae
Genus
: Piper
Spesies
: P. nigrum
Kandungan senyawa
Minyak atsiri mengandung felandren, dipenten, kariopilen, enthoksilin,
limonen, alkaloida piperina dan kavisina.(Materia Medika Indonesia)
Kandungan pedas: 5-9 % piperina(hablur amida asam) dan isomer kavisin
seperti damar (1%), 1,2%-3,5% minyak atsiri termasuk felandrena, dipentena,
sitral, dan seskuiterpen misal karyofilena. Selain itu buah juga mengandug
minyak lemak 6-8% dan kira-kira 50% pati.(sthal,analisis senyawa obat secara
kromatografi dan mikroskopi)
Penggunaan
Karminatif, iritai lokal, stimulan pencernaan, anti anoreksansia.
Pemerian
Butir bulat keriput berukuran 35 mm yang bila di panen sebelum masak dan
dikeringkan menghasilkan merica hitam karna warnanya yang coklat tua. Bila
dipanen sudah masak bila dikuliti buah mempunyai permukaan halus berwarna
ptih yang disebut merica putih.
Bau
Rasa
Makroskopik : buah berbentuk hampir bulat, warna coklat kelabu sampai hitam
keoklatan garis tengah 2,5 mm sampai 6 mm, permukaan berkeriput kasar, dalam,
serupa jala, pada ujung buah terdapat sisa dari kepala putik yang tidak bertangkai,
pada irisan membujur terdapat perikarp yang tipis sempit dan berwarna gelap
menyelubungi inti biji yang putih dari inti tunggal, perikarp melekat erat pada biji.
Mikroskopik : epikarp tersusun dari satu lapis sel epidermis yang sel-selnya
terbentuk persegi empat membulat berisi hablur kecil, berbentuk prisma dan
berwarna coklat tua sampai kehitaman, epidermis terdiri dari jaringan parenkim
berdinding tipis dan berkelompok-kelompok sel batu yang berbentuk isodiametrik
dan berbentuk panjang, dinding tebal berlapis-lapis, berlignin dan warna kuning
kecoklatan, lumen cukup lebar dan berisi zat warna coklat tua, saluran nokah cukup
jelas. Mesokarp merupakan bagian yang terlebar bagian luar berisi butir pati dan zat
warna hijau daun sedangkan di antara sel parenkimnya terdapat tersebar sel sekresi
berisi minyak berwarna kekuningan atau berisi damar. Lapisan selanjutnya berisi
beberapa lapis sel parenkim berdinding tipis yang termampat, diantara sel parenkim
terdapat berkas pembuluh fibrofaskuler, dimesokarp bagian dalam terdapat lapisan
sel minyak, sel berbentuk poligonal besar berisi minyak tak berwarna.
Identifikasi
pada 2mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam sulfat P, Terjadi warna coklat tua
pada 2mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam sulfat 10N, Terjadi warna kuning
pada 2mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam klorida P, terjadi warna coklat tua
pada 2mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam klorida encer, terjadiwarna kuning
kadar abu tidak lebih dari 6 %
kadar abu yang tidak larut dalam asam tidak lebih dari 1%
kadar sari yang larut dalam air tidak kurang dari 2,5%
kadar sari yang larut dalam ethanol tidak kurang dari 8%
bahan organik asing tidak kurang dari 2%
penetapan kadar, lakukan penetapan kadar dengan cara yang tertera pada
penetapan kadar minyak atsiri
penyimpanan
Batang pengaduk
Alumunium foil
Plat KLT
Lampu UV
BAHAN :
Serbuk simplisia Piper nigri / Albi fructus
Etanol 96 %
KOH-ethanol 10 %
Anisaldehid
Asam sulfat
5. Setelah mengendap, pisahkan larutan ekstrak dari bagian yang tidak larut melalui
penyaringan glass wool
habis tersaring .
6. Larutan ekstrak jernih yang diperoleh, tempatkan dalam gelas piala kecil dan
tutup dengan kertas alumunium foil yang dilobangi beberapa buah lobang.
Didiamkan dalam lemari pendingin / es selama semalam.
7. Kristal isolat yang timbul dipisahkan dengan kertas saring dan dikeringkan diatas
kaca arloji dalam oven pada suhu 40 0 C sehingga kering ( pemurnian kristal dapat
dilakukan dengan metode rekristalisasi).
1. Identifikasi secara KLT ( Kromatografi Lapis Tipis )
I. Lempeng KLT
Pelat KLT dengan lapisan ( fase diam ) silika gel GF 254
II. Pengembang ( fase gerak )
Penjenuhan bejana, n-heksana-etilasetat (65:35)
III. Deteksi
Dengan pereaksi anisaldehida-asam sulfat setelah di semprot dengan
pereaksi, panaskan 5 menit pada suhu 110 0 C, diperiksa dibawah sinar uv.
IV. Larutan Cuplikan
A. Larutan ekstrak : totolkan dengan pipa kapiler 10 l (pada titik A)
B. Larutan isolat : 15 mg isolat dilarutkan dalam 1,0 ml metanol dan totolkan 1
l pada titik B.
C. Larutan pembanding : piperina sebanyak 10 mg dilarutkan dalam 1,0 ml
metanol dan ditotolkan 1 l pada titik C.
2. Pembuatan spektrum UV, tentukan puncak serapan maksimum. Untuk spektrum
UV : gunakan pelarut etanol atau kloroform.
3. Pembuatan spektrum Infra Merah, tentukan gugus fungsi yang penting. Untuk
spektrum IR : menggunakan cakram KBr.
V. HASIL PENGAMATAN
VI. PEMBAHASAN
VII. KESIMPULAN
VIII. DAFTAR PUSTAKA
http://mycloverworld.blogspot.com/2010/12/klasifikasi-alkaloid-berikut-contoh.html
http://renggaanaliskimia.blogspot.com/2011_04_01_archive.html
http://willi-pharmacist.blogspot.com/2010/09/terpenoid-i-pendahuluan-dan-sintesis.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Alkaloid