Anda di halaman 1dari 8

KONSEP GUMOH (REGURGITASI)

Dr. Suparyanto, M.Kes


KONSEP GUMOH (REGURGITASI)

Pengertian
Regurgitasi adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan melalui mulut
dan tanpa paksaan, beberapa saat setelah minum susu (Depkes 2007). Gumoh adalah
keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan ketika beberapa saat setelah minum susu
botol/ menyusui dan dalam jumlah sedikit. (Depkes 2007).
Regurgitasi merupakan keadaan normal yang sering terjadi pada bayi denagn usia
dibawah 6 bulan. Seiring dengan bertambahnya usia, yaitu sampai usia diatas 6 bulan, maka
regurgitasi semakin jarang dialami oleh anak. Bisa dipastikan hampir semua bayi yang
menyusui, baik ASI maupun memakai susu formula, pasti mengalami gumoh.
Penyebab terjadinya Gumoh Pada bayi
Penyebab terjadinya gumoh memang bisa bermacam-macam. di antaranya adalah:
1.
Susu atau ASI yang diminum bayi melebihi kapasitas lambung, padahal di usia itu
kapasitas lambung bayi masih sangat kecil.
2.
Terlalu aktif. Misalnya pada saat bayi menggeliat atau pada saat bayi terus menerus
menangis. Ini akan membuat tekanan didalam perutnya tinggi, sehingga keluar dalam bentuk
gumoh.
3.
Klep penutup lambung belum berfungsi sempurna. Dari mulut, susu akan masuk ke
saluran pencernaan atas, baru kemudian ke lambung. Nah, di antara kedua organ tersebut
terdapat klep penutup lambung. Pada bayi, klep ini biasanya belum berfungsi sempurna.
Akibatnya, kalau bayi dalam posisi yang salah susu akan keluar dari mulut.
4.
Posisi menyusui, ibu sering menyusui sambil tiduran dengan posisi miring sementarara
bayi tidur telentang. Akibatnya, cairan tersebut tidak masuk ke saluran pencernaan tetapi ke
saluran pernafasan yang menyebabkan bayi gumoh.
Pencegahan Gumoh
1.
Perbaiki teknik menyusui. Cara menyusui yang benar adalah bibir bayi menutup puting
susu serta daerah yang berwarna hitam disekitar putting susu (areola), dengan begitu
kemungkinan udara yang masuk dan tertelan pada saat menyusu bisa diperkecil.
2.
Beri bayi ASI sedikit-sedikit tetapi sering (minimal 2 jam sekali), jangan langsung
banyak.
3.

Hindari mengajak bayi banyak bergerak sesaat setelah menyusu.

4.

Posisikan bayi tegak beberapa lama (15-30 menit) setelah menyusui

5.
Hindari memberikan ASI / susu ketika bayi sangat lapar, karena bayi akan tergesa-gesa
saat menyusu sehingga menimbulkan udara masuk.

6.
Apabila menggunakan botol, perbaiki cara minumnya. Posisi botol susu diatur
sedemikian rupa sehingga susu menutupi seluruh permukaan botol dan dot harus masuknya
seluruhnya ke dalam mulut bayi.
7.
Sendawakan bayi sesaat setelah minum. Bayi yang selesai minum jangan langsung
ditidurkan, tetapi perlu disendawakan dahulu terlebih dahulu.
Sendawa dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.
Bayi digendong dalam posisi berdiri dengan kepala bersandar dipundak ibu. Kemudian,
punggung bayi ditepuk perlahan-lahan sampai terdengar suara bersendawa.
2.
Menelungkupkan bayi dipangkuan ibu, lalu usap / tepuk punggung bayi sampai
terdengar suara bersendawa.
Dampak Gumoh
1.
Infeksi pada saluran pernafasan
2.

Cairan gumoh yang kembali keparu-paru dapat menyebabkan radang

3.

Nafas terhenti sesaat

4.

Bayi tersedak dan batuk

5.

Cairan gumoh dapat menimbulkan iritasi

6.

Pucat pada wajah bayi karena tidak bisa bernafas

Penatalaksanaan Gumoh
1.
Bersikaplah tenang,
2.
Segera miringkan badan bayi agar cairan tidak masuk ke paru-paru (jangan mengangkat
bayi yang sedang gumoh, karena beresiko cairan masuk ke paru-paru)
3.
Bersihkan segera sisa gumoh dengan tissue atau lap basah hingga bersih pastikan
lipatan leher bersih agar tidak menjadi sarang kuman dan jamur
DAFTAR PUSTAKA
1.

Aminah, Siti.2009. Babys Corner. Jakarta: PT Luxima Metro Media

2.
Dep.Kes. 2007. Kejadian Gumoh. http//www.depkes.co.id (diakses tanggal 15 Maret
2010)
3.

Desmita, 2006. Sikologi Perkembangan. Bandung Remaja Rosda karya

4.
Mayasti . 2008. Pencegahan Gumoh.http://www.Pencegahan Gumoh.co.id ( diakses
tanggal 15 Maret 2010 )
5.
Mubarok, 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam
Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Anatomi - Fisiologi Oesophagus


Oesophagus (kerongkongan) merupakan salah satu organ pencernaan (Gastro
Intestinal Tract) yg membentang dr pharyngoesophageal junction (batas
pharynx dan oesophagus) sampai orificium cardiaca gaster. Oesophagus merupakan
saluran yang menghubungkan antara pharynx (Laringopharynx/ Hipopharynx) dg
gaster (stomaxh/ pylorus/ ventriculus). Makanan di oesophagus hanya lewat,
bergerak nya makanan di dalam oesophagus menuju gaster ini dipengaruhi oleh
adanya gerakan peristaltic dr oesophagus itu sendiri.

Pembagian Oesophagus
Oesophagus terletak setinggi Vertebrae Cervical VI sampai discus intervertebralis
antara Vertebrae Thoracalis X dan Vertebrae Thoracalis XI.

Oesophagus terbagi atas 3 pars, yaitu oesophagus pars cervical, oesophagus pars
thoracica dan oesophagus pars abdominalis.
- Oesophagus pars cervical membentang dr pharyngoesophageal junction hingga
tepi bawah Vertebra Cervical VII.
- Sedangkan oesophagus pars thoracica membentang dr Vertebrae Thoracica I
sampai pd hiatus oesophagus pd diaphragma yang terletak setinggi Vertebrae
Thoracica X.
- Sedangkan oesophagus pars abdominalis membentang dr hiatus oesophagus
sampai pd orificium cardiaca gaster. Dg kata lain, oesophagus pars abdominalis
memiliki skeletopi setinggi Vertebrae Thoracica X hingga Discus Intervertebralis
antara Vertebrae thoracica X dan Vertebrae thoracica XI.
Margo Oesophagus
Oesophagus memiliki 2 margo, yaitu margo dextra dan margo sinistra. Margo
dextra oesophagus melanjut sbg curvature minor gaster. Sedangkan margo sinistra
oesohagus dipisahkan dg fundus gaster oleh incisura cardiac gaster.

Syntopi Oesophagus
- Dextra : ekstremitas superior omentum minus
- Sinistra : lig. Gastrophrenica
- Ventral : truncus vagalis sinistra, lobus hepatis sinistra, arcus aorta, trachea,
- Dorsal : R.oesophageales vasa. Gastrica sinistra, truncus vagalis dextra, vasa
phrenica inferior sinistra, crus diaphragm sinistra dan n. sphlancnici.

Penyempitan Oesophagus
Oesophagus memiliki 3 tempat penyempitan, antara lain pd Sphincter oesophageal
(pharyngoesophageal junction), di belakang dr arcus aorta, dan pd hiatus
oesophagus saat menembus diaphragm.
Vaskularisasi Oesophagus
- Oesophagus bagian 1/3 proximal (oral) divaskularisasi oleh a. thyroidea inferior
- Oesophagus bagian 1/3 medial divaskularisasi oleh cabang dr aorta descendens
- Oesophagus bagian 1/3 distal (anal) divaskularisasi oleh Rr. Oesophageales a.
gastric sinistra
Innervasi Oesophagus
Oesophagus diinervasi persarafan simpatis oleh truncus sympaticus dan persarafan
parasimpatis oleh n. Vagus (n. X)
Sumber : Diktat Anatomi, Situs Abdominis, ed.2011, Laboratorium Anatomi FK
UNISSULA

1. Pengertian dari sistem perncernaan adalah sistem yang berfungsi untuk


melakukan proses makanan sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel
tubuh secara fisika maupun secara kimia.
2. Pengertian dari fisiologi pencernaan itu sendiri adalah mempelajari fungsi atau
kerja system pencernaan dalam keadaan normal.
3. Fungsi utama dari sistem pencernaan ini adalah untuk menyediakan makanan,
air, dan elektrolit bagi tubuh dari nutrient yang dicerna sehingga siap diabsorpsi.
Pencernaan berlangsung secara mekanik dan kimia, dan meliputi proses berikut:
(1) ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut,
(2) pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh gigi.
makanan kemudian bercampur dengan saliva sebelum ditelan (menelan),

(3) peristalsis adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang


menggerakkan makanan tertelan melalui saluran pencernaan,
(4) digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil
sehingga absorpsi dapat berlangsung,
(5) absorpsi adalah penggerakan produk akhir penccernaan dari lumen saluran
pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh
tubuh,
(6) egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga
bakteri, dalam bentuk feses dari saluran pencernaan.
4. Gambaran Besar Saluran Pencernaan adalah terdiri dari :
(1) dinding saluran terusun dari 4 lapisan jaringan dasar dari lumen (rongga sentral)
ke arah luar. Komponen lapisan pada setiap regia berfariasi sesuai fungsi regia,
(2) Peritoneum, mesenterium, dan omentum abdominopelvis adalah membrane
erosa terlebar dalam tubuh.
5. Organ-organ system pencernaan adalah Rongga Oral, Faring Dan Esofagus,
lambung, usus halus, pancreas, hati, kandung empedu, usus besar, rectum dan
anus.

Esofagus
Fungsi Sekresi : mukus yg dihasilkan kel. Mukus sederhana dan campuran mencegah kerusakan
esofagus dr makanan dan getah lambung
Fungsi Mekanik: peristaltik primer dan sekunder
Peristaltik primer : kelanjutan gelombang peristaltik dari faring
Peristaltik sekunder : makanan meregangkan dinding esofagus shg mengontraksikan secara
ritmis esofagus
Lambung
Fungsi Mekanik :
Menyimpan sejumlah besar makanan sampai dapat diproses di duodenum (dalam 2-4 jam)
Menyampur makanan sampai mjd kimus (chyme)
Mengosongkan makanan dng lambat dr lambung ke usus halus
Dua fungsi terakhir krn ada 3 serabut otot (miring, spiral, longitudinal) shg kontraksi

peristaltik kompleks
Bila lambung kosong bbrp jam tjd kontraksi laparhunger pangs (stlah 12-24 jam s/d 3-4 hr)

Atresia Esofagus

ATRESIA ESOPHAGUS
Definisi
Atresia berarti buntu, atresia esophagus adalah suatu keadaan tidak adanya lubang
atau muara (buntu), pada esophagus (+). Pada sebagian besar kasus atresia
esophagus ujung esophagus buntu, sedangkan pada 1/4 1/3 kasus lainnya
esophagus bagian bawah berhubungan dengan trakea setinggi karina (disebut
sebagai atresia esophagus dengan fistula). Atresia esophagus adalah sekelompok
kelainan congenital yang mencangkup gangguan kontinuitas esophagus disertai
atau tanpa adanya hubungan trakea.
Atresia esoofagus adalah esophagus (kerongkongan) yang tidak terbentuk secara
sempurna. Pada atresia esophagus, kerongkongan menyempit atau buntu ; tidak
tersambung dengan lambung. Kebanyakan Bayi yang menderita atresia esophagus
juga memiliki fistula trakeoesofageal (suatu hubungan abnormal antara
kerongkongan dan trakea/pipa udara).

Anda mungkin juga menyukai