PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Depresi merupakan gangguan alam perasaan dengan gejala seperti perubahan
pada pola tidur, nafsu makan, psikomotor, daya konsentrasi, anhedonia, kelelahan,
keputusasaan serta keinginan untuk bunuh diri[1]
Sebanyak dua pertiga penderita depresi tidak menyadari bahwa mereka
memiliki penyakit tersebut, karena itu mereka tidak mencari bantuan profesional.
Selain itu, faktor ketidaktahuan dan kesalahan persepsi pada masyarakat, termasuk
banyak penyedia layanan kesehatan, sebagai kelemahan pribadi atau gagal yang
dapat menghendaki atau ingin pergi mengarah pada stigmatisasi yang
menyakitkan dan menghindari diagnosa dengan banyak dari mereka yang terkena
dampak. Dalam pengaturan perawatan primer, keluhan utama yang sering adalah
gangguan somatik, seperti kelelahan, sakit kepala, gangguan perut, atau masalah
tidur[2]
Menurut World health organization (WHO) Age-standardised disabilityadjusted life year (DALY) rates per 100,000 inhabitant tahun 2004, Wilayah
Amerika utara dan Asia selatan memiliki tingkat depresi tertinggi. Dalam data
yang sama menyebutkan 3 negara yang memiliki tingkat depresi tertinggi
Amerika serikat (DALY 1,454.74), Nepal (1,454.74), Timor leste (1,404.10).
Sedangkan untuk wilayah asia tenggara, 3 negara yang memiliki tingkat depresi
tertinggi adalah Indonesia (927.707), Thailand (925.765) dan Singapura
(919.158), Tingginya angka depresi pada negara tersebut tidak lepas dari faktor
seperti bencana alam, krisis ekonomi, tingginya tuntutan dalam pekerjaan atau
akademik, letak geografis, ras sampai genetika[3].
Menurut statistik di Amerika serikat, gangguan depresi memiliki prevalensi
lebih tinggi pada wanita, yaitu sebesar 20%, sedangkan pada pria sebesar 12%.
Klerman dan Gershon melaporkan bahwa terjadi peningkatan insiden depresi
dalam 70 tahun terakhir[4]. Pada tahun 2010, Centers for Disease Control ( CDC )
merilis sebuah laporan yang
dewasa saat ini dari tahun 2006-2008. Dari 235.067 orang dewasa, 9 % memenuhi
kriteria untuk depresi[5]. Studi oleh Kashani dan Sherman pada tahun 1988
mendapatkan insiden depresi pada anak usia pra-sekolah 0,9%, 1,9% usia sekolah
dan 4,7% remaja[6]. Pada anak-anak pra-pubertas, anak laki-laki dan perempuan
yang terpengaruh sama. Hankin et al menemukan bahwa waktu yang paling
penting untuk perbedaan jenis kelamin dalam depresi muncul adalah dari usia 1518 tahun[7]. Studi populasi telah secara konsisten menunjukkan depresi lebih berat
pada wanita dibandingkan dengan pria, meskipun tidak jelas mengapa hal ini
terjadi dan faktor apa saja yang turut mempengaruhi. Peningkatan relatif dalam
kejadian ini terkait dengan pubertas pembangunan dan bukan usia kronologis,
mencapai rasio dewasa antara usia 15 dan 18, dan muncul terkait dengan
psikososial lebih dari faktor hormonal[8].Menurut Children Depression Inventory
( CDI ), pemuda Hispanik di Los Angeles, Amerika serikat ( usia 12-17 tahun )
melaporkan lebih banyak gejala depresi bila dibandingkan dengan remaja
Amerika putih, hitam, atau Asia, terlepas dari status sosial ekonomi [9].
Faktor risiko psikososial yang dapat menimbulkan perasaan depresi adalah
gangguan dukungan sosial, melahirkan, menopause, krisis ekonomi, masalah
pekerjaan, diagnosis medis, intimidasi, kehilangan orang yang dicintai, bencana
alam, isolasi sosial, masalah hubungan, cemburu, kesendirian dan bencana alam [10]
[11]
Meskipun trauma masa kecil tidak selalu merupakan faktor depresi dewasa,
namun hal ini mungkin membuat jalur psikologis yang dapat menyebabkan
depresi[12].
Menurut American College Health AssociationNational College Health
Assessment (ACHANCHA) pada tahun 2011 menemukan setidaknya dalam 2-4
tahun sekitar 30% mahasiswa merasa depresi sehingga sulit untuk melakukan
aktivitas[13]. Depresi dapat beakibat pada prestasi akademik mahasiswa.
Setidaknya tiga studi mengatakan bahwa mahasiswa dengan gangguan depresi
akan sangat sulit meraih prestasi akademis [14][15]. Faktor stressor yang dapat
memicu terjadinya depresi selama menjadi mahasiswa seperti tingginya tuntutan
2
Tujuan umum
Tujuan khusus
1.4. Hipotesis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat agar
paham bahwa depresi dapat terjadi pada usia muda sehingga masyarakat, terutama
anggota keluarga dan kerabat dapat memberikan dukungan moril dan semangat.
Juga para mahasiswa agar lebih memperhatikan faktor risiko serta tanda-tanda
yang mengarah ke depresi dan kesadaran pentingnya penatalaksanaan yang lebih
baik
1.5.4 Bagi penulis
Sebagai pengalaman dalam menulis dan menganalisis hasil penelitian di
bidang kedokteran, terutama di bidang psikiatri atau pendidikan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Depresi
2.1.1 Definisi
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang
berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk
perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia,
kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri. Depresi merupakan
salah satu dari gangguan mood. Gangguan mood adalah keadaan emosi yang
menetap selama lebih dari seminggu, yang menunjukkan penyimpangan nyata
fungsi habitual seseorang. Kunci dari gejala depresi adalah mood yang depresif
serta hilangnya minat atau kesenangan[21]
2.1.2 Epidemiologi
Menurut statistik di Amerika serikat, gangguan depresi memiliki
prevalensi lebih tinggi pada wanita, yaitu sebesar 20%, sedangkan pada pria
sebesar 12%. Klerman dan Gershon melaporkan bahwa terjadi peningkatan
insiden depresi dalam 70 tahun terakhir[4]. Pada tahun 2010, Centers for Disease
Control ( CDC ) merilis sebuah laporan yang memperkirakan prevalensi depresi
pada orang dewasa saat ini dari tahun 2006-2008. Dari 235.067 orang dewasa, 9
% memenuhi kriteria untuk depresi [5].. Beberapa data epidemiologis baru-baru ini
menyatakan bahwa insiden gangguan depresi mungkin bisa terjadi pada usia
kurang dari 20 tahun[21]. Sedangkan menurut Riskesdas tahun 2013, prevalensi
gangguan emosional seperti depresi memiliki prevalensi sekitar 6%, berbeda
dengan Riskesdas 2007 yang memiliki prevalensi sebesar 11,6%. Berikut adalah
perbandingan data prevalensi Riskesdas 2007 Riskesdas 2013[29][30]
6. Tidur terganggu
7. Menurunnya nafsu makan
Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan waktu
minimal 2 (dua) minggu untuk penegakkan diagnosis,akan tetapi periode
penilaian yang lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan
berlangsung cepat
Kategori diagnosis episode depesif terbagi menjadi tiga, yaitu episode
depresif ringan (F32.0), sedang (F32.1) dan berat (F32.2)
Gejala utama
2
Gejala lain
2
Fungsi
Hanya sedikit kesulitan dalam
Sedang
3-4
Berat
meneruskan
pekerjaan
atau
kegiatan
rumah
2.1.4 Etiologi
10
11
bahwa
pada
pasien
yang
depresi
terjadi
disregulasi
daerah otak limbik juga meningkat. Ukuran hipokampus dan jumlah neuron dan
glia mengalami penurunan, mungkin mencerminkan pengurangan neurogenesis
karena tingkat kortisol tinggi atau karena berkurangnya faktor neurotropik yang
diturunkan dari otak. [24]
c.
Inflamasi
Salah satu faktor yang meningkatkan risiko depresi dikaitkan dengan
13
juga
memperkuat
sinyal
sitokin,
dimana
dapat
berefek
kepada
3. Faktor psikososial
A. Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan
Peristiwa kehidupan dengan tingkat stress tinggi sering mendahului
episode pertama, jika dibandingkan dengan episode berikutnya. Ada teori yang
mengemukakan adanya stress sebelum episode pertama menyebabkan perubahan
biologi otak yang bertahan lama. Perubahan ini menyebabkan perubahan berbagai
neurotransmitter dan sistem intraneuron. Termasuk hilangnya beberapa neuron
dan penurunan kontak antar sinap yang mengakibatkan seorang individu
mengalami episode berulang gangguan mood walau tanpa stressor dari luar. [22] [24]
B. Faktor kepribadian
Orang dengan gangguan kepribadian seperti obsesif-kompulsif beresiko
tinggi untuk mengalami depresi dibandingkan dengan gangguan kepribadian
paranoid atau anti-sosisal. Pasien dengan gangguan distimik dan siklotimik
berisiko menjadi gangguan depresi berat. Peristiwa dengan tingkat stress tinggi
merupakan prediktor terkuat untuk kejadian episode depresi. Sebuah penelitian
menunjukkan bahwa pasien yang mengalami stress akibat tidak adanya
kepercayaan diri lebih sering mengalami depresi[22]
C. Faktor psikodinamik
Menurut Sigmond Freund
[22] [24]
15
2.1.5 Tatalaksana
Pada penatalaksanaan gejala depresi beberapa hal perlu diperhatikan, yaitu
keselamatan pasien, kelengkapan evaluasi diagnostik pasien harus dilaksanakan,
rencana terapi untuk gejala dan kesehatan jiwa pasien kedepannya. Walaupun
penatalaksanaan farmakoterapi dan psikoterapi telah diberikan, peristiwa dalam
kehidupan yang penuh ketegangan dapat mengakibatkan kekambuhan pasien
dengan gangguan mood. Terapi harus dapat menurunkan banyak stressor berat
dalam kehidupan pasien, sehingga bila ada gaangguan mood perlu dirujuk kepada
psikiater. Remisi penuh akan dialami pasien dalam waktu 4 bulan dengan
pengobatan yang adekuat[21][22]
Indikasi yang jelas dari rawat inap pada pasien depressi adalah kebutuhan
untuk prosedur diagnostik, risiko untuk bunuh diri, ada risiko untuk melakukan
pembunuhan, dan berkurangnya kemampuan pasien secara menyeluruh untuk
asupan makanan dan tempat berlindung. Riwayat dengan gejala berulang dan
hilangnya sistem dukungan terhadap pasien juga indikasi dari rawat inap. Sistem
pendukung pasien harus tidak mencampuri maupun menjauhi pasien. Tiap
perubahan yang kurang baik pada gejala atau tingkah laku atau sikap pasien
merupakan indikasi dari rawat inap. Sayangnya pasien dengan gangguan mood
memilih untuk tidak dirawat karena pasien tidak dapat mengambil keputusan
karena lambat berpikir, berpikir negatif dan tidak mempunyai harapan[21][22]
Terapi keluarga diindikasikan untuk gangguan yang membahayakan
perkawinan pasien atau fungsi keluarga atau jika gangguan mood dapat diatasi
keluarga. Terapi keluarga menguji peran pasien dengan gangguan mood juga
menguji peran dari keluarga untuk menangani pasien[21][22]
Prinsip pemberian antidepresi adalah episode depresi berat. Gejala pertama
yang menjadi acuan adalah sulit tidur dan sulit makan. Gejala lain yang dapat
timbul adalah mengamuk, cemas, rasa putus asa. target gejala lainnya termasuk
energi menurun, kurang konsentrasi, tidak berdaya dan menurunnya libido.
Diperlukan edukasi pasien yang adekuat tentang kegunaan antidepresan sebagai
16
hal penting dalam keberhasilan terapi termasuk pemilihan obat dengan dosis yang
sesuai[21][22]
2.1.6 Komplikasi
Depresi bila tidak tertatalaksana atau tidak tertatalaksana dengan baik
dalam beberapa tahun akan mengakibatkan penurunan fungsi fisik, perburukan
kualitas hidup, meningkatkan angka bunuh diri, kesulitan dalam hubungan sosial,
ketidakpatuhan dalam pengobatan dan memperburuk masalah penyakit kronis
yang diderita sehingga meningkatkan angka kematian[32][33]
2.1.7 Prognosis
Empat puluh persen individu dengan gangguan depresi mayor yang tidak
diobati dalam 1 tahun akan memiliki remisi parsial. Remisi parsial atau riwayat
episode depresi utama kronis sebelumnya merupakan faktor risiko untuk episode
berulang dan pengobatan yang gagal. Sebuah studi tentang episode pertama
depresi psikotik oleh Tohen et al menemukan bahwa kebanyakan pasien mencapai
Sindrom remisi( 86 % ) dan pemulihan ( 84 % ), namun, hanya 35 % yang pulih
fungsional . Pemulihan sindrom sebelumnya dikaitkan dengan onset subakut,
skor depresi awal yang lebih rendah, dan kurangnya fitur psikotik suasana hati.
Dalam waktu 2 tahun, hampir setengah pasien mengalami episode baru.[26]
17
18
19
20
Peneliti
Penelitian 1
Penelitian 2
Penelitian 3
Saravanan, C. Wilks, R
K, Pengpid S, Malla LO
Lokasi
Kenya
Malaysia
Malaysia
penelitian
Studi desain
sectional
Subjek
penelitian
Variabel
yang diteliti
mahasiswa
sosiodemografi pada
depresi
Prevalensi stress,
hal yang
Prevalensi depresi
dan kecemasan
hubungan antara
mempengarustress,
variabel demografis
21
Faktor biologi
Defisiensi
amin biogenik
Stress
Faktor genetik
dan
hipotalamus-
Faktor psikodinamik
Faktor kepribadian
pituitariadrenal axis
Inflamasi
Depresi
Komplikasi
Prognosis
Kebanyakan mencapai
sindrom remisi( 86 % )
dan pemulihan (84%)
35 % pulih fungsional
22
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka konsep
Tempat tinggal
Indekost
Non-indekost
Faktor psikososial
Dukungan sosial
Tingkat Depresi
1. Waktu perjalanan
2. Jenis trasnportasi
3. Kemacetan
4. Pulang kerumah
5. Dukungan sekitar
6. Lingkungan belajar
7. Kecukupan biaya
Karakteristik mahasiswa
Intimidasi
Usia
Bencana alam
Jenis kelamin
Kehilangan sosok
yang dicintai
Anak ke berapa
Angkatan
Peristiwa traumatis
saat masih anak-anak
Gambar 6. Kerangka konsep
23
Variabel bebas dari penelitian ini adalah tempat tinggal subjek, yaitu indekost dan
non-indekost. . Selain indekost dan non-indekost , variabel bebas lainnya dalam
penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, anak keberapa, angkatan subjek dan
faktor psikososial
24
Variabel
Definisi
Alat ukur
Cara
Hasil pengukuran
Tempat tinggal
Kediaman
Kuesioner
pengukuran
Pengisian
- Indekos
kuesioner
- Non- Indekos
subjek
Skala
pengukuran
Nominal
penelitian pada
saat
pengambilan
2
Usia
data
Lama waktu
Kuesioner
hidup subjek
Pengisian
kuesioner
(kronologis)
Numerik
- Adolescence
(16-19)
- Young adulthood
Jenis kelamin
Jenis kelamin
Kuesioner
Pengisian
(20-24)
- Pria
Nominal
25
biologis dari
4
Anak keberapa
responden
Urutan
Kuesioner
kelahiran subjek
Angkatan
Tingkat depresi
- Wanita
Pengisian
- Anak sulung
kuesioner
- Anak tengah
dengan saudara
- Anak bungsu
kandung atau
- Anak tunggal
angkat subjek
Tahun dimana
subjek masuk
kuesioner
Kuesioner
Pengisian
- 2013
kuesioner
-2014
perguruan tinggi
Keparahan
Kuesioner Zung Pengisian
depresi
berdasarkan
kuesioner
Ordinal
Nominal
Normal (skor
Ordinal
Zung: 25-49)
-
kuesioner Zung
Mildly
depressed
(skor Zung:
50-59)
Moderately
depressed
(skor Zung:
60-69)
26
Severely
depressed
(skor Zung:
7.
Waktu
Lama waktu
perjalanan
yang
Kuesioner
Pengisian
kuesioner
dibutuhkan
Jenis
trasnportasi
- 61-120 menit
(menengah)
subjek dari
8.
70)
- 1-60 menit (pendek) Ordinal
rumah menuju
kampus
(panjang)
Kendaraan yang
Kuesioner
dipakai subjek
Pengisian
kuesioner
menuju kampus
- Pribadi
Nominal
- Umum
- Jalan kaki
9.
Kemacetan
Padatnya arus
lalu lintas saat
perjalanan dari
Kuesioner
Pengisian
kuesioner
- Ya
Nominal
-Tidak
rumah menuju
27
kampus
10.
Pulang kerumah
Frekuensi
Kuesioner
subjek kembali
Pengisian
kuesioner
ke rumah
tinggal jauh dari
kali)
satu bulan
Ada tidaknya
sekitar
dukungan moral
orangtua dalam
Dukungan
Ordinal
orangtua selama
11.
Kuesioner
Pengisian
kuesioner
dari keluarga,
- Ya
Nominal
- Tidak
kerabat, teman
dan lingkungan
12.
Lingkungan
Kondisi sekitar
belajar
subjek secara
Kuesioner
Pengisian
kuesioner
umum saat
- Ya
Nominal
- Tidak
belajar
13.
Kecukupan
Kondisi
Kuesioner
Pengisian
Ordinal
28
biaya
keuangan
kuesioner
subjek untuk
- Cukup
- Kurang cukup
memenuhi
kehidupan dan
gaya hidup
dalam satu
bulan
14.
Intimidasi
Perlakuan tidak
Kuesioner
pantas yang
Pengisian
kuesioner
tertuju ke
- Ya
Nominal
- Tidak
subyek
15.
Bencana alam
Peristiwa alam
Kuesioner
yang menimpa
Pengisian
kuesioner
subjek
16.
Kehilangan
sosok yang
dicintai
Perpisahan
subjek dengan
kerabat sekitar
nya
Kuesioner
Pengisian
kuesioner
- Ya
Nominal
- Tidak
- Ayah
Nominal
- Ibu
- Ayah dan ibu
29
Peristiwa
traumatis saat
masih anakanak
Kejadian yang
membuat subjek
trauma
Kuesioner
Pengisian
kuesionert
- Ya
Nominal
- Tidak
30
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain penelitian
Penelitian ini menggunakan desain observasional secara potong lintang
(cross-sectional) untuk mecari hubungan dari variabel bebas yang ditentukan
(Tingkat depresi) dengan variabel tergantung (Mahasiswa indekost dan nonindekost)
4.2 Lokasi dan waktu
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti,
Grogol, Jakarta barat pada periode September 2014-Oktober2014
4.3 Populasi dan sampel penelitian
4.3.1 Populasi penelitian
1. Populasi target pada penelitian ini mahasiswa angkatan 2013 dan 2014
2. Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah mahasiswa fakultas
Kedokteran Universitas Trisakti angkatan 2013 dan 2014
Kriteria inklusi sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
31
4.3.2 Sampel
Sampel
Jumlah sampel pada penelitian ini dihitung sesuai dengan rumus sbb:
Jumlah ini kemudian dimasukkan kedalam rumus koreksi populasi finit sbb:
q = 1 p = 94%
32
33
34
Kunjungan ke kelas
Informed consent
Tidak bersedia
Bersedia
Pengambilan data
Analisis data
35
Waktu
Septembe
Oktober
November
Desember
Januari
r
Persiapan
dan
pengumpulan
data
Penyusunan dan
penyelesaian
BAB I
Penyusunan dan
penyelesaian
BAB II
Penyusunan dan
penyelesaian
BAB III
Penyusunan dan
penyelesaian
BAB IV
Penyusunan dan
penyelesaian
BAB V
Penyusunan dan
penyelesaian
BAB VI
36
Persiapan ujian
skripsi
Penyusunan
manuskrip
E-
journal
4.9 Pembiayaan
Penelitian ini tidak memerlukan biaya. Adapun pada situasi dan kondisi
yang berubah, pembiayaan pada penelitian ini dilakukan secara mandiri oleh
peneliti.
37
Daftar pustaka
1. National Mental of Institute [Internet], Bethesda, [updated 2011. Available
from:
http://www.nimh.nih.gov/health/publications/depression/index.shtml.Accesed
May 24 2014
2. Halverson JL, Bienenfield, D, editors. Depression: background [Internet].
California.
Medscape:
2014.
Available
from:
http://emedicine.medscape.com/article/286759-overview#aw2aab6b2b2.
Accesed May 24 2014
3. World Health Organization [internet], Geneve, [Updated 2004] avaiable from:
http://www.who.int/entity/healthinfo/global_burden_disease/gbddeathdalycountry
estimates2004.xls Accesed May 24 2014
4. Halverson JL, Bienenfield, D, editors. Depression: Epidemiology [Internet].
California.
Medscape:
2014.
Available
http://emedicine.medscape.com/article/286759-overview#a0156.Accesed
from
May
24 2014
5. Current depression among adults---United States, 2006 and 2008. MMWR
Morb Mortal Wkly Rep. Oct 1 2010;59(38):1229-35.
6. Dal Kashani JH, Sherman DD. Childhood depression: epidemiology, etiological
models, and treatment implications. Integr Psychiatry. 1988;6:1-8
7. Hankin BL, Abramson LY, Moffitt TE, Silva PA, McGee R, Angell KE.
Development of depression from preadolescence to young adulthood: emerging
gender differences in a 10-year longitudinal study. J Abnorm Psychol. Feb
1998;107(1):128-40.
38
39
16. University health service UHS [internet]. Columbia [updated 2004]. avaiable
from https://uhs.berkeley.edu/home/healthtopics/pdf/depresstudents.pdf.Accesed
June 14 2014
17. Mowbray CT, Megivern D, Mandiberg JM, Strauss S, Stein CH, Collins K,
Kopels S, Curlin C, Lett R. Campus mental health services: recommendations for
change. Am J Orthopsychiatry. 2006 Apr;76(2):22637. PubMed PMID:
16719642.
18. Dahlin, M. Joneborg, N, et alStress and depression among medical students:
a cross-sectional study, Medical Education, vol. 39, no. 6, pp. 594604, 2005
19. Saravanan C, Wilks R Medical Students Experience of and Reaction to
Stress: The Role of Depression and Anxiety, Scientific World Journal. 2014 Jan
29;2014:737382. doi: 10.1155/2014/737382. eCollection 2014
20. Tartakovsky, M. (2008). Depression and Anxiety Among College
Students. Psych
Central.
Retrieved
on
June
14,
2014,
from
http://psychcentral.com/lib/depression-and-anxiety-among-collegestudents/0001425
21. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan&Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. 2nd ed.
Jakarta: EGC;2010.p. 791-4
22. Ismail, RI, Siste, K buku ajar psikiatri,1st ed. Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 2010 p209-16
23. Maslim, R, diagnosis gangguan jiwa rujukan ringkan PPDGJ-III 1st ed,
Jakarta, Penerbit Ilmu Kedokteran Jiwa Unversitas Atmajaya, 2003, p64-5
24. Belmaker RH, Agam G. Major Depressive Disorder. N England Journal of
Medine 2008;358:55-68
25. Raison CL, Capuron L, Miller AH. Cytokines sing the blues: inflammation
and the pathogenesis of depression. Trends in immunology 2005;27:1471-4906
40
41
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
Saya Adhi rizky putra, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
akan melaksanakan suatu penelitian dengan judul Perbedaan tingkat depresi
antara mahasiswa indekost dengan non-indekost di Fakultas kedokteran
Universitas Trisakti angkatan 2013 dan 2014. Depresi merupakan penyakit
mental yang sering tidak terdeteksi pada layanan kesehatan primer dan dapat
menganggu kehidupan dan kegiatan pasien bila tidak terdeteksi atau tidak
tertatalaksana dengan baik. Maka peneliti ingin mencari dan mengukur tingkat
depresi agar dapat mendeteksi dini dengan memperhatikan pasien yang berisiko.
Oleh karena itu, saya mengharapkan saudara untuk ikut berpartisipasi dalam
penelitian ini. Apabila saudara bersedia maka peneliti akan memberikan kuesioner
Zung Self-Rating Depression Scale dan kuesioner yang berisi identitas saudara.
Hasil pemeriksaan ini akan diinformasikan kepada saudara dan semua hasil
pemeriksaan yang didapat akan diproses dengan merahasiakan identitasnya.
Secara keseluruhan penelitian ini tidak memiliki resiko atau efek samping
karena teknik yang digunakan pada penelitian ini tidak bersifat invasif atau
membahayakan.
Bila selama menjalani penelitian atau setelahnya, ada pertanyaan, yang
berhubungan dengan penelitian saudara dapat menghubungi peneliti yaitu Adhi
rizky putra di nomor 083899822870. Partisipasi saudara adalah sukarela serta
bebas untuk menolak ikut dalam penelitian ini tanpa mendapat paksaan dan
tekanan dari pihak manapun. Bila saudara bersedia ikut dalam penelitian ini saya
mohon untuk membubuhkan tanda tangan pada formulir persetujuan di lembar
setelah ini. Atas partisipasinya saya ucapkan terima kasih.
Jakarta, ...... ............ 2014
42
Semua penjelasan di atas telah disampaikan kepada saya dan telah saya pahami.
Dengan menandatangani formulir ini saya SETUJU untuk ikut dalam penelitian
ini.
Tanda tangan
Tanggal
43
Lampiran 2
Kuesioner 1
Nama
Usia
Jenis kelamin
Anak ke
Angkatan
dari
bersaudara
Uraian
Saya mengalami
problem tidur di malam
hari
Hanya
sedikit
Kadangkadang
Cukup
sering
Hampir
sepanjang
waktu
44
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
45
saya meninggal
20
Kuesioner 2
46
1.c. Apakah kamu sering terjebak macet saat menuju atau pulang dari kampus
Ya
Tidak
2. Dimana domisili tinggal kamu dan orangtua kamu sebelum kamu menjadi
mahasiswa
Daerah Jabodetabek (jika memilih ini, jawab bulir pertanyaan dibawah
kemudian lanjut ke nomor 3)
Luar jabodetabek (jika memilih ini, langsung ke pertanyaan nomor 3 dan
lewatkan bulir pertanyaan dibawah ini)
2.a. Seberapa sering kamu kembali ke rumah orangtua kamu dalam satu bulan
Tidak pernah
1-2 kali
3-4 kali
> 4 kali
47
5. Apakah kamu pernah menjadi korban intimidasi oleh teman atau lingkungan
sekitar kamu
Ya (jika pilih ini, jawab bulir pertanyaan dibawah kemudian lanjut ke
nomor 6
Tidak (jika pilih ini, langsung ke pertanyaan nomor 6 dan lewatkan bulir
pertanyaan dibawah)
5a. Seberapa sering kamu menjadi korban intimidasi
Sering
Kadang-kadang
Jarang
6. Apakah uang yang diberikan oleh orangtua dalam satu bulanb cukup untuk
menunjang kebutuhan hidup atau gaya hidup kamu
Lebih dari cukup
Cukup
Kurang cukup
48
8. Apakah kamu pernah terkena peristiwa bencana alam yang membekas dalam
ingatan kamu hingga saat ini
Ya
Tidak
9. Saat kecil, apakah kamu pernah mengalami peristiwa yang membuat kamu
trauma hingga saat ini
Ya
Tidak
49