Anda di halaman 1dari 22

BANK

SYARIAH

SEKILAS PERBANKAN SYARIAH


DI INDONESIA
Pengembangan sistem perbankan syariah di lakukan dalam
kerangka dual banking system atau sistem perbankan ganda
dalam kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia (API).
Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi
berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem
perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan
bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi,
invetasi
yang
beretika,
mengedepankan
nilai-nilai
kebersamaan dan persaudaraan dalam bereproduksi , dan
menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi
keuangan.

PRINSIP KEGIATAN
USAHA
BANK SYARIAH
1) Hiwalah akad pemindahan piutang nasabah (Muhil)
kepada bank (Muhalalaih) dari nasabah lain (Muhal)
2) Ijarah akad sewa-menyewa barang antara bank
(Muaajir) dengan penyewa (Mustajir). Setelah masa sewa
berakhir, barang sewaan akan dikembalikan kepada
bank.
3) Ijarah Wa Iqtina akad sewa-menyewa antara bank
dengan penyewa yang diikuti janji bahwa pada saat yang
ditentukan kepemilikan barang sewaan akan akan
berpindah kepada penyewa (Mustajir)

4) Istishna akad jual beli barang (Mashnu) antara


pemesan (Mushtashni) dengan penerima pesanan
(Shani)
5) Kafalah akad pemberian jaminan (Makful alaih)
yang diberikan kpd satu pihak ke pihak lain.
6) Mudharabah akad antara pihak pemilik modal
(Shahibul Maal) dengan pengelola (Mudharib)
untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan.
7) Murabahah adalah akad jual beli antara bank
dengan nasabah

8) Musyarakah akad kerja sama usaha patungan


antara dua pihak atau dua lebih pemilik modal untuk
membiayai suatu jenis usaha yang halal dan
produktif
9) Qardh akad pinjaman dari bank (Muqridh) kepada
pihak tertentu (Muqtaridh) yang wajib dikembalikan
dengan jumlah yang sama sesuai pinjaman
10) Al Qardh ul Hasan akad pinjaman dari bank
kepada pihak tertentu untuk tujuan sosial yang wajib
dikembalikan dengan jumlah yang sama sesuai
pinjaman
11) Al Rahn akad penyerahan barang harta (Mahrun)
dan nasabah (Rahin) kepada bank (Murtahin)
sebagai jaminan sebagian atau keseluruhan hutang

12. Salam akad jual beli barang pesanan (Muslam fiih)


antara pembeli (Muslam) dengan penjual (Muslamilaih)
13. Sharf akad jual beli suatu valuta dengan valuta
lainnya
14. Ujr imbalan yang diberikan atau yang diminta atas
suatu pekerjaan yang dilakukan
15. Wadiah akad penitipan barang/uang antara pihak
yang mempunyai barang/uang dengan pihak yang
diberi kepercayaan untuk menjaga keselamatan,
keamanan dan keutuhan barang/uang.

KEGIATAN USAHA BANK


SYARIAH
1.
2.
3.
4.
5.

Giro berdasarkan prinsip wadiah.


Tabungan berdasarkan prinsip wadiah atau
mudharabah
Deposito berjangka berdasarkan pada prinsip
mudharabah
Transaksi jual beli berdasarkan prinsip murabahah,
istishna, ijarah, salam, dan jual beli lainnya
Pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip
mudharabah, musyarakah, dan bagi hasil lainnya

6. Membeli surat-surat berharga pemerintan dan/ Bank


Indonesia yang diterbitkan atas dasar prinsip syariah
7. Memindahkan uang untuk kepentingan sendiri dan
atau nasabah berdasar prinsip wakalh
8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan
surat-surat berharga berdasar prinsip wadiah yad
amanah
.9. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada
nasabah lain dalam bentuk surat berharga yang
tidak tercatat dalam bursa efek berdasarkan prinsip
Ujr
10. Melakukan kegiatan penitipan termasuk pemantauan
usahanya untuk kepentingan pihak lain berdasarkan
suatu kontrak dengan prinsip wakalah

11. Memberikan fasilitas letter of credit berdasarkan


prinsip wakalah, murabahah, mudharabah,
musyarakah, dan wadiah
12. Melakukan kegiatan usaha kartu debit berdasarkan
prinsip Ujr
13. Melakukan kegiatan wali amanat berdasarkan
prinsip wakalah
14. Melakukan kegiatan dalam valuta asing berdasarkan
prinsip sharf
15. Melakukan kegiatan penyertaan modal berdasarkan
prinsip musyarakah, dan/atau mudharabah pada
bank/perusahaan lain

PRODUK BANK
SYARIAH
Giro Syariah
Giro simpanan yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan cek bilyet giro,
sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan
pemindahbukuan.
Tujuan dan manfaat giro syariah dapat dilihat dari
kepentingan bank maupun kepentingan nasabah.

Dari aspek bank itu sendiri ada beberapa


tujuan dan manfaat yang diperoleh antara lain :
1. sumber pendanaan bank baik dalam rupiah
maupun valuta asing
2. salah satu sumber pendapatan dalam bentuk
jasa (fee best income) dari aktifiitas lanjutan
pemanfaatan rekening giro oleh nasabah

1.
2.

Sedangkan dari aspek nasabah dapat dilihat


beberapa manfaat yang diperoleh
Memperlancar aktivitas pembayaran
dan/atau penerimaan dana
Dapat memperoleh bonus atau bagi hasil

1.

2.

Dalam perbankan syariah ada dua bentuk akad


untuk jenis produk giro, yaitu:
Wadiah Transaksi penitipan dana atau barang dari
pemilik kepada penyimpan dana atau barang
dengan kewajiban bagi pihak yang menyimpan
untuk mengembalikan dana sewaktu-waktu.
Mudharabah Transaksi penanaman dana dari
pemilik dana untuk melakukan krgiatan usaha
tertentu yang sesuai syariah

TABUNGAN SYARIAH
Tabungan simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati,tetapi
tidak dapat ditarik dengan cek bilyet giro, dan/atau alat
lainnya yang dipersamakan.
Tujuan dan manfaat tabungan syariah dari aspek bank:
1. Sumber pendanaan bank baik dalam rupiah maupun
valuta asing
2. Salah satu sumber pendapatan dalam bentuk jasa (fee
best income) dari aktifiitas lanjutan pemanfaatan
rekening giro oleh nasabah

Tujuan dan manfaat dari aspek nasabah :


1. kemudahan dalam pengelolaan likuiditas
baik dalam hal penyetoran, penarikan,
transfer, dan pebayaran transaksi yang
fleksibel
2. dapat memperoleh bonus atau bagi hasil

DEPOSITO SYARIAH
Deposito simpanan yang penarikannya hanya
dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan
perjanjian antar nasabah dengan bank. Tujuan dan
manfaat dari aspek bank : sumber pendanaan bank
baik dalam rupiah maupun valuta asing dengan
jangka waktu tertentu yang lebih lama dan fluktuasi
dana yang lebih rendah. Sedangkan untuk nasabah
manfaat yang diterima adalah alternatif investasi
yang memberikan keuntungan dalam bentuk bagi
hasil.

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
PERBANKAN SYARIAH
DI INDONESIA
Untuk memberikan pedoman bagi
stakeholders perbankan syariah di indonesia,
berbagai aspek telah dikembangkan, antara
lain kondisi aktual industri perbankan syariah
nasional beserta perangkat terkait.
Pengembangan perbankan syariah
diarahkan untuk memberikan kontribusi
terbesar bagi masyarakat secara optimal
bagi perekonomian indonesia.

GRAND STRATEGI
PENGEMBANGAN PASAR
PERBANKAN SYARIAH
Bank Indonesia telah merumuskan grand
strategy pengembangan pasar perbankan
syariah, sebagai strategi pengembangan
pasar yang meliputi aspek-aspek strategis,
yaitu penetapan visi 2010 sebagai industri
perbankan syariah terkemuka di ASEAN,
pembentukan citra baru perbankan syariah,
dll.

PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK


UMUM SYARIAH
o
o

o
o

Ketentuan KPMM bagi


Bank Umum Berdasarkan
Prinsip Syariah
Kualitas Aset Bank
Umum Syariah
Penyisihan Penghapusan
Aset (PPA) Bank Syariah

o
o

Restrukrisasi
Pembiayaan Bagi Bank
Syariah dan Unit Usaha
Syariah (UUS)
Giro Wajib Minimum
(GWM) Bank Syariah
Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum
Syariah (BUS)

KINERJA BANK
UMUM SYARIAH
Industri Bank Syariah Tetap Meningkat dengan
Kinerja yang Baik
Kondisi Likuiditas Perbankan Syariah (FDR) Makin
Baik
Risiko Pembiayaan Menurun
Profitabilitas Meningkat
Permodalan Tetap Memadai Meskipun Menurun
Pembiayaan BUS didominasi UMKM

MENINDAKLANJUTI IMPLEMENTASI UU
PERBANKAN SYARIAH
Penetapan UU No.21 tentang perbankan syariah merupakan
milestone pengembangan industri perbankan syariah
nasional. UU tersebut mengandung pokok-pokok pengaturan
dasar industri perbankan syariah menuju sistem perbankan
syariah yang efisien,stabil, dan tahan terhadap gejolak
keuangan. Penerapan prinsip syariah pada bank syariah
dipandang menjadi makin penting karena dalam kegiatan
usahanya bank syariah menghindari transaksi keuangan yang
bersifat spekulatif, mendorong transparansi, menghindari
eksploitasi, dan mendorong pertumbuhan sektor riil.

1)
2)
3)
4)
5)

Meningkatkan Kompetensi Pelaku dan Pengawas


Perbankan
Meningkatkan Daya Saing Pascakritis Keuangan
Global
Menyempurnakan Peraturan Mengenai
Manajemen Resiko
Memperkuat Permodalan
Meningkatkan Kualitas Dan Kuantitas Penelitian

Anda mungkin juga menyukai