Fluida yang dialirkan adalah condensate dengan specific gravity yang mendekati satu.
Condensate adalah termasuk fluid flammable dan hazardous
Pumping Temperature, discharge dan suction pressure relative kecil
Keterangan:
Np adalah payback period
I adalah biaya investasi awal yang dikeluarkan
Bt adalah manfaat atau arus kas masuk pada tahun ke t
Ct adalah biaya atau arus kas keluar pada tahun ke t
I adalah tingkat diskon
(1+t )t adalah factor diskonto pada tahun ke t
3. BCR (Benefit Cost Ratio)
Metode ini pada dasarnya menggunakan data ekivalensi nilai sekarang dari
penerimaan dan pengeluaran, yang dalam hal ini BC Ratio adalah merupakan
perbandingan antara nilai sekarang dari penerimaan atau pendapatan yang
diperoleh dari kegiatan investasi dengan nilai sekarang dari pengeluaran
(biaya) selama investasi tersebut berlangsung dalam kurun waktu tertentu.
Kriteria kelayakanya adalah bila nilai BC Ratio lebih besar dari 1.
diperlukan biaya rutin per tahun untuk perawatan dan perbaikan mesin
sebesar Rp. 2.5 juta dan biaya pendukung usaha pada tahun ke 5 dan 8
masing-masing sebesar Rp.2 juta dan Rp. 3 juta. Usaha tersebut memberikan
pendapatan operasi yang beragam sesuai dengn permintaan, masingmasing Rp. 8.5 juta pada thaun 1 hingga tahun ke 5 kemudian Rp 10 juta
pada tahun ke 6 hingga 8. Pada thaun ke 9 dan 10 masing-masing sebesar 9
juta dan 5 juta. Apabila suku bunga bank pada saat itu sebesar 5% per tahun
dan nilai rongsok mesin yang digunakan sebesar 10 juta.
Apabila ditinjau dari studi kelayakan ekonomi maka dapat dilihat bahwa
Data pengeluaran:
Po = 20 juta
Abiaya = 2.5 juta
F5 = 2 juta
F8 = 3 juta
Data pendapatan
Apendapatan thun 1-5 = 8.5 juta
A pendapatan 6-8 = 10 juta
A pendapatan 9 = 9 juta
A pendapatan 10 = 15 juta
menentukan BC Ratio
BC ratio = P pendapatan/ P biaya
= 73.1411 juta/ 42.9024 juta
= 1,70
Menghitung NPV
NPV = Ppendapatan- Pbiaya
pengeluara keuntung
n
an
0
20 jt
min 20 jt
1
8.5 jt
2.5 jt
min 14 jt
2
8.5 jt
2.5 jt
min 8 jt
3
8.5 jt
2.5 jt
min 2 jt
4
8.5 jt
2.5 jt
4 jt
5
8.5 jt
4.5 jt
8 jt
6
10 jt
2.5 jt
15.5 jt
7
10jt
2.5 jt
23 jt
8
10 jt
5.5 jt
27.5 jt
9
9 jt
2.5 jt
34 jt
10
15 jt
2.5 jt
46.5 jt
Dari tbael diatas terlihat PPB akan terjadi pada tahun ke 4 dimana sudah ada
keuntungan dari industry tersebut.
Apabila terjadi penghematan dengan adanya pengoptimasian di sector
pemakaian energi misalkan telah berhasil melakukan penghematan sebesar
10% maka nilai pada bagian penegeluaran [er tahun sebesar Rp. 2,5 juta
tahun
pendapat
an
akan menjadi sebesar 2,25 juta dengan cara yang sama seperti diatas maka
PPB yang sudah bisa terjadi lebih cepat yakni pada tahun ke 3 dimana sudah
terdapat nilai keuntungan yang tidak negative.
OPTIMASI EKONOMI
1. Penggunaan Heat Exchanger pada industry Tekstil