Anda di halaman 1dari 9

OPTIMALISASI EKONOMI

Optimalisasi adalah suatu proses untuk memperoleh atau mencari kondisi


ynag memberikan nilai maksimum atau minimum suatu fungsi. Dalam hal ini
optimasi yang dimaksud adalah optimasi terhadap alat yang digunakan pada
industry tekstil baik dari segi desain sistem maupun operasionalnya
sehingga dapat menghemat konsumsi energy dan bersifat ekonomis. Dalam
tulisan Edi Hamdi.ST, MSc.Eng yang berjudul Pertimbangan Tekno-Komersial

Dalam Menunjang Keberhasilan Proyek EPC: Optimalisasi Pemilihan Standard dan


Code Peralatan Mekanikal menjelaskan optimasi pemilihan alat mekanikal dalam
industry sangat berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan oleh suatu industry
terkait penghematan energy yang terjadi jika pemilihanya sesuai dengan standar
yang ada. Beliau mengajukan suatu usulan metode untuk mengoptimasi pemilihan peralatan
dengan cara melakukan verifikasi terhadap Standard / Code yang ditentukan sekaligus
menganalisis kemungkinan penggunaan Standard / Code yang lain, melakukan analisis
engineering judgment terhadap hasil hasil verifikasi, analisis risk management dan finalisasi
analisis tekno-komersial. Metode Tekno-Komersial pada dasarnya ditekankan pada evaluasi
secara komprehensif secara teknis dan komersial sebagai konsekuensi pemilihan peralatan
berdasarkan Standard dan Code tertentu.
Daftar periksa
Aspek penilaian
Standard dan code Kesesuaian antara pemilihan alat-alat industry tekstil dengan
standar atau code yang telah berlaku secara umum,
misalkan menyesuaikan spesifikasi alat yang akan digunakan
dengan dengan kebutuhan yang ada pada industry tersebut.
Dalam hal ini deviasi juga menjadi pertimbangan mengingat
kinerja alat tidak selamanya sama.
Engineering
Merupakan proses verifikasi validitas data-data yang ada
judgment
pada sistem peralatan dan kebutuhan energy yang harus
dipenuhi oleh spesifikasi alat. Dalam engineering judgment
ini dilakukan juga pertimbangan seperti life time dari alat,
fluktuasi kebutuhan alat, dan sebagainya.
Risk management
Meruapakan identifikasi kemungkinan terburuk dari pilihan
sistem peralatan yang akan digunakan dalam industry tekstil
ini. Hal ini sangat penting mnegingat tidak semua peralatan
yang paling optimum dengan standard / code dan
engineering judgment merupakan pilihan paling baik
mengingat ada factor resiko yang harus diperhatikan ketika
sistem tersebut tidak bekerja sesuai perencanaan, bahkan
mungkin akibatnya jauh lebih fatal dari pilihan yang lain.
Tekno-Komersial
Langkah terakhir adalah membuat pilihan sistem peralatan
yang paling optimum dari tahapan sebelumnya.
Perumusan Masalah:
Misalkan dalam industry tekstil yang berkaitan dengan produksi tekstil yang membutuhkan
pengerjaan suhu tinggi dirancang fasilitas flare knock out drum pump yang ditugaskan untuk
memompa fluida flare yang terkumpul di knock out drum secara intermittent (hanya di pompa
setelah level fluida flare mencapai level tertentu) menuju fasilitas pembakaran / flare (stack dan
flare tip).
Data:

Fluida yang dialirkan adalah condensate dengan specific gravity yang mendekati satu.
Condensate adalah termasuk fluid flammable dan hazardous
Pumping Temperature, discharge dan suction pressure relative kecil

Kapasitas laju alir yang relatif kecil


Standard yang diminta:
API 610 10th edition
Langkah-langkah optimalisasi:
A. Verifikasi terhadap Standard:
1. Verifikasi apakah API 610 10th edition menyatakan dengan tegas batasan raung lingkup
(ditinjau dari kondisi proses)
2. Periksa kemungkinan penggunaan standard yang lain, seperti ASME B73.1
3. Periksa juga kemungkinan adanya standard practice dari lembaga / asosiasi profesi
terkait lainnya sebagai salah satu bahan rujukan untuk melakukan engineering
judgement
B. Engineering Judgement:
1. Tentukan objective dari pompa tersebut secara fungsional
2. Periksa sifat flammability dan hazardous dari fluidanya
3. Periksa fitur-fitur dari API 610 (yang ditawarkan manufaktur) dan fungsi fitur-fitur tersebut
terhadap aplikasi pompa terkait, yaitu flare knock out drum
4. Lakukan studi teknikal apakah fitur-fitur tersebut bisa diterapkan di standard alternatif
(yaitu ASME B73.1)
5. Lakukan studi literatur tentang data precedence masalah seperti ini. Experience list dari
manufacturer sangat membantu
6. Lakukan studi awal tentang inspeksi, konstruksi dan operasi jika yang dipilih adalah
standard alternatif
C. Risk Management
1. Identifikasi deviasi persyaratan dengan kalkulasi perhitungan sendiri
2. Identifikasi hal yang mungkin terjadi (risk event)
3. Analisa untung rugi melakukan comment dan tidak memberikan comment.
4. Lakukan tindakan antisipasi baik penghindaran, pengurangan, pengalihan atau menerima
resiko.
5. Monitoring dan kontrol resiko pada semua tahapan.
D. Tekno-komersial:
1. Dengan menggunakan standard terpilih, periksa secara menyeluruh faktor teknis dari
pompa tersebut, kali ini dari beberapa sumber manufacturer
2. Lakukan optimasi pemilihan pompa
3. Periksa pencapaian objective dari fungsi pompa tersebut
4. Periksa life-cycle cost dari pompa tersebut
Dengan adanya optimalisasi ini pemilihan peralatan akan jauh lebih optimal
sehingga konsumsi energy akan optimal sehingga akan menguntungkan dari sisi
ekonomi.

Analisis Kelayakan Ekonomi


Terdapat banyak metode yang dapat digunakan untuk menilai kelayakan ekonomi
suatu investasi usaha. Beberapa metode yang sering digunakan antara lain yaitu:
1. NPV (Net Present Value)
Metode ini didasarkan atas nilai sekarang bersih dari hasil perhitungan nilai
sekarang aliran dana masuk (penerimaan) dengan nilai sekarang aliran dana
keluar (pengeluaran) selama jangka waktu analisis dan suku bunga tertentu.
Kriteria kelayakan adalah apabila nilai sekarang bersih atau NPV > 0.
Perhitunganya dirumuskan dengan: NPV = (PV pendapatan- PV
pengeluaran)
2. PPB (Payback period analysis)
Analisis kelayakan dengan metode ini tidak menggunakan rumus bunga,
akan tetapi yang dianalisis adalah seberapa cepat modal atau investasi yang
telah dikeluarkan dapat segera kembali. Kriteria penilaiannya adalah semakin
singkat pengembalian investasi akan semakin baik.
Perhitunganya dirumuskan dengan

Keterangan:
Np adalah payback period
I adalah biaya investasi awal yang dikeluarkan
Bt adalah manfaat atau arus kas masuk pada tahun ke t
Ct adalah biaya atau arus kas keluar pada tahun ke t
I adalah tingkat diskon
(1+t )t adalah factor diskonto pada tahun ke t
3. BCR (Benefit Cost Ratio)
Metode ini pada dasarnya menggunakan data ekivalensi nilai sekarang dari
penerimaan dan pengeluaran, yang dalam hal ini BC Ratio adalah merupakan
perbandingan antara nilai sekarang dari penerimaan atau pendapatan yang
diperoleh dari kegiatan investasi dengan nilai sekarang dari pengeluaran
(biaya) selama investasi tersebut berlangsung dalam kurun waktu tertentu.
Kriteria kelayakanya adalah bila nilai BC Ratio lebih besar dari 1.

4. IRR ( Internal Rate Return)


IRR adalah suatu nilai petunjuk yang identik dengan seberapa besar suku
bunga ynag dapat diberikan oleh investasi tersebut dibandingkan dengan
suku bunga bank yang berlaku umum ( suku bunga pasar atau Minimum
Attractive Rate of Return/ MARR). Pada suku bunga IRR akan diperoleh NPV
=0, dengan perkataan lain bahwa IRR tersebut mengandung makna suku
bunga ynag dapat diberikan investasi, yang akan memberikan NPV =0.
Syarat kelayakanya yaitu apabila IRR > suku bunga MARR.

Dengan adanya pengefisienan di beberapa beberapa sector penggunaan


energy seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka hal ini
sangat berpengaruh terhadap visibilitas dari suatu industry tekstil dapat
berkembang dengan lebih baik dan melakukan penghematan konsumsi
energy yang cukup besar untuk jangka panjang. Untuk menggambarkan
dampak penghematan konsumsi energy terhadap kelayakan dari industry
khususnya tekstil baik untuk skala kecil, menengah ataupun skala besar.
Suatu usaha tekstil membutuhkan investasi sebesar Rp. 20 juta dengan
jangka waktu investasi selama 10 tahun. Selama kurun waktu tersebut

diperlukan biaya rutin per tahun untuk perawatan dan perbaikan mesin
sebesar Rp. 2.5 juta dan biaya pendukung usaha pada tahun ke 5 dan 8
masing-masing sebesar Rp.2 juta dan Rp. 3 juta. Usaha tersebut memberikan
pendapatan operasi yang beragam sesuai dengn permintaan, masingmasing Rp. 8.5 juta pada thaun 1 hingga tahun ke 5 kemudian Rp 10 juta
pada tahun ke 6 hingga 8. Pada thaun ke 9 dan 10 masing-masing sebesar 9
juta dan 5 juta. Apabila suku bunga bank pada saat itu sebesar 5% per tahun
dan nilai rongsok mesin yang digunakan sebesar 10 juta.
Apabila ditinjau dari studi kelayakan ekonomi maka dapat dilihat bahwa
Data pengeluaran:
Po = 20 juta
Abiaya = 2.5 juta
F5 = 2 juta
F8 = 3 juta
Data pendapatan
Apendapatan thun 1-5 = 8.5 juta
A pendapatan 6-8 = 10 juta
A pendapatan 9 = 9 juta
A pendapatan 10 = 15 juta

menentukan BC Ratio
BC ratio = P pendapatan/ P biaya
= 73.1411 juta/ 42.9024 juta
= 1,70
Menghitung NPV
NPV = Ppendapatan- Pbiaya

= 73,1411 juta- 42,9024 juta


= 30,2387 juta
Selanjutnya kita akan melihat PPB dari industry tekstil ini. Untuk dapat
menentukann PPB maka diperlukan cash flow pengeluaan setiap tahunya.

pengeluara keuntung
n
an
0
20 jt
min 20 jt
1
8.5 jt
2.5 jt
min 14 jt
2
8.5 jt
2.5 jt
min 8 jt
3
8.5 jt
2.5 jt
min 2 jt
4
8.5 jt
2.5 jt
4 jt
5
8.5 jt
4.5 jt
8 jt
6
10 jt
2.5 jt
15.5 jt
7
10jt
2.5 jt
23 jt
8
10 jt
5.5 jt
27.5 jt
9
9 jt
2.5 jt
34 jt
10
15 jt
2.5 jt
46.5 jt
Dari tbael diatas terlihat PPB akan terjadi pada tahun ke 4 dimana sudah ada
keuntungan dari industry tersebut.
Apabila terjadi penghematan dengan adanya pengoptimasian di sector
pemakaian energi misalkan telah berhasil melakukan penghematan sebesar
10% maka nilai pada bagian penegeluaran [er tahun sebesar Rp. 2,5 juta
tahun

pendapat
an

akan menjadi sebesar 2,25 juta dengan cara yang sama seperti diatas maka
PPB yang sudah bisa terjadi lebih cepat yakni pada tahun ke 3 dimana sudah
terdapat nilai keuntungan yang tidak negative.
OPTIMASI EKONOMI
1. Penggunaan Heat Exchanger pada industry Tekstil

Anda mungkin juga menyukai