Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Lahir Ibnu Sina
Nama lengkap Ibnu Sina adalah Abu Ali Al-Husain ibnu Abd Allah ibn
Hasan ibnu Ali ibn Sina. Di Barat popular dengan sebutan Avicenna
akibat dari terjadinya metamorphose Yahudi-Spanyol-Latin. Dengan lidah
Spanyol kata Ibnu diucapkan Aben atau Even. Terjadinya perubahan ini
berawal dari usaha penerjemahan naskah-naskah Arab ke dalam bahasa
Latin pada pertengahan abad keduabelas di Spanyol.1
Ibnu Sina dilahirkan di Afsyana dekat Bukhara pada tahun 980 M dan
meninggal dunia pada tahun 1037 M dalam usia 58 tahun. Jasadnya
dikebumikan di Hamadzah.2
Ibnu Sina sejakusia muda telah menguasaibeberapa disiplin ilmu, seperti
matematika, logika, fisika, kedokteran, astronomi, hokum, dan lainlainnya, bahkan dalam usia 10 tahun ia telah hafal Al-Quran seluruhnya.
Ketika anak genius ini berusia 17 tahun, dengan kepintaran yang sangat
mengagumkan, ia telah memahami seluruh teori kedokteran yang ada pada
saat itu dan melebihi siapa pun juga. Karena kepintarannya ini terjadi
ketika ia berhasil mengobatin Pangeran Nuh ibnu Manshur, yang
sebelumya tidak seorang dokter pun mampu menyembuhkannya. Ia juga
pernah diangkat menjadi mentri oleh Sultan Syams Al-Dawlah yang
berkuasa di Hamdan.
Di antar guru yang mendidiknya ialah Abu Abd Allah Al-Natili dan
Ismail sang Zaid. Karena kecerdasan otaknya yang luar biasa, ia dapat
menguasai semua ilmu yang diajarkan kepadanya dengan sempurna,
bahkan melebihi sang guru.
Setelah guru-gurunya kewalahan, Ibnu Sina menjadi bingung mencari
tempat untuk memuaskan kehausan belajarnya yang tidak kunjung
terpenuhi. Telah disebutkan, karena keberhasilanya mengobati pangeran
Nuh ibnu Manshur, Ibnu Sina diberi kebebasan belajar di perpustakaan
1

Norcholish Majid, Kaki Langit Peradaban Islam, (Jakarta:


Paramadina, 1997), hal. 94.

Muhammad Athif Al-Iraqy, Al-Falsafat al-Islamiyat, (Kairo: Dar alMarif, 1978), hal. 43.

istana. Di sinilah ia melepaskan dahaga belajarnya siang malam sehingga


semua ilmu pengetahuan dapat dikuasainya dengan sempurna.
Keberhasilan Ibnu Sinadi dukung oleh minat belajarnya yang luar biasa
dan kegeniusan otaknya, di samping adanya kebebasan yang diberikan
para penguasa. Menurut Nurcholish Madjid, di sinilah letaknya
keberuntungan dunia Islam. Dari segi politik dunia Islam boleh dikatakan
telah porak poranda, akibat para pengasa saling bersaing dan saling
mengungguli, namun mereka tetap mendorong dan melindungi kegitan
intelektual dan ilmiah. Oleh karena itu, berbagai kegiatan seperti ini
berkembang bagaikan cendawan

BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai