Anda di halaman 1dari 2

bioteknologi secara luas disebut

sebagai penggunaan teknologi berbasis biologis dan proses untuk menghasilkan produk yang
berbeda.
Pengenalan alat merupakan langkah pertama sebelum kita melakukan percobaan atau
penelitian . Dengan mengenal alat, kita dapat mengetahui fungsi masing-masing bagian dari
alat tersebut serta cara pengoprasian atau penggunaan alat-alat yang akan digunakan dalam
percobaan atau penelitian yang dilakukan. Dan dengan kita mengetahui akan fungsi dan cara
penggunaan alat-alat yang akan digunakan dapat memperlancar jalannya suatu percobaan
atau penelitian. Sehingga dengan berbekal pengetahuan pemahaman akan fungsi dan cara
kerja dari alat yang digunakan kita dapat memperoleh hasil suatu percobaan atau penelitian
yang maksimal.
Selain pengetahuan pemahaman akan alat, kita juga dituntut untuk terampil dalam alat-alat
yang kita gunakan. Hal tersebut harus dibarengi dengan ketelitian dalam melakukan suatu
percobaan ataupun penelitian sehingga didapatkan hasil yang maksimal.
Penggunaan alat-alat laboratorium merupakan suatu cara untuk mengetahui nama dan fungsi
alat-alat laboratorium. Dalam menggunakan alat-alat laboratorium, sebaiknya pengguna
melakukan sterilisasi alat-alat laboratorium yang akan digunakan. Sterilisasi merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk menghilangkan mikroba yang tidak di inginkan.
Dengan pengenalan alat-alat laboratorium. Kita dapat mengetahui berbagai macam alat yang
terdapat di Laboratorium. Selain itu kita juga dapat meminimalisir resiko kesalahan kerja
pada saat melakukan percobaan mikrobiologi. Alat-alat laboratorium mempunyai cara dan
prinsip kerja yang berbeda. Setiap pengguna harus mengikuti hal-hal tersebut agar dalam
menggunakan alat-alat laboratorium tidak terjadi kerusakan alat ataupun hal-hal yang
berbahaya.
Dalam bidang pertanian, penggunaan teknik budidaya konvensional dalam medium tanah
atau pasir seringkali menghadapi kendala teknis, lingkungan maupun waktu. Sebagai contoh,
perbanyakan tanaman dengan biji memerlukan waktu yang relatif lama dan seringkali
hasilnya tidak seperti tanaman induknya. Kendala lain adalah gangguan alam baik yang
abiotik maupun biotik (hama dan penyakit). Kebutuhan akan bibit tanaman dalam jumlah
besar, berkualitas, bebas hama dan penyakit serta harus tersedia dalam waktu singkat
seringkali tidak dapat dicapai dengan metode konvensional bak secara generatif maupun
vegetatif. Istilah kultur jaringan mengacu pada teknik untuk menumbuhkan jasad multiseluler
dalam medium padat maupun medium cair menggunakan jaringan yang diambil dari jasad
tersebut. Teknik ini sekarang telah berkembang luas sehingga bagian yang tanaman
digunakan sebagai bahan awal perbanyakan tidak hanya berupa jaringan melainkan juga
dalam bentuk sel. Secara umum kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan
menggunakan wadah yang tembus pandang dan dalam kondisi yang steril serta dalam kondisi
yang aseptik. Kondisi aseptik (bebas mikroorganisme/patogen) merupakan salah satu
prasyarat keberhasilan teknik kultur jaringan. Semua alat-alat yang digunakan dalam teknik
kultur jaringan harus steril dan aseptik.

Berdasarkan uraian di atas maka haruslah dilakukan praktikum pengenalan alat ini sehingga
praktikan dapat mengetahui alat-alat yang akan digunakan dalam laboratorium kultur jaringan
dan cara-cara penggunaan alat tersebut.
http://sutarno.staff.mipa.uns.ac.id/category/jurnal/
buffer
ekstraksi
CTAB
yang
mempunyai
fungsi
untuk
melisiskan
membran
sel
dan
membran fosfolipid bilayer. fenolkloroform yang berfungsi sebagai pendenaturasi protein.
etanol
yang
berfungsi
sebagai
penghilang fenol-kloroform. Apabila fenol-kloroform masih berada di dalam sampel maka
ada
kemungkinan
akan
menghambat
kerja
enzim-enzim
restriksi
atau
enzim
lain
yang digunakan untuk analisis molekuler. mercatoethanol akan mereduksi senyawa-senyawa
fenolik
yang keberadaannya dapat merusak kualitas DNA.
Istilah bioteknologi memepunyai pengertian penerapan prinsip-prinsip biologi, biokimia dan
rekayasa dalam pengolahan bahan dengan memanfaatkan agensia jasad hidup dan komponenkomponennya untuk menghasilkan barang dan jasa. Hal ini berarti bahwa semua produk atau
jasa yang berasal dari jasad hidup atau komponennya dan yang dihasilkan dari penerapan
teknik biologi, biokimia dan rekayasa adalah produk atau jasa bioteknologi. Secara umum
bioteknologi dapat diklasifikasikan menjadi 2 aras yaitu bioteknologi konvensional dan
bioteknologi modern. Bioteknologi konvensional, penerapan teknik-teknik biologi, biokimia
atau rekayasa masih sangat terbatas sehingga belum mencapai aras rekayasa molekular yang
terarah, dalam hal ini agensia jasad hidup digunakan sebagaimana apa adanya. Jika pun ada
rekayasa, maka rekayasa tersebut masih dalam aras yang belum sepenuhnya dapat
dikendalikan. Sebagai contoh, untuk meningkatkan produksi etanol oleh mikrobia tertentu,
para ilmuwan telah menerapkan teknik mutasi genetik sejak puluhan tahun yang silam.
Teknik mutasi yang diterapkan pada awal perkembangannya, dilakukan secara acak sehingga
hasil mutasi tidak dapat sepenuhnya dikendalikan atau diramalkan. Sedangkan bioteknologi
modern telah mencapai aras rekayasa yang jauh lebih terarah sehingga hasilnya dapat lebih
atau bahkan sepenuhnya dikendalikan. Sebagai contoh, sekarang telah dimungkinkan untuk
melakukan manipulasi genetik pada suatu jasad secara sangat terarah sehingga hasil
manipulasi tersebut dapat diramalkan secara lebih pasti (Yuwono 2006).

Anda mungkin juga menyukai