PENDAHULUAN
Selain itu penderita hipertensi umumnya tidak mengalami suatu tanda atau
gejala sebelum terjadi komplikasi. (Chobanian,dkk.,2004)
Penderita hipertensi di Amerika Serikat diperkirakan sekitar 77,9 juta
atau 1 dari 3 penduduk pada tahun 2010. Prevalensi hipertensi pada tahun
2030 diperkirakan meningkat 7,2% dari estimasi tahun 2010. Data tahun
2007-2010 menunjukkan bahwa sebanyak 81,5% pasien menyadari bahwa
mereka menderita hipertensi, 74,9% menerima pengobatan dengan 52,5%
pasien yang tekanan darahnya terkontrol (Tekanan darah sistolik <140 mmHg
dan diastolic <90 mmHg) dan 47,5% pasien yang tekanan darahnya tidak
terkontrol.
Persentase
pria
yang
menderita
hipertensi
lebih
tinggi
(Go
hipertensi
pelayanan
di masyarakat
kesehatan
belum
(Kemenkes RI,
terdiagnosis
2013b).
Profil
dan
terjangkau
data
kesehatan
mengacu pada Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Standar Pelayanan Medik
seperti derajat kesehatan, keadaan lingkungan, perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS), pelayanan kesehatan, dan perbaikan gizi masyarakat.
Puskesmas Wirobrajan belum dilengkapi dengan fasilitas rawat inap
namun sudah terdapat fasilitas ambulans dan Instalasi Gawat Darurat (IGD)
yang pada saat jam kerja dapat digunakan. Kegiatan pelayanan umum
meliputi balai pengobatan umum (BPU), balai pengobatan gigi (BPG), balai
kesehatan ibu dan anak/ keluarga berencana (BKIA/ KB), unit farmasi, unit
kesehatan sekolah (UKS), konseling gizi, kesehatan lingkungan, promosi
kesehatan dan poli lanjut usia (lansia), konseling PHBS, konseling psikologi,
dan konseling berhenti merokok.
Tabel 1. Rekapitulasi 10 Besar Diagnosis Pasien Puskesmas
Periode 1 30 November 2014
NO KODE
NAMA
.
DIAGNOSIS
JUMLAH
I10
Hipertensi Primer
456
J00
222
E11
290
M13
72
M25.5
Arthralgia
80
J02
Pharingitis
44
K30
Dyspepsia
62
J06.9
40
H81.4
58
10 R42
101
11 R50
75
12 M79.1
Myalgia
60
13 K29
Gastritis
59
14 M19.9
Osteoartritis/OA
55
15 K00.6
54
16 K04.6
49
17 M54.5
44
18 J06.9
43
19 Z34
38
20 E78
Gangguan metabolisme
lipidal urin lain
lipoprotein
dan
37
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah
yang dapat dirumuskan adalah :
a. Bagaimana perbedaan dari keempat subtype dizziness?
b. Bagaimana cara menentukan diagnostic holistic pada pasien ini?
c. Bagaimana melakukan manajemen komprehensif pada pasien ini ?
D. TUJUAN PENULISAN
E. MANFAAT PENULISAN
a. Manfaat untuk puskesmas
Sebagai sarana kerjasama yang saling menguntungkan untuk dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dan
mendapatkan umpan balik dari hasil evaluasi koasisten dalam
rangka mengoptimalkan peran puskesmas.
b. Manfaat untuk mahasiswa
Sebagai sarana keterampilan dan pengalaman dalam upaya
pelayanan
kesehatan
dengan
menerapkan
prinsip-prinsip
kedokteran keluarga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
VERTIGO
A. DEFINISI
Vertigo diartikan sebagai ilusi gerakan atau disorientasi ruang dapat
berupa sensasi lingkungan berputar pada individu atau individu yang berputar
pada lingkungan. Ilusi lain berupa berotasi didalam pesawat vertical, berayun
seperti berada di atas kapal, dan sebagainya. (Irwin,John., 2008). Vertigo
merupakan ilusi rotasi dikarenakan aktivitas neural yang tidak seimbang
antara kanan dan kiri. (Halmagyi, 2005)
B. EPIDEMIOLOGI
Vertigo merupakan gejala yang didapat pada individu dengan prevalensi
sebesar 7%. Beberapa studi telah mencoba utuk menyelidiki epidemiologi
dizziness yang meliputi vertigo dan non vestibular dizziness. Dizziness telah
ditemukan menjadi keluhan yang paling sering diutarakan pasien,yaitu
sebesar 20-30% dari populasi umum. Dari keempat jenis dizziness, vertigo
merupakan yang paling sering yaitu sekitar 54%. Pada sebuah studi
mengemukakan vertigo lebih banyak ditemukan pada wanita dibanding pria
(2:1), sekitar 88% pasien mengalami episode rekuren.
Frekuensi
Di Amerika Serikat, sekitar 500.000 orang menderita stroke setiap tahunnya.
Dari stroke yang terjadi, 85% merupakan stroke iskemik, dan 1,5%
diantaranya terjadi di serebellum. Rasio stroke iskemik serebellum
dibandingkan dengan stroke perdarahan serebellum adalah 3-5:1. Sebanyak
10%
dari
infark
serebellum,
hanya
memiliki
gejala
vertigo
dan
10
dizziness
(khususnya pada hipotensi ortostatik) yang diketahui secara luas karena efek
merugikan obat-obatan. Pasien harus ditanyakan tentang konsumsi kafein,
nikotin, serta alcohol. Trauma kepala dan cedera leher dapat menyebabkan
variasi gejala dari dizziness dari vertigo hingga lightheadedness. Kejadian
dizziness dengan trauma kepala atau vertigo yang diawali dari cedera leher
dilaporkan sebanyak 78-80%.
11
HIPERTENSI
12
A. DEFINISI
Tekanan darah diukur dalam millimeter merkuri (mmHg) dan dicatat
sebagai dua angka yang biasanya ditulis atas dan bawah. Angka yang di atas
adalah tekanan darah sistolik tekanan tertinggi pada pembuluh darah dan
terjadi saat jantung berkontraksi, atau berdenyut. Angka yang dibawah
merupakan tekanan darah diastolic tekanan terendah pada pembuluh darah
yang terjadi saat jantung berelaksasi. (WHO,2013)
Menurut The Seventh Report of the Joint National Committee on
detection, education, and treatment of high blood pressure
(JNC VII),
hipertensi adalah suatu keadaan di mana tekanan darah sistolik lebih dari atau
sama dengan 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari atau sama dengan
90 mmHg.
Tekanan darah yang normal antara sistol dan diastole penting untuk
fungsi yang efisien pada organ-organ vital seperti jantung, otak, dan ginjal
yang mempengaruhi seluruh komponen kesehatan tubuh. (WHO,2013)
B. KLASIFIKASI
Menurut JNC 8, tekanan darah dikelompokkan sebagai berikut:
Category
Normal
Prehypertension
Stage 1 Hypertension
Stage 1 Ambulatory-
Systolic BP (mmHg)
< 120
dan
120 139
atau
140 159
atau
135 155
atau
Diastolic BP (mmHg)
< 80
80 90
90 99
85 95
160
100
atau
Systolic BP
< 120
120 - 129
130 - 139
140 159
160 179
180
140
Diastolic BP
< 80
80 84
85 89
90 99
100 109
110
< 90
13
C. FAKTOR RESIKO
Faktor resiko hipertensi bila semakin banyak yang menyertainya maka
akan lebih memperberat penyakitnya, factor resiko tersebut adalah :
1. Obesitas
Obesitas (kegemukan) adalah meningkatnya massa tubuh karena jaringan
lemak yang berlebihan sehingga meningkatkan kebutuhan metabolic dan
konsumsi oksigen secara menyeluruh, akibatnya curah jantung meningkat.
Menurut Subagio, dkk (1997) di Semarang bahwa perempuan yang sangat
gemuk pada umur 30 tahun mempunyai resiko terkena hipertensi 7 kali
lebih besar dari perempuan yang langsing pada umur yang sama.
(Budistio,M, 2001)
2. Konsumsi tinggi garam
Menurut Budistio, M (2001) asupan Natrium yang tinggi menyebabkan
tubuh meresistensi cairan yang dapat meningkatkan volume darah dan
juga dapat mengecilkan diameter dalam arteri sehingga jantung harus
mampu memompakan darah lebih keras pada ruang yang sempit,
akibatnya tekanan darah akan meningkat.
3. Konsumsi Rokok
Rokok menyebabkan peningkatan denyut jantung, tekanan darah, dan juga
menyebabkan pengapuran sehingga volume plasma darah berkurang
karena tercemar oleh nikotin. Akibatnya, viskositas darah meningkat
sehingga timbul hipertensi. (Dekker, 1996)
4. Stress Psikososial
Stress bersifat fisik maupun mental yang menyebabkan ketegangan dalam
kehidupan sehari-hari mengakibatkan jantung berdenyut lebih kuat dan
cepat sehingga terjadi peningkatan tekanan darah akibat fungsi kelenjar
tiroid terganggu dan produksi adrenalin meningkat sehingga otak
memerlukan darah yang lebih banyak (Budistio,2001)
5. Kurang olahraga
14
15
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identitas
Nama
: Ny. N
: 05 November 1970
Usia
: 44 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pekerjaan
: Wiraswasta
Status Perkawinan
: Menikah
Pendidikan Terakhir
: Tamatan SMA
Kunjungan Puskesmas
: 2014
Kunjungan Rumah
: 12 Desember 2014
Jaminan Kesehatan
: Umum
B. Autoanamnesis
Keluhan utama
: pusing berputar
Keluhan tambahan : bahu terasa pegal dan leher terasa kaku
RPS : Pasien pusing sejak 1 hari, pusing berputar hingga menyebabkan
mual, terjadi penurunan fungsi pendengaran (-), semua benda di
sekitar pasien terasa berputar (+), serasa seperti akan pingsan (-),
pandangan menjadi hitam (-) terhuyug-huyung (-). Keluhan pusing
16
kurang diakibatkan
17
C. Pemeriksaan Fisik
1. Kesan dan Keadaan Umum: Compos Mentis, baik
2. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Nadi
: 80x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup.
Suhu badan
: 36,5C
Pernapasan
: 24x/menit
3. Antropometri
Tinggi Badan
: 158 cm
Berat Badan
: 56 kg
Indeks Massa Tubuh: 22.4
18
Status gizi
: Baik menurut chart WHO untuk orang Asia
4. Kepala : simetris, distribusi rambut merata, warna rambut hitam.
5. Mata : simetris (+/+), konjungtiva anemi (-/-), sklera ikterik (-/-)
6. Pemeriksaan Hidung : simetris (+/+), Sekret (-/-), epistaksis (-/-), deviasi
sputum (-/-).
7. Pemeriksaan Leher
Kelenjar tiroid
: Tidak membesar
Kelenjar lnn
: Tidak membesar, nyeri (-)
JVP
: Tidak meningkat
8. Pemeriksaan Dada
Pulmo:
Inspeksi: simetris, ketertinggalan gerak (-), deformitas (-), retraksi
(-)
Palpasi: simetris, ketertinggalan gerak (-), vokal fremitus normal
Perkusi: sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi: vesikuler (+/+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Cor: S1-S2 reguler, bising (-)
10 Pemeriksaan Abdomen:
Inspeksi: datar, jejas (-)
Auskultasi: bising usus (+) normal
Palpasi: supel, nyeri tekan (-), hepar lien tak teraba, massa (-), ascites (-)
Perkusi: timpani pada seluruh lapang perut
1. Pemeriksaan Ekstremitas:
Akral hangat (+/+), sianosis (-/-), edema (-/-), CRT <2
D. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan.
Disarankan melakukan pemeriksaan Romberg test atau pastpointing test
E. Diagnosis Kerja
Vertigo sentral dan hipertensi grade I primer
F. Penatalaksanaan
1. Farmakologis
R/ Captopril tab mg 25
2 dd tab I
R/ Betahistine tab mg 6
2 dd tab I
2. Non Farmakologis
-
Edukasi, meliputi :
a. Penyakit yang diderita pasien : penyebab, gejala, komplikasi
dan pengelolaannya.
b. Modifikasi gaya hidup sehat
19
menit
Mengatur pola istirahat, yaitu istirahat cukup 6 8 jam /
hari
Mengelola stress
Kebutuhan karbohidrat
Kebutuhan protein
Kebutuhan lemak
Sarapan
(07.00)
Menu
Nasi putih
oseng
ayam
Bahan
Berat
Kalori
Lemak
Protein
Karbohidra
(gr)
(kkal)
(gr)
(gr)
t (gr)
Nasi Putih
100
175
40
Daging
40
50
50
100
25
85
50
12
ayam
Minyak
sawit
Sayur
bening
bayam
Bayam
Apel 1
buah
Selingan
Apel
Pisang
Pisang
150
50
12
Nasi putih
Beras
100
175
40
Sop
Makroni
50
175
40
Bakso
170
50
Wortel
50
25
Kol
50
I
(10.00)
Makan
siang
(13.00)
Tempe
21
ungkep
Tempe
50
75
12
Apel
Selingan
II
Jeruk manis
Apel
85
50
Jeruk
110
50
12
2 buah
(16.00)
Makan
malam
(19.00)
Nasi putih
Beras
100
175
40
Ca
Kangkung
100
25
Minyak
50
50
50
190
50
12
kangkung
sawit
Telur rebus
Selingan
Pepaya
Telur ayam
Pepaya
III
(21.00)
Konsumsi air putih 8 10 gelas per hari
Tabel . Menu makanan sehari-hari
22
BAB IV
PEMBAHASAN
Diagnosis klinis pada pasien ini adalah vertigo dengan hipertensi primer
grade I. Diagnosis tersebut didapatkan berdasarkan anamnesis gejala, riwayat
mengalami kecelakaan ,pemeriksaan fisik. Berdasarkan anamnesis pasien
menderita vertigo sejak 3 tahun yang lalu serta menderita hipertensi sejak 8 tahun
yang lalu. Pusing berputar hingga menyebabkan mual, tanpa terjadi penurunan
fungsi pendengaran. Keluhan pusing berputar dirasakan sejak mengalami
kecelakaan lalu lintas 3 tahun lalu. Pasien mengaku jarang kontrol ke Puskesmas
walaupun obat hipertensinya habis. Pasien baru periksa ketika ada keluhan saja.
Pasien juga tidak rutin minum obat yang diberikan dokter. Tekanan darah paling
tinggi 160/90 mmHg. Pada pemeriksaan tekanan darah yang terakhir 140/90. Hal
ini menunjukkan pasien menderita vertigo sentral dan hipertensi primer grade I.
Illness merupakan keadaan sakit yang dirasakan oleh manusia yang
didapat dari penyakit tersebut (bersifat subyektif).Illness terdiri dari beberapa
komponen, yaitu pemahaman terhadap penyakit, efek penyakit yang dirasakan
pasien terhadap fungsi hidupnya (pergaulan, pekerjaan), perasaan, dan harapan.
23
No
Komponen
Pasien
.
1
Ide
penyakit
HT
diturunkan
dari
ayahnya.
Dapat
disembuhkan dengan mengatur pola makan, obatobatan hanya sebagai tambahan sehingga tidak perlu
dikonsumsi secara rutin.
2
Harapan
Perasaan
Efek
terhadap
fungsi
harus
berpegangan.
Sehingga
pekerjaannya
terbengkalai.
Pekerjaan
Pasien berumur 44 tahun bekerja sebagai wiraswasta. Kegiatan
sehari-hari produksi makanan ringan. Biaya sehari-hari keluarga pasien
berasal dari penghasilan suami dan pasien sendiri, anak pertama mengelola
bisnis produksi makanan ringan bersama dengan pasien. Anak kedua
kuliah di UGM kehutanan. Anak ketiga SMA kelas 3. Anak keempat SMA
kelas 2. Anak kelima SD kelas 4.
3.
Keadaan Rumah
a) Lokasi
(31)
Lubang asap dapur : Tidak ada (0)
Pencahayaan : kurang terang, sehingga kurang jelas untuk
membaca dengan normal (31)
Sarana air bersih : PAM, ada milik sendiri dan memenuhi syarat
kesehatan (100)
Jamban : Ada, leher angsa, septic tank (100)
SPAL : Ada, dialirkan ke selokan terbuka (50)
Sarana Pembuangan Sampah : Ada, kedap air, dan tidak tertutup
(50)
26
Keterangan
KT
KM
KT
D
KT
KT
D = dapur
RM= Ruang
makan
KM = kamar
mandi
KT = kamar tidur
RT: Ruang Tamu
J = Jamban
KT
RM
RK
5.
Skala
Lokasi Rumah
U
1
Ps.
Klitika
AM
6. Lingkungan Sekitar
a. Lokasi Rumah : Terletak di daerah Gampingan WB I Rt 41/09,
rumah masuk gang kecil dengan lebar 1 meter.
b. Halaman : Rumah pasien. memiliki halaman yang menyatu dengan
jalan gang dengan lebar 1 meter, disamping rumah pasien langsung
berhubungan dengan rumah tetangga yang saling berdempetan hanya
terpisah oleh tembok.
c. Pengolahan Limbah : Air limbah langsung mengalir ke selokan
terbuka. Untuk tempat sampah tidak tertutup dan diambil oleh
petugas keliling.
27
Jawaba
Indikator / Pertanyaan
bulan
3
Ya
syarat kesehatan
5
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
10
Tidak
DM 72th
42th
DM
72th
BDC
44 th
Vertigo HT
24th
39th
21th
Asfiksia
2006
17th
16th
10th
B
28
Keterangan :
: Laki-laki
: pasien
:
Perempuan
: meninggal
DM
: Diabetes mellitus
: care giver
B
:
Breadwinner
: Decision maker
1. Family Map
Anak 5
suam
i
Anak 3
Anak 1
Anak
4
Anak 2
Keterangan :
: Fungsional
: disfungsional
2. Bentuk Keluarga
3. Nilai APGAR
29
mengukur
sehat/tidaknya
suatu
keluarga
yang
KRITERIA
PERTANYAAN
HAMPIR
KADANG-
TIDAK
SELALU (2)
KADANG
ADA (0)
(1)
ADAPTASI
Bagaimana
keluarga
satu
anggota
saling
sama
membantu
lain
disaat
membutuhkan
sesuatu?Apakah
pasien
anggota
sesuai
dengan
seharusnya?
PARTNERSHIP
Bagaimana
anggota
tertentu
liburan,
seperti
finansial,
pribadi?
Apakah
dapat
membantu
yang
dihadapi ?
PERTUMBUHAN
Bagaimana
anggota
perubahan
keluarga
selama
30
diberi
kebebasan
yang
diberikan
keluarga
untuk
mengembangkan
kemampuan pasien miliki?
KASIH SAYANG
memberi
perhatian,
perduli,
dan
menunjukkan
kasih
sayangnya
dengan
merawat?Apakah
puas
dengan
pasien
kehangatan
Bagaimana
Keluarga
anggota
anda
berbagi
yang
keluarga
untuk
disediakan
menjalin
kebersamaan
TOTAL
kesimpulannya
fungsi
SUMBER DAYA
PATOLOGI
31
SOCIAL
menyelesaikan
pekerjaannya.
anak 3.
Hubungan dengan
tetangga baik.
CULTURAL
RELIGIUS
Keluarga pasien
beragama islam dan
taat beribadah
ECONOMY
Penghasilan
untuk
cukup
kebutuhan
sehari-hari
EDUCATION
MEDICAL
Jika
sakit
langsung
puskesmas,
pasien
ke
letaknya
32
aksesnya mudah.
Usia
23 th
Life event/crisis
Severity
illness
Stresor
of
psikologis
2006
2006
36 th
36 th
Terdiagnosis HT
Anak ke 6 lahir
2011
2011
2012
41 th
41 th
42 th
meninggal
Trauma kepala
Terdiagnosis vertigo
Ayah kandung meninggal
namun
DIAGNOSIS HOLISTIK:
Vertigo sentral dan hipertensi primer grade I pada wanita paruh baya dengan
mispersepsi terhadap penyakitnya serta fungsi keluarga kurang sehat dalam rumah
tangga tidak berperilaku hidup bersih dan sehat.
MANAGEMENT KOMPREHENSIF
1. Promotif
Edukasi pada pasien dan anggota keluarga pasien (melibatkan minimal 1
anggota keluarga) tentang :
a. Penyakitnya : gambaran bahwa Hipertensi dan vertigo
merupakan penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan
namun dapat dikendalikan tergantung perilaku pasien serta
menjelaskan penyebab, gejala, komplikasi dan pengelolaan
penyakitnya
b. Pentingnya modifikasi gaya hidup dalam pengelolaan penyakit
hipertensi dan vertigonya.
33
dalam
2. Preventif
a. Pentingnya melakukan Perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Pengaturan gaya hidup, pola makan dengan mengkonsumsi sayur
sayuran dan buah buahan tiap harinya.
c. Mengatur aktivitas fisik/ olahraga teratur yaitu aerobic ringan
seperti berjalan (+/- 30 menit/hari, 4 5 hari seminggu)
d. Mengatur pola istirahat, yaitu istirahat yang cukup 6 8 jam/hari.
e. Manajemen stress yang baik
f. Melakukan latihan latihan ringan untuk mengatasi dan
mengadaptasi diri terhadap gangguan keseimbangan sehingga
dapat melatih meningkaykan kemampuan keseimbangan. Contoh
lahitannya :
a. Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata
ditutup
b. Olahraga yang menggerakkan kepala (gerakkan rotasi,
fleksi, ekstensi, gerak miring)
c. Melirikkan mata kearah horizontal dan vertikal.
3. Kuratif
Pada pasien ini diberikan obat captopril 2xi yaitu untuk menurunkan
tekanan darahnya obat Betahistine 2 x 1, yaitu merupakan antihistamin
yang memiliki antivertigo juga memiliki aktivitas antikholinergik.
4. Rehabilitatif
Tidak dilakukan pada pasien ini
5. Palliatif
Belum perlu dilakukan pada pasien ini
34
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil laporan kasus, analisis catatan medis, dan kunjungan
rumah dapat ditarik kesimpulan bahwa diagnosis holistik pasien yaitu
Vertigo sentral dan hipertensi primer grade I pada wanita paruh baya
dengan mispersepsi terhadap penyakitnya serta fungsi keluarga kurang
sehat dalam rumah tangga tidak berperilaku hidup bersih dan sehat.
2.
35
36
DAFTAR PUSTAKA
1. Sura, DJ, Newell, S. 2010. Vertigo- Diagnosis and management in primary care,
Journal : BJMP 2010;3(4):a351.
2. Lempert, T, Neuhauser, H. 2009. Epidemiology of vertigo, migraine and
vestibular migraine. Journa l of Nerology 2009:25:333-338.
3. Labuguen, RH. 2006. Initial Evaluation of Vertigo . Journal : American Family
Physician January 15, 2006 , Volume 73, Number 2.
4. Wibowo, Daniel S. 2009. Anatomi Tubuh Manusia. .Singapore : Elsevier.
5. Arsyad Soepardi, Efiaty, dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
tenggorokan Kepal & Leher. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
6. Marril, KA. Central Vertigo. WebMD LLC. 21 Januari 2011. Diunduh tanggal 13
Desember 2014. http://emedicine.medscape.com/article/794789-clinical#a0217.
7. Turner, B, Lewis, NE. 2010. Symposium Neurology :Systematic Approach that
Needed for establish of Vetigo. The Practitioner Journal September 2010 - 254
(1732): 19-23.
8. Mark, A. 2008. Symposium on Clinical Emergencies: Vertigo Clinical Assesment
and Diagnosis. British Journal of Hospital Medicine, June 2008, Vol 69, No 6.
9. Kovar, M, Jepson, T, Jones, S. 2006. Diagnosing and Treating: Benign
10. Paroxysmal Positional Vertigo . Journal Gerontological of Nursing.
December:2006 .
11. Antunes MB. CNS Causes of Vertigo. WebMD LLC. 10 September 2009.
Diunduh tanggal 13 Desember 2014. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/884048-overview#a0104.
12. Chain, TC.2009. Practical Neurology 3rd edition: Approach to the Patient with
Dizziness and Vertigo. Illnois Journal :Wolter kluwerlippincot William and
wilkins.
37
38