Laju Dekomposisi
Laju Dekomposisi
ta di Hutan Mangrove
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu jaring penampung (litter trap) untuk menampung
serasah yang jatuh, oven untuk mengeringkan serasah, kantong serasah (litter ba
g), tali rafia untuk mengikat jaring, kantong plastik, kertas label untuk menand
ai sampel, kamera untuk dokumentasi. Sedangkan bahan yang digunakan adalah seras
ah mangrove Rhizophora apiculata yang diambil dari kawasan hutan mangrove.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode survei, dimana data yang dikumpulkan
sebagian besar adalah data primer yang diperoleh langsung dari lapangan. Pengam
atan ini, dilakukan dengan metode transek dan petak contoh (transec line plot) a
dalah metode pencuplikan contoh yang berada pada garis yang ditarik melewati wil
ayah ekosistem tersebut. Hasil yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskrip
tif dan dilanjutkan di laboratorium untuk perhitungan jumlah produksi dan kandun
gan karbon serta laju dekomposisi pada serasah Rhyzophora apiculata.
Prosedur Penelitian
Lokasi Penelitian
Penentuan lokasi penelitian ditentukan berdasaraka keberadaan spesies R.
Apiculata yang mana didasari atas pertimbangan-pertimbangan jatuhan serasah sep
erti persyaratan pemasangan jaring penampang yang bebas dari jangkauan air pasan
g dan aspek keamanan. Dimana akan ditempatkan 3 stasiun, dan jarak antar stasiun
adalah 150 m.
Mekanisme Penelitian
Mekanisme penelitian yang akan dilakukan dengan menggunakan metoda trans
ek dan petak contoh (transec line plot) adalah sebagai berikut:
Pada stasiun penelitian ditetapkan dua transek. Jarak dari arah laut ke
arah darat yang tegak lurus terhadap pantai sepanajang 50 m, sedangkan jarak ant
ar transek yang berada dalam stasiun penelitian adalah 100 m.
Pada setiap zona mangrove yang berada di sepanjang transek garis, dileta
kkan petak-petak contoh (plot) berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 10 m x 10 m
sebanyak 3 buah untuk pengamatan tegakan R. Apiculata. Dari satu plot dibagi me
njadi empat sub plot sehingga diperoleh masing-masing sub plot dengan ukuran 5 m
x 5 m.
Pada masing-masing transek, plot 1 berada di jarak 50 m dari pinggir pan
tai ke arah darat, plot II berjarak 10 m dari plot I, dan plot III berjarak 10 m
dari plot II.
Pada setiap petak-petak contoh ukuran 10 m x 10 m (plot) dihitung jumlah
tegakan R. Apiculata.
Penempatan Jaring Penampung Serasah
Pada tiap plot seluas 100 m2 dengan ukuran panjang 10 m x 10 m yang tela
h dibagi menjadi 4 plot dengan ukuran masing-masing plot 25 m2 dengan ukuran pan
jang 5 m x 5 m akan dipilih 2 subplot secara acak untuk penempatan jaring penamp
ung serasah, sehingga akan ditempatkan 6 jaring penampung serasah untuk setiap t
ransek.
Pengumpulan Serasah
Metode yang digunakan untuk pengumpulan serasah adalah metode litter-tra
p (jaring penampung serasah) (Brown, 1984). Jaring penampung serasah berbentuk k
erucut dengan luas jaring 1 m x 1 m, tinggi 0,75 m dan ukuran mata jaring (mezh
size) 2 mm. Jaring penampung serasah dilakukan pada empat pohon mangrove untuk t
iap sub plot pengamatan (5 m x 5 m), jadi untuk tiap transek terdapat 6 jaring d
an pada setiap stasiun terdapat 12 jaring. Pengambilan serasah dilakukan pada ha
ri ke 10, 20,30,40,50 dan 60 hari. Hal ini dilakaukan untuk mendapatkan nilai to
tal produksi rata-rata per hari berat basah dan berat kering pada serasah R.apic
Kadar abu ) %