1. Apa hubungan bibir sumbing dan palatum sumbing dengan anak yang tidak bisa menyusu?
Saat bibir sumbinng, susu masuk kehidung, refelk udara masuk lebih besar dr feflek telan
susu. Menanganinya dengan menepuk punggung scara berkala, posisi dot tegak lurus pd
bayi
Untuk cleft posisi pemberian susu up right position, org tua menggendong bayi 30-45 derajat.
Premi... didesign khusus. Direkomendasikan niple yg banyang, bersayap agar lgsg meuju
faring. Keluargan gambar
Adanya celah bibir shg tdk ada tekanan jd tdk bisa mnyatu,
Ketuban keruh : Ibu hamil yang terbiasa mengunsumsi jamu, air ketubannya bisa jadi kentalbahkan
berwarna hijau keruh. Akibatnya, bayi mengalami kesulitan bernafas sewaktudilahirkan. Belum lagi
kalau air ketuban sampai terhirup bayi yang berakibat fatal.
Hypertrohic Pyloric Stenosis : Ini adalah kelainan bawaan dimana otot yang menghubungkanlambung
dengan usus bayi menebal, hingga terjadi kebuntuan. Penyebabnya sampaisekarang belum diketahui
pasti. Akan tetapi ada beberapa faktor yang diduga sebagaipencetusannya. Antara lain stres selama
kehamilan.
Kelainan jantung : Jamu juga bisa menyebabkan gangguan jantung pada janin, salah satunyaadalah
kebocoran sekat jantung, terlebih bila konsumsi hamil muda.
4. feeding plate?
5. Feeding obturator merupakan plat yang didesain untuk menutup celah yang terbuka
pada palatum penderita CLP.2,4 Feeding obturator berperan sebagai penutup celah
pada palatum. sehingga mampu mencegah masuknya makanan keadalam saluran
hidung, mengurangi insidensi tesedak dan memperpendek waktu pemberian makan.
Feeding obturator juga berperan dalam mencegah lidah memasuki celah sehingga
tidak mengganggu pertumbuhan spontan palatum ke arah midline. Selain itu,
obturator mengurangi lewatnya makanan ke dalam naso-faring sehingga mengurangi
kejadian otitis media dan infeksi naso-pharynhgeal.2 Penggunaan feeding obturator
mengembalikan fungsi dasar pengunyahan, penelanan dan berbicara sampai CLP
dioperasi.2,4,10
6.
7. Gambar 2. Teknik pembuatan feeding plate obturator.4
Obturator dapat dibuat sesegera mungkin setelah bayi dilahirkan.2 Prosedur pembuatan
feeding obturator diawali dengan pencetakan dengan bahan cetak polivinyl siloxane
menggunakan jari yang dilapisi kasa, kemudian hasil cetakan ini dicor dengan dental
stone tipe III sehingga didapatkan model kerja. Pada model kerja
dibuat pola lilin, lalu di flashking, boiling out, dan pengisian mold dengan resin akrilik
(gambar 2).4
Pasien di follow up setiap 3-4 minggu untuk mengecek adaptasi feeding obturator dan
setiap 3 bulan disarankan untuk membuat feeding obturator yang baru.2 Pada pembuatan
feeding obturator, tantangan terbesar adalah saat pencetakan, karena adanya kendala
ukuran rongga mulut bayi, variasi anatomi yang berhubungan dengan keparahan celah
dan kurangnya kemampuan bayi untuk bekerja sama.2
8. Cleft alveolar?
9. Efek cleft dengan tubuh kembang? Ex : maksila, mandibula
10. Bagaimana tiap organ bisa menyatu sedikit demi sedikit
Proses Konsepsi dan Pertumbuhan Janin Konsepsi menyangkut fertilisasi dan pelekatan
embrio pada dinding uterus. Fertilisasi adalah peleburan inti sel sperma dan inti sel telur yang
terjadi di saluran telur (oviduk) atau di uterus. Pada saat fertilisasi kepala sel sperma
menembus dinding sel telur sedang ekor tertinggal di luar membentuk zigot (2n) yang terus
membelah mitosis menjadi 32 sel (morula). Morula berkembang menjadi blastula. Bagian
dalam blastula akan membentuk janin sedang bagian luarnya membentuk trofoblast (bagian
dinding untuk menyerab makanan dan akan berkembang menjadi plasenta. Pada usia hari ke
4-5 setelah ferlitilasi blastula bergerak ke uterus dan melakukan implantasi (pelekatan) di
uterus pada hari ke-6. Balastula kemudian berkembang menjadi grastula (punya lapisan
ektodermis, mesodermis, dan endodermis). Selanjutnmya gastrula berkembang menjadi
embrio setelah melalui peristiwa diferensiasi, spesilisasi, dan organogenesis. Ektodermis
akan membentuk susunan saraf, hidung, mata, epidermis, kelenjar kulit. Mesodermis akan
membentuk jaringan tulang, otot jantung, pembuluh darah, limfa, ginjal, klenjar kelamin.
Endodermis akan membentuk kelenjar gondok, hati, pankreas, kandung kemih, saluran
pencernaan, saluran pernapasan.
5. Blastula lapisan yaitu ektodermis, mesodermis (ektodermis yang berinvaginasi) dan endodermis.
6. Embrio 5 minggu mempunyai panjang 1 cm, kuncup tangan, mata, jantung, hati tumbuh.
7. Embrio 14 minggu mempunyai panjang 6 cm, organ lengkap sudah terbentuk.
8. Embrio 20 minggu mempunyai panjang 30 cm, organ lengkap semakin tumbuh dengan sempurna.
9. Embrio 38 minggu mempunyai panjang 45 cm dengan berat 3 Kg. Embrio pada tahap
perkembangan dilapisi oleh 4 membran yaitu:
a. Kandung kuning telur (tidak berkembang)
b. Amnion (cairan ketuban 800 ml yang melindungi embrio dari tekanan dan benturan)
c. Alantois (rudimenter) plasenta (benrtuk cakram dengan diameter 20 cmd. Korion tebal 2,5 cm)
10. Menjelang kelahiran, kadar estrogen meningkat yang menyebabkan kontraksi uterus meningkat
dan produksi prolaktin oleh hipofisa meningkat yang meransang kelenjar susu.