A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pengolahan benih atau prosesing dan penyimpanan suatu kegiatan di
antara kegiatan lainnya dalam teknologi benih memiliki arti yang sangat
penting. Prosesing dan penyimpanan benih merupakan cara untuk
mempertahankan viabilitas yang maksimum selama mungkin, sehingga
simpanan energi yang dimiliki benih tidak menjadi bocor dan benih
mempunyai cukup energi untuk tumbuh pada saat ditanam. Maksud dari
penyimpanan benih di waktu tertentu adalah agar benih dapat ditanam pada
waktu yang diperlukan dan untuk tujuan pelestarian benih dari sesuatu jenis
tanaman. Tujuan utama penyimpanan benih adalah untuk menjamin
persediaan benih yang bermutu bagi suatu program penanaman bila
diperlukan.
Penyimpanan benih atau kelompok benih (lot benih) diharapkan
dapat mempertahankan kualitas benih dalam kurun waktu tertentu sesuai
dengan lamanya penyimpanan. Benih juga mempunyai umur (jangkauan
umur) artinya bahwa suatu ketika benih juga akan mati. Sangat penting
untuk mengetahui berapa lama benih dapat disimpan sebelum digunakan.
Seringkali umur benih dikaikan dengan daya simpan benih. Durasi atau
lamanya penyimpanan benih akan sangat tergantung kepada sifat dormansi
benih. Benih-benih dengan sifat dorman yang lama, maka akan memiliki
peluang untuk disimpan lama. Benih-benih ortodoks yang memiliki ciri
masa dormansi yang lama, sehingga jenis-jenis benih tersebut dapat
disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama. Berbeda halnya dengan
jenisbenih
penyimpanananya harus sesuai dengan kadar air kritis pada benih sehingga
embrio terjaga untuk tetap hidup. Oleh karena itu, hal tersebut akan dibahas
lebih lanjut pada praktikum prosesing dan penyimpanan benih ini.
2. Tujuan Praktikum
penting
dalam
industri
pangan,
kimia
maupun
industri
Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Prosesing dan Penyimpanan Benih Jagung (Zea
mays) dan Jeruk (Citrus sp.)
Kadar
Jumlah
Kondisi KK
Bahan
Perlakuan
Penyimpanan
Air
Biji
Benih
(%)
Benih
Sebelum
5
32,3 Normal
0
Kertas
Jagung
Sesudah
5
11,06 Normal
100
(Zea
Sebelum
5
32,3 Normal
0
mays)
Curah
Sesudah
5
11,05 Normal
100
Jeruk
Abu dapur
Sebelum
5
31,23 Normal
0
DK
(%)
100
100
100
100
0
Sesudah
Sebelum
Curah
Sesudah
Sumber : Laporan Sementara
5
5
5
(Citrus
sp.)
Analisa Data :
a. Jagung (Zea mays) pada Perlakuan Kertas
1) Daya Kecambah (DK) Sebelum Penyimpanan
DK =
= x 100%
= 0%
2) Daya Kecambah (DK) Setelah Penyimpanan
= x 100%
= 100%
Normal
Normal
Normal
Sumber : Dokumentasi
DK =
10,8
31,23
10,1
0
0
0
0
0
0
= x 100%
= 0%
4) Kecepatan Kecambah (KK) Setelah Penyimpanan
KK =
= x 100%
= 100%
b. Jagung (Zea mays) pada Perlakuan Curah
1) Daya Kecambah (DK) Sebelum Penyimpanan
DK =
= x 100%
= 0%
2) Daya Kecambah (DK) Setelah Penyimpanan
DK =
= x 100%
= 100%
3) Kecepatan Kecambah (KK) Sebelum Penyimpanan
KK =
= x 100%
= 0%
4) Kecepatan Kecambah (KK) Setelah Penyimpanan
KK =
= x 100%
= 100%
c. Jeruk (Citrus sp.) pada Perlakuan Abu Dapur
1) Daya Kecambah (DK) Sebelum Penyimpanan
DK =
= x 100%
= 0%
2) Daya Kecambah (DK) Setelah Penyimpanan
DK =
= x 100%
= 0%
3) Kecepatan Kecambah (KK) Sebelum Penyimpanan
KK =
= x 100%
= 0%
4) Kecepatan Kecambah (KK) Setelah Penyimpanan
KK =
= x 100%
= 0%
d. Jeruk (Citrus sp.) pada Perlakuan Curah
1) Daya Kecambah (DK) Sebelum Penyimpanan
DK =
= x 100%
= 0%
2) Daya Kecambah (DK) Setelah Penyimpanan
DK =
= x 100%
= 0%
3) Kecepatan Kecambah (KK) Sebelum Penyimpanan
KK =
= x 100%
= 0%
4) Kecepatan Kecambah (KK) Setelah Penyimpanan
KK =
= x 100%
= 0%
2.
Pembahasan
Prosesing benih meliputi kegiatan yang dilakukan oleh petani
setelah benih tersebut dipanen dan sebelum disimpan, yaitu meliputi
pengumpulan benih, pembersihan, pengeringan, sortasi, grading dan
kegiatan-kegiatan khusus lainnya (Sutopo 2002). Selama dalam
penyimpanan, kadar air benih merupakan salah satu faktor yang sangat
mempengaruhi daya simpan benih. Oleh karena itu, pada waktu panen
diusahakan benih yang dipanen merupakan benih yang telah masak
fisiologis, dengan kadar air rendah, atau jika pada waktu panen kadar air
masih tinggi, maka benih tersebut harus segera dikeringkan terlebih
dahulu sebelum akhirnya disimpan.
Menurut Sutopo (2008), bahwa penyimpanan merupakan salah
satu mata rantai terpenting dalam rangkaian kegiatan teknologi benih.
Tujuan utama penyimpanan benih adalah untuk mempertahankan
acara
Prosesing
dan
Penyimpanan
Benih
ini
,kadar airnya menyusut 10,08% serta pada perlakuan curah, kadar airnya
menjadi 10,01%. Pada semua perlakuan baik sebelum dan setelah
perlakuan, persentase daya kecambah benih 0%. Hal ini disebabkan,
sebelum dilakukan perlakuan, kadar air yang masih tinggi dan tempat
perkecambahan yang lembab menyebabkan lebih cepat berkembangnya
patogen terbawa benih sehingga menghambat daya kecambah benih.
Begitupula setelah dilakukan perlakuan kadar air berada dibawah
ambang toleransi kadar benih sehingga embrio dalam benih menjadi
mati.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil pengamatan
dan pembahasan acara Prosesing dan Penyimpanan Benih adalah:
a. Prosesing benih meliputi kegiatan yang dilakukan setelah benih
tersebut
dipanen,
yaitu
pengumpulan
benih,
pembersihan,