Anda di halaman 1dari 23

II.

GAMBARAN UMUM PROYEK

A. Lokasi Proyek
Proyek pembangunan Hotel Whiz Prime Lampung berlokasi di Ahmad Yani
No.21-23, Kecamatan Enggal, Bandar Lampung. Jalan ini merupakan jalan
protokol dengan lebar 2 x 7 meter. Adapun batas-batas proyek pembangunan
Hotel Whiz Prime Lampung sebagai berikut :
a. Sebelah Selatan

Jalan Ahmad Yani

b.Sebelah Barat

Pertokoan

c. Sebelah Utara

: Pemukiman warga

d. Sebelah Timur

: Pertokoan.

Gambar 1. Lokasi Proyek Pembangunan Hotel Whiz Prime Lampung

B. Data Umum Proyek


1. Nama Proyek

Pembangunan Hotel Whiz Prime


Lampung Paket Pekerjaan Pondasi Tiang
Pancang
2. Lokasi
No.21-23,

Jalan

Kecamatan

Ahmad

Enggal,

Yani
Bandar

Lampung
3. Pemilik Proyek

PT.

Daya Cipta Asia


4. Nilai Proyek

Rp.

2.601.500.000
5. Konsultan Perencana
a) Konsultan Arsitektur

: PT. Arkitekton Limatama

b) Konsultan Struktur

: PT. Cipta Sukses

c) Konsultan M & E

: PT. Malmass Mitra Teknik


6. Kontraktor Pelaksana :

a) Kontraktor Pemancangan : PT. Structural Precast Concrete Indonesia


b) Kontraktor Utama

: PT. Adhi Karya Tbk.


7. Jenis Pelelangan

Pemilihan Langsung
8. Sifat Kontrak

Lump Sum dan Harga Satuan

Gabungan

10

9. Cara Pembayaran

Weekly

Progress
10.Uang muka

20 % dari nilai

11.Jaminan Pemeliharaan :

5 % dari nilai

kontrak

kontrak
12.Waktu Pelaksanaan

Bulan (61 hari kalender)


13.Waktu kerja Rencana :

26 September

2014 s.d. 26 November 2014


14.Masa Pemeliharaan

3 bulan

(90 hari kalender)


15. Bangunan

: semi-basement + 14 Lantai

16. Luas Area

: 1774,536 m2

C. Data Struktur Proyek


Data struktur proyek adalah data yang berkaitan langsung dengan keadaan
struktur suatu proyek. Pada pembangunan Hotel Whiz Prime Lampung
memiliki data struktur proyek sebagai berikut :
1. Luas Bangunan
Proyek pembangunan Hotel Whiz Prime Lampung ini memiliki luas area
+ 1774,536 m2 yang terdiri dari semi-basement, dan 14 lantai dengan
ukuran bangunan 20,25 m x 32,61 m
660,3525 m2.

dan luas seluruh bangunan

11

2. Pondasi
Pondasi yang digunakan pada proyek ini adalah pondasi tiang pancang
dengan menggunakan precast prestressed concrete pile yang diproduksi
oleh PT. Saeti Concreticon Wahana, dengan panjang 12 m, mutu beton K500, dengan dimensi 400/400.
3. Pilecap
Pilecap yang digunakan pada proyek ini memiliki ketebalan 1200 mm
dengan mutu beton K-500. Tulangan yang dipakai pada pilecap ini adalah
tulangan baja ulir D12 dan D10 dengan fy 4000 kg/cm2.
4. Sloof
Sloof yang digunakan berdimensi 200/300, 250/600 300/500, 300/600,
300/700, dan 300/800 dengan tulangan yang dipakai adalah baja ulir D22
dan tulangan sengkang dengan D10 dengan jarak 100 mm 200 mm.
5. Kolom
Pada proyek pembangunan Hotel Whiz Prime Lampung dipakai beberapa
tipe kolom dengan dimensi yang berbeda-beda dan penggunaan tulangan
yang juga berbeda menurut kebutuhan dan perhitungan. Mutu beton yang
digunakan adalah setara dengan mutu K (fc = 35 MPa), dengan mutu baja
BJTD 40 (fy = 400 MPa). Diameter tulangan utama D19 dan D16 dengan
sengkang D10 dengan jarak 100 mm 200 mm.
7. Balok

12

Balok induk yang digunakan pada proyek ini memiliki dimensi 30 x 60 cm


sedangkan pada balok anak dengan dimensi 25 x 60 cm, 30 x 50 cm, 25 x
55 cm, dan 25 x 75 cm. Tulangan utama yang digunakan adalah baja
tulangan ulir D19 mm dan D22 mm, sedangkan untuk sengkang digunakan
tulangan baja ulir (BJTD-40) D10. Pengecoran balok dilakukan dengan
menggunakan beton ready mix, dimana mutu beton yang digunakan yaitu
fc 30 Mpa.
8. Pelat
Pada proyek pembangunan Hotel Whiz Prime Lampung menggunakan
wiremesh dengan

pelat dibagi menjadi 3 tipe, yaitu S1, S2, dan S3,

dengan tebal masing-masing pelat 120, 150 dan 200 mm. Wiremesh yang
digunakan berukuran 150 x 150 mm dan 300 x 300 mm. Pengecoran pelat
lantai menggunakan beton ready mix dengan mutu beton fc 30 Mpa.

9. Shear wall
Shear wall dalam proyek pembangunan Hotel Whiz Prime Lampung ini
dibagi menjadi 2 tipe, yaitu SW1 yang digunakan pada tangga dan SW2
digunakan pada lift. SW1 memiliki ketebalan 400 mm dan panjang 5050
mm, sedangkan SW2 dengan tebal 400 mm dan panjang 9850 mm.
Pengecoran shear wall menggunakan beton ready mix dengan mutu beton
fc 35 Mpa.

13

10. Retaining wall


Retaining wall pada proyek pembangunan Hotel Whiz Prime Lampung ini
menggunakan mutu beton fc = 35 Mpa.
11. Dinding
Dinding yang digunakan adalah pasangan dinding bata dengan ukuran
bata 4 x 10 x 18 cm dengan dinding di plester dan di cat. Pada setiap
luasan dinding 16 m2 dibuat kolom praktis berdimensi 120/120.
D. Fungsi dan Fasilitas Bangunan
Dalam Proyek Pembangunan Hotel Whiz Prime Lampung Paket Pekerjaan
Pondasi Tiang Pancang disediakan fasilitas-fasilitas proyek sebagai berikut :
1. Base camp staf proyek
Untuk proyek ini disediakan base camp berupa rumah untuk staf proyek
yang disewa oleh pihak PT. Structural Precast Concrete Indonesia yang
letaknya tidak jauh dari lokasi proyek berlangsung.
2. Pos Keamanan
Pos satpam menggunakan ruang yang dibangun berada di depan pintu
masuk pagar proyek dengan tiga orang yang bertindak sebagai security dan
bekerja part time sesuai waktu yang telah ditentukan pada masing-masing
orang.
3. Pagar Proyek

14

Pembuatan pagar proyek dalam suatu pelaksanaan proyek konstruksi


merupakan suatu keharusan. Hal tersebut, untuk menjamin keamanan kerja
dalam lingkungan proyek. Karena fungsinya sebagai pengaman, maka
pagar harus dibuat kokoh agar tidak mudah roboh.
4. Listrik dan Air
Listrik merupakan sarana penting dalam membantu proses pelaksanaan
proyek dalam pengoperasian beberapa alat kerja seperti alat bor, molen
dan lain-lain., sedangkan air berfungsi sebagai bahan untuk pembentuk
campuran beton. Pada proyek ini fasilitas listrik dan air.
E. Manajemen Proyek
Manajemen proyek merupakan suatu kegiatan usaha interaksi dan koordinasi
beberapa tindakan atau kegiatan, dimana kegagalan salah satu tindakan atau
kegiatan akan berdampak tehadap kegiatan lainnya. (Kustiani, Ika, 2001)
Interaksi ini dapat menghasilkan sesuatu secara langsung yang diketahui
hasilnya, tetapi juga terkadang sulit dipisahkan dari hasil yang tidak pasti.
Sebagai contoh beberapa lingkup pekerjaan akan berdampak terhadap biaya
proyek, kondisi ini pasti akan berdampak terhadap moral tim dan kualitas
pekerjaan.
Manajemen proyek mengaplikasikan pengetahuan, kemampuan, peralatan dan
teknik untuk kegiatan proyek guna memenuhi kebutuhan proyek. Manajemen
proyek ini dapat terpenuhi dengan menggunakan suatu phase proses seperti,

15

inisiasi (insiating), perencanaan (planning), eksekusi (executing), control


(controlling) dan penutupan (closing).
Hubungan fase proses manajemen proyek dapat digambarkan sebagai berikut :
Planning Processes

Insiating Processes

Controlling Processes

Executing Processes

Closing Processes

Gambar 2. Fase Manajemen Proyek


Keterangan :
(Kegiatan normal)
(Perubahan kegiatan dengan skala besar)
(Perubahan kegiatan dengan skala kecil)

Kegiatan Manajemen Proyek meliputi :


1. Inisiasi (Insiating)
Insiasi merupakan proses formal pembentukan organisasi proyek dan
penjelasan atas tanggung jawab serta kewenangannya. Dalam proses
inisiasi dibahas mengenai deskripsi proyek yang akan dilaksanakan,

16

strategi pelaksanaan, kriteria proyek dan informasi lain atas didapatnya


proyek tersebut termasuk faktor-faktor sosial yang berpengaruh dan aspek
hukum yang digunakan. Input dari proses inisiasi proyek adalah uraian
pekerjaan, rencana strategi, kriteria seleksi proyek, dokumen informasi.
Sarana dan teknik yang digunakan adalah metode seleksi proyek dan
pendapat para ahli. Output yang digunakan adalah uraian proyek, proyek
manajer yang disyaratkan, keahlian yang diperlukan, asumsiasumi yang
digunakan.
2. Perencanaan (Planning)
Merupakan proses pengelompokan dan dokumentasi atas bagian pekerjaan
yang apabila digabungkan merupakan suatu kelompok proyek menyeluruh
yang harus diselesaikan. Input dari perencanaan adalah uraian dari
pekerjaan, uraian proyek, keahlian yang diperlukan, asumsi asumsi yang
dipergunakan. Sarana dan teknik yang digunakan adalah analisa
pekerjaan, analisa biaya, alternatif identifikasi, pendapat para ahli. Output
dari perencanaan adalah batasan lingkup pekerjaan, data pendukung,
rencana pengendalian lingkup pekerjaan.
3. Pelaksanaan (Executing)
Merupakan proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang telah
direncanakan dan sesuai dengan gambar kerja. Input dari pelaksanaan
adalah shop drawing yang telah disetujui. Sarana dan teknik yang
digunakan adalah material, peralatan dan tenaga kerja. Output dari
pelaksanaan adalah bangunan yang berdiri sesuai gambar kerja.

17

4. Kontrol (Controlling)
Kontrol perubahan sangat diperlukan, hal ini terkait dengan persetujuan
para pihak atas terjadinya perubahan secara kontraktual. Perubahan ini
dapat mempengaruhi biaya yang telah ditetapkan, waktu dan kualitas yang
telah disepakati dan cara penanganan setelah berubah metode kerja. Input
dalam proses kontrol perubahan adalah work breakdown structure, laporan
harian / mingguan / bulanan, permintaan perubahan, rencana pengendalian
lingkup pekerjaan. Sarana dan teknik yang digunakan adalah prosedur
kontrol perubahan, tata cara pengukuran, tambahan rencana kerja
selanjutnya. Output yang dihasilkan adalah lingkup perubahan, tindakan
perbaikan, pembelajaran / tambahan pengalaman, penyesuaian dasar waktu
pelaksana.
5. Closing
Merupakan proses akhir pekerjaan dan penutupan administrasi proyek atau
project close out dengan membuat laporan proyek selesai (LPS) dan
diterimanya berita acara serah terima II.

F. Sistem Pelelangan
1. Penjelasan Umum
Tender pelaksanaan suatu bangunan dalam bidang pemborongan jasa
konstruksi atau sering juga disebut Pelelangan adalah salah satu sistem
pengadaan bahan dan jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat

18

diantara penyedia bahan/jasa yang setara dan memenuhi syarat. Dalam


bidang jasa konstruksi, tender pelaksanaan dilakukan oleh pemberi tugas /
pemilik proyek, dengan mengundang beberapa perusahaan kontraktor
untuk mendapat satu pemenang yang mampu melaksanakan pekejaan
sesuai persyaratan yang ditentukan dengan harga yang wajar dan dapat
dipertanggungjawabkan

baik

dari

segi

mutu

maupun

waktu

pelaksanaannya.
Berdasarkan Perpres Nomor 70 Tahun 2012, pemilihan penyedia
barang/jasa dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :
a. Pelelangan Umum
Pelelangan umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh
semua Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang
memenuhi syarat.

b. Pelelangan Terbatas
Pelelangan terbatas adalah metode pemilihan Penyedia Barang/
Pekerjaan

Konstruksi

dengan

jumlah

Penyedia

yang

mampu

melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks.


c. Pelelangan Sederhana

19

Pelelangan sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa


Lainnya

untuk

pekerjaan

yang

bernilai

paling

tinggi

Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).


d. Pemilihan Langsung
Pemilihan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan
Konstruksi

untuk

pekerjaan

yang

bernilai

paling

tinggi

Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).


Pada Proyek Pembangunan Hotel Whiz Prime Lampung Paket Pekerjaan
Pondasi Tiang Pancang, metode pemilihan barang dan jasa dilakukan
dengan pemilihan atau penunjukan langsung.
2. Kegiatan Tender
Untuk pelaksanaan sebuah proyek pada umumnya owner harus melakukan
pemilihan terhadap kontraktor agar bersedia bekerja sama untuk
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan perjanjian yang akan disepakati.
Tahapan pemilihan tersebut dilaksanakan dengan cara mengadakan
pelelangan (tender) pekerjaan dimana pada tahap ini kontraktor berhak
mengajukan penawaran atas pekerjaan yang ditawarkan oleh owner. Pada
proyek ini sifat tender yang digunakan adalah pemilihan langsung.
G. Sistem Kontrak
1. Gambaran Umum

20

Sebelum pelaksanaan proyek berlangsung terlebih dahulu diadakan


perjanjian-perjanjian antara pihak yang terkait dalam proyek tersebut.
Perjanjian-perjanjian tersebut dimuat di dalam sebuah kontrak konstruksi
yang disepakati bersama.
Surat kontrak konstruksi adalah dokumen yang mempunyai kekuatan
hukum yang memuat persetujuan bersama secara sukarela, dimana pihak
kedua, yaitu PT. Structural Precast Concrete Indonesia berjanji untuk
memberikan jasa dan menyediakan material untuk membangun dan
menyelesaikan proyek bagi pihak kedua, sedangkan pihak kesatu,
PT. Daya Cipta Asia berjanji untuk membayar sejumlah uang sebagai
imbalan atas jasa dan material yang digunakan oleh pihak kesatu. Hal yang
termasuk di dalamnya adalah jenis kontrak, definisi lingkup kerja,
spesifikasi material, peralatan, sistem pembayaran, jaminan pelaksanaan
dan waktu pelaksanaan.

2. Jenis Kontrak
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 70 Tahun 2012
tentang Pengadaan Barang dan Jasa, Jenis-jenis kontrak yang umum
digunakan pada proyek konstruksi di Indonesia antara lain:
1. Kontrak Lump Sum

21

Seluruh harga kontrak dianggap tetap dan pemilik proyek tidak


mengakui adanya fluktuasi biaya konstruksi proyek. Fluktuasi biaya
yang terjadi selama proses konstruksi sepenuhnya menjadi tanggung
jawab kontraktor.
2. Kontrak Harga Satuan (Unit Price)
Kontrak ini adalah kontrak di mana sistem pengadaan barang dan jasa
atas penyelesaian seluruh pekerjaan ditentukan dalam batas waktu
tertentu dengan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap
satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu yang volume
pekerjaannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume
pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan Penyedia Jasa.
3. Kontrak Gabungan Lump Sum Dan Harga Satuan
Kontrak yang merupakan gabungan dari kontrak Lump sump dan
kontrak hargas satuan.
4. Kontrak Terima Jadi (Turnkey)
Pada kontrak jenis ini segala kebutuhan dalam pelaksanaan proyek dan
penyediaan dananya diatur oleh kontraktor. Pemilik akan membayar
semua biaya pembangunan proyek kepada kontraktor sesuai dengan
perjanjian yang ada setelah proyek selesai ditambah dengan masa
pemeliharaan. Jika pihak pemilik proyek menghendaki diadakannya
perubahan terhadap bangunan maka biaya yang berhubungan dengan
hal tersebut diperhitungkan sebagai biaya tambah-kurang.

22

5. Kontrak Persentase
Kontrak Persentase merupakan kontrak pengadaan jasa konsultansi/jasa
lainnya, dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Penyedia

Jasa

Konsultansi/Jasa

Lainnya

menerima

imbalan

berdasarkan persentase dari nilai pekerjaan tertentu.


b. Pembayarannya didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang
dihasilkan sesuai dengan isi kontrak.
Kontrak yang disepakati pada Proyek Pembangunan Hotel Whiz Prime
Lampung Paket Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang adalah gabungan Lump
Sum dan harga satuan (unit price) dengan nilai kontrak sebesar Rp.
2.601.500.000,- sudah termasuk nilai PPn sebesar 10%.
Kontraktor dalam melaksanakan tugas serta lingkup pekerjaan berdasarkan
atas dokumen kontrak yang telah disepakati, secara nyata dapat dilihat
pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
3. Sistem Pembayaran
Dalam proyek ini owner memberikan uang muka sebesar 20 % dari nilai
proyek sebagai modal utama pengadaan material dan tenaga kerja. Sebagai
jaminan pelaksanaan, sebelum awal pelaksanaan proyek ini PT. Structural
Precast Concrete Indonesia menyerahkan sebesar 5 % dari nilai kontrak
berupa jaminan bank kepada owner dan akan dikembalikan setelah
pekerjaan selesai 100 % (serah terima pertama).

23

Pembayaran selanjutnya dilakukan sesuai dengan kemajuan prestasi


pekerjaan selama 2 mingguan dikurangi uang muka secara proposional
sampai suatu saat modal 20 % itu habis. Secara umum pembayaran ini
dilakukan dengan weekly progress (kemajuan proyek mingguan).
Owner yang diwakili oleh direksi lapangan harus mengecek progress
report yang diajukan kontraktor sesuai dengan keadaan sebenarnya. Bila
sesuai, maka dibandingkan dengan nilai kontrak dan dibuat laporan
progress yang diserahkan ke owner untuk mendapatkan pembayaran.
Setelah akhir masa pekerjaan juga masih terdapat retensi 5 % sebagai
tanggung jawab pemeliharaan (maintenance) pihak kontraktor. Tanggung
jawab ini berlaku selama tiga bulan setelah proyek selesai, dan penyerahan
retensi dilakukan setelah berita acara serah terima (BAST) II ditanda
tangani.
4. Jangka Waktu Pelaksanaan
PT. Structural Precast Concrete Indonesia memulai pekerjaan setelah
mendapatkan surat perintah mulai kerja (SPMK) serta serah terima lahan
yang akan dilaksanakan. Dalam SMPK dicantumkan saat paling lambat
dimulainya pelaksanaan kontrak yang akan dinyatakan penyedia jasa
dalam pernyataan dimulainya pekerjaan. Dalam SMPK pada proyek ini,
tercantum bahwa pekerjaan harus dimulai selambat-lambatnya 7 hari
setelah SMPK dirterbitkan. SMPK proyek ini diterbitkan pada tanggal 25
September 2014, maka pekerjaan harus dimulai selambat-lambatnya pada
2 Oktober 2014. Namun keadaan dilapangan pekerjaan proyek ini dimulai

24

pada tanggal 5 Oktober 2014, hal ini menunjukkan adanya keterlambatan


waktu pelaksanaan. Untuk mengatasi keterlambatan ini maka dilakukan
percepatan pada jadwal pelaksanaan yakni dengan pengaturan jadwal
sehingga direncanakaan masa pelaksanaan menjadi 30 hari agar proyek ini
dapat selesai sesuai dengan waktu yang direncanakan. Kerja praktik
dimulai pada tanggal 7 Oktober 2014 hingga 15 Nopember 2014. Dalam
tenggang waktu tersebut terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan, hal
tersebut terjadi karena faktor mobilisasi tiang pancang yang terlambat
pada saat pelaksanaan.
H. Struktur Organisasi
1. Struktur Organisasi Proyek
Struktur organisasi proyek merupakan susunan yang memberikan
gambaran tentang pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek. Struktur
organisasi proyek bertujuan untuk mencapai pelaksanaan kerja yang
efektif dan efisien dalam pembagian tugas dan tanggung jawab.
Untuk mencapai suatu tujuan dalam pengelolaan suatu proyek, diperlukan
suatu koordinasi kerja antar pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan
proyek yang baik dan jelas.
Prinsip dasar manajemen yang harus diperhatikan dalam struktur
organisasi kerja adalah :
1. Masing-masing personil memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai
dengan wewenang yang diberikan untuk mengambil keputusan sesuai
dengan jabatannya.

25

2. Jalur instruksi harus langsung dan sependek mungkin.


3. Uraian pekerjaan untuk masing-masing personil harus jelas dan
terperinci.
4. Iklim kerja harus dibina agar kerja sama dapat berjalan dengan baik.
Adapun unsur-unsur organisasi proyek terdiri dari:
a. Pemilik Proyek (Owner)
Pemilik proyek adalah orang atau badan hukum yang menghendaki
dilaksanakannya suatu proyek sekaligus sebagai penyandang dana atas
pembangunan proyek tersebut. Pada proyek pembangunan Hotel Whiz
Prime Kota Bandar Lampung, pemilik proyeknya adalah PT. Daya
Cipta Asia.
Hak dan kewajiban pemilik proyek :
1. Melakukan kontrak dengan konsultan perencana, konsultan
pengawas, maupun kontraktor, yang memuat tugas dan wewenang
masing-masing secara jelas.
2. Menyediakan dana yang diperlukan untuk pembangunan proyek
tersebut.
3. Menerima atau menolak saran-saran kontraktor dalam kaitannya
dengan pembangunan proyek.
4. Menyetujui

atau

menolak

penambahan,

pengurangan

dan

perubahan pekerjaan diluar dokumen kontrak yang diusulkan


kontraktor.

26

5. Memberikan informasi dan penjelasan kepada kontraktor mengenai


segala hal yang dibutuhkan untuk kepentingan proyek.
6. Mengambil tindakan atas keputusan yang diperlukan untuk
menjamin kelancaran pelaksanaan proyek.
7. Mencabut dan membatalkan kontrak terhadap kontraktor apabila
kontraktor menangguhkan pekerjaan proyek tanpa alasan yang
dapat diterima.
8. Menerima penyerahan pekerjaan apabila sudah memenuhi syarat
dan peraturan-peraturan yang ada.
b. Konsultan Perencana
Konsultan

perencana

ditunjuk

oleh

pemilik

proyek

untuk

merencanakan suatu proyek dan memberi penjelasan tentang proyek


yang diinginkan. Pada proyek ini konsultan perencana adalah PT.
Cipta Sukses.
Tugas dan tanggung jawab konsultan perencana adalah:
1. Mengumpulkan dan mencari semua data lapangan untuk
mendukung perencanaan.
2. Merencanakan pembangunan konstruksi dalam bentuk gambar dan
bestek.
3. Menyiapkan volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya serta
jangka waktu pelaksanaan.
4. Membantu pemilik proyek dalam pelelangan tender kontrak.

27

5. Menyetujui atau menolak perubahan pekerjaan yang diajukan


kontraktor.
6. Bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berhubungan
dengan perencanaan, sehingga perencanaan tersebut dapat
dilaksanakan.
c. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas ditunjuk oleh pemilik proyek untuk mengawasi
jalannya pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan syarat-syarat yang
telah ditentukan. Konsultan pengawas pada proyek pembangunan
Hotel Whiz Prime Lampung ini adalah PT. Daya Cipta Asia.
Tugas dan wewenang konsultan pengawas adalah :
1. Mengawasi jalannya pekerjaan proyek dari segi kualitas dan
kuantitas.
2. Mencatat perubahan-perubahan maupun penyimpangan yang
terjadi dalam pelaksanaan proyek.
3. Memberikan

peringatan

kepada

pelaksana

apabila

terjadi

penyimpangan.
4. Membuat laporan tentang kemajuan proyek.
5. Memeriksa apabila terjadi kekurangan selama masa pemeliharaan.
d. Kontraktor
Kontraktor adalah suatu badan hukum atau perorangan yang diberi
surat perintah kerja oleh pemilik proyek guna melaksanakan suatu

28

pembangunan proyek sesuai dengan yang direncanakan. Kontraktor


pada proyek ini adalah PT. Structural Precast Concrete Indonesia.
Tugas dan wewenang Kontraktor adalah :
1. Menyiapkan

tenaga

kerja,

material

dan

peralatan

untuk

melaksanakan proyek.
2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan RKS.
3. Mengusulkan kepada pemilik proyek apabila terjadi perubahan
pekerjaan.
4. Membuat laporan mengenai kemajuan pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
5. Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan yang telah dilakukan.
6. Menyerahkan hasil pekerjaan tepat waktu dan membuat berita
acaranya.
Pemilik Proyek
PT. Daya Cipta Asia

Konsultan Perencana

Konsultan Pengawas
PT. Daya Cipta Asia

PT. Cipta Sukses

Kontraktor
PT. Structural Precast Concrete Indonesia (JHS Group)
dan
PT. Adhi Karya Tbk.

29

Gambar 3. Struktur Organisasi Proyek


Keterangan :
: Garis Komando
: Garis Tanggung Jawab
: Garis Koordinasi

2. Struktur Organisasi Pelaksana Konstruksi

10

3.
4.

Gambar 4. Struktur Organisasi Pelaksana Konstruksi

Anda mungkin juga menyukai