Anda di halaman 1dari 12

V.

TUGAS KHUSUS

Dalam bab ini menjelaskan mengenai tugas khusus yang diberikan oleh dosen
pembimbing. Tugas khusus yang diberikan berupa tugas untuk menghitung salah
satu struktur dalam bangunan tempat kerja praktik. Dalam hal ini mahasiswa
pelaksana kerja praktik akan menghitung dengan berpedoman teori yang didapat
di perkuliahan.

Kemudian membandingkannya dengan perencanaan proyek

tersebut. (Kharizma T.H. 2013)


Pada tugas ini akan dilakukan perhitungan daya dukung tiang pancang untuk
membuktikan bahwa tiang pancang yang digunakan di lapangan sudah
aman/layak untuk dipergunakan.
A. Data Data Perencanaan
Pengujian sondir dihentikan pada pembacaan tahanan ujung dan selimut
mencapai kapasitas mencapai 250 kg/cm2. Pada dua titik pengeboran dalam,
lapisan tanah keras ditemukan pada kedalaman 10.5 m 12 m. Gambar 39.
menunjukkan grafik hasil uji sondir. Pada saat pengeboran berlangsung
ditemukan muka air tanah pada 5.35 m hingga kedalaman 6.00 m di bawah
permukaan tanah. Gambar 40. dan Gambar 41. menunjukkan profil lapisan
tanah.

60

Gambar 39. Grafik Uji Sondir

61

Gambar 40. Profil Lapisan Tanah

62

Gambar 41. Hubungan Antara N-SPT dan Kedalaman

63

Secara umum, gambaran kondisi lapisan tanah berdasarkan hasil pengeboran


dalam di lokasi proyek sebagai berikut:
1. Lapisan pertama
Lapisan pertama berupa lapisan tanah Lempung Kelanauan (Silty CLAY/CH)
dengan konsistensi medium stiff hard dan ketebalan lapisan berkisar antara
10.5 m 12 m. N-SPT rata-rata = 12 (Range 5 41). Pada DB-2 terdapat
material timbunan berupa Lanau Kelempungan dengan sedikit Pasir (Clayey
Silt with some Sand) dengan ketebalan sekitar 1 m dibawah permukaan
tanah.
2. Lapisan Kedua
Di bawah lapisan Lempung Kelanauan (Silty CLAY/CH), terdapat lapisan
tanah Lempung Kelanauan (Cemented Silty CLAY/CL) dengan konsistensi
hard dan ketebalan lapisan berkisar antara 4.5 m 6 m. N-SPT rata-rata =
60.
3. Lapisan Ketiga
Di bawah lapisan Lempung Kelanauan (Cemented Silty CLAY/CL), terdapat
lapisan tanah Batu Pasir (Sandstone) dengan kerapatan very dense. Lapisan
ini ditemukan hingga akhir pengeboran, yaitu hingga kedalaman 30 m. NSPT rata-rata = 60.
Parameter-parameter tanah yang digunakan dalam analisa daya dukung fondasi
adalah dari studi hasil pengujian lapangan berupa pengeboran deep boring.
Perlu dicatat disini bahwa, jenis hammer SPT yang digunakan adalah tipe
automatic tip hammer, sehingga nilai N-SPT yang digunakan perlu dikoreksi
menjadi nilai N60 dengan faktor koreksi 1.1 x NSPT-field.

64

Dalam Proyek Pembangunan Hotel Whiz Prime Lampung digunakan tiang


pancang beton yang digunakan adalah precast prestressed concrete pile produk
dari PT. Saeti Concreticon Wahana yang mempunyai reputasi dan pengalaman
yang baik yang ditunjukkan dengan catatan pengalaman supply material
pekerjaan sejenis. Gambar 42. dan Gambar 43. menunjukkan detail pondasi
tiang pancang. Tiang pancang yang digunakan dalam proyek pembangunan
Hotel Whiz Prime Lampung ini menggunakan tiang pancang dengan profil
sebagai berikut:
Dimensi Tiang Pancang (D)

= 400/400 mm

Kedalaman Tiang Pancang (L)

= 12 m

Tabel 3. Daya Dukung Tiang Aksial Tunggal


Tahanan Friksi Qs (ton)
Tahanan Ujung Qp (ton)
Daya Dukung Ultimit Qu (ton)
Daya Dukung Aksial Ijin Tekan(ton)
Daya Dukung Aksial Ijin Tarik (ton)

174
52
226,8
75
58

65

Titik Tiang Pancang yang Digunakan dalam Tugas Khusus

Gambar 42. Titik Pancang yang Digunakan Dalam Tugas Khusus

66

Gambar 43. Detail Tiang Pancang

67

B. Perencanaan Daya Dukung Tiang Pancang


Dari data lapangan tersebut di atas akan dipergunakan untuk perhitungan daya
dukung tiang pancang.

Berdasarkan Boring Log, tanah pada proyek ini

termasuk tanah kohesif. Pada tanah yang bersifat kohesif metode perhitungan
tiang pancang yang digunakan adalah alpha method. (Simatupang, P.T. 2012)
1. Luas penampang tiang pancang (

A P

A P=D D
A P=0,4 0,4
A P=0,16 m

2. Jumlah pukulan yang diperlukan dari percobaan (


N 1=

8+16+30+ 60+60+60
6

N 1=39
N 2=

60+60
2

N 2=60
N SPT field=

N1+ N2
2

N SPT field=

39+60
2

N SPT field=49,5
N SPT =1,1 49,5
N SPT =5 4,45

3. Nilai kohesi kondisi undrained (Cu)


2
Cu=N SPT
3

N SPT

68

Cu=5 4,45
Cu=36,3

2
3

ton
m2

4. Daya dukung ujung tanah ( Qp


QP =9 Cu A P
QP =9 36,3 0,16
QP =52,272 ton
5. Tahanan geser selimut tiang pancang ( Qs
Qs= Cu p Li
Qs=0,25 36,3 1,6 12
Qs=17 4,24 ton
Q
6. Daya dukung ultimit ( u)

Qu=Q P +Qs
Qu=52 , 272+ 17 4,24
Qu=22 6,512ton
7. Daya dukung ijin aksial tekan
Q
Qijin= u
FK
Qijin=

226,512
3

Qijin=7 5,504 ton


8. Daya dukung ijin aksial tarik
Q
Qijin= s
FK

69

Qijin=

176
3

Qijin=58, 08 ton
Dimana :
Qp

= Tahanan ujung ultimit (ton )

Qs

= Tahanan geser selimut (ton)

Qu

= Daya dukung ultimit (ton)

Ap

= Luas penampang tiang pancang (m2)

Cu

= Nilai kohesi kondisi undrained

NSPT

= Jumlah pukulan yang diperlukan dari percobaan SPT


= NSPT memakai Norr = (N1+N2)/2
= N1 adalah nilai Nrata-rata 10D
= N2 adalah nilai Nrata-rata 4D

Lb

= Tebal lapisan tanah kumulatif (m)

= Diameter tiang pancang (m)

Li

= Tebal lapisan tanah ke-i (m)

= Keliling tiang (m)

FK

= Faktor Keamanan = 3

C. Pembahasan
Dari perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4. Perbandingan Daya Dukung Tiang Aksial Tunggal

70

Perencanaa
n
Lapangan

Tahanan

Tahanan

Daya Dukung

Daya Dukung

Daya Dukung

Friksi

Ujung

Ultimit

Aksial Ijin

Aksial Ijin

Qs (ton)

Qp (ton)

Qu (ton)

Tekan(ton)

Tarik (ton)

174,24

52,272

226,512

75,504

58,08

174

52

226

75

58

Dari data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa daya dukung tiang yang
terpasang di lapangan sudah aman.

Anda mungkin juga menyukai