ETIKA Dan PROFESIONALISME
ETIKA Dan PROFESIONALISME
Kelompok 1
Kelas
Oleh:
: Annisa Alifka B.
Filda Fadhillah
Andi Jalal Ikram
: 3B TKJ
PROGRAM STUDI
TEKNIK KOMPUTER JARINGAN
2015
JUDUL
A. Latar Belakang
Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Guru
dapat
dihormati
oleh
masyarakat
karena
kewibawaannya,
sehingga
dalam suatu birokrasi, yang menuntut keahlian tertentu serta memiliki etika
khusus untuk jabatan itu serta pelayanan baku terhadap masyarakat profesi,
lembaga pendidikan hanya akan diisi orang-orang yang bernafsu memuaskan
kepentingan diri dan kelompok. Tanpa etika profesi, nilai kebebasan dan
individu tidak dihargai. Untuk inilah, tiap lembaga pendidikan memerlukan
keyakinan normatif bagi kinerja pendidikan yang sedang diampunya. Sekolah
dan guru tidak lagi percaya dan dipercaya sebagai pendidik dan pengajar.
Dengan adanya etika profesi atau kode etik guru ini diharapkan menjadi guru
yang professional. Guru yang professional adalah guru yang melakukan
pekerjaan yang sudah dikuasai atau telah dibandingkan baik secara
konsepsional secara teknik atau latihan. Dari keterangan di atas tersebut maka
dapat dikatakan bahwa profesional guru adalah seperangkat fungsi dan tugas
dalam lapangan pendidikan dalam latihan khusus di bidang pekerjaannya dan
mampu mengembangkan keahliannya itu secara ilmiah di samping menekuni
bidang profesinya. Oleh karena itu kami menyusun makalah ini berkaitan
dengan hal-hal tentang profesi keguruan.
B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, terdapat beberapa rumusan masalah adalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan profesi?
C. Tujuan Masalah
Dari rumasan masalah di atas, maka terdapat beberapa tujuan antara lain
untuk:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan profesi.
2. Memahami makna guru.
3. Memahami arti dari profesi keguruan.
4. Mengetahui kompetensi apa saja yang harus dimilki seorang guru.
5. Mengetahui kode etik guru.
6. Mengetahui cara menjadi guru yang professional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian profesi
Dibawah ini dikemukakan beberapa pengertian tentang profesi:
- Suatu jabatan atau pekerjaan yang diperoleh melalui latihan khusus
-
keluar
dari
mulutnya,
tetapi
merupakan
ekspresi
hukuman dart Tuhan, dan hukuman oleh dirinya sendiri. Jika seseorang
telah menganut suatu profesi tertentu, dia akan berbuat sesuai dengan
janji tersebut. Janji- janji itu biasanya telah digariskan dalam kode etik
profesi bersangkutan, dalam hal ini, Profesi kependidikan.
2. Profesi mengandung unsur pengabdian
Suatu profesi bukan bermaksud untuk mencari keuntungan bagi
dirinya sendiri, baik dalam arti ekonomis maupun dalam arti psikis,
tetapi untuk pengabdian pada masyarakat. Ini berarti, bahwa profesi
tidak boleh sampai merugikan, merusak, atau menimbulkan malapetaka
bagi orang lain dan bagi masyarakat. Sebaliknya, profesi itu hams
berusaha menimbulkan kebaikan, keberuntungan, dan kesempurnaan
serta kesejahteraan bagi masyarakat.
Pengabdian diri berarti lebih mengutamakan kepentingan orang
banyak. Misalnya, profesi dalam bidang hukum adalah untuk
kepentingan kliennya bila berhadapan dengan pengadilan, profesi
kedokteran adalah untuk kepentingan pasien agar cepat sembuh
penyakitnya, profesi kependidikan adalah untuk kepentingan anak
didiknya, profesi pertanian adalah untuk meningkatkan produksi
pertanian agar masyarakat lebih sejahtera dalam bidang pangan, dan
sebagainya. Dengan demikian, pengabdian yang diberikan oleh profesi
tersebut harus sesuai dengan bidang-bidang pekerjaan tertentu. Dengan
pengabdian pada pekerjaan itu, seseorang berarti mengabdikan
profesinya kepada masyarakat.
3. Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan
Suatu profesi erat kaitannya dengan jabatan atau pekerjaan tertentu
sang dengan sendirinya menuntut keahlian, pengetahuan, dan
keterampilan tertentu pula. Dalam pengertian profesi telah tersirat
adanya suatu keharusan kompetensi agar profesi itu berfungsi dengan
sebaik-baiknya. Dalam hal ini, pekerjaan profesional berbeda dengan
pekerjaan-pekerjaan lainnya, oleh sebab mempunyai fungsi sosial,
yakni pengabdian kepada masyarakat.
Kompetensi sangat diperlukan untuk melaksanakan fungsi profesi.
Dalam masyarakat yang kompleks seperti masyarakat modem dewasa
Profesional
Penampilan seseorang yang sesuai dengan tuntutan yang
seharusnya.
Menunjuk kepada orangnya.
Profesionalisasi
optimal,
hanya
saja
ruang
lingkupnya
guru
Peraturan Pemerintah
Guru adalah
jabatan
fungsional,
yaitu
kedudukan
yang
Keputusan Men.Pan
Guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang
dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan
pendidikan di sekolah.
membimbing,
mengarahkan,
melatih,
menilai,
dan
Banyak orang tua seperti pedagang, petani, dan sebagainya yang telah
mendidik anak-anak mereka dan berhasil, padahal dia sendiri tidak pernah
mengikuti pendidikan guru dan mempelajari ilmu mengajar. Sebaliknya, tidak
sedikit guru atau tenaga kependidikan lainnya atau sarjana pendidikan yang
tidak berhasil mendidik anaknya. Jadi, kendati seseorang telah dididik menjadi
guru, namun belum menjadi jaminan bahwa anaknya akan terdidik baik. Kritik
lain yang sering dilontarkan ialah, hasil pendidikan di sekolah tidak dapat
segera dilihat hasilnya, berbeda dengan profesi kedokteran atau teknologi
pertanian misalnya.
Pandangan di atas dinilai terlalu picik. Profesi guru hendaknya dilihat
dalam hubungan yang Luas. Sejumlah rekomendasi dapat dikemukakan
sebagai berikut.
1. Peranan pendidikan harus dilihat dalam konteks pembangunan secara
menyeluruh, yang bertujuan membentuk manusia sesuai dengan citacita bangsa. Pembangunan tidak mungkin berhasil jika tidak
melibatkan manusianya sebagai pelaku dan sekaligus sebagai tujuan
pembangunan. Untuk menyukseskan pembangunan perlu ditata suatu
system pendidikan yang relevan. Sistem pendidikan dirancang dan
dilaksanakan oleh orang-orang yang ahli dalam bidangnya. Tanpa
keahlian yang memadai maka pendidikan sulit berhasil. Keahlian yang
dimiliki oleh tenaga pendidikan, tidak dimiliki oleh warga masyarakat
pada umumnya, melainkan hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu
yang telah menjalani pendidikan guru secara berencana dan sistematik.
2. Hasil pendidikan memang tak mungkin dilihat dan dirasakan dalam
waktu singkat, tetapi ban dapat dilihat dalam jangka waktu yang lama,
bahkan mungkin setelah sate generasi. Itu sebabnya proses pendidikan
tidak boleh keliru atau salah kendatipun hanya sedikit saja. Kesalahan
yang dilakukan oleh orang yang bukan ahli dalam bidang pendidikan
dapat merusak satu generasi seterusnya dan akibatnya akan berlanjut
terus. Itu sebabnya tangan-tangan yang mengelola sistem pendidikan
kemasyarakatan.
Dengan
demikian
dia
memiliki
kompetensi
kepribadian,
dan
kompetensi
sosial.
Guru
professional akan tercermin dalam penampilan pelaksanaan pengabdian tugastugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode.
Keahlian yang dimiliki oleh guru profesional adalah keahlian yang diperoleh
melalui suatu proses pendidikan dan pelatihan yang diprogramkan secara
khusus untuk itu. Keahlian tersebut mendapat pengakuan formal yang
dinyatakan dalam bentuk sertifikasi dan akreditasi. Dengan keahliannya itu
seorang guru mampu menunjukkan otonominya, baik secara pribadi maupun
sebagai pemangku profesinya.
Menurut para ahli, profesionalisme menekankan kepada penguasaan ilmu
pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya.
Maister (1997) mengemukakan bahwa profesionalisme bukan sekadar
pengetahuan teknologi dan manajemen tetapi lebih merupakan sikap,
pengembangan profesionalisme lebih dari seorang teknisi bukan hanya
memiliki keterampilan yang tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku yang
dipersyaratkan.
Guru professional akan tercermin dalam penampilan pelaksanaan
pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi
maupun metode. Keahlian yang dimiliki oleh guru profesional adalah keahlian
yang diperoleh melalui suatu proses pendidikan dan pelatihan yang
diprogramkan secara khusus untuk itu. Keahlian tersebut mendapat pengakuan
formal yang dinyatakan dalam bentuk sertifikasi dan akreditasi. Dengan
D. Kompetensi Guru
Kompetensi berasal dari bahasa inggris, yakni Competency yang berarti
kecakapan, kemampuan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kompetensi
adalah kewenangan untuk menentukan sesuatu.
Dalam hal inilah guru perlu mengetahui dan memahami kompetensi
sebagai guru dengan segala seluk beluknya. Kompetensi guru yang dikatan
sebagai modal dalam pengelolaan pendidikan dan pengajaran banyak
macamnya. Secara garis besar dapat di lihat dari dua segi yaitu dari segi
kompetensi pribadi dan dari kompetensi professional. Adapun macam-macam
kompetensi tersebut ialah:
1. Mengembangkan kepribadian
2. Berintraksi dan berkomunikasi
3. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan
4. Melaksanakan administrasi sekolah
5. Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran
6. Menguasi landasan kependidikan
7. Menguasi bahan pengajaran
8. Menyusun program pengajaran
9. Melaksanakan program pengajaran
E. Peran dan Fungsi Guru
Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang peran
guru yang harus dilakoni. Peran guru yang beragam telah diidentifikasi dan
dikaji oleh Pullias dan Young (1988), Manan (1990) serta Yelon dan Weinstein
(1997).
Adapun peran-peran tersebut adalah sebagai berikut :
1.
pengetahuan
dan
keterampilan
dasar,
yaitu:
Membuat
ilustrasi,
Mendefinisikan,
peserta
didik
dalam
menjadi imam.
Guru Sebagai Pengelola Pembelajaran
Guru
harus
mampu
menguasai
berbagai
metode
dengan
sikap
merasa
dan
berusaha
untuk
tidak
mengulanginya.
Sebagai Anggota Masyarakat
Peranan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat.
Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan
disegala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapatmengembangkan
kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya. Guru perlu juga
memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui
kemampuannya, antara lain melalui kegiatan olah raga, keagamaan
dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki, sebab kalau
tidak pergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yang
8.
9.
sangat
penting
dalam
Karena kode etik itu merupakan suatu kesepakatan bersama dari para
anggota suatu profesi, maka kode etik ini ditetapkan oleh organisasi yang
mendapat persetujuan dan kesepakatan dari para anggotanya. Khusus mengenai
kode etik guru. di Indonesia, PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) telah
menetapkan kode etik guru sebagai salah satu kelengkapan organisasi
sebagaimana tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
PGRI.
Etos kerja Guru
Sebenarnya kata "etos" bersumber dari pengertian yang sama dengan
etika, yaitu sumber-sumber nilai yang dijadikan rujukan dalam pemilihan dan
keputusan perilaku. Etos kerja lebih merujuk kepada kualitas kepribadian yang
religi, intelektual, sosial, pribadi, fisik, moral, dsb. Hal itu dapat berarti bahwa
mereka yang dipandang memiliki etos kerja yang tinggi dan kuat akan
memiliki keunggulan.
Kode Etik Guru
Interpretasi tentang kode etik belum memiliki pengertian yang sama.
Berikut ini disajikan beberapa pengertian kode etik.
-
dan
martabat
guru
dalam
pelaksanaan
tugas
yang
mengikat
perilaku
guru
dalam
pelaksanaan
tugas
keprofesionalan.
Dari beberapa pengertian tentang kode etik di atas, menunjukkan bahwa
kode etik suatu profesi merupakan normanorma yang harus diindahkan dan
diamalkan oleh setiap anggotanya dalam pelaksanaan tugas dan pergaulan
hidup sehari-hari di masyarakat. Norma-norma tersebut berisi petunjukpetunjuk bagaimana mereka melaksanakan profesinya, dan larangan-larangan,
tentang apa yang tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan, tidak saja dalam
menjalankan tugas profesi, tetapi dalam pergaulan hidup sehari- hari di dalam
masyarakat.
Tujuan Kode Etik
Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah
untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi.profesi itu sendiri.
Secara umum tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut.
1. Menjunjung tinggi martabat profesi.
Kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan pihak luar atau
masyarakat, agar mereka tidak memandang rendah terhadap profesi
yang bersangkutan. Oleh karena itu, setiap kode etik suatu profesi
akan melarang berbagai bentuk tindak-tanduk atau kelakuan
anggotanya yang dapat mencemarkan nama baik profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya.
Kesejahteraan mencakup lahir (atau material) maupun batin
(spiritual, emosional, dan mental). Kode etik umumnya memuat
larangan-larangan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang
merugikan kesejahteraan para anggotanya. Misalnya dengan
menetapkan tarif-tarif minimum bagi honorarium anggota profesi
dalam
melaksanakan
tugasnya,
sehingga
siapa
saja
yang
Kode etik hanya akan mempunyai pengaruh yang kuat dalam menegakkan
disiplin di tangan profesi tersebut, jika semua orang yang menjalankan profesi
tersebut bergabung dalam profesi yang bersangkutan.
Jika setiap orang yang menjalankan suatu profesi secara otomatis
bergabung dalam suatu organisasi, maka ada jaminan bahwa profesi tersebut
dapat dijalankan secara murni dan baik, karena setiap anggota profesi yang
melakukan pelanggaran serius terhadap kode etik dapat dikenakan sanksi.
Sanksi Pelanggaran Kode Etik
Seringkali negara mencampuri urusan profesi, sehingga hal-hal yang
semula hanya merupakan kode etik suatu profesi tertentu dapat meningkat
menjadi peraturan hukum atau undangundang. demikian, maka aturan yang
mulanya sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku meningkat menjadi
aturan yang memberikan sanksi-sanksi yang sifatnya memaksa, baik berupa
aksi perdata maupun pidana.Sebagai contoh dalam hal ini jika seseorang
anggota profesi bersaing secara tidak jujur atau curang dengan sesama anggota
profesinya, dan jika dianggap kecurangan itu serius, maka dituntut di muka
pengadilan. Pada umumnya karena kode merupakan landasan moral, pedoman
sikap, tingkah laku, dan perbuatan; sanksi terhadap pelanggaran kode etik
adalah sanksi moral. Barang siapa melanggar kode etik, akan mendapat cela
dari rekanrekannya, sedangkan sanksi yang dianggap terberat adalah pelanggar
dikeluarkan dari organisasi profesi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab
terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun klasikal,
baik di sekolah maupun luar sekolah. Profesi guru adalah orang yang
memiliki latar belakang pendidikan keguruan yang memadai, keahlian
guru dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan diperoleh setelah
menempuh pendidikan keguruan tertentu. Guru yang profesional yang
memiliki kompetensi keguruan berkat pendidikan atau latihan di lembaga
pendidikan guru dalam jangka waktu tertentu.
Kompetensi guru yang dikatan sebagai modal dalam pengelolaan
pendidikan dan pengajaran banyak macamnya. Secara garis besar dapat di
lihat dari dua segi yaitu dari segi kompetensi pribadi dan dari kompetensi
professional.
Jadi dapat diartikan yaitu guru yang memiliki kompetensi keguruan
berkat pendidikan dan latihan di lembaga pendidikan guru dalam jangka
waktu tertentu. Tidak hanya itu, guru profesional adalah guru yang
memiliki kecakapan dalam manajemen kelas dalam rangka proses
pembelajaran yang efektif dan efisien.
Daftar Pustaka
https://yogisyaefulrachman.wordpress.com/2012/11/16/makalah-profesiguru/
http://pakdenanda.blogspot.com/2014/03/makalah-profesi-keguruansikap.html
http://septimartiana.blogspot.com/2013/12/makalah-pengertian-peran-danfungsi-guru.html
http://fumiki-fujita.blogspot.com/2013/07/makalah-etika-dan-profesikeguruan.html