ABSTRAK
Kegiatan pemerintah merupakan kegiatan yang
banyak mendapat perhatian karena menggunakan
APBN dan APBD yang berasal dari uang rakyat.
Kegiatan pemerintah yang paling banyak mendapat
sorotan adalah pengadaan barang dan jasa
pemerintah, karena biasanya banyak kasus KKN
terkandung di dalamnya dan diatur dalam Keppres
No.80 Tahun 2003. Pemerintah mengeluarkan
suatu sistem untuk mengurangi penyimpangan
yang terjadi yaitu melalui Pengadaan Barang dan
Jasa
secara
Elektronik
(e-procurement).
Menanggapi keputusan tersebut, Pemerintah
Provinsi Jawa Barat berdasarkan Pergub No.35
Tahun 2008 melaksanakan pengadaan barang dan
jasa secara elektronik (e-procurement). Penelitian
ini bertujuan untuk mengukur efektivitas layanan
pengadaan barang dan jasa secara elektronik pada
Instansi Pemerintahan Provinsi Jawa Barat.
Kata Kunci: E-procurement , LPSE, Pemerintah
Provinsi Jabar.
onic
ABSTRAK
Government activity is an activity with many
attention from people because it is using APBN and
APBD that comes from public money. The most of
government activity under the spotlight is
procurement of goods and service, cause usually
many cases of corruption cantained in it and
regulated by Keppres No.80 year 2003. The
government issued a system to reduce the
deviations that occur through the procurement of
goods and service for electronic (e-procurement).
Government of West Java Province on Pergub
No.35 of 2008 carries out electronic procurement
of goods and service. Objectivity of this research is
measure the effectiveness of procurement services
electronically in West Java Province.
Keywords: E-procurement, LPSE,
of West Java Province
Government
Pendahuluan
Pada hakikatnya pengadaan barang dan jasa
merupakan upaya pihak pengguna untuk
mendapatkan atau mewujudkan barang dan jasa
yang diinginkannya, dengan menggunakan metode
dan proses tertentu agar dicapai kesepakatan harga,
waktu, dan kesepakatan lainnya (Adriana
Sutedi,2008:3). Setiap pengadaan barang dan jasa
baik pemerintah ataupun swasta memiliki prosedur
yang dilandasi pada norma dan etika. Salah satu
perilaku yang melanggar norma dan etika pada
pengadaan barang dan jasa adalah korupsi pada
pengadaan barang dan jasa. Berbagai praktek
korupsi yang dilakukan oleh pemerintah dalam
pengadaan barang dan jasa dan modus pembocoran
yang biasanya dilakukan adalah markup (nilai
proyek digelembungkan) serta spesifikasi barang
diturunkan tanpa mengoreksi nilai proyek. Ada
juga yang sampai nekat dengan melakukan tender
yang fiktif. Begitu besar jumlah kebocoran akibat
praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme yang masih
berlangsung hingga saat ini.
Dalam mengatur setiap proses pengadaan barang
dan jasa pemerintah termasuk mengatur setiap
individu yang terlibat didalamnya, pemerintah
mengeluarkan Keppres No. 80 Tahun 2003.
Peraturan tersebut mengatur tentang Pengadaan
Barang dan Jasa Pemerintah. Tujuan dari
dikeluarkannya peraturan tersebut adalah untuk
mengurangi segala bentuk penyimpangan yang
terjadi dan meningkatkan efisiensi pengadaan
barang dan jasa pemerintah. Walaupun telah
dikeluarkan Keppres untuk mengatur pengadaan
barang dan jasa pemerintah, tetap saja jumlah
korupsi dalam pengadaan tidak dapat dikurangi
jumlahnya. Berkaitan dengan hal tersebut,
pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden
(Perpres) Nomor 54 Tahun 2010 sebagai revisi dari
Keppres No.80 Tahun 2003. Menindaklanjuti
Perpres tersebut, pemerintah bersamaan dengan
LKPP
(Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Pemerintah) membuat suatu sistem baru untuk
melaksanakan pengadaan barang dan jasa
pemerintah yaitu Pengadaan Barang dan jasa secara
elektronik
(e-procurement). Adapun
LPSE
(Layanan Pengadaan secara Elektronik) sebagai
pihak yang menjadi mediator antara penyedia
barang dan jasa (vendor) dan pihak pengguna
(instansi pemerintah), serta sebagai pengelola
sistem e-procurement.
Penerapan pengadaan barang dan jasa pemerintah
secara
elektronik
(e-procurement)
ini
disosialisasikan di seluruh daerah di Indonesia pada
tahun 2009.
Pemerintah mewajibkan seluruh
Instansi Pemerintahan di Indonesia menggunakan
e-procurement tahun 2011 tanpa terkecuali untuk
3)
terbentuk dari
diberikan nama
membentuknya.
variabel-varibel
sesuai dengan
pengukuran
item yang
Akuntabel
0,774
0,827
Sasaran
0,677
Keamanan Data
0,684
Adil / Tidak Diskriminatif
0,708
Transparan
Efektif
Sangat Efektif
Rp
2.449.032.612.907,60
Rp
2.208.977.327.572,60
Rp
1.908.032.534.964,06
Rp
300.944.792.608,54
13,62 %
26,25
37,5
48,75
60
c.
d.
e.
Saran
a.
b.
c.
d.
e.
Daftar Pustaka
Marbun, Rocky. (2010). Tanya Jawab Seputar
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Jakarta : Visi Media.
Sutedi, Adrian. (2009). Aspek-Aspek Hukum
Pengadaan Barang dan Jasa dan Berbagai
Permasalahannya. Jakarta : Sinar Grafika.
Sekaran, Uma. (2006). Metodologi Penelitian
Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat
Simamora, Bilson. (2004). Riset
(Falsafah, Teori, Aplikasi)
Pemasaran