Anda di halaman 1dari 3

40

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selama dilakukan asuhan keperawatan pada pada tanggal 3 Februari 5
Februari 2015 dengan Typus Abdominalis, dapat diambil kesimpulan suhu tubuh
klien sudah dalam batas normal yaitu 36C, dapat melakukan aktivitas secara
mandiri, nyeri sudah tidak dirasakan, kebutuhan nutrisi klien sudah terpenuhi,
sedangkan untuk aktivitas klien sudah dapat dilakukan secara mandiri.
Asuhan keperawatan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan klien, mencegah
terjadinya komplikasi yang terjadi dari proses tidakan yang telah dilakukan.
Tingkat keberhasilan dalam pemberian asuhan keperawatan juga harus
memperhatikan hasil dari pengkajian untuk memperoleh data-data yang
dikeluhkan atau yang dialami pasien sehingga perawat dapam menentukan
diagnosa keperawatan yang tepat sehingga nantinya perencanaan tindakan
keperawatan dan pelaksanaan dari tindakannya tepat untuk mengatasi masalah
yang dihadapi oleh pasien dengan gangguan sistem pencernaan :

Typus

Abdominalis.
Dari hasil pengkajian diperoleh 4 diagnosa keperawatan, yaitu hipertermi
berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan kulit tampak kemerahan dan
klien mengatakan badannya panas, nyeri akut berhubungan dengan agen injuri
biologis ditandai dengan klien tampak gelisah dan menahan nyeri, resiko nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia ditandai dengan
klien tampak lemas, intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baring
ditandai dengan klien tampak lemah.
Dari hasil pengkajian sudah didapat diagnosa keperawatan yang sesuai dengan
kondisi yang sedang dialami oleh pasien, penulis menentukan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang dialami oleh
Nn. U dengan gangguan sistem pencernaan : Typus Abdominalis. Pada diagnosa
hipertermi intervensi yang disusun oleh penulis adalah monitoring suhu secara
berkala tiap 4 jam, monitoring warna dan suhu kulit, selimuti pasien saat
kedinginan, anjurkan pasien untuk minum banyak, anjurkan pada pasien untuk

41

meningkatkan istirahat, kolaborasi dengan dokter tentang pemberian antipiretik.


Pada diagnosa nyeri akut untuk intervensi keperawatan yang disusun adalah
lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan frekuensi, kualitasdan factor presipitasi, lakukan
teknik non farmakologi dengan nafas dalam untuk mengurangi nyeri, tingkatkan
istirahat pasien, ciptakan lingkungan yang nyaman, kolaborasi dengan dokter
tentang pemberian obat analgetik. Pada diagnosa resiko nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh intervensi yang disusun oleh penulis adalah kaji adanya alergi
makanan, dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering, timbang BB
pasien, berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi. Pada diagnosa intoleransi
aktivitas intervensi yang disusun oleh penulis adalah mengatasi intoleransi
aktivitas adalah kaji kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari,
bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan, bantu klien
dalam melakukan aktivitas, bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu
luang, bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai.
Dari intervensi tersebut, penulis mampu mengimplementasikan tindakan yang
telah direncanakan pada pasien untuk mengatasi masalah keperawatan yang
dialami oleh pasien Nn. U dengan gangguan sistem pencernaan : Typus
Abdominalis. Implementasi yang dilakukan selama 3 hari perawatan berjalan
dengan lancar, pasien kooperatif sehingga tindakan keperawatan terlakasana
dengan baik.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari penulis menetapkan
hasil dari implementasi keperawatan yang sudah dilakukan, semua diagnose telah
teratasi.
Setelah penulis menetapkan diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi
penulis melakukan pendokumentasian tindakan yang sudah dilakukan secara
menyeluruh pada pasien dalam bentuk asuhan keperawatan pada Nn. U dengan
gangguan sistem pencernaan : Typus Abdominalis.
Keberhasilan dari proses keperawatan adalah sangat tergantung dari proses
asuhan keperawatan yang diberikan, selain proses asuhan keperawatan yang
sesuai dengan asuhan keperawatan para tenaga perawat juga harus berkompeten

42

untuk melakukan asuhan keperawatan yang ditunjang dengan sarana dan


prasanrana yang memadahi untuk melakukan proses asuhan keperawatan.
B. Saran
1. Kepada Rumah Sakit
Bagi rumah sakit untuk ditingkatkan dalam hal kelengkapan alat yang akan
digunakan untuk mengkaji tanda-tanda vital seperti tensimeter dan termometer.
2. Akper Serulingmas Cilacap
Untuk referensi buku di perpustakaan terkait dengan Typus Abdominalis
sudah cukup baik, sarana prasaranan penunjang seperti internet mohon untuk
diperbaiki kualitasnya, dan untuk memotivasi mahasiswa untuk meningkatkan
minat untuk membaca.
3. Kepada perawat
Dalam berkomunikasi perawat tidak hanya memperhatikan komunikasi
verbal yang dilakukan melalui kata-kata dan ucapan. Diharapkan untuk para
perawat memperhatikan penggunaan alat perlindungan diri seperti sarung
tangan, masker dalam melakukan tidakan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai