Alamat Korespondensi :
Riswan
Program Pascasarjana
Universitas Hasanuddin
Makassar, 90245
HP: 085299478994
Email : riswan_hartawan@yahoo.com
Abstrak
Rumah sakit dituntut untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas agar terwujud kepuasan pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan yang berhubungan dengan kualitas pelayanan
pasien rawat inap di RSUP Dr. wahidin Sudirohusodo. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
rancangan cross sectional study. Populasi adalah pasien kelas VIP, I, II,dan III yang mendapat pelayanan di unit
rawat inap RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Sampel adalah sebagian pasien kelas VIP, I, II,dan III sebanyak
123 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara proporsional sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan
cara wawancara dengan menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah chi square dan regresi
logistik berganda. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah kompetensi teknik, kemanan pelayanan,
kenyamanan pelayanna, hubungan antar manusia, kelangsungan pelayanan dan ketepatan waktu pelayanan. Hasil
penelitian menunjukkan menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia kurang dari 25 tahun (38,2%),
berjenis kelamin perempuan (64,2%), berpendidikan SLTA/sederajat (47,2%), dan tidak bekerja (29,3%). Dari
123 responden, umumnya menyatakan kompetensi teknik petugas cukup (97,6%), efektititas pelayanan petugas
cukup (50,4%) kenyamanan pelayanan cukup (61,8%), keamanan pelayanan cukup (58,5%), Hubungan antar
manusia petugas cukup (50,4%), kelangsungan pelayanan petugas cukup (60,2%), ketepatan waktu pelayanan
petugas cukup (63,4%) dan kualitas pelayanan petugas cukup (52,0%). Hasil uji chi-square menunjukkan tidak
ada hubungan kompetensi teknik dengan kualitas pelayanan (p=0,607), sedangkan efektifitas pelayanan
(p=0,000), kenyamanan pelayanan (p=0,002), keamanan pelayanan (p=0,000), hubungan antar manusia
(p=0,000), kelangsungan pelayanan (p=0,006) dan ketepatan waktu pelayanan (p=0,000) berhubungan dengan
kualitas pelayanan di unit rawat inap RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Berdasarkan hasil uji regresi logistic
diperoleh variabel yang berpengaruh terhadap kualitas pelayanan adalah efektifas pelayanan (p=0,016),
keamanan pelayanan (p=0,008), hubungan antar manusia (p=0,000) dan variabel yang tidak berpengaruh adalah
kenyamanan pelayanan (p=0,657), kelangsungan pelayanan (p=0,249) dan ketepatan waktu pelayanan
(p=0,659). Variabel yang paling berpengaruh terhadap kualitas pelayanan adalah adalah hubungan antar manusia
(p=0,000 & Wald=20,87). Sebagai kesimpulan, factor yang determinan terhadap kualitas pelayanan adalah
efektifitas pelayanan, kemanan pelayanan dan hubungan antar manusia.
Kata kunci : kualitas pelayanan, efektifitas, keamanan, kenyamanan
Abstract
Hospitals are required to provide quality health care to realize patient satisfaction. This study aims to determine
the determinant factors related to the quality of inpatient care in Dr. Wahidin Sudirohusodo. This research is
quantitative research with cross sectional study. Patient population is the VIP, I, II, and III who received
inpatient services in units of the department Dr. Wahidin Sudirohusodo. Patient sample is partially VIP class, I,
II, and III as much as 123 people. Sampling was done by proportional sampling. The data was collected by
interview using a questionnaire. Analysis of the data used is the chi-square and multiple logistic regression.
Variables measured in this study is technical competence, security service, comfort pelayanna, human relations,
service continuity and timeliness of care. The results showed the majority of respondents indicated that less than
25 years old (38.2%), female (64.2%), high school education / equivalent (47.2%), and did not work (29.3%) .
Of 123 respondents, generally stated enough technical competence officers (97.6%), services efektititas enough
officers (50.4%) is quite convenient service (61.8%), security services enough (58.5%), Human relations enough
officers (50.4%), service continuity enough officers (60.2%), service timeliness enough officers (63.4%) and
quality of service of officers enough (52.0%). Chi-square test results showed no association with the technical
competence of service quality (p=0.607), whereas the effectiveness of care (p=0.000), comfort care (p=0.002),
security services (p=0.000), human relations (p=0.000), continuity of care (p=0.006) and timeliness of care
(p=0.000) associated with quality of care in the inpatient unit of the department Dr. Wahidin Sudirohusodo.
Based on the test results obtained by logistic regression variables that affect the quality of service is efektifas
care (p=0.016), security services (p=0.008), human relations (p=0.000) and the variables that influence is not
convenient service (p=0.657), survival services (p=0.249) and timeliness of care (p=0.659). Most influential
variable is the quality of service is human relationships (p=0.000 and Wald=20.87). In conclusion, the
determinant factors of service quality is effectiveness of services, security services and human relations.
Keywords: quality of care, effectiveness, safety, comfort
PENDAHULUAN
Rumah Sakit adalah institusi pemberi pelayanan kesehatan, dimana harus memiliki
wawasan yang luas dan holistik dalam memenuhi kebutuhan pasien dan masyarakat yang
dinamis. Hal ini sejalan dengan makin meningkatnya tuntutan masyarakat akan kualitas
pelayanan kesehatan. Peningkatan tuntutan ini akibat dari meningkatnya jumlah konsumen
terdidik sehingga mampu memilih jenis dan kualitas pelayanan yang diinginkan. Rumah sakit
harus mengubah paradigma pengelolaan rumah sakit ke arah sudut pandang konsumen untuk
dapat bertahan hidup dan berkembang di dalam lingkungan yang cepat berubah dan
kompetitif (Suryani, 2008).
Kepuasan pasien diperoleh melalui kualitas pelayanan yang baik dan akan mendorong
seseorang memanfaatkan ulang dan merekomendasikan ke orang lain atas fasilitas yang
pernah dirasakannya (Robbins, 1995). Untuk mengatasi kesenjangan antara persepsi pasien
dan persepsi penyedia jasa layanan kesehatan adalah dengan mengidentifikasi kebutuhan
pasien dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persepsi mutu pelayanan kesehatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan meliputi : kompetensi
teknik (technical competence), akses terhadap pelayanan (acces to service), efektifitas
pelayanan (effectiveness), hubungan antar manusia (interpersonal relations), kelangsungan
pelayanan (continuity of care), keamanan pelayanan (safety), kenyamanan pelayanan
(amenities) dan ketepatan waktu (timeless).
Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Wahidin Sudirohusodo adalah rumah sakit milik
pemerintah Kota Makassar bertipe A. Jumlah kunjungan pasien rawat inap pada Tahun 2013
yaitu sebanyak 527 pasien lama dan 4049 pasien baru. Beberapa komplain dari pihak pasien
terhadap pelayanan rumah sakit diantaranya keluhan pasien terhadap komunikasi perawat
yang agak kasar, waktu tunggu pendaftaran yang agak lama, kebersihan ruangan perawatan
yang masih kurang, penyajian makanan yang membosankan dan tidak tepat waktu.
Hal ini sejalan dengan penelitian Kharisma (2013) menunjukkan adanya pengaruh
positif antara variabel kualitas atau mutu terhadap kepuasan dan loyalitas pasien. Penelitian
lain yang terkait dengan kualitas pelayanan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Gunawan
(2011) di Rumah Sakit Swasta Kota Singaraja Bali menunjukkan adanya pengaruh positif
antara variabel kualitas atau mutu terhadap loyalitas pasien. Penelitian Engel (2011)
menyatakan untuk jadwal visite dokter terlalu cepat dan sering berubah-ubah sebanyak 40%.
dan penyajian makanan yang membosankan dan tidak tepat waktu.
Sehubungan dengan uraian di atas, peneliti merasa perlu dan menganggap penting
untuk mengetahui dan meneliti tentang faktor determinan yang berhubungan dengan kualitas
pelayanan rawat inap di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Tahun 2013.
HASIL
Karakteristik responden
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 123 responden, frekuensi tertinggi responden pada
kelompok kurang dari 25 tahun yakni sebanyak 47 orang (38,2%), responden umumnya
25 tahun yaitu
yaitu
43 orang (67,2%),
petugas kurang
terdapat 57 orang (47,5%) yang mempunyai kompetensi teknik petugas cukup, 19 orang
(30,6%) yang mempunyai efektifitas pelayanan cukup, 28 orang (36,8%) yang menyatakan
kenyamanan pelayanan petugas cukup, 21 orang (29,2%) yang menyatakan keamanan
pelayanan petugas cukup, 11 orang (17,7%) yang menyatakan hubungan antar manusia
petugas cukup, 28 orang (37,8%) yang menyatakan kelangsungan pelayanan petugas cukup,
27 orang (34,6%) yang menyatakan ketepatan waktu pelayanan petugas cukup.
Hasil uji statistik dengan Fisher's Exact diperoleh nilai p=0,607 (p> = 0,05) berarti
Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kompetensi teknik
petugas dengan kualitas pelayanan.
Hasil uji statistik dengan chi square diperoleh ada hubungan antara efektifitas
pelayanan petugas, kenyamanan pelayanan, keamanan pelayanan, hubungan antar manusia,
kelangsungan pelayanan, ketepatan waktu petugas dengan kualitas pelayanan (p<0,05).
Analisis Multivariat
Tabel 4 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji regresi logistic diperoleh variabel
yang berpengaruh terhadap kualitas pelayanan adalah efektifas pelayanan (p=0,016),
keamanan pelayanan (p=0,008), hubungan antar manusia (p=0,000) dan variabel yang tidak
berpengaruh adalah kenyamanan pelayanan (p=0,657), kelangsungan pelayanan (p=0,249)
dan ketepatan waktu pelayanan (p=0,659). Variabel yang paling berpengaruh terhadap
kualitas pelayanan adalah adalah hubungan antar manusia (p=0,000 & Wald=20,87). Sebagai
kesimpulan, factor yang determinan terhadap kualitas pelayanan adalah efektifitas pelayanan,
kemanan pelayanan dan hubungan antar manusia.
PEMBAHASAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antar manusia merupakan faktor
determinan yang berhubungan dengan kualitas pelayanan pasien rawat inap di RSUP Dr.
wahidin Sudirohusodo.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara kompetensi teknik
petugas dengan kualitas pelayanan. Hal tersebut juga didukung oleh hasil uji deskriptif yang
menggambarkan bahwa umumnya responden menyatakan kompetensi teknik petugas cukup.
Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas petugas di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo telah
memiliki kemampuan dan keterampilan yang baik sehingga membantu keberhasilan
pelayanan. Semakin bagus kemampuan teknis petugas maka kualitas pelayanan akan semakin
baik juga. Hal ini sesuai dengan pendapat Ware dan Snyder dalam Wijono (2000) bahwa
aspek dari perilaku petugas kesehatan utamanya dokter yang dapat mempengaruhi mutu
pelayanan kesehatan. Kompetensi teknik akan membentuk suatu kepercayaan yang dapat
membentuk suatu nilai bagi pelanggan yang terkait dengan loyalitas pelanggan. Kurangnya
kompetensi teknik dapat menurunkan efektifitas dan membahayakan pasien.
Hasil penelitian menunjukkan menunjukkan bahwa ada pengaruh antara efektifitas
pelayanan petugas dengan kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan kesehatan tergantung dari
efektifitas yang menyangkut norma dan prosedur pelayanan kesehatan dan petunjuk klinis
sesuai standart yang ada. Pelayanan kesehatan yang efektif merupakan bagian dari mutu
pelayanan yang merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Afiah (2013) yang menemukan bahwa dimensi
budaya organisasi menunjukkan hasil yang kuat pada RS Haji dan Labuang Baji. Sedangkan
efektifitas organisasi menunjukkan hasil efektif pada RS Haji sedangkan pada RS Labuang
Baji menunjukkan hasil yang tidak efektif sehingga dapat disimpulkan bahwa Budaya
Organisasi yang kuat mempengaruhi efektifitas organisasi pada RS Haji sedangkan pada RS
Labuang Baji, budaya organisasi yang kuat tidak menunjukkan pengaruh dalam meningkatkan
efektifitas organisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kenyamanan pelayanan tidak berpengaruh
terhadap kualitas pelayanan. Hasil penelitian menunjukkan keluhan pasien terkait
kenyamanan pelayanan kurang disebabkan penerangan dalam ruangan kurang baik, kamar
mandi tidak terjaga kebersihannya, keranjang sampah di ruangan tidak tersedia, ruang
perawatan tidak tertata dengan rapi, air bersih yang susah diperoleh, alat medis dan alat
makan kelihatan kurang bersih. Kenyamanan penting karena dapat mempengaruhi
kepercayaan pasien dalam pelayanan kesehatan sebab berkaitan dengan penampilan fisik dari
fasilitas kesehatan, personil dan peralatan medis maupun nonmedis. Kenyamanan, kebersihan
dan privasi juga sangat berperan. Unsur kenyamanan yang lain, misalnya hal-hal yang
membuat waktu tunggu lebih menyenangkan seperti adanya musik, televisi, majalah dan lainlain. Kebersihan, adanya kamar kecil, sekat/gordyn di ruang pemeriksa juga merupakan faktor
penting untuk menarik pasien yang dapat menjamin kelangsungan berobat dan meningkatkan
cakupan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Santosa dkk
(2011) yang menemukan dimensi bukti nyata (tangibles) menunjukkan rata-rata skor persepsi
paling rendah yaitu 3.64 sehingga tidak mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan
Puskesmas dalam
dan yakin akan kesembuhannya sehingga dapat meningkatkan kepercayaan terhadap rumah
sakit yang bersangkutan yang pada akhirnya akan meningkatkan loyalitas pasien. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gunawan (2011) yang
menemukan tidak ada pengaruh dimensi assurance (keamanan dan jaminan) terhadap kualitas
layanan dan loyalitas pasien pada Rumah Sakit Umum Swasta di Kota Singaraja, Bali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh hubungan antar manusia terhadap
kualitas pelayanan. Dimensi hubungan antar manusia berkaitan dengan interaksi antara
petugas kesehatan dan pasien. Hubungan antar manusia yang baik menanamkan kepercayaan
dan kredibilitas dengan cara : menghargai, menjaga rahasia, menghormati, responsif dan
memberikan perhatian. Hubungan antar manusia yang kurang baik, akan mengurangi
efektifitas dari kompetensi teknis pelayanan kesehatan. Pasien yang diperlakukan kurang baik
cenderung untuk mengabaikan saran dan nasehat petugas kesehatan atau tidak mau berobat ke
tempat tersebut. Petugas kesehatan diharapkan dapat mendengarkan setiap keluhan pasien,
Hal ini sesuai dengan penelitian Irawati, dkk (2008) yang menemukan determinan
repsonsivenees/hubungan antar manusia (kemauan untuk membantu dan memberikan
pelayanan yang cepat responsif dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi
yang jelas) tidak berpengaruh terhadap Brand Image Pada Unit Rawat Jalan Poliklinik
Penyakit Dalam RSU DR. Pirngadi Di Medan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara kelangsungan
pelayanan terhadap kualitas pelayanan. Kelangsungan pelayanan berarti pasien akan
menerima pelayanan lengkap yang dibutuhkan tanpa berhenti atau mengulangi prosedur
diagnose dan terapi yang tidak perlu, pasien harus mempunyai akses terhadap pelayanan rutin
dan preventif yang diberikan oleh petugas kesehatan yang mengetahui riwayat penyakitnya.
Pasien juga harus memiliki akses rujukan untuk pelayanan yang spesialistik dan
menyelesaikan pelayanan lanjutan yang diperlukan. Tidak adanya kelangsungan pelayanan
akan mengurangi efisiensi dan kualitas hubungan manusia sehingga mutu pelayanan kurang
baik, sehingga pasien tidak akan loyal. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Dewi (2012) yang menunjukkan ada peningkatan yang bermakna terhadap
kelangsungan pelaksanaan timbang terima dan penerapan keselamatan pasien sebelum dan
sesudah perawat pelaksana diberikan pelatihan timbang terima dengan pendekatan
komunikasi efektif yang diintegrasikan dengan penerapan keselamatan pasien sehinggan
penelitian ini menyarankan pentingnya komitmen untuk meningkatkan pelaksanaan timbang
terima dan penerapan keselamatan pasien melalui kebijakan dalam bentuk standar dan
prosedur timbang terima, pengarahan dan evaluasi pelaksanaan timbang terima, untuk
DAFTAR PUSTAKA
Afiah, Riany Noor. (2013). Budaya Dan Efektifitas Organisasi Rumah Sakit (Di RSUD Haji
Makassar Dan Rsu Labuang Baji Makassar). e-journal Program Pascasarjana
Universitas Hasanuddin.
Dewi, Mursidah. (2012). Pengaruh Pelatihan Timbang Terima Pasien Terhadap Penerapan
Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana di RSUD Raden Mattaher Jambi.
Jurnal Health & Sport. Vol. 5 No. 3
Engel, James F. (2011). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Ketepatan Waktu Tanggap
Penanganan Kasus Pada Instalasi Darurat Bedah Dan Nonbedah Di RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo. http//.www.google.com jurnal ketepatan waktu kunjungan
dokter.pdf.
Gunawan, Ketut. (2011). Kualitas Layanan dan Loyalitas Pasien (Studi pada Rumah Sakit
Umum Swasta di Kota SingarajaBali). Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan.
VOL.13, NO. 1. Hal: 32-39
Irawati Nisrul; Primadha, Rina. (2008). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Brand Image
Pada Unit Rawat Jalan Poliklinik Penyakit Dalam RSU Dr. Pirngadi Di Medan.
Jurnal Manajemen Bisnis. Volume 1 Nomor 2. Hal : 78 88
Kharisma, Levi. (2010). Analisis Loyalitas Pasien dengan Metode SEM Pada Ruang Rawat
Inap RS Surabaya. http//.www.google.com jurnal keramahan perawaty.pdf.
Khasanah, Imroatul; Pertiwi, Octarina Dina. (2010). Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Konsumen RS St. Elisabeth Semarang. Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Vol. 12 No. 2. Hal. 117-124
Robbins, Stephen et al. (1995). Organization Behavior Concept, Controversies, Aplication.
Pretince Hall, Inc. Englewood Cliffs.
Santosa Heru; Malek, Nor Malina. (2011). Penilaian Kualitas Pelayanan Pusat Kesehatan
Masyarakat Di Wilayah Sumatera Utara, Indonesia. Jurnal Manajemen
Pelayanan Kesehatan. Vol.14 Hal 49 54
Suryani, Tatik. (2008). Loyalitas Pelanggan Jasa. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Wijono, Djoko. (2006). Jurnal Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan (teori, strategi dan
aplikasi). Vol. 1. Surabaya : Airlangga University Press.
Lampiran :
Tabel 1. Karakteristik responden
Karakteristik Responden
Kelompok Umur (tahun)
<25
25 34
35 44
45 54
55- 64
Total
Jenis kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Pendidikan
SLTP
SLTA
Diploma
Sarjana
Pascasarjana
Pekerjaan
Tidak Bekerja
PNS
Swasta
Wiraswasta
Pensiunan
IRT
Pendapatan (Rp)
< 1.000.000
1.000.000 - 1.999.999
2.000.000 - 2.999.999
3.000.000 - 3.999.999
4.000.000 - 5.000.000
Sumber : Data Primer, 2013
Kualitas Pelayanan
Cukup
Kurang
N
%
n
%
Jumlah
n
29
11
7
12
5
64
45,3
17,2
10,9
18,8
7,8
100,0
18
13
18
10
0
59
30,5
22,0
30,5
16,9
,0
100,0
47
24
25
22
5
123
38,2
19,5
20,3
17,9
4,1
100,0
21
43
32,8
67,2
23
36
39,0
61,0
44
79
35,8
64,2
8
34
5
15
2
12,5
53,1
7,8
23,4
3,1
12
24
17
5
1
20,3
40,7
28,8
8,5
1,7
20
58
22
20
3
16,3
47,2
17,9
16,3
2,4
23
14
6
7
3
11
35,9
21,9
9,4
10,9
4,7
17,2
13
8
6
14
22,0
13,6
10,2
23,7
18
30,5
36
22
12
21
3
29
29,3
17,9
9,8
17,1
2,4
23,6
21
17
17
6
3
32,8
26,6
26,6
9,4
4,7
10
23
18
7
1
16,9
39,0
30,5
11,9
1,7
31
40
35
13
4
25,2
32,5
28,5
10,6
3,3
Persentase
120
3
97,6
2,4
62
61
50,4
49,6
76
47
61,8
38,2
72
51
58,5
41,5
62
61
50,4
49,6
74
49
60,2
39,8
78
45
63,4
36,6
64
59
52,0
48,0
Kualitas Pelayanan
Cukup
Kurang
N
%
n
%
63
1
52,5
33,3
57
2
47,5
66,7
120
3
100,0
100,0
0,607
43
21
69,4
34,4
19
40
30,6
65,6
62
61
100,0
100,0
0,000
48
16
63,2
34,0
28
31
36,8
66,0
76
47
100,0
100,0
0,000
51
13
70,8
25,5
21
38
29,2
74,5
72
51
100,0
100,0
0,000
51
13
82,3
21,3
11
48
17,7
78,7
62
61
100,0
100,0
0,000
46
18
62,2
36,7
28
31
37,8
63,3
74
49
100,0
100,0
0,006
51
13
65,4
28,9
27
32
34,6
71,1
78
45
100,0
100,0
0,000
Jumlah
B
1,365
0,264
Wald
5,778
0,197
Sig.
0,016
0,657
Exp(B)
3,916
1,302
Keamanan pelayanan
Hubungan antar manusia
1,932
6,934
0,008
6,902
2,569
20,867
0,000
13,058
Kelangsungan pelayanan
Ketepatan waktu pelayanan
0,707
1,330
0,249
2,028
0,325
0,195
0,659
1,384
-10,673
29,372
0,000
0,000
Constant
Sumber : Data Primer, 2013