PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menurut
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui Gambaran Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap Cita
Rasa Makanan pada Menu Makan Siang di Ruang 6 RSUD Dr. Soekardjo.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran kepuasan pasien terhadap besar porsi makanan di
ruang rawat inap di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya.
b. Mengetahui gambaran kepuasan pasien terhadap penyajian makanan di
ruang rawat inap di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya.
c. Mengetahui gambaran kepuasan pasien terhadap aroma makanan di
ruang rawat inap di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya.
d. Mengetahui gambaran kepuasan pasien terhadap rasa (bumbu) makanan
di ruang rawat inap di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya.
e. Mengetahui gambaran kepuasan pasien terhadap tekstur makanan di
ruang rawat inap di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya.
f. Mengetahui gambaran kepuasan pasien terhadap suhu makanan di
ruang rawat inap di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya .
penelitian selanjutnya.
3. Bagi Masyaratkat
Diharapkan
dapat
memberikan
informasi
serta
gambaran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LandasanTeori
1. PenyelenggaraanMakananRumahSakit
Pelayanan Gizi Rumah Sakit adalah kegiatan pelayanan gizi di Rumah
Sakit untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat baik rawat inap maupun
rawat jalan, untuk meningkatkan kesehatan dalam rangka upaya preventif,
kuratif, rehabilitatif dan promotif. Ada 4 kegiatan pokok PGRS yaitu
:asuhan gizi rawat jalan, asuhan gizi rawat inap, penyelenggaraan makan,
kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan (Pedoman PGRS, 2013).
Pelayanan makanan di Rumah Sakit akan membantu mempercepat
proses penyembuhan pasien, yang berarti pula memperpendek lama hari
rawat sehingga dapat menghemat biaya pengobatan (Depkes RI, 2006).
Tujuan dilaksanakannya penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit
untuk menyediakan makanan yang berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya,
aman dan dapat diterima oleh konsumen guna mencapai status gizi yang
optimal. Sasaran penyelenggaraan makanan Rumah Sakit terutama pasien
rawat inap. Sesuai dengan kondisi Rumah Sakit, dapat juga dilakukan
penyelenggaraan makanan bagi karyawan (PGRS, 2013).
a. Jenis Produksi Makanan Rumah Sakit
1) Cook-serve : Makanan disiapkan di area Rumah Sakit dan disajikan
lebih banyak atau lebih sedikit secara cepat kepada pasien dan staf.
2) Cook-Chill : Makanan disiapkan di dalam area Rumah Sakit atau di
tempat lain secara cepat dan didinginkan pada suhu sekitar 0-4 oC dan
makanan
merupakan
faktor
terakhir
dalam
makanan
tersebut,
sehingga
penghidangan
dan
10
6) Aroma
Aroma yang disebarkan oleh makanan menjadi daya tarik yang
sangat kuatdan mampu merangsang indera penciuman sehingga
membangkitkan selera. Timbulnya aroma makanan disebabkan karena
terbentuknya senyawa yang mudah menguap dan sebagai akibat dari
reaksi enzim (Sumiyati, 2009).
7) Tekstur
Keempukan makanan selain ditentukan oleh mutu bahan
makanan yang digunakan juga ditentukan oleh cara memasak
(Sumiyati, 2009).
8) Suhu
Temperatur makanan waktu disajikan memegang peranan
penting dalam penentuan cita rasa makanan. Namun makanan yang
terlalu panas atau terlalu dingin akan sangat mengurangi sensivitas
sarang pengecap terhadap rasa makanan (Sumiyati, 2009).
9) Tingkat Kematangan
Tingkat kematangan tentu akan mempengaruhi cita rasa
makanan, karena makanan yang kurang matang atau terlalu matang
kurang enak dikonsumsi (Sumiyati, 2009).
11
3. Kepuasan Pasien
a. Definisi
Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang (pelanggan/pasien)
setelah membandingkan antara kinerja atau hasil yang dirasakan
(pelayanan yang diterima dan dirasakan) dengan yang diharapkannya
(Irine dalam Semedi 2013)
Kepuasan pasien memang merupakan nilai subyektif terhadap
kualitas pelayanan yang diberikan. Oleh karenanya subyektifitas pasien
diperngaruhi oleh pengalaman pasien dimasa lalu, pendidikan, situasi
psikis saat itu, dan pengaruh lingkungan (Lusa dalam Firdaus, 2008).
b. Pengukuran kepuasan konsumen
Tingkat kepuasan pelanggan sangat tergantung pada mutu suatu
produk. Suatu produk dikatakan bermutu bagi seseorang kalau produk
tersebut dapat memenuhi kebutuhannya (Montgomery dalam Supranto,
2011).
Merkouris (1999) dalam Suryawati (2006) menyebutkan bahwa
mengukur kepuasan pasien dapat digunakan sebagai alat untuk:
1) Evaluasi kualitas pelayanan kesehatan,
2) Evaluasi terhadap konsultasi intervensi dan hubungan antara perilaku
sehat dan sakit
3) Membuat keputusan administrasi
4) Evaluasi efek dari perubahan organisasi pelayanan
5) Administrasi
12
13
menghubungi
pelanggan
yang
telah
berhenti
satisfaction
dimana
pelanggan
diberi
pertanyaan
14
15
sosial
ekonomi,
budaya,
lingkungan
fisik,
pekerjaan,
16
B. KerangkaTeori
Makanan
Kenyamanan
Hubungan
pasien dengan
petugas Rumah
Kompetensitekni
Sakit
spetugas
Biaya
Mutumak
anan
Penampilan :
Warna
Bentuk
Porsi
Cara
penyajian
Rasa :
Suhu
Bumbu
Tekstur
Aroma
Tingkat
kematangan
Kepuasan
Pasien
17
C. KerangkaKonsep
Penampilan :
Porsi
Cara penyajian
Rasa :
Suhu
Bumbu
Tekstur
Aroma
KepuasanPasien
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan desain deskriptif yang sesuai
dengan tujuan penelitian, yaitu melihat gambaran atau deskripsi mengenai
kepuasan pasien terhadap cita rasa makanan di ruang Ruang 6 di RSUD dr.
Soekardjo Kota Tasikmalaya.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
18
19
Kriteria inklusi :
1) Pasien berusia 17 tahun.
Pemilihan pasien berdasarkan usia tersebut karena pada usia tersebut
cara berpikir seseorang sudah dapat bekerja secara efektif dan
sistematis, dapat menganalisa secara kombibubur, sudah berpikir
secara proporsional, dan dapat menarik generalisasi secara mendasar
pada satu macam isi (Piaget dalam Budiningsih, 2004).
2) Pengambilan pasien yang telah menjalani perawatan minimal 1 hari
dengan alasan pasien sudah mengetahui jenis makanan yang biasa
dihidangkan setelah melalui 3 kali waktu makan.
3) Bersedia menjadi responden.
Kriteria eksklusi :
1) Pasien yang mendapat makanan cair dan bubur saring.
2) Pasien dengan penyakit yang dapat mengganggu fungsi panca indera
seperti gangguan fungsi penciuman, rasa, dan ganguan alat
pencernaan lainnya.
2. Teknik sampling
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling. Hal ini karena pengambilan sampel dilakukan dengan cara
memilih sampel yang memenuhi kriteria inklusi yang telah ditentukan,
diantaranya sampel telah menjalani perawatan selama minimal 1 hari dan
mendapat makanan lunak atau biasa. Pengambilan sampel akan dilakukan
selama 2 hari.
20
D. Definisi Operasional
1. Variabel
Definisi operasional
: Kepuasan pasien
: Penilaian pasien secara subjektif terhadap
cita rasa makanan yang disajikan.
Cara ukur
: Wawancara
Alat ukur
: Kuesioner
Hasil
4 x Jumlah responden
Rata-rata kepuasan selama 3 hari
Keterangan:
= Jumlah Skor Kepuasan (3 hari)
4 = 4 Jenis Makanan yang ditilai setiap kali
3
Skala ukur
2. Penampilan Makanan
Penampilan makanan adalah penampakan yang ditimbulkan
oleh makanan yang disajikan. Penampilan ini meliputi warna, bentuk
makanan, besar porsi, dan cara penyajian.
a. Variabel
: Besar porsi
21
diberi skor 1
diberi skor 2
diberi skor 3
diberi skor 4
Skala ukur
3. Rasa makanan
Rasa makanan adalah rasa yang ditimbulkan dari makanan yang
disajikan. Rasa makanan meliputi : aroma, bumbu, tekstur, suhu,
tingkat kematangan.
a. Variabel
: Aroma
Definisi operasional :penilaian
responden
terhadap
aroma
Cara ukur
Alat ukur
Hasil ukur
diberi skor 1
22
Tidak puas
diberi skor 2
Puas
diberi skor 3
Sangat Puas
diberi skor 4
(Supranto, 2011)
Skala ukur
: Ordinal
c. Variabel
: Tekstur
Definisi operasional : penilaian responden terhadap tekstur
makanan yang disajikan.
Cara ukur
: Wawancara
Alat ukur
: Kuesioner
Hasil ukur
: Sangat tidak puas
diberi skor 1
Tidak puas
diberi skor 2
Puas
diberi skor 3
Sangat Puas
diberi skor 4
(Supranto, 2011)
Skala ukur
: Ordinal
d. Variabel
: Suhu
Definisi operasional : penilaian responden terhadap suhu makanan
Cara ukur
Alat ukur
Hasil ukur
Skala ukur
yang disajikan.
: Wawancara
: Kuesioner
: Sangat tidak puas
Tidak puas
Puas
Sangat Puas
(Supranto, 2011)
: Ordinal
diberi skor 1
diberi skor 2
diberi skor 3
diberi skor 4
23
Data sekunder meliputi data diet pasien dari buku diet di instalasi
gizi RSUD dr. Soekardjo.
2. Cara pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara Wawancara, yaitu
menanyakan variabel-variabel yang ada pada kuesioner kepada pasien dan
dicentang oleh petugas. Pengisian kuesioner akan dilakukan setelah selesai
makan pagi, siang dan sore.Hal ini dilakukan dengan pertimbangan pasien
masih mengingat makanan apa saja yang diberikan dari Rumah Sakit.
3. Instrument penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
kuesioner. Lembar kuesioner berisi mengenai karakteristik pasien dan
penilaian terhadap cita rasa makanan yang meliputi penampilan (warna,
bentuk makanan, besar porsi, dan cara penyajian) dan rasa makanan
(aroma, bumbu, tekstur, tingkat kematangan, dan suhu).
F. Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik pengolahan data
Data-data primer yang dihasilkan dari pingisian kuesioner responden
diolah sesuai tahap-tahap pengolahan data sebagai berikut :
a. Mengkode data (data coding)
Yaitu memberi kode data untuk penilaian responden mengenai
variabel pada kuesioner.
b. Mengedit Data (data editing)
Yaitu memastikan data yang diperoleh adalah data bersih, lengkap
sehingga dapat diolah.
c. Memasukan Data (data entry)
24
25
26