Anda di halaman 1dari 14

6

2
3
5

Zona Rembang

Perbukitan Rembang dibatasi kearah barat laut oleh suatu depresi yang
membentang ari semarang ke rembang. Depresi ini telah ada sejak
Neogen, yang kemudian pada akhir Kuarter/akhir zaman Glasial depresi ini
berubah menjadi selat yang memisahkan G.Muria dari pulau Jawa.
Endapan-endapan di depresi ini masih muda, baru abad 15 menjadi aratan.
Prof. Niermeyer (1913) mengatakan pada abad 18 kapal laut masih
berlayatr melewati selat ini dari demak ke Rembang lewat kudus dan Pati.
Jepara pada abad 16 dan 17 masih merupakan bandar penting dalam
hinterlangnya (daerah pedalaman) Demak, Kudus dan Pati.
Dalam kitab Pararaton yang mengisahkan sejrah Majapahit, tidak tercantum
mana distrik Pati, memandakan bahwa pada masa itu daerah ini masih
merupakan selat. Kenyataan-kenyataan sejarah tersebut menunukkan
bahwa depresi semerang-rembang belum lama menjadi daratan. Daerah
Demak, Kudus dan Pati baru didiami orang sejak abad 15 M.

Kembali

Zona Kendeng

Pegunungan Kendeng ini membenam ke arah timur dibawah


endapan aluvial muda delta Brantas. Sedikit demi sedikit antiklin
nagian selatan menghilang dan akhirnya hanya antiklin di bagian
utara yang mencapai Surabaya yaitu Kedungwaru dan Guyangan.
Rupanya pada periode Holosen, Kendeng barat dan tengah sudah
terangkat sedang bagian timur masih mengalami penurunan
menurut van Bemmlen. Hal ini didasarkan pada kenampkan tanah
hitam dalam sumur artesis pada kedalaman 120 m dibawah
permukaan laut, paahal tanah hitam tersebut merupakan hasil
pelapukan daratan. Maclaine Pont (1928) mengemukakan bahwa
pada abad pertengahan sampai tahun 1396 muara kali Brntas
masih dilayari samapai di Mojokerto. Keterangan Maclaine tersebut
memperkuat pendapat van Bammlen, dan menganggap bahwa
pendapat Stille di atas sebagai overschematized.

Kembali

Zona Randublatung
Zona Perbukitan Rembang
Puncak geantiklin berada dekat pantai utara
sebagaimana ditandaai oleh G.Lasem dan G.Butak.
Perluasan ke timur genatiklin ini bersambung dengan
Madura. Menurut van Bemmlen terjadi pengangkatan
pada Meiosen Akhir di G.Muria - G.Lasem- Bawean,
menyebakan sedimentasi di Rembang bagian selatan.
Tetapi pengangkatan Geantiklin Jawa pada PlioPleistosen menghasilkan gaya kompresif ke utara
sehingga dibeberapa tempat pelipatan di sebelah
selatan Rembang menunjukkan arah pelipatan ke utara.
Dengan kata lain pelipatan Rembang sebagai akibat
tekanan ari arah utama dan ari selatan.
Kembali

Zona Solo
Zone Solo merupakan depresi yang ditumbuhi
oleh vulkan-vulkan kuarter. Zone ini sama dengan
di ujung timur Jwa dan Madura, terdiri dari 3 subzone, yaitu sub-Zone Blitar, suatu depresi yang
mebatasi pegunungan Selatan dengan vulkanvulkan di depresi tengah , Solo sensu strico yaitu
bagian tengah yang diisi oleh vulkan-vulkan
kuarter, subzone Ngawi, yaitu Depresi yang
membatasi vulkan-vulkan di depresi dengan
Pegunungan Kendeng. Batas Zone ini berupa
patahan tranversal dimana terletak G.Ungaran,
Suropati Merbabu dan Merapi.
Kembali

Zona Pegunungan Selatan


Pegununga Selatan Jawa Timur sama
dengan di ujung Timur Jawa dan Madura,
terdiri batuan vulcanik bersisipan dengan
gamping. Antara seblah timur Parngtritis
sampai Teluk Popoh, pegunungan Selatan
dapat ibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

Kembali

Zona Pegunungan Muria

Gunung muria berumur pleistosen awal yang sekarang telah


padam dan puncaknya peca-pecah membentuk seekor graben.
Kuiper telah mengumpulkan beberapa sampel batuan dikawah
Rahtewu, ternyata ada batuan sedimen berupa liat, mael dan
limestone. Ini menunjukkan bahwa dasar dari G.Muria terdiri dari
Lapisan sedimen plastis berumur neogen. Letusan G.Muria pada
masa silam banyak mengeluarkan leusit, yang bertipe Mediteran
sama dengan G.Lurus dan G.Ringgit di pantai utara Ujung Timur
Jawa dan Madura.
Dikaki tenggara kompleks G.Muria dijumapai suatu Dome yang
dikenal dengan nama G.Patihayam . Batuan inti dome ini telah
tersingkap berupa sedimen marin yang kemudian tertutup dengan
breksi yang mengandung leusit setebal 300 m dan selanjutnya
tertutup lagi dengan lahar dari G.Muria.

Kembali

Batuan di Jawa Timur


Statigrafi daerah Jawa Timur dapat dibagi
3 zona

Penyebab

titik tersebut berbentuk garis lurus dan didalamnya ada endapan


sedimen muda yang tebal dan sangat banyak.

Dalam ilmu geologi, sedimen tersebut harus diendapkan sampai


jutaan tahun dan menjadi batuan.

Banyak sedimen yang tidak terkompaksi dengan baik dan terkena


sesar mengingat jalur tersebut dilalui gunung api sehingga
memanaskan sedimen dan menjadi sangat mudah bergerak.

Faktor lain yang menyebabkan gunung lumpur berpotensi meletus


karena Pulau Jawa ditekan oleh lempeng dari arah selatan
sehingga banyak retakan di jalur tersebut.

Pergerakan Tanah di Jawa Timur


Hampir di seluruh kabupaten ada

Anda mungkin juga menyukai