Pada zaman Nabi perawat dapat diberi nama Al Asiyah dari kata Aasa yang berarti
mengobati luka, dengan tugas utama memberi makanan dan memberikan obat. Pelayanan
kesehatan telah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW dengan seorang perawat wanita
yang pertama yang bernama Rufaidah. Islam sangat menghargai seorang petugas kesehatan
karna petugas ini adalah petugas kemanusiaan yang sangat mulia.
Pelayanan kesehatan adalah memberi pelayanan kesehatan kepada orang yang
membutuhkan baik itu berupa asuhan keperawatan atau pelayanan kepada pasien. Hubungan
antara petugas kesehatan dan pasien adalah sebagai penjual jasa dan pemakai jasa.
Antara petugas kesehatan dan pasien terjadi akad Hijrah. Akad Hijrah adalah suatu akad
dimana satu pihak memanfaatkan Barang, Tenaga, Pikiran dan Keahlian.
Islam sangat memperhatikan masalah kesehatan, baik kesehatan Fisik, Mental maupun
kesehatan lingkungan.
bertanggung jawab atas kematian /penderitaan dan kerugian pasien yang disebabkan
oleh kesalahan perawat
Profesi keperawatan dalam islam adalah dipandang sebagai profesi yang mulia.akan
tetapi hal itu berlaku apabila asuhan keprawatan yang dilakukan sesuai dengan syariah
islam,yaitu dengan memperhatikan kaidah-kaidah dan aturan-aturan dalam islam.dalam AlQuran disebutkan bahwa:
dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Al-Quran menganjurkan untuk
membantu orang orang yang sedang kesulitan dalam hal ini adalah pada keadaan sakit.seperti
yang dicontohkan oleh rufaidah di zaman Rasulullah Saw.sebagai perumpamaan dalam
penerapan asuhan keperawatan yang sesuai dengan aturan-aturan yang ada dalam islam.misalnya
adalah bagaimana cara bersuci dan shalat bagi pasien yang sedang sakit.
diwajibkan bersuci dengan air, berwudhu jika berhadats kecil dan mandi jika berhadats besar
2.
3.
jika tidak bisa dengan air karena dikhawtirkan dapat memperlambat kesembuhan, maka
boleh tayamum
bila tidak mampu bersuci sendiri maka dapat dibantu orang lain
4.
jika pada tubuh terdapat luka yang digips atau dibalut maka cukup mengusap balutan tadi
dengan air
5.
cara bertayamum ialah memukulkan dua tangannya ketanah yang suci sekali pukulan,
kemudian mengusap wajahnya lalu mengusap telapak tangannya
6.
jika sebagian tubuh yang harus disucikan terluka, maka dibasuh dengan air jika
membahayakan cukup diusap sekali saja jika membahayakan juga maka bias bertayamum
7.
8.
jika tidak mungkin bertayamum diatas tanah atau dinding atau tempat lain yang
mengandung debu maka boleh menggunakan sapu tangan
9.
orang yang sakit juga wajib membersihkan tubuhnya dari najis, jika tidak mungkin maka ia
solat apa adanya, dan solatnya sah
orang yang sakit wajib menggunakan pakaian yang suci dalam melaksanakan solat jika tidak
memungkainkan maka solat apa adanya dan solatnya sah
orang yang sakit juga wajib solat ditempat yang suci jika tidak mungkin maka cara sholat
ditempat apa adanya dan sholatnya sah.
1.
diwajibkan berdiri meskipun tidak tegak atau bersandar pada dinding atau bertumpu pada
tongkat
2.
3.
bila tidak mampu duduk maka solat dengan berbaring miring dengan bertumpu pada sisi
tubuh sebelah kanan menghadap kiblat
4.
jika tidak mampu berbaring maka dapat dengan telentang dan kaki menuju arah kiblat dan
kepala agak ditinggikan
5.
jika tidak mampu juga maka solat dengan menggunakan isyarat tubuh seperti kepala jika
kepala tidak mampu maka dengan mata
6.
7.
jika memang semua itu tidak mampu maka dapat solat didalam hati
jika orang sakit merasa kesulitan mengerjakan solat pada waktunya, maka dibolehkan
menjamak
1.
3.
4.
5.
Para pemimpin rumah sakit-rumah tidak boleh menugaskan seorang perawat laki-laki dan
seorang perawat wanita untuk piket dan jaga malam bersama, ini suatu kesalahan dan
kemungkaran besar, dan ini artinya mengajak kepada perbuatan keji. Jika seorang laki-laki hanya
berduaan dengan seorang wanita di suatu tempat, tidak bisa dijamin aman dari godaan setan
untuk melakukan perbuatan keji dan sarana-sarananya.
Karena itu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Tidaklah seorang laki-laki bersepi-sepian dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya)
kecuali yang ketiganya setan"
Menurut islam kesehatan yang bersifat (Prepentif) lebih diutamakan dari pada Kuratif
(pengobatan).
Hak dan kewajiban petugas kesehatan lebih besar dari pada hak dan kewajiban pasien karna hak
dan kewajiban petugas kesehatan bertanggung jawab atas jiwa dan raga pasien.
Menurut islam bahwasan orang sakit wajib melakukan berobat untuk mengobati penyakit
nya.sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW.
berobatlah kamu, hai hamba hamba Allah! Sebab sesungguhnya Allah SWT tidak membuat
penyakit kecuali membuat pula obat nya, selain itu penyakitnya, ialah sakit tua.(Hadis riwayat
Ahmad, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim)
Menurut hukum islam, seseorang yang melakukan praktek kedokteran dan pengobatan,
sedangkan ia bukan ahlinya, misalnya, ia Kunter (dukun yang melakukan praktek dokter
seperti operasi), atau Terkun (dokter yang melakukan praktek dukun)
Seperti ia tidak memberikan resep obat kepada pasiennya yang sesuai dengan disiplin ilmu
kedokteran yang ia pelajari, tetapi ia harus bertanggung jawab atas kerugian pasien nya,
jiwa/materialnya. Hal ini berdasarkan sabda Hadis Nabi :
ruang lingkup itu mencakup berbagai aspek dan keadaan yang sesuai dengan kaidah dan
aturan dalam islam.misalnya :
Sebagai seorang praktisi keperawatan kita harus bertindak professional sesuai fungsi dan tujuan
dari asuhan keperawatan.dengan demikian dapat tercapai pelaksanaan asuhan keperawatan yang
bermutu dan sesuai dengan syariah islam.