PENDAHULUAN
Hemangioma adalah suatu tumor yang umumnya berkarakteristik
proliferasi pembuluh darah. Lebih umum dikenal sebagai hamartoma daripada
sebagai neoplasma sejati. Sering merupakan kelainan kongenital, kebanyakan
hemangioma terjadi pada kelahiran atau usia tahun pertama. Pada sebuah
penelitian dilaporkan oleh Watson dan McCharty (1966) bahwa 85% dari 1308
lesi terjadi pada akhir usia tahun pertama, dan perbandingan hemangioma laki-laki
dan perempuan adalah 65% : 35% serta perbandingan hemangioma yang terletak
pada leher kepala dan seluruh permukaan tubuh adalah 56% : 44%. Lesi tampak
menonjol, datar dan warnanya merah tua, atau merah kebiruan. Umumnya pada
jaringan lunak terutama pada lidah, bibir, mukosa bukal, dan palatum. Tumor ini
sering terkena trauma dan mengalami ulserasi serta menjadi infeksi sekunder.
(Shafer, 1983; McDonald, 1994)
Hemangioma adalah tumor jaringan lunak yang tersering pada bayi baru
lahir dengan persentase 5-10% pada anak-anak yang berusia kurang dari satu
tahun. Meskipun dilihat dari jumlah kejadian hemangioma yang cukup besar pada
anak-anak, tapi patogenesisnya tidak sepenuhnya dapat dimengerti, dan
penanganan yang terbaik untuk hemangioma masih kontroversial (Cathy, 1999).
Pembagian klasik hemangioma adalah hemangioma pada kulit bagian atas
atau hemangioma kapiler, hemangioma pada kulit bagian dalam atau hemangioma
kavernosa, dan hemangioma campuran antara keduanya (Kantor, 2004).
Hemangioma muncul saat lahir, meskipun demikian dapat hilang sendiri beberapa
bulan setelah lahir. Hemangioma dapat muncul pada setiap bagian tubuh,
meskipun demikian hemangioma lebih mengganggu bagi para orang tua ketika
hemangioma tumbuh pada muka atau kepala bayi (Kantor, 2004). Pengetahuan
mengenai etiologi, patofisiologi, klasifikasi, pengenalan gejala klinis dari
hemangioma, deteksi dini dari komplikasi, dan penanganan yang efektif untuk
hemangioma
BAB II
2.1. DEFINISI
Hemangioma adalah suatu tumor jaringan lunak / tumor vaskuler jinak
akibat proliferasi (pertumbuhan yang berlebih) dari pembuluh darah yang tidak
normal dan dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh darah. Hemangioma
sering terjadi pada bayi baru lahir dan pada anak berusia kurang dari 1 tahun (510%). Biasanya, hemangioma sudah tampak sejak bayi dilahirkan(30%) atau
muncul setelah beberapa minggu setelah kelahiran (70%). Hemangioma muncul
di setiap tempat pada permukaan tubuh, seperti kepala, leher, muka, kaki atau
dada.
Gambar 1. Hemangioma
Hemangioma merupakan tumor vaskular jinak umum pada bayi dan anak.
Meskipun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada orang tua. Umumnya
hemangioma tidak membahayakan karena sebagian besar kasus hemangioma
dapat hilang dengan sendirinya beberapa bulan kemudian setelah kelahiran. Harus
diwaspadai bila hemangioma terletak di bagian tubuh yang vital, seperti pada
mata atau mulut. Hal ini dikarenakan, bila menutupi sebagian besar tempat
tersebut akan mengganggu proses makan dan penglihatan, atau bila hemangioma
terjadi pada organ dalam tubuh (usus, organ pernafasan, otak) dapat mengganggu
proses kerja organ tersebut. Hemangioma lebih mengganggu bagi para orang tua
ketika hemangioma tumbuh pada muka atau kepala bayi.
2.2. INSIDENSI
Persentasi terbesar hemangioma didapat pada waktu kelahiran, atau timbul
dan berkembang sebelum anak mencapai umur satu tahun, dan hilang secara
spontan. Lesi hemangioma telah terbentuk pada tahun pertama kelahiran (Boyd,
1970). Manifestasi klinis hemangioma dapat juga terjadi pada usia yang lebih
lanjut. Kurang lebih 75% ada pada saat lahir, dan kurang lebih 60% terjadi pada
daerah kepala dan leher. Tumor ini terjadi pada saat kelahiran bayi atau timbul dan
berkembang sebelum anak berusia 1 tahun, akan tetapi manifestasi klinis
hemangioma dapat juga ditemukan pada usia lanjut.
Berdasarkan Gender
Tumor ini dapat ditemui pada orang tua maupun pada anak-anak, baik
laki-laki maupun wanita. Tumor pada wanita ditemukan dengan perbandingan
65% : 35%
Hemangioma lidah dapat terjadi karena masalah stres pada pasien, deformitas
oleh karena kosmetik, hemoragi rekuren, dan masalah fungsional seperti berbicara,
penelanan, dan mastikasi. Hemangioma lidah dapat tetap berjalan lambat atau
lesi menjadi kurang tegang dan lebih mendatar (Kushner, et al., 1999; Katz, et
al., 2002; Lehrer, 2003; Anonim, 2005).
hemangioma
tidak
begitu
dimengerti,
pengetahuan
mengenai
pertumbuhan dari pembuluh darah yang normal dan proses angiogenesis dapat
dijadikan petunjuk. Vaskulogenesis menunjukkan suatu proses dimana prekursor
sel endotel meningkatkan pembentukan pembuluh darah, mengingat angiogenesis
berhubungan dengan perkembangan dari pembuluh darah baru yang ada dalam
sistem vaskular tubuh. Selama fase proliferasi, hemangioma mengubah kepadatan
dari sel-sel endotel dari kapiler-kapiler kecil. Sel marker dari angiogenesis,
termasuk proliferasi dari antigen inti sel, collagenase tipe IV, basic fibroblastic
growth factor, vascular endothelial growth factor, urokinase, dan E-selectin, dapat
dikenali oleh analisis imunokimiawi (Olmstead, et al., 1994; Kushner, et al., 1999;
Katz, et al., 2002).
Hemangioma superfisial dan dalam, mengalami fase pertumbuhan cepat
dimana ukuran dan volume bertambah secara cepat. Fase ini diikuti dengan fase
istirahat, dimana perubahan hemangioma sangat sedikit, dan fase involusi dimana
hemangioma mengalami regresi secara spontan. Selama fase involusi,
hemangioma dapat hilang tanpa bekas. Hemangioma kavernosa yang besar
mengubah kulit sekitarnya, dan meskipun fase involusi sempurna, akhirnya
meninggalkan bekas pada kulit yang terlihat. Beberapa hemangioma kapiler dapat
involusi lengkap, tidak meninggalkan bekas (Kantor, 2004; Lehrer, 2004; Hall,
2005).
2.7. GAMBARAN KLINIS
Gambaran klinik dari hemangioma adalah heterogen, gambaran yang
ditunjukkan tergantung kedalaman, lokasi, dan derajat dari evolusi. Pada bayi baru
lahir, hemangioma dimulai dengan makula pucat dengan teleangiektasis. Sejalan
dengan perkembangan proliferasi tumor gambarannya menjadi merah menyala,
mulai menonjol, dan noncompressible plaque. Hemangioma yang terletak di
dalam kulit biasanya lunak, masa yang terasa hangat dengan warna kebiruan.
Seringkali, hemangioma bisa berada di superfisial dan di dalam kulit.
Hemangioma memiliki diameter beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter.
Hemangioma bersifat solid, tapi sekitar 20% mempunyai pengaruh pada bayi
dengan lesi yang multipel (Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002; Drolet, et al.,
2004).
Bayi perempuan mempunyai resiko tiga kali lebih besar untuk menderita
hemangioma dibanding bayi laki-laki, dan insidensi meningkat pada bayi
prematur. Kurang lebih 55% hemangioma ditemukan pada saat lahir, dan
perkembangannya pada saat minggu pertama kehidupan. Dulunya, hemangioma
menunjukkan fase proliferasi awal, involusinya lambat, dan kebanyakan terjadi
resolusi yang komplit. Jarang sekali hemangioma menunjukkan pertumbuhan
tumor pada saat lahir. Walaupun perjalanan penyakit dari hemangioma sudah
diketahui, sangat sulit untuk memprediksi durasi dari pertumbuhan dan fase
involusi untuk setiap individu. Superfisial hemangioma biasanya mencapai ukuran
yang maksimal sekitar 6-8 bulan, tapi hemangioma yang lebih dalam mungkin
berproliferasi untuk 12-14 bulan. Pada beberapa kasus dapat mencapai 2 tahun.
Onset dari involusi lebih susah untuk diprediksi tapi biasanya digambarkan dari
perubahan warna dari merah menyala ke ungu atau keabu-abuan. Kira-kira 2040% dari pasien mempunyai sisa perubahan dari kulit, hemangioma pada ujung
hidung, bibir, dan daerah parotis biasanya involusinya lambat dan sangat besar.
Hemangioma superfisial pada muka sering meninggalkan noda berupa sikatrik
(Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002).
Hemangioma oral dan faringeal berusia lebih lama pada saat diagnosa
daripada lesi dari situs-situs hemangioma lain. Pada orang dewasa, hemangioma
mukosa seringkali terjadi dari situs mukosa yang seringkali terkena trauma:
mukosa bibir (63% dari seluruh kasus rongga mulut), mukosa bukal (14% kasus)
dan batas lateral lidah (14% kasus), tetapi dapat terjadi pada lokasi oral atau
faringeal manapun. Pada populasi penelitian ada sebuah predileksi kuat pria (2:1),
meskipun demikian ada predileksi gender minimal pada penelitian berbasis rumah
sakit. Lesi kongenital dan neonatal dapat terjadi, khususnya pada bibir dan
kelenjar parotid.
Hemangioma mukosa biasanya massa lunak, berbentuk bulat yang cukup
jelas, tidak sakit yang berwarna merah atau biru. Lesi yang lebih superfisial
seringkali berlobus dan akan memucat saat ditekan dengan jari. Lesi yang lebih
dalam cenderung berbentuk kubah dengan warna permukaan normal atau
kebiruan; mereka jarang memucat. Sebuah lesi dengan permukaan getaran atau
suara bising (dengan stetoskop), atau dengan permukaan yang lebih hangat, sangat
dengan peningkatan suplai darah, tapi cara ini jarang digunakan. Angiografi
menunjukkan baik tidaknya pembuluh darah juga untuk mengetahui pembesaran
hemangioma karena neo-vaskularisasi. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
menunjukkan karakteristik internal dari suatu hemangioma dan lebih jelas
membedakan dari otot-otot yang ada di sekitarnya (Abdel-Motaal, et al., 1996;
Kushner, et al., 1999).
Hemangioma dapat didiagnosa dengan pemeriksaan fisik. Pada kasus
hemangioma dalam atau campuran, CT Scan atau MRI dapat dikerjakan untuk
memastikan bahwa struktur yang dalam tidak terlibat (Kantor, 2004).
Diagnosis banding ialah terhadap tumor kulit lainnya, yaitu limfangioma,
lipoma, dan neurofibroma (Hamzah, 1999).
10
2.8.2. Histopatologi
Secara histopatologis hemangioma kapiler terlihat sebagai susunan
pembuluh darah yang terdapat epitel skuamosa bertingkat yang menutupinya,
cenderung tipis dan tidak banyak keratinisasi. Pembuluh darah tersebut mirip
dengan kapiler dan berdinding tipis. Lapisan dari kapiler berisi suatu jajaran sel
endotel yang belum matang. Epitel penutupnya biasanya utuh, namun pada posisi
terbuka dapat mengalami ulserasi dan tertutupi oleh lesi yang berdarah. Karena
trauma saat mastikasi, sering terdapat sel inflamasi, sel limfosit yang kecil dan
lekosit (Yuwono HS, 204)
Selain itu histopatologi hemangioma dapat digunanakan dalam diagnosa.
Secara gambaran mikroskopis terlihat massa sel endotelial yang berpoliferasi
membentuk susunan plexiform pada diantara vaskular. Yang mana terdiri dari :1 .
Kapiller ;2. Kavernosus ; 3.Gabungan. Dinding tipis pada celah pembuluh darah
karvenosus merupakan suatu garis lapisan pada sel endotelial menyelingi tulang
trabekular.
2.9. TERAPI
Ada 2 cara pengobatan:
1. Cara konservatif
Pada
perjalanan
alamiahnya
lesi
hemangioma
akan
mengalami
11
2. Cara aktif
Hemangioma yang memerlukan terapi secara aktif, antara lain adalah
hemangioma yang tumbuh pada organ vital, seperti pada mata, telinga, dan
tenggorokan; hemangioma yang mengalami perdarahan; hemangioma yang
mengalami ulserasi; hemangioma yang mengalami infeksi; hemangioma yang
mengalami pertumbuhan cepat dan terjadi deformitas jaringan (Anonim, 2005).
2.1. Pembedahan
Tumor yang berbatas dan kecil dapat dihilangkan dengan suatu eksisi
dengan skapel atau dengan pisau diatermi. Perlu diwaspadai adanya perdarahan
yang mungkin sulit untuk diatasi terutama jika lesi cukup besar. Oleh karena itu
sebelum tindakan operasi, dilakukan penggolongan darah. Transfuse dilakukan
jika terjadi kehilangan darah cukup banyak.
Eksisi sering dilakukan bersama-sama dengan iradiasi. Pada hemangioma
yang cukup besar. Perlu dilakukan eksisi luas sehingga sering mengakibatkan
shock. Dalam keadaan ini dilakukan radiasi dengan sinar x terlebih dahulu dengan
tujuan mendapatkan sclerosis ruangan-ruangan endotel yang berisi pembuluh
darah. Kemudian tumor dieksisi dengan pisau diatermi. Tindakan bedah ini juga
dilakukan untuk biopsi.
Indikasi :
1. Terdapat tanda-tanda pertumbuhan yang terlalu cepat, misalnya dalam beberapa
minggu lesi menjadi 3-4 kali lebih besar.
2. Hemangioma raksasa dengan trombositopenia.
3. Tidak ada regresi spontan, misalnya tidak terjadi pengecilan sesudah 6-7 tahun.
Lesi yang terletak pada wajah, leher, tangan atau vulva yang tumbuh cepat,
mungkin memerlukan eksisi lokal untuk mengendalikannya (Hamzah, 1999).
2.2. Radiasi
12
13
lama terapi radiasi, serta fakta bahwa kebanyakan hemangioma kapiler akan
beregresi (Hamzah, 1999).
2.3. Kortikosteroid
Mekanisme aksi kortikosteroid pada hemangioma juvenile masih belum
jelas, tetapi beberapa peneliti telah menemukan adanya reseptor steroid pada
hampir semua jaringan tempat hormone mengeluarkan efek utamanya. Jaringan
ini disebut jaringan target. Sasaki et al, melaporkan bahwa terapi kortikosteroid
pada bayi dengan hemangioma strawberi menunjukan regresi yang premature
pada lesi yang sedang tumbuh tetapi tidak pada pasien dengan hemangioma
kavernosus (sasaki, 1991)
Hemangioma immature dan yang berproliferasi lebih merespon pada
steroid dengan baik. Prednisolone oral diberikan dengan dosis 5 mg/kg/hari
selama 6-9 minggu, kemudian 2-3 mg/kg/hari selama 4 minggu dan diikuti
dengan terapi alternative harian selama sampai 6 minggu. Metilprednisolonuga
telah digunakan pada anak-anak penderita hemangioma dan Kasabah-merrit
syndrome. Perawatan dengan steroid harus selalu berkurang secara bertahap
(tapered gradually) dan tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba karena ada
kemungkinan pertumbuhan kembali hemangioma dan untuk mecegah krisis
adrenal. (Oak, 2006).
Kriteria pengobatan dengan kortikosteroid ialah:
1. Apabila melibatkan salah satu struktur yang vital.
2. Tumbuh dengan cepat dan mengadakan destruksi kosmetik.
3. Secara mekanik mengadakan obstruksi salah satu orifisium.
4. Adanya banyak perdarahan dengan atau tanpa trombositopenia.
5. Menyebabkan dekompensasio kardiovaskular.
Kortikosteroid
yang
dipakai
ialah
antara
lain
prednison
yang
14
Terjadi pada penggunaan dosis tinggi dan lama atau karena penghentian
obat secara tiba-tiba. Kortikosteroid bersifat aditif. Oleh karena itu pemberian
lebih dari 5-7 hari, obat harus diberhentikan secara bertahap (tapering off).
Efek samping karena penghentian tiba-tiba: withdrawl effect (insufisiensi
adrenal akut, demam, mialgia, atralgia, malaise, reaktivasi penyakit, anoreksia,
nausea, lebih pruritus dan deskuamasi).
Efek samping karena penggunaan lama dengan dosis besar :
o Glukosa darah meningkat
o Euphoria
o Purpura
o Masked infeksi (infeksi terselubung misalnya TBC)
o Trunk obesity / distribusi lemak
o Oedem
o Imunosupresi
o Gangguan pertumbuhan anak
o Atropi otot (miopati)
o Atropi kulit
o Osteoporosis
15
melaporkan
penggunaan
sylnasol
(1959).
Beberapa
praktisi
16
yang diikuti dengan 0,5ml sotradecol. 2/3 pada perifer dan 1/3 pada pusat lesi.
Penyuntikan dilakukan 2 kali selama 2 minggu.
2.5. Elektrokoagulasi
Cara ini dipakai untuk spider angioma untuk desikasi sentral arterinya,
juga untuk hemangioma senilis dan granuloma piogenik (Hamzah, 1999).
2.6. Bedah Krio
James Ammot (1845) telah menggunakan terapi ini untuk merawat tumor
dengan menggunakan larutan garam ice cold. Living (1960) memperkenalkan
sistem pengaliran cairan nitrogen dengan aliran yang kuat. Sistem ini
menggunakan probemetal yag ujungnya merupakan alat pembeku yang dapat
diatur suhu (-20) (-190) C. ujung probe mengalirkan suhu ke jaringan dan
kemudian akan menghasilkan pembentukan bola es yang tersusun hampir simetris
disekelilingya. Bedah krio ini memiliki dua metoda.
1. Bedah Krio Terbuka
Biasanya tidak digunakan pada tumor dalam rongga mulut. Tetapi
beberapa ahli menyatakan dapat digunakan pada tumor yang kecil antar 5-15 mm
dan tidak terlalu jauh diposterior. Biasanya tumor terletak pada mukosa bukal atau
labial. Pada pelaksaannya dibutuhkan neoprene cones yang mempunyai ukuran
sama dengan tumor. Pada pemakaiannya alat ini diletakkan pada massa tumor
sambil terus dipegang oleh operator, dan kontak antara neoprene cones dan massa
tumor dapat dilapisi dengan gel kalium, iodida. Tahap selanjutnya adalah
penyemprotan kriogen yang diarahkan pada massa dan biasanya memerlukan
waktu 1-1,5 menit samapi seluruh massa tumor membeku secara merata,
kemudian neoprene cones diangkat dan thermocouple yang telah dihubungkan
dengan kriometer ditusukkan kedalam, massa melalui pinggiran massa untuk
mengetahui suhu yang telah dicapai, biasanya antara (-25)- (-60)C. beberapa
menit setelah pembekuan massa tumor akan membengkak. Pembengkakan atau
bertambah besar dalam waktu 24 jam akan mencapai puncaknya setelah 48 jam.
17
Massa tumor akan terlihat berwarna coklat sampai kehitaman dan tertutup
lapisan fibrin serta berbatas tegas dengan jaringan normal sekitarnya. Nekrose
jaringan berjalan lambat antara beberapa jam sampai beberapa hari. Pada saat ini
dapat terjadi inflamasi. Antara minggu pertama dan kedua pasca bedah massa
tumor akan terlepas dengan sendirinya dan penyembuhan dicapai pada hari
keempat.
18
diberikan
secara
drip
(infus),
atau
injeksi
adalah
19
20
BAB III
PRINSIP LIGASI PADA HEMANGIOMA
Umumnya ligasi pembuluh darah dilakukan secara end to end atau end to
side (ujung ke ujung atau ujung ke samping). Diantara bahan yang digunakan
dalam ligasi pada rekonstruksi pembuluh darah yakni Dacron, yang nantinya
digunakan untuk pengganti pembuluh darah yang besar seperti aorta. Pemakaian
dacron mempunyai keuntungan yakni :
-
Tidak bocor
Tidak memerlukan praeclotting, tapi agak kaku dan bila
dipotong akan berjerumbai sedangkan yang akan dirajut
memerlukan precloting sebelum dipakai dengan tujuan untuk
mencegah kebocoran.
21
1. Jarum harus menusuk tegak lurus dan melalui seluruh lapisan dinding
pembuluh darah. Maka dalam memasang jarum, ujung pemegang persis
ditengah jarum, karena hanya dengan cara ini dapat mengarahkan jarum
secara tepat dan bila jarum harus melalui jarinngan keras dan pengapuran
sehingga jarum tidak bengkok.
2. Hindari memegang dinding arteri, vena atau vena tambalan (patch) dengan
pinset. Menusuk jarum melalui dinding pembuluh harus demikian rupa
tanpa harus memegang dinding pembuluh dengan pinset atau alat lainnya.
Caranya adalah dengan memegang dan mengangkat lapisan adventisia dari
pembuluh supaya lebih mudah menusuk jarum melalui dinding arteri atau
vena, atau dengan cara menahan menggunakan pinset tertutup pada tempat
dimana ujung jarum terlihat.
3. Cara memasukan jarum melalui dinding pembuluh adalah :
a. Pemegang jarum ada ditengah jarum. Jarum didorong melalui dinding
pembuluh. Ujung jarum yang keluar ditarik beberapa milimeter dengan
pinset, baru kemudian pemegang jarum dipindahkan ke seberang dekat
pinset kir a-kira ditengah jarum dan selanjutnya jarum dapat melalui
dinding pembuluh secara atraumatik.
b. Bila pinset masih kita perlukan untuk memegang atau mengangkat
adventisia pembuluh dan vena, maka jarum didorong dengan alat
pemegang jarum dan memnarik ujung jarum yang kelihatan beberapa
milimeter dan kemudian jarum dapat secara atrumatik melalui dinding
pembuluh.
4. Melakukan ligasi dengan cara meletakkan pemegang jarum sedemikian
rupa, sehingga sebelum dan sesudah jarum melalui dinding pembuluh,
jarum tetap dipegang di tengah.
5. Letakkan ikatan benang pada posisi yang benar, agar tidak terjadi
perdarahan. Dimana ikatan benang diletakkan pada tempatnya oleh asisten
dengan mengunakan pinset.
6. Ligasi sebaiknya dilakukan seperi melayang. Jarum melalui dinding
pembuluh seperti meluncur untuk menghindari kemungkinan kerusakan
dinding akibat jarum dan bekas tusukan tetap sekecil mungkin.
7. Sebelum ligasi selesai, operator melakukan kontrol pada kedua ujung
pembuluh dengan memakai klem bengkok halus, apakah bebas dari
jaringan atau jahitan dengam tujuan untuk mengetahui apakah bebas dari
22
jaringan atau jahitan, bila sempit dapat dilakukan dengan hati-hati sekali
dilatasi dengan ujung klem. Bila ada jaringan adventisia yang terbawa
sewaktu ligasi yang dapat menyebabkan penyempitan maka dengan hatihati dipegang dengan pinset dan gunting.
8. Ligasi dilakukan secara atraumatik dengan teknik sebagai berikut :
a. Doronglah jarum ke dekat pembuluh yang akan diligasi.
b. Ligasi dilakukan dengan ujung jari.
c. Sewaktu menyimpul maka dilakukan secara benar jangan sampai
terpelintir.
d. Jahitan jelujur sebaiknya diselesaikan dengan satu simpul saja.
Jenis-jenis ligasi :
1. Ligasi pada vena yang mengalami pelebaran (PATCHING):
Arteriotomi dilakukan dengan end-arterktomi dengan tujuan
untuk mencegah penyempitan.
Vena aotogen yang akan diligasi harus disiapkan sedemikan
rupa dengan ukuran lebih panjang dari arteriotomi dan lebarnya
seperlunya, biasanya setengah sampai satu sentimeter dengan
ujung kecil tapi tumpul.
Dimulai dari distal dengan dua atau tiga ligasi jelujur longgar,
kemudian ditarik sampai rapat.
Kemudian dengan ligasi jelujur sampai sudut proximal.
Bahan yang digunakan dalam ligasi yang berlebih digunting
dan sudut dibuat tumpul.
Kontrol dan dilatasi seperlunya pada kedua ujung vena.
Jaringan adventisia yang berlebih digunting.
2. Ligasi end to side (ujung ke sisi)
Arteriotomi memanjang.
Vena autogen yang akan dilakukan ligasi harus disiapkan,
sedapat mungkin dipakai pada salah satu vena untuk membuat
bentuk seperti sepatu, bila ada katup harus direkseksi dulu.
Ligasi dilakukan secara jelujur longgar pada cabang vena
dengan sudut arteriotomi proximal, kemudian benang diatrik
dengan rapat.
Ligasi diteruskan sampai semua cabang vena tadi terjahit
seluruhnya.
Selanjutnya ligasi jelujur pada satu sisi sampai sudut distal.
Vena yang berlebihan digunting dengan meninggalkan ujung
23
24
25
2/3 dari lidah. Lesi telah ada sejak lahir dan selalu bertambah besar ukurannya.
Massa lesi dengan ukuran 1 x 2 cm. Mukosa yang menutupi lesi berwarna lebih
gelap kearah ungu tua (gambar 4).
Pada penanganan kasus ini dapat dilakukan ligasi dengan anestesi umum
yang mana lesi diisolasi dan dengan multipel benang yang akan mengikat
pembuluh darah periper pada lesi yang disuplai oleh pembuluh darah
sirkumferensial dengan menggunakan benang silk ukuran 3.0. multipel intratumor
di ikat secara random, sebagian besar aliran darah akan terakumulasi dan dapat
mengurangi lesi pada lidah menjadi bentuk normal (gambar 5 dan 6)
Teknik ligasi sirkumferensial dapat mengurangi masalah yang timbul
dengan penanganan minimal dan tidak ada tindakan rekonstruksi yang dilakukan
untuk
memperbaiki
fungsi
dan
estetik.
Proses
penyembuhan
dengan
menggunakan teknik ini dengan menahan arteri dan vena yang berhubungan aliran
darah. Proses penyumbatan pembuluh darah yang menghungkan ke hemagioma
bertujuan untuk mengeliminasi aliran pembuluh darah menjadi statis dan terjadi
pengumpalan daran diantara ligasi dan menyebabkan atropi endometelium
vaskular dan terjadi pergantian jaringan angiomatous menjadi jaringan fibrous.
26
Gambar 3 sisi kiri ari bagian lidah dengan warna ke arah gelap ke merahan pada
lesi .
Gambar 4 Angiogram pada arteri lingua kanan dan kiri yang dapat meningkatlkan
vaskularisasi pada sebelah kiri .
KOMPLIKASI
1. Perdarahan
Komplikasi ini paling sering terjadi dibandingkan dengan komplikasi
lainnya. Penyebabnya ialah trauma dari luar atau ruptur spontan dinding
pembuluh darah karena tipisnya kulit di atas permukaan hemangioma, sedangkan
pembuluh darah di bawahnya terus tumbuh (Katz, et al., 2002).
2. Ulkus
27
28
BAB IV
KESIMPULAN
1. Hemangioma adalah suatu tumor jaringan lunak / tumor vaskuler jinak
akibat proliferasi (pertumbuhan yang berlebih) dari pembuluh darah
yang tidak normal dan dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh
darah. Hemangioma sering terjadi pada bayi baru lahir dan pada anak
berusia kurang dari 1 tahun (5-10%). Biasanya, hemangioma sudah
tampak sejak bayi dilahirkan(30%) atau muncul setelah beberapa
29
4. Komplikasi
1. Perdarahan
2. Ulkus
3. Trombositopenia
4. Gangguan penglihatan
5. Masalah psikososial
6. Obstruksi jalan napas dan gagal jantung
30
DAFTAR PUSTAKA
H. Djang Jusi. Dasar-dasar ilmu bedah vaskular, edisi keempat,FKUI 2008; 34450.
Greenberg, M.S; M. Glick. 2003. Burkets Oral Medicine. 10th ed. Hamilton: BC
Decker Inc.
Http/www.pdgi_online.com
31
Neville BW, Damm DD, Allen CM, Bouquot JE. Oral and maxillofacial
pathology. Philadelphia: WB Saunders Company; 1995.p.390-2
Regezi JA, Scilubba JJ. Oral pathology, clinical pacthologic correlations, 3rd ed.
Philadelphia: WB Seunders Company;1999.p.122-8.
32