TINJAUAN PUSTAKA
KS Provinsi
Provinsi
KS Kabupaten-Kota
KabupatenKota
Taman Nasional1)
Jiew, Budd, Fani, Miossu, Fanildo, Bras, Bepondi, Dan Liki) dengan
Negara pulau (Provinsi Maluku Utara, Papua Barat, Dan Papua)
7. Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 19 pulau kecil terluar yang
berhadapan dengan laut lepas (Provinsi NAD, SUMUT, SUMBAR,
Bengkulu, Lampung, Banten, JABAR, JATENG, JATIM, Dan NTB.
Sumber: PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Keterangan: 1=revitalisasi kawasan, 2=pengembangan kawasan
keamanan
4) Strategis militer
2
Ekonomi
Lingkungan
Social budaya
Sumber daya
alam
Dan
teknologi
1)
2)
3)
4)
5)
Potensi ekonomi
Geoekonomi
Konsentrasi pasar
Infrastruktur
Industrialisasi
Dan
urbanisasi
6) Keuntungan Dan daya
saing wilayah
7) Produkasi Dan eksport
8) Peran sebagai prime
mover
(pusat
pertumbuhan)
9) Peran
bagi
daerah
sekitarnya
10) Kesejahteraan
masyarakat
1) Perlindungan lingkungan
(fungsi lindung)
2) Kritis lingkungan
3) Daerah aliran sungai
4) Daya dukung lingkungan
5) Keanekaragaman hayati
(flora fauna)
6) Peran dalam perubahan
iklim
7) Konflik lingkungan
1) Warisan
budaya
(heritage)
2) Keunikan adat istiadat
budaya Dan kelangkaan
3) Pelestarian budaya
4) Keanekaragaman
budaya
5) Konflik budaya
1) Nilai strategis sumber
daya alam (regional,
nasional, Dan global)
2) Potensi
konflik
sumberdaya alam
3) Nilai strategis teknologi
(ekonomi Dan hankam)
4) Nilai
strategis
ilmu
pengetahuan
Dan
teknologi (IPTEK)
4) Kawasan latihan
5) Kawasan nuklir
6) Kawasan
ujicoba
senjata
1) Metropolitan
2) Kawasan
ekonomi
terpadu (KAPET)
3) Perkotaan
4) Kawasan industri
5) Kawasan tumbuh cepat
6) Kawasan
ekonomi
khusus
1) Kawasan pertambangan
strategis
2) Kawasan
stasiun
pengamatan
bumi
dirgantara Dan laut
3) Kawasan cagar IPTEK.
4.
5.
6.
7.
6.
Rangkuman
Kawasan Cepat Tumbuh (KCT) adalah kenyataan sebagai
fenomena dalam perkembangan wilayah. Pengaruh ekonomi KCT sangat
besar baik kepada keenokomian nasional, keekonomian masyarakat,
bahkan punya pengaruh signifikan terhadap kapasitas fiskal nasional.
Sesuai dengan rencana jangka panjang nasional untuk peningkatan
ekonomi yang berkualitas dan berkesinambungan, maka KCT perlu tetap
dikembangkan dan lebih ditumbuhkan. Namun KCT juga melahirkan
banyak dampak utamanya urbanisasi, ketimpangan antar daerah, dan
juga aspek lingkungan bila tidak dikelola secara strategis dan sistematis.
Berkenaan dengan hal tersebut, maka KCT selayaknya ditetapkan
sebagai Kawasan Strategis Nasional secara lebih legalistik melalui
penetapan peraturan perundangan yang kemudian diikuti dengan
berbagai komitmen oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat, khususnya pihak swasta di bidang investasi.
2.3 DAYA DUKUNG LINGKUNGAN HIDUP
Menurut UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup, daya dukung lingkungan hidup diartikan sebagai kemampuan lingkungan
hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain.
Undang-undang sebelumnya, yaitu UU Nomor 23 tahun 1992 tentang
Lingkungan hidup, membedakan daya dukung lingkungan menjadi daya dukung
alam,daya tampung lingkungan binaan dan daya tampung lingkungan sosial.
1. Daya dukung alam adalah kemampuan lingkungan alam beserta segenap
unsur dan sumbernya untuk menunjang perikehidupan manusia serta
makhluk lain secara berkelanjutan.
2. Daya tampung lingkungan binaan adalah kemampuan lingkungan hidup
buatan manusia untuk memenuhi perikehidupan penduduk.
3. Daya tampung lingkungan sosial adalah kemampuan manusia dan kelompok
penduduk yang berbeda-beda untuk hidup bersama-sama sebagai satu
masyarakat secara serasi, selaras, seimbang, rukun, tertib, dan aman.
a. Pentingnya Daya Dukung Lingkungan dalam Pembangunan
Wilayah sebagai living systems merefleksikan adanya
keterkaitan antara pembangunan dan lingkungan. Dengan demikian,
perubahan dalam ruang wilayah akan menyebabkan perubahan pada
kualitas lingkungan baik positif maupun negatif. Padahal lingkungan hidup
secara alamiah memiliki daya dukung yang terbatas (carrying capacity).
Oleh karena itu perlu adanya inisiatif untuk mengintegrasikan komponen
lingkungan dalam aspek pembangunan.
Pembangunan adalah optimasi, interdependensi dan interaksi
antara komponen pembangunan, yaitu sumberdaya alam, sumberdaya
manusia, tata nilai masyarakat, dan teknologi untuk meningkatkan
kualitas hidup. Dalam kenyataannya, pertumbuhan penduduk yang tinggi
dan tuntutan kebutuhan manusia menyebabkan manusia mengeksploitasi
sumberdaya alam tanpa memperhatikan kemampuan daya dukungnya,
akibatnya terjadi penurunan kualitas lingkungan. Disamping itu,
kerusakan juga merupakan akibat dari sistem pengaturan penggunaan
sumberdaya alam yang belumn memadai.
Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam mensyaratkan
diketahuinya kemampuan daya dukung lingkungan saat ini, melalui suatu
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
analisis perlu diduga kapan dan seberapa jauh kemampuan daya dukung
tersebut dapat ditingkatkan. Selain itu pemahaman tentang variasi
keruangan dan faktor determinan sangat membantu dalam merumuskan
kebijakan pembangunan.
Dinamika daya dukung wilayah merupakan fungsi keseimbangan
dari sumberdaya wilayah dengan jumlah penduduk pada tingkat hidup
layak dengan segala implikasinya. Akibat luasnya pengertian daya
dukung wilayah, maka dalam tulisan ini pengertian daya dukung wilayah
menjadi enam konsep, yaitu :
Konsep ekonomi, daya dukung wilayah adalah kemampuan wilayah
dalam mendukung penduduknya untuk hidup pada tingkat yang layak, di
atas garis kemiskinan. Secara operasional diindikasikan dengan jumlah
penduduk miskin.
Konsep sosial, daya dukung wilayah adalah kemampuan wilayah dalam
mendukung penduduknya untuk dapat terpenuhi kebutuhan kebutuhan
sosialnya seperti beribadah, pendidikan, dan kesehatan, berbelanja, dan
lain sebagainya.
Konsep pangan, daya dukung wilayah adalah kemampuan wilayah dalam
memberikan atau mencukupi kebutuhan pangan dari daerahnya sendiri
(swasembada)
Konsep papan (permukiman), daya dukung wilayah adalah kemampuan
wilayah dalam memberikan atau mencukupi kebutuhan lahan untuk
permukiman dan permukiman itu sendiri.\
Konsep lingkungan, daya dukung wilayah adalah kemampuan wilayah
dalam memberikan lingkungan yang baik tanpa merusak lingkungan bagi
penduduk yang tinggal. Secara operasional diindikasikan dengan
dinamika tekanan penduduk terhadap lahan pertanian.
Konsep mobilitas, daya dukung wilayah adalah kemampuan wilayah
dalam memberikan kebebasan dan ruang gerak yang baik kepada
penduduknya untuk melakukan mobilitas.
Konsep tata ruang, daya dukung wilayah adalah kemampuan wilayah
dalam memberikan pola keseimbangan peruntukan fungsi wilayah antara
kawasan lindung dan kawasan budidaya.
Lp /Pd
KFM /Pr
Lp
Pd
KFM
Pr
Kepadatan 0 jiwa/ha
Kepadatan lebih kecil dari
50 jiwa/ha
Zona
Kota
Kepadatan
antara
51
samapai
dengan
100
jiwa/ha
Kepadatan antara 101
sampai
dengan
300
jiwa/ha
Kepadatan antara 301
sampai
dengan
500jiwa/ha
Pinggiran
Zona Perkotaan
Zona Pusat Kota
Kepadatan lebih
dari 501 jiwa/ha
besar
Kebutuhan
ruang/kap
(m2/kapita
0 m2/kapita
133 m2/kap
80 m2/kapi
26 m2/kapi
16 m2/kapi
6,6 m2/kap
LPm /JP
a
Keterangan :
DDPm = Daya Dukung Permukiman
LPm = Luas Permukiman (ha)
JP
= Jumlah Penduduk
Koefisien
Lindung
0,42
0,46
0,21
0,28
0,98
0,37
0,18
0,01
DDL
Keterangan :
DDL = Daya Dukung Fungsi Lingkungan
Lgl1 = Luas guna lahan jenis 1 (ha)
a1
= koefisien lindung untuk guna lahan 1
LW
= luasan wilayah (ha)
DAYA DUKUNG EKONOMI WILAYAH
Cloud ( dalam soerjani, 2008) memberikan ilistrasi daya dukung
lingkungan dengan memformulasikan hubungan sumber daya alam,
jumlah penduduk, dan kualitas hidup.
Rkh=
PDRB tot
JP X K
Keterangan:
DDE
PDRBtot
JP
K
IKLw=
LWk1 4
0,3 x LW
Keterangan:
IKLw = indeks kemampuan lahan wilayah
LWk1-4 = luas wilayah yang memiliki kemampuan lahan I-IV
LW
= luas wilayah
0,3
= koefisien minimal 30% fungsi lindung suatu wilayah (untuk
wilayah berkembang), sedangkan untuk wilayah belum berkembang
dapat menggunakan indeks 0,4 atau yang lebih besar lagi.
Kisaran nilai indeks kemampuan lahan wilayah, adalah:
1. Apabila IKLw > 1, berarti bahwa wilayah memiliki kemampuan
mengembangkan potensi lahanya lebih optimal khususnya untuk
berbagai ragam kawasan budidaya, dengan tetap terjaga
keseimbangan lingkungan.
2. Apabila IKLw < 1, berarti bahwa wilayah lebih banyak memiliki fungsi
lndung, khususnya perlindungan terhadap tata air dan gangguan dari
persoalan banjir, erosi, sedimentasi, serta kekurangan air.
DAYA DUKUNG SUMBERDAYA AIR
Daya dukung sumberdaya air pada dasarnya mengadopsi istilah
daya dukung lingkungan sebagai kemampuan lingkungan atau suatu
wilayah dalam memenuhi kebutuhan air bagi populasi didalamnya dengan
mempertimbangkan potensi ketersedian sumberdaya air yang tersedia.
DDA
PSA
KA
Keterangan:
DDA
PSA
KA
( XiX )
Sd
Keterangan
Z scorei = Nilai Z score untuk variabel atau paramater i. Rentang nilai
Z score adalah negatif (di bawah rata rata) dan positif (di atas rata
rata), setelah dibobot dengan standar deviasi
Xi
= Data mentah dari variabel pengamatan i
X
= Rata rata data variabel pengamatan
Sd
= Standar deviasi
DAN SEBAGAINYA
2.4 Kawasan Peri Urban
Istilah peri urban merupakan istilah yang berasal dari bahasa
Inggris. Istilah peri merupakan kata sifat yang bermakna pinggiran atau
sekitar dari suatu objek tertentu. Sementara istilah urban merupakan
istilah yang berarti sifat kekotaan atau sesuatu yang berkenaan dengan
kota. Penggabungan dari kedua istilah tersebut yaitu peri dan urban akan
membentuk kata sifat baruyang secara harafiah berarti sifat kekotaan dan
sekitar, sehingga apabila ditamabah dengan kata region, maka kata peri
urban region mempunyai makna sebagai suatu wilayah yang berada
disekitar perkotaan.
Kawasan peri urban merupakan kawasan yang berdimensi multi,
hal ini dikarenakan pengkaburan makna sekitar perkotaan, yang berarti
memiliki makna sifat kekotaan dan sifat kedesaan. Pengidentifikasian
kawasan peri urban sangat sulit jika dilihat dari dimensi non-fisikal, oleh
karena itu pada tahap pengenalan kawasan peri urban hanya didasarkan
pada istilah kedesaan maupun kekotaan dari segi fisik morfologi yang
diindikasikan oleh bentuk pemanfaatan lahan non-agrarisversus
penggunaan lahan agraris.. dari sisi ini wilayah perkotaan merupakan
suatu wilayah yang didominasi oleh bentuk pemanfaatan lahan nonagraris, sedangkan wilayah kedesaan adalah wilayah yang didominasi
oleh bentuk pemanfaatan lahan agraris.
Dari segi sosial-ekonomi pengidentifikasian kawasan peri urban ini
sedikit berbeda dengan pengidentifikasian secara fisikal, karena
pengidentifikasian segi ini menyangkut perilaku sosial maupun ekonomi
masyarakat. Secara ilmiah penentuan batasan kawasan peri urban ini
sanagt sulit, namun McGee (1994:13) mengemukakan bahwa batas
terluar dari kawasan peri urban ini adalah tempat dimana orang masih
maumenglaju untuk bekerja/melakukan kegiatan kekota. Hal seperti ini