Anda di halaman 1dari 45

Chronic Kidney Disease

Meyrna Heryaning Putri


042010101051

PENDAHULUAN
PGK sebagai sindroma klinis karena penurunan

fungsi ginjal yang menetap


Insidensi PGK semakin meningkat
Etiologi PGK sangat bervariasi

LAPORAN KASUS
IDENTITAS PENDERITA

Nama
: Tn. A.B.
Umur
: 50 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pekerjaan
: Pensiunan
Pendidikan
: SMA
Alamat
: Perum Tegal Besar A-6 Jember
Tanggal MRS
: 30 November 2010
Tanggal KRS
: 13 Desember 2010
Tanggal Pemeriksaan
: 8 Desember 2010
No. RM
: 19.47.21

II. ANAMNESIS
KU : Sesak nafas
RPS :
Kurang lebih 4 tahun SMRS pasien sering mengeluh sesak dan
terasa sakit di pinggang sebelah kiri dan menjalar ke belakang,
nyeri hilang timbul kurang lebih 10 kali dalam sehari dengan
lama nyeri kurang lebih 5-10 menit. Nyeri timbul jika pasien
terlalu capek, dan agak berkurang jika dibuat istirahat. Pasien
tidak mengeluh demam, pasien mengeluh mual tetapi tidak
muntah, tidak pusing, dan tidak sesak, BAK sedikit dan terasa
tidak tuntas, tidak terasa nyeri, bewarna kuning, BAB sedikit,
pasien tidak pernah terbentur atau terpukul di daerah pinggang
sebelumnya.Oleh pasien tidak diberi obat apapun dikarenakan
nyeri akan hilang dengan sendirinya. Kemudian pasien
memeriksakan kesehatan ke RSD dr. Soebandi Jember. Lalu
dikatakan bahwa pasien menderita gagal ginjal dan harus
menjalani cuci darah.

II. ANAMNESIS
Pasien selama ini rutin menjalani cuci darah
di poli Haemodialisa RSD dr. Soebandi Jember
tiap 3 hari sekali. Pasien sudah tidak pernah
BAK. Tapi masih bisa BAB normal.
2 hari SMRS pasien cuci darah ke RSD. dr.
Soebandi,
kemudian
karena
pasien
mengeluhkan sesak nafas, badan terasa
lemas, nyeri sendi dan disertai adanya batuk.

II. ANAMNESIS
Dua hari yang lalu pasien cuci darah,
pasien mengeluhkan sesak nafas, sakit di
kedua pinggang dan menjalar ke belakang,
nyeri dirasakan terus menerus. Pasien tidak
mengeluh demam, pasien mengeluh mual
tetapi tidak muntah, tidak BAK, BAB
normal.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien memiliki riwayat hipertensi, memiliki


riwayat batu ginjal, tidak ada riwayat
kencing manis, dan ada riwayat asam urat
yang tinggi sebelumnya serta didapatkan
adanya benjolan pada tangan dan kaki
pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga tidak ada yang sakit seperti pasien.

Riwayat Pengobatan

Rutin menjalani haemodialisa seminggu 2 kali dari Poli


Haemodialisa RSD. dr. Soebandi sejak 4 tahun yang lalu.
Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien tinggal serumah dengan istri dan 2 anak pasien.


Penghasilan pasien perbulan tidak menentu dikarenakan
pasien pensiun dini dikarenakan sakit yang diderita.
Rumah pasien berukuran 6 m x 12 m, berlantai semen,
bertembok batu bata, dengan 3 kamar dan setiap kamar
ada jendela. Kamar mandi dan jamban ada di dalam
rumah. Sumber air untuk memasak, minum dan mencuci
dari sumur yang berjarak + 5 m dari rumah.
Kesan : Riwayat sosial ekonomi kurang

Riwayat gizi

Nafsu makan pasien diakui berkurang


karena sering merasa mual. Pasien seharihari lebih sering mengkonsumsi tahu
tempe serta sayur-sayuran dan kacangkacangan. Untuk minum sehari-hari berasal
dari air sumur yang dimasak terlebih
dahulu. Pasien sering mengkonsumsi
minuman suplemen yang menurut pasien
untuk menambah tenaga.

ANAMNESIS SISTEM
Sistem serebrospinal
Sistem kardiovaskular

: pusing (-), demam (-)


: berdebar-debar (-),

hipertensi (+)
Sistem pernafasan
: sesak
Sistem gastrointestinal
: cegukan (-), mual
(+), muntah (-)
Sistem urogenital
: BAK (-).
Sistem integumen
: tidak ada keluhan
Sistem musculoskeletal
: nyeri pinggang (+),
lemas (+), agak
pucat (+)

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran
: Compos Mentis
Vital Sign
: Tensi
= 130/90
mmHg
Nadi
=
96 x/mnt
RR = 40 x/mnt
Suhu
= 36,2 0C
Pernapasan
: sesak (+), orthopnea
(+)
Kulit
: Turgor kulit normal,
tidak ada
ikterus

Pemeriksaan fisik
Kelenjar Limfe

: Limfonodi leher, aksila, dan


terdapat

inguinal tidak
pembesaran.
Otot
: Konsistensi padat kenyal, atrofi
(-), massa (-)
Tulang
: Tidak ada deformitas, krepitasi
didapatkan gangguan
pergerakan, nyeri
kedua pinggang (+), nyeri sendi (+)
Berat Badan : 60 Kilogram
Tinggi Badan : 170 Sentimeter
Status gizi
: IMT = 60
= 20.76 (IMT dalam batas
(1,7)2
normal)
Status Lokalis
: regio metacarpal D/S, genu D/S, pedis D/S
didapatkan adanya massa(+), konsistensi kistik,multiple dengan
ukuran 1-2 cm.

Kesan : Didapatkan keadaan umum pasien


lemah, kesadaran composmentis, T =
130/90 mmHg, Nadi = 96 x/menit, RR = 40
x/mnt, sesak(+), orthopnea (+), nyeri
pinggang (+), nyeri sendi (+), didapatkan
adanya massa di regio metacarpal D/S,
genu D/S, pedis D/S.

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Khusus
Kepala
Bentuk
: Bulat lonjong, simetris
Rambut
: Hitam, lurus, tidak mudah dicabut
Mata
: Konjungtiva anemis +/+
Sklera ikterus -/Odem palpebra -/Pupil isokor 3mm/3 mm, Reflek cahaya +/+
Hidung
: Sekret (-), perdarahan (-),
pernafasan cuping
hidung (-)
Telinga
: Sekret (-), bau (-), perdarahan (-)
Mulut
: Sianosis (-), bau (-), mukosa mulut
pucat (-),
lidah pucat (-)

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Khusus
Leher
KGB
:
Tiroid
:
Kaku kuduk
:
Peningkatan JVP :

tidak ada pembesaran.


tidak ada pembesaran
(-)
(-)

Pemeriksaan fisik
Thorax

Cor :

I = Ictus cordis tidak tampak


P
= Ictus cordis tidak teraba
P = Redup di ICS IV PSL dextra s/d
di ICS V AAL sinistra
A
= S1S2 tunggal (+)
Pulmo:
I = Simetris, KG (-), Retraksi (+/
+)
P
= Fremitus Raba dbn
P
= Sonor
A
= Ves (+/+), Rh (+/+), Wh (-/-)

Pemeriksaan fisik
Abdomen :
Inspeksi = cembung
Auskultasi = BU (+) N
Palpasi
= Soepel, hepar/lien/ren tidak teraba, nyeri tekan
+
Perkusi
= hipertimpani, pekak hepar (+), nyeri ketok
ginjal +/+
Ekstremitas : Superior = Akral hangat +/+ , Odema +/+(piting)
Inferior
= Akral hangat +/+ , Odema +/+ (piting)
Pada pemeriksaan fisik khusus didapatkan : (1) Cor : redup di
ICS IV PSL dextra s/d di ICS V AAL sinistra, S1S2 tunggal (+);
(2) Abdomen : nyeri ketok ginjal +/+; (3) Ekstremitas : piting
oedem +/+ pada superior dan inferior

30 / November /
2010
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Laju Endap Darah
Leukosit

13,9
100/130
15,8

Hitung Jenis

-/-/-/84/16/-

Hematokrit

39,0

Trombosit

506

SEROLOGI / IMUNOLOGI
HBs-Ag

Anti HCV-Ab

8 / Desember /
2010

30 / November / 2010
URINE LENGKAP
Warna

pH

BJ

Protein

Glukosa

Urobilin

Bilirubin

Nitrit

Eritrosit

Leukosit

Epitel Skuamos

Epitel Renal

Kristal

Silinder

Bakteri/Yeast/Trichomonas

8 / Desember / 2010

30 / November /
2010

8 / Desember /
2010

FAAL HATI
Bilirubin Direk

0.44

Bilirubin Total

0.96

SGOT

50

SGPT

102

GAMA GT

Total Protein

Albumin

2.5

Globulin

FAAL GINJAL
Kreatinin Serum

7.7

6,8

BUN

52

44

Urea

112

94

Asam Urat

5.9

5,2

LEMAK
Kolesterol Total

30 / November /
2010

8 / Desember /
2010

KADAR GULA DARAH


Sewaktu

ELEKTROLIT
Natrium

134,4

134,7

Kalium

3,72

3,95

Chlorida

99,8

101,6

Calsium

2,29

2,62

Fosfor

1,71

1,67

Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium faal ginjal

didapatkan kenaikan pada kreatinin serum


(7.7), BUN (52), Urea (112), Asam Urat
(5.9).
Pada
pemeriksaan
elektrolit
didapatkan
hiponatremia,
peningkatan
magnesium dan fosfor.

Pemeriksaan thorax foto

Tanggal 6/12/2010

Hasil thorax foto :


Cor membesar, cephalisasi (+)
Efusi pleura bilateral
kardiomegali

RESUME

Seorang laki-laki umur 50 tahun datang dengan keluhan sesak


yang sudah dirasakan pasien kurang lebih 4 tahun yang lalu.
Pasien sering mengeluh sesak dan terasa sakit di pinggang
sebelah kiri dan menjalar ke belakang, nyeri hilang timbul
kurang lebih 10 kali dalam sehari dengan lama nyeri kurang
lebih 5-10 menit. Nyeri timbul jika pasien terlalu capek, dan
agak berkurang jika dibuat istirahat. Pasien tidak mengeluh
demam, pasien mengeluh mual tetapi tidak muntah, tidak
pusing, dan tidak sesak, BAK sedikit dan terasa tidak tuntas,
tidak terasa nyeri, bewarna kuning, BAB sedikit, pasien tidak
pernah terbentur atau terpukul di daerah pinggang
sebelumnya.Oleh pasien tidak diberi obat apapun dikarenakan
nyeri akan hilang dengan sendirinya. Kemudian pasien
memeriksakan kesehatan ke RSD dr. Soebandi Jember. Lalu
dikatakan bahwa pasien menderita gagal ginjal dan harus
menjalani cuci darah.

RESUME
Pasien selama ini rutin menjalani cuci darah di poli
Haemodialisa RSD dr. Soebandi Jember tiap 3 hari
sekali. Pasien sudah tidak pernah BAK. Tapi masih bisa
BAB normal.
2 hari SMRS pasien cuci darah ke RSD. dr. Soebandi,
kemudian karena pasien mengeluhkan sesak nafas,
badan terasa lemas, nyeri sendi dan disertai adanya
batuk.
Dua hari yang lalu pasien cuci darah, pasien
mengeluhkan sesak nafas, sakit di kedua pinggang dan
menjalar ke belakang, nyeri dirasakan terus menerus.
Pasien tidak mengeluh demam, pasien mengeluh mual
tetapi tidak muntah, tidak BAK, BAB normal.

Pemeriksaan Fisik
Umum :
keadaan umum pasien lemah,
RR = 40 x/mnt, sesak (+), nyeri
kedua pinggang (+)
Khusus :
retraksi +/+, wheezing +/+
Nyeri ketok ginjal

Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium faal
ginjal didapatkan kenaikan pada kreatinin
serum (7.7), BUN (52), Urea (112), Asam
Urat (5.9). Pada pemeriksaan elektrolit
didapatkan
hiponatremia,
peningkatan
magnesium dan fosfor.

Radiologi
Hasil thorax foto didapatkan gambaran Cor
membesar, cephalisasi (+),Efusi pleura
bilateral serta kardiomegali.
.

Diagnosis Kerja
Diagnosa Chronic Kidney Disease stage

Penatalaksanaan
Diet : Garam 40 120 meq, rendah protein (0.60.8 gr/kgBB/hari) tinggi kalori (35
kCal/kgBB/hari), diet rendah kalium (hindari
pisang, jeruk, tomat dan sayuran berlebih)
Minum sesuai produksi urine.
Infus NaCl 0,9% + meylon 7 tpm
Cefotaxim inj 3x1 g
Kalnex 3x 1 ampul
lasix 2 x1 ampul
Adona 3x 1 ampul
allopurinol 3 x 1 tablet
Prognosis
Ad Malam

Pembahasan
Penyakit Ginjal Kronik
Diagnosis (NKF K-DOQI)
1. Renal damage 3 bulan, +/- penurunan GFR
manifestasi : kelainan patologi dan petanda
kerusakan ginjal.
2. GFR < 60 ml/menit/1,73 m2 3 bulan , +/- kerusakan
ginjal.
Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik
stage berdasarkan GFR
Perjalanan klinis pada pendeita renal damage > 3 bulan
GFR : 9.74 (Gagal Ginjal Kronik Stadium 5)

Pendekatan Diagnostik
Gambaran Klinis
1. Sesuai penyakit yang
mendasari; nyeri kedua
pinggang, menjalar,
hilang timbul, disuri.
2. Sindrom uremia
Sistem Organ
General

Gejala
Fatigue

Mata
pulmonal

Tanda Klinis
Konjungtiva
enemis

Sesak nafas

kardiovaskuler

Efusi pleura
kardiomegali

GI tract

Nausea,

Urogenital

disuria

Manifestasi Klinik

Gambaran Laboratoris
~ penyakit yang mendasarinya
1. Penurunan fungsi ginjal
2. Kelainan biokimiawi darah
3. Kelainan urinalisis

GFR

Pada penderita diperoleh GFR 9.74; kadar


Hb 13.9; hematokrit 39.0; kadar BUN 82;
Urea 112; Asam Urat 5.9; kadar Na 134,5;
kadar Mg 1,15; kadar P 1,71.

Penatalaksanaan
Stadium PGK serta Clinical Action Plan

Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya


Pada penderita terapi spesifik yang diperlukan
berupa penghancuran batu (karena ada riwayat
adanya batu). Tetapi jika dilihat dari nilai GFR
penderita, clinical action plan yang sesuai : terapi
pengganti ginjal.
2. Pengendalian keseimbangan air dan garam
Pemberian cairan disesuaikan dengan produksi urine,
yaitu produksi urine 24 jam ditambah 500 ml. Asupan
garam tergantung evaluasi elektrolit, umumnya
dibatasi 40-120 mEq (920-2760 mg). Furosemide dosis
tinggi masih dapat dipakai pada awal PGK.
Penimbangan berat badan, pemantauan produksi
urine serta pencatatan keseimbangan cairan
Pada penderita diberikan Infus NaCl 7 tpm dan minum
~ produksi urin
1.

Menghambat perburukan fungsi ginjal


a. Diet rendah protein, tinggi kalori
Dimulai saat GFR < 60

b. Terapi farmakologis

4. Pengendalian gangguan elektrolit & asam-basa


Pada penderita diberikan Diet Rendah Kalium (buah
dan sayur).
5. Pengobatan gejala uremi spesifik
Mual dan muntah : diet rendah protein.
Anemia : eritropoetin, asam folat, Fe, dan vitamin B12.
Pada penderita diberikan Diet Rendah Protein dan
Asam
folat 3x1.

6. Deteksi dini dan pengobatan infeksi


Injeksi Cefotaxim 3x1 gram

7. Penyesuaian pemberian obat


>< obat nefrotoksik, antara lain : aminoglikosida, cotrimoksazole, amphotericin. Menghindari diuretik K sparing

8. Deteksi dan pengobatan komplikasi


Komplikasi sbg indikasi untuk hemodialisis: 1) ensefalopati
uremik; 2) perikarditis atau pleuritis; 3) neuropati perifer
prgresif; 4) ODR progresif; 5)hiperkalemia; 6)sindrom
overload; 7)infeksi yang mengancam jiwa

11. Persiapan dialisis dan transplantasi


TP ginjal dilakukan pada PGK stadium 5m
(GFR < 15 ml/mnt) Pada GGT dengan GFR
< 5 ml/menit1,73 m2 , apapun etiologinya,
perlu TP.

Batu Saluran Kemih


Batu saluran kemih menurut
tempatnya digolongkan menjadi batu ginjal
dan batu kandung kemih. Batu ginjal
merupakan keadaan tidak normal di dalam
ginjal, dan mengandung komponen kristal
serta matriks organik. Lokasi batu ginjal
dijumpai khas di kaliks atau pelvis dan bila
akan keluar dapat terhenti di ureter atau
kandung kemih.

Jenis-Jenis Batu
Batu Kalsium (78-85%)
Batu Struvit (10-15%)
Batu Asam Urat (5-8%)

Manifestasi Klinik
Nyeri, bersifat menetap ataupun menjalar.

Umumnya terasa pada daerah pinggang


dan menjalar ke perut. Nyeri dapat hilang
timbul dengan sakit yang luar biasa.
Hematuria,
Kencing terasa panas dan nyeri
Kencing keluar batu/pasir

Kesimpulan dan saran


Kesimpulan

Berdasarkan data dari anamnesis,


pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium
dan pemeriksaan penunjang dapat
disimpulkan bahwa diagnosis kasus tersebut
adalah Chronic Kidney Disease stage V
Saran
Penderita dengan Chronic Kidney Disease
stage V, yang mana nilai GFR- nya < 15
ml/menit, perlu dipikirkan terapi pengganti
ginjal.

Anda mungkin juga menyukai