Anda di halaman 1dari 42

SIROSIS

HEPATIS
Oleh:
Nyimas Izzati Auliyah
032010101029
Pembimbing:
Dr. Ali Santoso Sp. PD

PENDAHULUAN

Sirosis hati -> fase lanjut penyakit hati kronis, ditandai


prosesinflamasi, nekrosis sel hati, usaha regenerasi dan
penambahan jaringan ikat difus (fibrosis) dengan
terbentuknya nodul yang mengganggu susunan lobulus
hati.
Urutan ke-7 penyebab kematian, 25.000 org meninggal/th
laki-laki > wanita -> 1,6 : 1
Rata-rata umur 30 59 tahun dg puncaknya 40 49 tahun
Lebih dari 40% -> asimtomatis,
Penyebab sebagian besar -> infeksi virus kronik (ind) dan
alkoholik (negara barat).
di negara maju, kasus SH yang datang berobat ke dokter =
30%, 30% lainnya ditemukan secara kebetulan ketika
berobat untuk penyakit lain, sisanya ditemukan saat
otopsi.

STATUS PASIEN
Nama

: Tn. W.
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Banjar rejo timur sumber agung
sumber baru Jember
Agama : Islam
Suku
: Madura
Stats
: Sudah Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Tanggal masuk RS : 3 Desember 2010
Tanggal keluar RS
: 9 Desember 201

Anamnesis
Keluhan

Utama :
Perut terasa sakit dan sebah
Riwayat Penyakit Sekarang :
1

minggu SMRS pasien mengeluh perut terasa sakit


terutama pada bagian kanan atas, nyeri dirasakan
hilang timbul, pasien juga mengeluh terasa sebah
dan perut terasa penuh sehingga setiap kali pasien
makan terasa cepat keyang sehingga pasien hanya
makan 3 sendok tiap kali makan dan pasien makan
sehari dua kali.

Pasien lemas, mual (+), muntah(-),


demam (-), sesak (-), perut sebah,
kembung dan nafsu makan menurun.
Perut sakit terutama dibagian perut kanan
atas, BAB (+) hitam seperti petis sejak
sehari yll, BAK (+) warna coklat seperti
teh, tidak nyeri saat BAK

Riwayat

Sosial Ekonomi Dan Lingkungan


Pendidikan terakhir SD, pasien bekerja sebagai petani.
Pendapatan pasien 400.000 rupiah sebulan
Kesan

: keadaan sosial, ekonomi dan lingkungan kurang

Riwayat

Gizi
Pasien makan 2-3 kali/hari. Menu: nasi, lauk pauk
(tahu dan tempe) dan sayur.
Selama sakit, nafsu makan menurun, sehari makan 3
kali dan tiap makan sekitar 2-3 sendok
Kesan : kebutuhan gizi kurang
Riwayat

Kebiasaan
- bukan peminum alkohol
- tidak mengkonsumsi obat jangka panjang

1.

Kepala
Bentuk
: lonjong, simetris
Rambut
: hitam + putih, berombak, pendek, tidak
mudah dicabut
Mata
Konjungtiva : anemis -/Sklera : ikterik +/+
Refleks pupil : normal, pupil isokor 3mm/3 mm,
refleks cahaya +/+
Sekret : (-)
Telinga : sekret (-), perdarahan (-)
Hidung
: secret (-), perdarahan (-), napas
cuping hidung -/Mulut : Sianosis (-), bau (-), mukosa mulut pucat (-)
Kesan: kedua mata ikterik

2.

Leher
Inspeksi : tidak tampak pembesaran KGB leher
Palpasi : tidak teraba pembesaran KGB leher
Kesan: tidak didapatkan kelainan pada leher
3. Dada
Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tak terlihat
Palpasi : Ictus Cordis tidak teraba
Perkusi : redup pada ICS IV PSL D-redup pada ICS V
MCL S
Auskultasi:
S1S2 tunggal reguler, ekstrasistol -,
gallop -, murmur Kesan:

tidak didapatkan kelainan pada


jantung

Inspeksi

Simetris, ketinggalan gerak


(-), retraksi (-)

Palpasi

Fremitus raba

PARU

Perkusi

N N

r r

r r r
Rh

r
SD

Rh
-

V V

V V

VV V V

- -

- -

V V

V V

- -

V V

V V

- -

Wh

- -

cor/pulmo

SD

s s

V V

Wh

Kesan:
dbN

Fremitus raba

N N

s s
Auskultasi

Simetris, ketinggalan gerak


(-), retraksi (-)

- -

- - -

- - -

Abdomen
I

: cembung
A : Bising usus normal (5 kali/menit)
P : Timpani
P : Soepel, nyeri tekan (+) daerah
epigastrium dan hipokondriaka kanan
Hepar tidak teraba

Anogenital

: dbn
Extremitas :
Atas
: Akral Hangat
:+/+

Oedem
:-/Bawah : Akral Hangat
:+/+
Oedem
:-/-

Hasil laboratorium (3 desember 2010)


Jenis

Hasil

Normal

Pemeriksaan

SEROLOGI

HEMATOLOGI
Hemoglobin

10,8

13,4-17,7 gr/dL

Leukosit

11,1

4,3-10,3 x 10 /L

Hematokrit

31,6

38-42 %

Trombosit

142

150-450 x 10 9/L

FAAL HATI
Bilirubin
Direk
Bilirubin

Hasil laboratorium (5 desember


2010)
Pemeriksaan
Hasil
Normal

1,77
4,83

0,2-0,4 mg/dL
<1,2 mg/dL

HBsAg
Anti HCV-Ab

Negativ

Negative

e
1,7

ELEKTROLIT
Natrium

128,2

Kalium

3,5

3,5-5,0

98,1

90-110

88

10-35 U/L

Chlorida

SGPT

51

9-43 U/L

GAMA GT

63

11-50 U/L

Calsium

Albumin

2,1

3,4-4,8 gr/dl

Globulin

5,8

2,3-3,5 gr/dl

Kreatinin

Negative

Albumin

Total
SGOT

FAAL GINJAL

Positif

1,98

Magnesium

0,78

135-155

2,15-2,57
0,73-1,06

Hasil laboratorium (5 desember 2010)


1

0,6-1,3 mg/dl

serum
BUN

17

6-20 mg/dl

Urea

37

10-50 mg/dl

Asam urat

5,5

3,4-7 mg/dl

KADAR GULA DARAH

Albumin

2,2

3,4- 4,8 gr/dl

DIAGNOSA
Sirosis

Hepatis e.c hepatitis B

PENATALAKSANAAN
Infus

RL 20 tpm
Injeksi ranitidine 3x1 ampul
Injeksi cefotaksim 3x1 vial
Injeksi vit K 3x1 ampul
Antasid syrup 3x 1 cth
Injeksi kalnex 3x1 ampul

5 Desember 2010 (HARI KE 2)


S

6 Desember 2010 (Hari ke-3)

Nyeri perut (+), mual (+), sebah (+), kembung (+), gusi
berdarah (-), BAK (+) warna coklat, BAB (+) warna hitam
seperti petis
VS: tek. darah:
110/70 mmHg
Nadi :
90 x/menit
RR :
20 x/menit
Suhu :
36,8
Kepala leher :
Thorax : C/P

Abdomen

Ekstremitas

S
O

a/i/c/d = -/+/-/Cor /pulmo dbn

I
A
P
P

Cembung
BU (+) normal
Tes pekak beralih (-)
Soepel, nyeri tekan (+),tes undulasi
(-), asites (-)
H/L/R = -/S 2/-

Akral hangat
++
++

Sirosis hepatis e.c hepatitis B

Infus RL 20 tpm
Injeksi vit K 3x1 ampul
Injeksi ranitidine 3 x 1 ampul
Injeksi cefotaxim 3 x 1 gr
Antasid syrup 3x1 cth

EDEMA - - --

Perut sebah (+), kembung (+), BAK (+) warna kuning BAB
(+) hitam seperti petis
VS: tek. darah:
100/60 mmHg
Nadi :
84 x/menit
RR :
20 x/menit
Suhu :
36,0
Kepala leher :

a/i/c/d = -/+/-/-

Thorax : C/P :

Cor /pulmo dbn

Abdome
n

Cembung

BU (+) normal

Tes pekak beralih (-)

Soepel, nyeri tekan (+), asites (-),


undulasi (-)
H/L/R = -/S2/-

Ekstremitas

Akral hangat + +
++

Sirosis hepatis e.c hepatitis B

Infus RL 20 tpm
Injeksi vit K 3x1 ampul
Injeksi ranitidine 3 x 1 ampul
Injeksi cefotaxim 3 x 1 gr
Antasid syrup 3x1 cth
Inj kalnex 3x1 ampul

EDEMA - --

8 Desember 2010 (Hari ke-5)

5 Desember 2010 (Hari ke-4)


S

sebah (+), pusing (+), mual (+), muntah (+), sesak (-),
BAK (+) warna kuning, BAB (+) warna hitam seperti
petis
VS: tek. darah: 100/70mmHg
Nadi :
78 x/menit
RR :
22 x/menit
Suhu :
35,2
Kepala leher :
Thorax : C/P:

a/i/c/d = -/+/-/Cor /pulmo dbn

Abdom
en

I
A

Cembung
BU (+) normal

P
P

Tes pekak beralih(shifting dulness) (-)


Soepel, nyeri tekan (+), asites (-),
undulasi (-)
H/L/R = -/S2/-

Ekstremitas

Akral hangat + +
++

S
O

Nyeri perut (-), mual (+), sebah (+), , BAK (+) warna
kuning, BAB (+) warna hitam seperti petis
VS: tek. darah:
110/60 mmHg
Nadi :
80 x/menit
RR :
20 x/menit
Suhu :
35,3
Kepala leher :
Thorax : C/P:

a/i/c/d = -/+/-/Cor /pulmo dbn,

Abdomen

Cembung
BU (+) normal
Pekak beralih (-)
Soepel, nyeri tekan (-), asites (-),
undulasi (-)
H/L/R = -/S2/-

Ekstremitas

EDEMA - --

I
A
P
P

Akral hangat + +
++

Sirosis hepatis e.c hepatitis B

Sirosis hepatis e.c hepatitis B

Infus RL 20 tpm
Injeksi vit K 3x1 ampul
Injeksi ranitidine 3x1 ampul
Injeksi cefotaxim 3x1 gr
Antasid syrup 3x1 cth

Infus RL 20 tpm
Injeksi vit K 3x1 ampul
Injeksi ranitidine 3 x 1 ampul
Antasid syrup 3x1 cth
Inj kalnex 3x1 ampul

EDEMA - --

9 Desember 2010 (Hari ke-6)


S

Tidak ada keluhan, BAK warna kuning tua, BAB (+)

VS: Tek. darah:


Nadi :
RR :
Suhu :

100/70 mmHg
80 x/menit
20 x/menit
36,5

Kepala leher :

a/i/c/d = -/-/-/-

Thorax :C/P:

dbN

Abdomen

Ekstremitas

cembung

BU (+) normal

Pekak beralih -

Soepel, nyeri tekan (-), asites (-), undulasi (-)


H/L/R = -/S2/Akral hangat + +
++

Sirosis hepatis e.c hepatitis B

Cefotaxim 3x1 tab


Asam mefenamat 3x1 tab
Curcuma 3x1 tab
Antasid syrup 3x1 tab
Edukasi KRS:
- diet rendah garam sendok teh sehari
- istirahat yang cukup
- Diet rendah lemak

EDEMA - - -

RESUME

Pasien

laki-laki, usia 50 tahun


Keluhan utama:perut sakit & sebah.
o Perut terasa nyeri, tu di kanan atas,
o sebah, kembung, mual,
o nafsu makan menurun
o BAK kuning tapi mulai 1 bulan yll berwarna
coklat seperti teh.
o BAB normal hitam padat
o RPD: pasien pernah sakit kuning.
o R. SOSEKLING dan gizi: kurang.

Pemeriksaan khusus:
sklera ikterik,
Abdomen cembung, nyeri
tekan (+) hipokondriaka
kanan dan epigastrium, hepar
tidak teraba, asites (-), tes
undulasi (-)
edema kaki (-).

Pemeriksaan

laboratorium:

Hb & Hct menurun,


lekosit meningkat,
trombosit menurun.
SGOT & SGPT meningkat.
Bilirubin total, direk dan

indirek meningkat,
Hasil USG abdomen : sirosis albumin menurun,
hepatis, asites (-)
globulin meningkat,
GAMA GT meningkat,
Hbs Ag (+).
Elektrolit Na turun,
calcium turun.

Prognosis

Dubia

ad malam

PEMBAHASAN
SIROSIS HEPATIS

DEFINISI
Sirosis

hati -> fase lanjut penyakit hati kronis, ditandai


proses keradangan, nekrosis sel hati, usaha regenerasi dan
penambahan jaringan ikat difus (fibrosis) dg terbentuknya
nodul yang mengganggu susunan lobulus hati.
Sirosis -> kompensata -> gejala klinis (-)
-> dekompensata-> gejala klinis nyata (+)

ETIOLOGI

vena
infeksi:
hepatika (misal
o Hepatitis virus B, D dan
sindrom Budd-chiari)
C
Gangguan autoimun
o Bruselosis
(misal hepatitis
o Toksoplasmosis
autoimun)
Alkohol
Toksin dan obat Metabolik
obatan (misal
o Hemokromatosis
metotrexat,
o Penyakit wilson
amiodaron)
o Nonalkoholik steato
Indian childhood
hepatitis
cirrhosis
Kholestasis
Cryptogenik
berkepanjangan
Penyakit

Obstruksi

MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis
A. Kegagalan parenkim hati:
Produksi protein (albumin) yang rendah: hipoalbumin, white
nail (kuku muchrche), asites
Gangguan mekanisme pembekuan darah
Gangguan keseimbangan hormonal : spider nevi, eritema
palmaris, gangguan siklus haid, ginekomasti, atrofi testis
Ikterus

B. Hipertensi porta
(tekanan sistem porta>10 mmHg):
o Splenomegali
o Pelebaran vena kolateral
o Varises esofagus/cardia
o Asites
o Hemoroid
o Caput medusa

Pemeriksaan
laboratorium
Hematologi

: anemi, leukopeni,
trombositopenia,
Kimia darah :
SGOT dan SGPT
Bilirubin: N/
Alkali phosfatase:
Gama GT
albumin , globulin
natrium serum
waktu protrombin memanjang
Serologi :
HBs Ag dan anti HCV
Alfa-fetoprotein

Pemeriksaan
penunjang
Endoskopi saluran
cerna bagian atas
USG/CT Scan.
Laparoskopi
Biopsi hati

DIAGNOSIS

Diagnosis sirosis hati ditegakkan atas dasar:


Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Kelainan laboratorium & USG
Diagnosis pasti SH: biopsi hati (membuta,
tuntunan USG/peritoneoskopi).

KOMPLIKASI
1. Hematemesis-melena
Disebabkan varises esophagus/cardia yg
pecah.
2. Ensefalopati hepatik = Ensefaloporto
sistemik
->sindrom neuropsikiatri sekunder karena
penyakit hati akut atau kronis.
Gejala& tanda klinis: kelainan neurologic
kelainan mental, gangguan rekaman
EEG.

3. Asites
-> penimbunan cairan abnormal di rongga peritoneum.

4.Peritonitis bacterial spontan


->infeksi cairan asites yg terjadi spontan pada
penderita SH.
Organism penyebab umumnya bakteri intestinal
dan> 90 % kasus monomikrobial dan gram
negative.
Kadar albumin ascites biasanya < 1g/dl.
5. Sindrom hepatorenal
-> gangguan fungsi ginjal sekunder akibat penyakit
hati tingkat berat (akut maupun kronis), bersifat
progresif dan fungsional.
Kerusakan hati-> penurunan perfusi ginjal
->penurunan GFR ->penurunan fungsi ginjal
6.Karsinoma hati primer
7.Trombosis vena porta

PENATALAKSANAAN

Terapi

Umum
Istirahat
Diet
Bila tidak ada koma hepatikum diberi diet
2000-3000 kalori dengan protein 1
gram/kgBB/hari, rendah garam 200-500
mg Na tiap hari dan pembatasan cairan 11,5 liter/hari

Terapi Etiologi
Hentikan alkohol dan bahan-bahan toksik lainnya.
Hepatitis autoimun: steroid atau imunosupresif
Penyakit hati non alkoholik, menurunkan berat badan akan
mencegah terjadinya sirosis.
Hepatitis B: interferon alfa dan lamivudin.
Lamivudin -> terapi lini pertama -> diberikan 100 mg
secara oral setiap hari selama 1 tahun
Interferon alfa -> suntikan subkutan 3 MIU, tiga kali
seminggu selama 4-6 bulan
Hepatitis C kronis: kombinasi interferon dengan ribavirin
Interferon alfa -> suntikan subkutan 5 MIU tiga kali
seminggu dan dikombinasi ribavirin 800-1000 mg/hari
selama 6 bulan.
sirosis hati dekompensata -> transplantasi hati

Terapi

Simtomatik pada Sirosis Dekompensata.

1. Asites
Tirah baring
Diet rendah garam (sebanyak 5,2 gram) dan pembatasan
asupan cairan.
Diuretik -> Awalnya spironolakton dosis 100-200 mg sekali
sehari. Respon diuretik dapat dimonitor dg penurunan BB
0,5 kg/hari tanpa adanya edem kaki atau 1 kg/hari dengan
adanya edema kaki. bila spironolakton tidak adekuat,
dikombinasi dg furosemid dosis 20-40 mg/hari, maksimal
dosis 160 mg/hari. Bila prekoma, hipokalemia, azotemia
atau alkalosis -> hentikan diuretik.
Tidak berhasil pengobatan konservatif ->parasintesis.
parasentesis 5 -10 liter / hari + infuse albumin sebanyak 6
8 gr/l cairan asites yang dikeluarkan. Prosedur ini tidak
dianjurkan pada Childs C.

2. Varises Esofagus
a. Pencegahan perdarahan pertama (profilaksis primer):

Umum: hindari alkohol dan NSAID

Propanolol, penghambat beta nonkardioselektif -> menurunkan tekanan vena


porta. Dosisnya -> penurunan nadi 25 % dari nadi awal atau nadi 55-60x/mnt

Nadolol atau isosorbid 5 mononitrat -> pengganti propanolol

Skleroterapi atau ligasi verises endoskopi


b. Perdarahan akut varises

Resusitasi cairan dengan kristaloid.


Bila tranfusi ->jangan diberikan terlalu cepat dan cukup sampai Hct 0,27-0,3

Hindari ensefalopati -> laktulosa atau klisma tinggi

Pemasangan NGT -> memonitor perdarahan baru atau persiapan endoskopi

Antibiotik (misal ciprofloksasin) -> mencegah peritonitis bakterial spontan

Vitamin K -> gangguan koagulasi

Untuk menghentikan perdarahan varises:


obat-obat vasoaktif (vasopresin, somatostatin, atau octreotide)

Sengstaken blakemore tube (SB-tube)

Ligasi varises endoskopi (LVE)

Transjugular intrahepatic porto systemic shunt (TIPS)

Bedah darurat
c. Pencegahan perdarahan berulang (profilaksis sekunder):

Propanolol

STE dan LVE berulang dan serial

Bedah shunting

3. Peritonitis Bakterial Spontan (PBS)


Antibiotik :
-cefotaksim iv (2x2 g/hari) minimal 5
hari/evaluasi cairan asites ulang.
-Pilihan antibiotik lain: ceftriaxon, kombinasi
amoksilin-klavulanat, ciprofloksasin.
-Profilaksis: norfloksasin 400 mg/ hari dalam
jangka panjang, ciprofloksasin 750
mg/1x/minggu, cotrimoksazol 2x2 / 5
hari/minggu.
- Pengobatan selanjutnya berdasarkan hasil kultur
dan dan tes kepekaan antibiotik cairan asites.

4. Ensefalopati hepatik

A. Ensefalopati hepatik akut

Identifikasi faktor presipitasi

Pertahankan keseimbangan kalori cairan dan elektrolit

Pengosongan usus dari bahan nitrogen: hentikan obatobatan yang mengandung nitrogen, hentikan perdarahan
dan lakukan enema tinggi

Diet rendah protein 0,5 gram/kgBB/hari, tu AARC (asam


amino rantai cabang)

Sterilisasi usus -> kanamicin/neomicin oral 1 minggu

Hentikan diuretika dan evaluasi kadar elektrolit serum


B. Ensefalopati hepatik kronik

Diet rendah protein (40-50 g/hari), usahakan AARC

Hindari obat-obatan yang mengandung nitrogen

Laktulosa 3x 10-30 ml/ hari dan usahakan BAB 2x/hari.

5. Sindroma Hepatorenal
Umum:
o Diet tinggi kalori rendah protein
o Koreksi keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa
o Hindari terjadinya ensefalopati hepatik dan PBS
Medikamentosa:
o vasodilator, dopamin dipakai luas tapi belum ada bukti
o Vasokonstriktor
Octreotide
Terlipresin
Invasif:
o Transplantasi hepar
o TIPS
o Ekstrakorporeal dialisis

PROGNOSIS

Irreversibel,

SH

kompensata -> dekompensata ->10% per tahun.

SH dekompensata -> AKH 5 tahun = 20%

Klasifikasi Child-pugh berkaitan dengan angka kelangsungan


hidup (AKH) selama 1 tahun. Child-pugh 1, 2, 3 berturut-turut
100%, 80% dan 45 %.

SH dg peritonitis bakterial spontan AKH 1 tahun = 30-45% dan


dg ensefalopati hepatik AKH 1 tahun = 40%.

Prognosis menjadi tidak baik jika terdapat:

Ikterus menetap dengan kadar bilirubin > 1,5mg%

Ascites refrak (kadar albumin rendah)

Kesadaran menurun/ ensefalopati hepatik

Hati mengecil

Perdarahan

Kadar protrombin rendah

Kadar Na+ rendah (<120)

THANKYU

Anda mungkin juga menyukai