Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RETARDASI MENTAL

Retardasi mental adalah suatu kondisi yang ditandai oleh inteligensi yang rendah yang
menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradptasi terhadap tuntunan
masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal (soetjiningsih,1994). Keterbelakangan
mental menerangkan keadaan fungsi intelektual umum yang abnormal yang dimulai saat
masa perkembangan individu dan berhubungan dengan terbatasnya kemampuan belajar
maupun penyesuaian diri proses pendewasaan individu tersebut atau kedua-duanya (nelson,
2000).
Retardasi mental mempunyai fungsi intelektual umum dibawah normal (umumnya
dibawah 70) dan memiliki kendala dalam perilaku adaptif sosial serta gajala yang timbul
dalam masa perkembangan, yaitu dibawah usia 18 tahun.
Faktor penyebab retardsi mental mencakup : 1) faktor genetik, 2) faktor pranatal, 3)
faktor perinatal, dan 4) faktor pasca natal (Soetjiningsih, 1994).
PATOFIOLOGI
Faktor Genetik

Faktor
prenatal

Kelainan
jumlah dan
bentuk
kromosom.

Gizi
Mekanis .
Toksin.
Endokrin.
Radiasi.
Infeksi.

Faktor
Perinatal

Proses
kelahiran yang
lama, posisi
janin yang
normal,
kecelakaan
pada waktu
lahir dan
distres fatal.

Stres.
Imunitas.

Faktor
pascanatal

Akibat
infeksi,
trauma
kapitis dan
tumor otak,
kelainan
tulang
tengkorak,
kelainan
endokrin
dan
metabolik,
keracunan

Amoksia
embrio.

Kerusakan pada fungsi otak :


Hemisfer kanan: keterlambatan perkembangan motorik kasar dan halus
Hemisfer kiri: keterlambatan perkembangan bahasa, sosial, dan kognisi.

Penurunan fungsi intelektual secara umum, gangguan


perilaku adaptif sosial.

Keluarga

Hubungan
sosial

Kecemasan
keluarga,
kurang
pengetahua
n, koping
keluarga tak
efektif.

Gangguan
komunikasi
verbal,
gangguan
bermain,
isolasi
sosial,
kerusakan
interaksi
sosial.

perkembang
an

Fungsi
intelektual.

Risiko
ketergantunga
n, risiko
cidera.

Gambar 8.10. patofiologi dan masalah keperawatan retardasi mental


ANAMNESIS
Anamnesis pada retardasi mental meliputi identitas klien; riwayat antenatal, natal, dan pasca
natal; riwayat pertumbuhan dan perkembangan; dan riwayat kesehatan keluarga.
Tabel 8.1. klasifikasi retardasi mental
KLASIFIKASI

IQ

KLINIS

Retardasi ringan

IQ 50-55 s.d. 68-70

Merupakan level yang


umum. Anak dapat belajar
ketrampilan teoritis, dapat
hidup mandiri dengan latihan
khusus misalnya belajar ilmu
hitung. Anak juga dapat
mandiri seperti mandi,
memakai baju sndiri. Anak
dapat mencapai usia kejiwaan
8-12 tahun(usia sekolah).

Retardasi sedang

IQ 35-40 s.d. 50-55

Dapat belajar ketrampilan

merawat diri, latihan sosial,


damn kejuruan dasar
lingkungan kerja yang
terlindung. Usia kejiwaan
anak adlah 3-7 tahn(usia
prasekolah).
Retardasi berat

IQ 20-25 s.d. 35-40

Perlu pengawasan sepanjang


sisa waktu lahir, dapt
melakukan latihan khusus
untuk mempelajari beberapa
ketrampilan diri. Usia
kejiwaan anak biasanya
toddler.

Retardasi profunda

IQ kurang dari 20-25

Tidak mampu belajar


ketrampilan merawat diri.
Anak umumnya
dilembagakan, usia kejiwaan
usia bayi.

IDENTITAS KLIEN
Nama harus lengkap dan jelas, umur harus dipertanyakan untuk interpretasi tingkat
perkembangan anak yang sudah dicapai sesuai dengan umur dan jenis kelamin. Anak lakilaki lebih sering sakit dibanding anak perempuan, tetapi belum diketahui secara pasti
mengapa demikian. Nama orang tua harus diketahui agar tidak keliru dengan orang lain.
Alamat untuk mempermudah komunikasi, kondisi lingkungan, dan komunitas untuk
mengetahui epidemiologi (orang, tempat, dan waktu). Usia, pendidikan, dan pekerjaan untuk
pendekatan anamnesis dalam memperoleh data yang akurat, menggambarkan tingkat status
sosial dan pola asuh, asah dan asih. Agama dan suku menilai perilaku tentang kesehatan dan
penyakit berhubungan dengan kebiasan dan tradisi yang dapat menunjang atau menghambat
perilaku sehat.
RIWAYAT ANTENATAL, NATAL, DAN PASCANATAL
Antenatal. Kesehatan ibu selama hamil, penyakit yang pernah dialami, serta upaya yang
dilakukan untuk mengatasi penyakitnya, berapa kali perawatan antenatal, dan kebiasaan
minum jamu-jamuan serta obat yang pernah diminum dan kebiasaan selama hami.
Natal. Tanggal, jam, tempat pertolongan persalinan, siapa yang menolong, cara
persalinan(spontan, ekstraksi vacun, ekstrasi vorcep, sektion cecaria, dan gameli), presentasi
kepala, dan komplikasi atau kelainan kongenital. Keadan sat lahir dan morbiditas pada hari
pertama setelah lahir, masa kehamilan cukup, kurang, atau lebih bulan.

Pascanatal. Lama dirawat di rumah sakit, masalah-masalah yang berhubungan dengan


gangguan sistem, masalh nutrisi, perubahan berat badan, warna kulit, pola eliminasi dan
respon lainnya. Selama neonatal perlu dikaji adanya asfiksia, trauma, dan infeksi.
RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Timbang berat badan serta ukur lingkar kepala, lingkar lengan kiri atas, dan lingkar dada
terakhir. Tingkat perkembangan yang telah dicapai anak mencakup kemampuan motorik kasa
dan halus, kemampuan bersosialisai, dan kemampuan bahasa.
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Sosial; perkawinan orang tua; kesejahteraan dan ketentraman; rumah tangga yang harmonis
dan pola asah, asih, dan asuh; ekonomi dan adat istiadat; berpengaruh dalam pengelolaan
intenal dan eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan intelektual dan pengetahuan
serta ketrampilan anak. Di samping itu juga berhubungan dengan persediaan dan pengadaan
bahasa pangan, sandang, dan papan.
Pada pengkajian lain anak retardasi mental dapat dikenali dari tanda sebagai berikut:

Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil atau besar, mulut
melongo, mata sipit atau mongoloid, badan bungkuk.

Kecerdasan terbatas

Tidak dapat mengurus diri sendiri tanpa bantuan orang lain sesuai usia.

Arah minat sangat terbatas kepada hal-hal yang terbatas, sederhana saja.

Perkembangan bahasa atau bicara lambat

Tidak ada atau kurang sekali perhatian terhadap lingkunagannya(pandangan kosong)


dan perhatiannya labil, sering berpindah-pindah

Koordinasi gerakan kurang, gerakan kurang terkendali.

Daya ingatnya lemah, emosi sangat miskin dan terbatas, apatis dan acuh tak acuh
terhadap sekitarnya

Sering mengeluarkan liur atau cairan dari mulut

PENGKAJIAN PENATALAKSANAAN MEDIS


1. Pengkajian pemeriksaan diagnostik:

Radiologi;

Pemeriksaan EEG;

Pemeriksaan scan kepala;

Laboratorium : SE (serum elektrolit), FL, UL, DL, BUN, LED, Serum protein,
lg G/M

2. Rehabilitas medis.
3. Program terapi:

Gizi seimbang;

Multivitamin;

AB sesuai dengan infeksi penyerta.

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Ansietas yang berhubungan dengan keadaan pertumbuhan dan perkembangan
anaknya yang terlambat
2. Gangguan aktivitas fisik dan ketergantungan sekunder yang berhubungan dengan
disfungsi otak.
3. Gangguan tingkat perkembangan (personel sosial, bahasa dan kognitif) yang
berhubungan dengan terapi atropi hemisfer kiri ( disfungsional otak )
4. Keterbatasan untuk memenuhi kebutuhan sosial, bahasa, bermain dan pendidikan
sekunder yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang pertumbuhan dan
perkiembangan anak.
PERENCANAAN
Sasarn pada klien ini meliputi ansietas orang tua berkurang, kemandirian klien dalam
melakukan metabolisasi dan aktivitas, tingkat perkembangan bahasa klien optimal, serta klien
mampu bersosialisasi dengan anak-anak laninnya.
ANSIETAS ORANG TUA YANG BEHUBUNGAN DENGAN KEADAAN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAKNYA YANG TERLAMBAT
Data subjektif: kkeluarga merasa ansietas denagn keadaan pertumbuhan dan perkembangan
anaknya yang tidak sesuai dengan kelompok seusianya, klien sering menanyakan apakah
keadaan tersebut dapat disembuhakan atau dilatih seperti anak yang sehat, klien kurang
pengalaman dalam perawatan dan pengetahuan tentang peetumbuhan- perkembangan anak.
Data objektif: keluarga tampak gelisah, berkeringat dingin, keluarga klien sering bertanya
tentang keadaan dan prognosis anaknya.
Tujuan: dalam waktu 1x24 jam ansietas orang tua berkurang

Kriteria: keluarga mau menerima keadaan pertumbuhan dan perkembangan anaknya yang
dialami sekarang, keluarga mengerti tentang pertumbuhan dan perkembangan serta faktorfaktor yang mempengaruhi, keluarga tampak tenang dan mau bekerja sama dalam perawatan
dan penatalaksanaan.
INTERVENSI

RASIONAL

bina hubungan saling percaya antara perawat- Rasa percaya yang terbina antara perawat
keluarga-dokter dalam pengumpulan
keluarga-klien-dokter merupakan modal
data/pengkajian dan penatalaksanaan
dasar komunikasi efektif dan pengumpulan
data, menemukan masalah dan alternatif
pemecahan masalah
Diskusikan dan informasikan dengan jelas
sesuai tingkat pengetahuan dan pengalaman
keluarga.
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan
anaknya yang terlambat perlu pemeriksaan
yang kompleks dan penanganan lintas divisi

Diskusi merupakan metode efektif untuk


menyampaikan informasi untuk diterima dan
dipertimbangkan oleh keluarga, sehinggga
informasi tersebut mendapat tanggapan dan
kooperatif serta partisipatif yang
berkesinambungan

Jelaskan tentang tingkat perkembangan dan


pertumbuhan yang dicapai saat dikaji

Penjelasan yang diterima cenderung


memberikan jalan pikiran terbuka, sehingga
mau menerima keadaan anaknya dan sedikit
menekan stres

Beri kesempatan pada keluarga untuk


bertanya dan mengungkapkan perasaan
cemasnya

Asertifitas dalam menghadapi sesuatu dengan


segala perasaan dan kepuasan akan
mendorong atau memberi semangat untuk
memfasilitasi rtingkat pertumbuhan dan
perkembangan anaknya mencapai tingkat
optimal sesuai dengan kelompok sebayanya

Beri penguatan terhadap kemauan dan


kemampuan keluarga untuk semangat serta
tanggapan yang positif dan benar tentang
persepsi keadaan anaknya

Penguatan sebagai kekuatan untuk


meningkatkan tingkat psikologis yang baik
dan positif sehingga motivasi untuk
menstimulasi prtumbuhan dan perkembangan
anaknya

GANGGUAN AKTIVITAS FISIK DAN KETERGANTUNGAN SEKUNDER YANG


BERHUBUNGAN DENGAN DISFUNGSI OTAK
Tujuan : dalam waktu 2x24 jam aktivitas fisik dan kemandirian klien dalam batas optimal.
Kriteria : klien mampu melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan serta tingkat
pertumbuhan dan perkembangan pada usia yang sama, tingkat ketergantungan sekunder

minimal, stimulasi pada anak dalam aktivitas efektif dan adekuat.


INTERVENSI

RASIONAL

Monitor tingkat pertumbuhan dan


perkembangan anak pada area fungsi motorik
kasar dan halus ( BB, TB, lingkar kepala,
lingkar dada, dan lingkar lengan atas).

Pada dasarnya pertumbuhan dan


perkembangan individu bergantung pada
sensitifitas suatu organ dalam fase seperti
fungsi biologis, gizi, dan faktor lingkungan,
serta pola asuh, asah, dan asih. Dapat menilai
tingkat kenormalan fisik individu yang sesuai
dengan usianya.

Diskusikan dan ajarkan keluarga dan


pengasuh tentang tugas-tugas perkembangan
anak yang sesuai dengan kelompok usia dan
stimulasinya.

Anak harus lebih berlakukan sebagai pribadi


anak yang aktif yang perlu dirangsang atau
stimulasi untuk menghadapi dan mampu
mengatasi masalah melalu interaksi dan
komunikasi antara orang tua-klien-pengasuh .

Ajarkan dan beri kesempatan kepada anak


untuk memenuhi tugas perkembangan sesuai
kelompok seusianya.

Tindakan pemberian stimulasi untuk


mengungkapkan rasa kasih sayang yang
dilakukan secara bertahap. Dan berkelanjutan
yang dimulai dari tahap yang sudah dicapai
oleh anak dengan wajar atau tanpa paksaan
serta beri pujian bila hal yang dilakukan itu
mencapai keberhasilan.

Beri penguatan terhadap keberhasilan anak


dalam aktifitas tertentu.

Penguatan dapat meningkatkan semangat dan


rasa percaya diri anak dalam perkembangan
dan aktifitasnya.

Tugaskan dan cari pengasuh yang konsisten.

Peran aktif pengasuh diperluka adaptasi anak


dalam pola asah, asih, dan asuh terutama
pada balita.

Dorong anak untuk melakukan aktivitas


perawatan diri ( makan, minum, dan toileting
sendiri ).

Tingkat kemampuan motorik kasar dan halus


pada usia 1-3 tahun diberi stimulasi untuk
membantu anak mencapai tingkat
perkembangan yang optimal.

Berika area yang aman, dimana anak dapat


Tempat aman dimana anak bermain
bermain bebas menggerakkan alat bantu jalan hendaknya diperhatikan, sehingga terhindar
dan pegangi tangan saat melangkah.
dari cidera, efek keracunan bahan mainan,dll.
Kolaborasi rehabilitasi medis ( latihan fisik ).

Fasilitas latihan fisik untuk mendapatkan


kemampuan yang optimal.

GANGGUAN TINGKAT PERKEMBANGAN ( PERSONAL SOSIAL, BAHASA, DAN

KOGNISI YANG BERHUBUNGAN DENGAN ATROFI, HEMISFER KIRI ( DISFUNGSI


OTAK)).
Tujuan : dalam waktu 2x24 jam memperlihatkan tingkat perkembangan ( personel sosial,
bahasa, dan kognisi ) seoptimal mungkin sesuai dengan kelompok seusianya.
Kriteria : perilaku sangat ingin tahu dan lebih memungkinkan melakukan sesuai secara
mandiri. Belajar dengan kata-kata melalui perabaan bahasa. Pengecapan verbal meningkat 12 kata. Dapat berbicara pada diri sendiri dan / atau orang lain. Keluarga bersedia melakukan
stimulan terhadap tugas-tugas perkembangan.
INTERVENSI

RASIONAL

Monitor tingkat pertumbuhan dan


perkembangan anak pada area fungsi
motorik kasar dan halus (BB,TB, lingkar
kepala, lingkar dada dan lingkar lengan atas).

Pada dasarnya pertumbuhan dan


perkembangan individu tergantung pada
sensitivitas suatu organ dalam fase seperti
fungsi biologis, gizi, dan faktor lingkungan,
pola asuh, asah dan asihyang dapat menilai
tingkat kenormalan fisik individu
sesuaidengan usianya

Diiskusikan dan ajarkan keluarga serta


pengasuh tentang tugas-tugas perkembangan
anak yang sesuai dengan kelompok usia dan
stimulasinya

Anak harus lebih diberlakukan sebagai


pribadi anak yang aktif yang perlu dirangsang
atau stimulasi untuk menghadapi dan mampu
mengatasi masalah melalui interaksi dan
komunikasi antara orang tua-klien dan
pengasuh

Ajarkan dan beri kesempatan pada anak


untuk memenuhi tugas perkembangan sesuai
dengan kelompok seusianya

Tindakan pemberi stimulasi untuk ungkapkan


rasa kasih sayang yang dilakukan secara
bertahap dan berkelanjutan yang dimulai dari
tahap yang sudah dicapai oleh anak ,dengan
wajar atau tanpa paksaan serta beri pujian
bila hal yang dilakukan itu mencapai
keberhasilan

Tugaskan dan cari pengasuh yang konsisten

Peran aktif pengasuh diperlukan adaptasi


anak dalam pola asah,asih dan asuh terutama
pada balita

Ajarkan dan tingkatkan perkembangan katakata dengan pengulangan kata-kata yang


dipergunakan anak

Stimulasi pendengaran dengan memanggil


nama anak, mengulangi kata-kata yang
diucapkan dengan jelas dengan menyebutkan
anggota badan dapat melatih memori sel otak
anak

Berikan waktu bermain dengan anak sebaya

Anak bermain dengan karakteristik


toddler(paralel play dan solitari play),

bermain secara spontan dan bebas. Perlu


diingat anak mempunyai autonomi dan
kemauan sehingga penting diperhatikan
keamanan dan keselamatannya
Kolaborasi denga rehabilitasi medis dan
audiologi

Latihan berbicara dapat merangsang otot-otot


bicara dan memori sel otak, sekaligus
memberi peljaran pada orang tua tentang cara
menstimulasi anaknya. Audiologi dapat
mengevaluasi kelainan pada bidang THT

KETERBATASAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN SOSIAL, BAHASA, BERMAIN,


DAN PENDIDIKAN SEKUNDER YANG BERHUBUNGAN DENGAN KURANGNYA
INFORMASI TENTANG PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
Tujuan: dalam waktu 2x24jam keluarga dapat memenuhi kebutuhan sosial, bahasa, bermain,
pendidikan sekunder pada anak.
Kriteria: keluarga mengetahui atau mengenal tugas perkembangan anak dan stimulasinya.
Keluarga mempunyai buku panduan atau acuan dalam perawatan anak dalam perkembangan
dan stimulasinya
INTERVENSI

RASIONAL

Ajarkan dan diskusikan pada keluarga


tentang tugas-tugas perkembangan dan
stimulasinya pada kelompok usia yang sama

Tugas-tugas perkembangan dan stimulasi


yang diberikan dapat dilaksanakan oleh
keluarga dalam perawatan sehari-hari di
rumah setelah mengetahui maksud dan tujuan
tindakan tersebut

Berikan buku panduan atau petunjuk tentang


tugas perkembangan anak dan stimulasinya

Buku petunjuk sangat membantu dalam


proses pembelajaran dan pendidikan
sekunder anak di rumah

Kolaborasi dengan rehabilitas medis dan


audiologi

Latihan speech dapat merangsang otot-otot


bicara dan memori sel otak sekaligus
memberi pelajaran pada orang tua tentang
cara menstimulasi anaknya. Audiologi dapat
mengevaluasi kelainan pada bidang THT.

Anda mungkin juga menyukai