A. Deskripsi Modul
Modul ini menjelaskan perkembangan teori dan manfaat perilaku
konsumen, serta menyajikan kerangka kerja konseptual (model) pengambilan
keputusan konsumen.
Pada menentuan
dianggap tetap atau konstan yang disebut dengan istilah ceteris paribus.
elemen-elemen
Sebagai contoh,
konsumen
individu
maupun
organisasi
akan
kebutuhan
berbagai
macam
produk.
Ditinjau
dari
Aspek
kognisi bias terjadi melalui proses berpikir sadar ataupun dapat terjadi
secara tidak sadar dan otomatis.
Dalam Peter dan Olson (1999) yang dimaksudkan dengan perilaku
(behavior) adalah tindkan nyata konsumen yang dapat diobservasi secara
langsung.
Paparan 1.1
Proses Pembelian Raket Tenis
Seorang pemuda membeli raket tenis diawali dengan pergi menuju sebuah took alat
olah raga yang khusus menjual raket (hal ini merupakan stimulus). Pemuda
tersebut tidak banyak mengetahui tentang raket, dan tidak pasti bahwa raket apa
yang disukai (stimulus ambiguity). Di dalam took, pemuda tersebut mengajukan
pertanyaan kepada pramuniaga took tentang raket (overt search). Pramuniaga
member booklet tentang berbagai macam raket; pemuda mendapat informasi secara
singkat tentang raket (timbul perhatian, attention). Karena hanya sebagaian
informasi yang dapat diinngat oleh pemuda, maka dalam proses memori terjadi
perceptual bias. Pemuda akan dapat mengingat lebih baik tentang informasi raket
apabila pemuda betul-betul membutuhkan raket, atau jika sebelumnya pemuda
banyak bertanya (hal ini merupakan exogenous variables). Tahap selanjutnya
adalah formasi dari sikap (attitude). Hal ini dilakukan dengan merangkaikan criteria
memilih (choice criteria) dan memahami merek (brand somprehension).
Kemudian pemuda tersebut mempunyai kekuatan sikap positif pada satu merek
raket. Hal tersebut tergantung pada pemahamanya terhadap berbagai macam merek
yang berbeda-beda (confidence), dan pemuda dapat menentukan apakah ia akan
membeli raket tersebut yang sesuai dengan kebutuhan (intention). Jika pemuda
tersebut telah mengetahui bermacam merek raket, maka dia dapat merencanakan
untuk membeli raket (output purchase). Apabila pemuda tersebut membeli raket
tenis sesuai dengan yang diharapkannya, maka dia akan mendapat kepuasan
(satisfaction).
Sumber: Mangkunegara (2002)
Hasil penelitian
menjelaskan telah ada perubahan sikap pola makan dan olah raga. Roda
analisis pada tingkatan industri dapat digunakan untuk menganalisis
hubungan satu perusahaan dan pesaingnya dengan konsumen dalam suatu
industry. Sedangkan roda analisis pada tingkatan segmen pasar dapat
diaplikasikan untuk kelompok konsumen yang mempunyai kesamaan
dalam kognisi, afeksi, perilaku dan lingkungan yang sama.
c. Tugas kegiatan belajar 2
1. Deskripsikan empat elemen model analisis perilaku konsumen
2. Jelaskan bahwa hubungan timbal-balik (reciprocal determinism) lebih
mencerminkan fenomena riil dalam proses pengambilan keputusan
konsumen daripada hubungan satu arah (sebab-akibat).
3. Aplikasikan contoh model pengambilan keputusan pembelian produk
pertanian organik untuk tingkatan analisis konsumen individu dan
organisasi (toko/supermarket)!
DAFTAR PUSTAKA
Peter dan Olson, 1996. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. D.
Sihombing (penerjemah). Consumen Behavior. Gelora Aksara Pratama.
Jakarta.
Mangkunegara, A.P. 2002. Perilaku Konsumen. Edisi Revisi. Refika Aditama.
Jakarta.
Sumarwan, U. 2004. Perilaku Konsumen. Ghalia Indonesia. Jakarta