I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Taman kanak-kanak didirikan sebagai usaha mengembangkan seluruh
segi kepribadian anak didik dalam rangka menjembatani pendidikan dalam
keluarga dan pendidikan sekolah. Sesuai dengan Undang-undang No. 20 Tahun
2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa:
(Depdiknas, 2010 ; 1)
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut.
Masa kanak-kanak adalah masa bermain. Hal itu disebabkan oleh
aktifitas anak yang senantiasa dilalui dengan kegiatan bermain. Hampir setiap
waktu mereka dalam sehari semalam dimanfaatkan untuk bermain. Ngalim
Purwanto (2000: 122) menjelaskan. Ciri utama anak usia prasekolah adalan
bergerak. Saat terjaga hampir seluruh waktu anak dipergunakan untuk
bergerak.
Gerakan yang dilakukan oleh anak bermacam-macam. Ada jenis
gerakan kasar yang menggunakan sebagian besar tubuhnya seperti berlari,
memanjat, melompat dan melempar. Ada pula gerakan yang hanya melibatkan
sebagian keciI tubuh seperti mendorong mobil-mobilan, menggunting,
menempelkan kertas, memakaikan baju boneka, atau menggambar. Gerakan
yang pertama dikenal sebagai keterampilan gerakan kasar dan yang kedua
adalah keterampilan gerakan halus. Kedua macam gerakan ini memungkinkan
anak untuk bermain sepanjang waktu. Karena itu pula masa usia prasekolah
disebut pula sebagai masa bermain.
Rini Hildayani (2007: 8.9) menjelaskan bahwa :
Perkembangan Motorik adalah perubahan secara progresif pada
kontrol dan kemampuan untuk melakukan gerakan yang diperoleh
melalui interaksi antara faktor kematangan dan latihan/pengalaman
selama kehidupan yang dapat dihat melalui perubahan/pergerakan
yang dilakukan.
Berdasarkan pendapat di atas diketahui bahwa aktifitas anak yang
berhubungan dengan gerak dimasukkan dalam kategori perkembangan
motorik. Perkembangan motorik ini diperoleh melalui interaksi antara dua
faktor, yaitu : kematangan dan latihan atau pengalaman-pengalaman.
Perkembangan motorik meliputi perkembangan motorik kasar dan
perkembangan motorik halus. KeterampiIan motorik kasar yaitu gerakan yang
dihasilkan dari kemampuan untuk mengontrol otot-otot besar, contohnya
adalah berjalan, berlari, melompat, berguling. Keterampilan motorik halus
yaitu gerakan terbatas dari bagian-bagian yang meliputi otot kecil, terutama di
tugas perkembangan yang harus dilakukan oleh seorang anak menurut Mulyani
Sumantri dan Nana Syaodih (2007: 1.16). adalah Mempelajari keterampiIan
fisik yang diperlukan untuk permainan tertentu.
Berdasarkan pendapat di atas, maka diketahui bahwa setiap anak yang
terlahir ke dunia ini mengemban tugas untuk menyelesaikan berbagai tugastugas perkembangan. Kenyataan ini dilihat dari anak-anak usia dini yang
belum mandiri. Anak masih nembutuhkan banyak pertolongan dari guru.
Dengan demikian, untuk menghadapi anak Taman Kanak-kanak dengan segala
permasalahannya, seorang guru harus memiliki pengetahuan dan keterampiIan
tersendiri.
Kegiatan bermain bola disukai oleh anak-anak. Hal ini dapat terlihat
dari aktivitas anak yang sering bermain bola sekalipun pada saat jam istirahat.
Jenis permainan ini sebenarnya mempunyai dampak yang sangat bagus bagi
pengembangan motorik kasar anak. Namun jika permainan tersebut dilakukan
tanpa koordinir yang baik dari guru, maka permainan ini tidak akan
menimbulkan efek yang bagus bagi perkembangan anak. Oleb sebab itu, dalam
kegiatan bermain bola, seorang guru sebaiknya mengawasi dan memberikan
petunjuk kepada anak didiknya agar mereka dapat mengembangkan
kemampuan motorik kasamya dengan baik melalui kegiatan bermain bola.
Dengan cara seperti ini, kegiatan bermain bola akan Iebih bermakna dan
berfaedah.
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut : Untuk mengetahui apakah kegiatan bermain bola dapat meningkatkan
perkembangan motorik kasar pada anak di Taman Kanak-kanak Buah Hati
Balang Punia Desa Panaikang Kecamatan Pattallassang Kabupaten Gowa.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat atau kontribusi dalam :
1. Manfaat teoritis :
a. Bagi akademisi/Iembaga pendidikan, menjadi bahan informasi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang psikologi,
pendidikan, dan perkembangan anak.
b. Bagi peneliti, menjadi masukan dalam meneliti dan mengembangkan
peubah-peubah yang berkaitan dengan perkembangan motorik,
khususnya motorik kasar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi orang tua, agar dalam pengasuhannva dapat meningkatkan
interaksi dengan anaknya sehingga dapat mengembangkan motorik
kasar anak melalui kegiatan bermain bola.
b. Bagi guru/pendidik, agar dalam pelaksanaan proses pembelajarannya